Sunday 30 June 2013

Sinopsis The Queen's Classroom Episode 4 Part 1

Eun Bo Mi yang dari tadi menunduk diam, tiba-tiba berdiri mengambil tas baju olahraga. Ia segera menyusul Guru Ma dan yang lainnya menuju ruang auditorium untuk mengisi acara di festival sekolah.

Dong Goo yang terkejut atas semua yang terjadi tambah terkejut begitu Bo Mi juga keluar dari kelas menyusul mereka. “Hei Eun Bo Mi, apa kau juga...”
Ha Na yang juga terkejut hanya bisa terdiam. Bo Mi menoleh menatap Ha Na dan Dong Goo bergantian. Tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, ia berlalu meninggalkan keduanya. 
Dong Goo benar-benar marah, “Apa ini? yang benar saja?” Dong Goo menendang meja dan kursi hingga terbalik. Ia juga menendang meja Bo Mi hingga membuat buku gambar dan pensil Bo Mi berhamburan ke lantai. Ha Na yang sangat terkejut hanya bisa menitikan air mata. Ia merasa dikhianati teman-temannya termasuk Bo Mi.
Ha Na melihat buku gambar Bo Mi yang terjatuh dan terbuka. Ia mengambilnya, disana ada gambar karakter kartun dirinya. Dibalik gambar itu ada gambar kartun karakter dirinya dan Bo Mi yang tersenyum ceria. ‘Kami teman baik’
Ha Na menangis dan air matanya jatuh membasahi gambar itu. Terbayang dalam ingatannya, kebersamaannya dengan Bo Mi yang bahagia. Dong Goo yang sudah marah menyuruh Ha Na jangan menangis. Mereka itu tak pantas untuk ditangisi. Tapi Ha Na tak bisa membendung air matanya. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya menangis.
Ada seseorang yang masuk ke kelas atau lebih tepatnya kembali lagi ke kelas. Dong Goo terkejut melihatnya. “Apa yang terjadi padamu?” tanya Dong Goo pada seseorang yang masuk. Ha Na ikut menoleh melihat siapa yang datang. Kim Seo Hyun.
 
Seo Hyun mengatakan ia kembali karena memang tak berniat melakukannya, lebih tepatnya ia tak ingin ikut tampil di festival ini. (aduh anak sepintar Seo Hyun aja memberontak ya) Seo Hyun memberikan sapu tangannya pada Ha Na. Ha Na menerimanya dan itu ia gunakan untuk mengusap air matanya. Seo Hyun mengingatkan bukankah ia sudah mengatakannya bahwa perlawanan ini tak akan mudah.

Dong Goo benar-benar tak mengerti, bukankah kemarin kita semua tak apa-apa. Seo Hyun berkata kalau Dong Goo dan Ha Na pasti sudah mengira ini akan terjadi tapi ia melihat kalau keduanya terlihat sangat terkejut.
Ha Na bertanya menurut Seo Hyun kenapa ini bisa terjadi. Seo Hyun mengatakan ini terjadi karena alasan tiap anak melakukan perlawanan berbeda-beda. Seo Hyun tahu bagi Ha Na, memulai perlawanan ini demi Bo Mi. Tapi untuk anak lain, mereka ingin mempermalukan Guru Ma di depan orang tua mereka. Dong Goo masih tak mengerti, kalau begitu kenapa mereka mengkhianati kita. Seo Hyun mengatakan ini karena kemarin Guru Ma mengunjungi rumah mereka. Ha Na ingat kalau Guru Ma juga berkunjung ke rumahnya.
Suara Seo Hyun : “Saat Guru Ma mengunjungi rumah Kim Tae Sung, dia mungkin bicara mengenai nilai UTS-nya. Karena cita-cita Tae Sung ingin masuk ke sekolah internasional, ini sulit untuk diabaikan.”

Dong Goo : “Bagaimana kau bisa tahu?”

Seo Hyun mengatakan Guru Ma juga datang ke rumahnya dan mengatakan hal itu. Guru Ma mungkin menceritakan cerita yang seperti itu untuk tiap siswa.

Ha Na : “Lalu apa Na Ri juga sama?”
Seo Hyun : “Bagi Na Ri, Guru Ma sudah merubah sedikit tariannya,”

Guru Ma menempatkan Na Ri sejajar dengan Soo Jin di barisan terdepan. Na Ri tentu saja tersenyum senang.

Seo Hyun : “Dari sudut pandang Na Ri, tak perlu lagi dia melakukan boikot.”

Dong Goo : “Lalu, apa anak yang lain juga begitu?”
Seo Hyun : “Umpan wortel digantung di depan mereka dan dibuat takut oleh kelemahan mereka.”

Ha Na : “Tapi usaha kita melakukan boikot, bagaimana dia tahu?”

Seo Hyun menebak mungkin Bo Mi yang membocorkannya. Ha Na dan Dong Goo kaget.
Ketika melakukan geladi resik tadi Seo Hyun memutuskan untuk tak mengikuti pertunjukan. Guru Ma berkata kalau Seo Hyun tak mau melakukannya silakan pergi tapi dengan catatan Seo Hyun harus siap menerima konsekuensinya. Seo Hyun tak masalah, ia siap menerima konsekuensi apapun.
Guru Ma menyambut seorang siswa yang datang dan itu membuat Seo Hyun terkejut. Seo Hyun melihat Bo Mi datang ke auditorium untuk melakukan latihan terakhir sebelum tampil. Guru Ma berkata pada Bo Mi, bukankah Bo Mi tahu dimana posisi Bo Mi. Bo Mi menjawab ya pelan. Seo Hyun jelas terkejut melihat Bo Mi ikut tampil bersama yang lain. Guru Ma meninggalkan Seo Hyun dan kembali mengamati latihan anak didiknya. Sebelum keluar dari ruang auditorium Seo Hyun menoleh menatap Bo Mi. Ia masih tak percaya Bo Mi ada disana.

“Kurasa ada sesuatu yang terjadi yang berhubungan dengan guru kelas kita.” kata Seo Hyun.
Dong Goo tambah marah mendengar Bo Mi melakukan itu, “Demi siapa coba kita melakukan ini?” suara Dong Goo meninggi.

Ha Na mengkhawatirkan Seo Hyun, apa tidak apa-apa kalau Seo Hyun tak ikut tampil. Seo Hyun bilang tak masalah. Ia kembali ke mejanya untuk meletakan seragam olahraganya. Dong Goo berkata kalau Guru Ma nanti menghukum Seo Hyun itu akan menjengkelkan sekali dan Guru Ma mungkin akan kembali menjadikan Seo Hyun sebagai ketua kelas terendah juga. Seo Hyun tak peduli, daripada menari seperti itu lebih baik ia melakukan bersih-bersih bersama Ha Na dan Dong Goo.
 
Keceriaan Dong Goo muncul kembali, “Ya sudahlah kalau mereka mau pergi, ya pergi saja!” Ia memperagakan tarian itu, bagaimanapun juga tarian itu seperti burung. Ha Na dan Seo Hyun tertawa. 

Sesaat kemudian Ha Na kembali khawatir, saat Ibu Seo Hyun datang ke acara festival dia pasti akan kecewa tak melihat putrinya tampil. Seo Hyun mengatakan kalau ibunya tak akan datang karena sibuk. Ha Na menunduk sedih dan khawatir.
Para orang tua pun mulai berdatangan ke SD Sandeul. Mereka masuk ke ruang auditorium. Wakil kepala sekolah dan Guru Goo menyambut kedatangan mereka di pintu masuk. Tampak pula kehadiran ibu Ha Na.

Ibu Ha Na celingukan mencari genk-nya hehe. (mencari orang tua murid kelas 6-3 lainnya) Seorang ibu memanggil Ibu Ha Na (kalau ga salah Ibunya In Bo hehe) Disana sudah ada ibu Na Ri, ibu Hwa Jung dan ibu Sun Young.
Ada penampilan paduan suara (sepertinya dari anak kelas 6-2 deh) kok ada anak yang mirip Seo Shin Ae ya hehehe.
Anak-anak kelas 6-3 melihat penampilan paduan suara itu. Mereka berbaris di pintu karena sebentar lagi mereka akan tampil. Bo Mi gugup dan cemas. Guru Ma yang berada di belakangnya memperhatikan dirinya.
Mata Bo Mi berkaca-kaca mengingat ketika dirinya bertemu Guru Ma di jalan saat ia akan menghadiri ulang tahun Na Ri.

-Flashback-
Bo Mi tak menjawab panggilan telepon Ha Na. Guru Ma berkata sepertinya Bo Mi diundang ke pesta ulang tahun itu. Bo Mi mengangguk menjawab ya dengan suara pelan. Guru Ma berkata kalau ada sesuatu yang ingin ia perlihatkan pada Bo Mi.
Guru Ma mengeluarkan ponselnya. Ia menunjukan hmmm apa ya namanya semacam aplikasi social network, ga tahu apa namanya, pokoknya disana ada obrolan antara Na Ri, Sun Young dan Hwa Jung.
Sun Young : ‘Hei apa kau sungguh-sungguh mengundang Eun Bo Mi?’
Hwa jung : ‘Ah aku ingin dia dikucilkan. Kenapa Ha Na bergaul dengan orang seperti itu?’
Na Ri : ‘Itu karena dia menyedihkan, memakai pakaian mirip pengemis setiap saat. Apa menurutmu dia pernah ke pesta seperti ini? Biarkan saja dia makan dan pergi.’

Mereka tertawa-tawa mengejek. Itu membuat tangan Bo Mi gemetaran ketika membaca obrolan mereka. Ia akhirnya tahu apa yang mereka perbincangkan tentang dirinya di belakangnya. Bo Mi menangis.

Guru Ma juga menunjukan obrolan di aplikasi yang sama antara Hwang Soo Jin, Yoon Ji Min dan Kim Ga Eul.
Kim Ga Eul : ‘Tapi apa menurutmu Ha Na juga bersikap terlalu berlebihan?’
Ji Min: ‘Coba kalian lihat dengan jelas, dia itu hewan peliharaannya. Seekor peliharaan!”
Soo Jin : ‘Kurasa Shim Ha Na sedang mencari peliharaannya sendiri. Karena dia juga akan dikucilkan.’
Ga Eul : ‘Kalau itu benar, Shim Ha Na juga keterlaluan.’ Mereka tertawa-tawa.
Guru Ma : “Meskipun mereka teman seperti ini apa kau masih menyukai mereka? Mereka atau aku, dipihak siapakah dirimu?”

-Flashback end-

Bo Mi meneteskan air mata mengetahu sifat asli teman-teman di belakang yang ternyata selalu mengejeknya. Ia mengepalkan tangan berkeyakinan kalau ia juga bisa melakukan yang terbaik. Guru Ma menatap tajam dalam diam sambil memperhatikan Bo Mi.
Saatnya anak kelas 6-3 tampil. Soo Jin dan Na Ri berada di barisan depan. Mereka terlihat kompak menari.
Para ibu memperhatikan dengan seksama dan penuh senyuman. Ibu Na Ri menyuruh orang di belakangnya yang kemungkinan sekretarisnya merekam penampilan putrinya. Ibu Ha Na berusaha mencari dimana putrinya diantara anak-anak yang tampil.
Ibu Sun Young berkata kalau Na Ri sudah pasti berada di depan sesuai dengan tebakannya. Ibu Na Ri berbisik pada ibu Sun Young kalau ia sudah menyuruh Na Ri latihan balet sejak kecil.
Ibu Na Ri berkata pada ibu Ha Na kalau ia tak melihat Ha Na. Ibu Ha Na juga heran, ia dari tadi mencari dimana putrinya dan sepertinya Ha Na tak ada diantara anak-anak yang tampil.
Wakil kepala sekolah menoleh ke kursi kepala sekolah yang kosong. Ia heran kemana perginya ibu kepala sekolah kenapa tak duduk bersama dengan para guru dan tamu lain. Wakil Kepala sekolah pun mencari keberadaan ibu kepala sekolah.
Wakasek menemukan dimana ibu kepsek, dia ternyata berdiri di belakang bersama para orang tua murid. “Kenapa anda disini ibu kepala?” Ibu kepsek memberi tanda supaya wakasek diam. Wakasek mengajak ibu kepsek untuk duduk di tempat yang sudah disediakan. Tapi ibu kepsek tak mau ia lebih nyaman berada disini.
Wakasek melihat di lantai 2 Guru Ma memperhatikan penampilan anak-anak kelas 6-3. Ia heran kenapa Guru Ma berdiri disana.
Penampilan anak-anak kelas 6-3 pun usai. Mereka mendapatkan sambutan tepuk tangan yang luar biasa.

Ibu Ha Na sepertinya mendapat sms. Ia keluar ruang auditoium tergesa-gesa. Guru Ma melihatnya dari lantai atas.
Wow lihat anak-anak ini usai mereka tampil. Dari awal sampai akhir raut wajah mereka seperti ini, dingin tanpa senyum sedikitpun. Ah, sepertinya mereka terpaksa melakukan tarian ini. Kalau kata juri pencarian bakat mah mereka tak menari dari hati, hanya gerakan saja yang bagus. Acara pun selesai. 
Ha Na, Seo Hyun dan Dong Goo jelas mendapatkan hukuman atas pembangkangan mereka. Ketiganya dihukum membereskan auditorium. Seo Hyun berada di lantai atas membuka gorden agar ruangan terlihat lebih terang.

Dong Goo - Ha Na menyapu dan mengepel lantai. Dong Goo memainkan alat pel. Ia memperagakan gerakan sirkus yang disebutnya sebagai sulap. Tapi sayang alat itu malah mengenai Ha Na. Hahaha. 
“Ah kau ini apa yang kau lakukan?” Ha Na kesal.

“Maaf ya maaf!” sahut Dong Goo sambil tersenyum.

Seo Hyun tersenyum memperhatikan keduanya dari lantai atas. Dong Goo merasa kalau ia akan lebih baik penjadi pesulap daripada pelawak. Walaupun ia harus berlatih tapi ia yakin kalau tak lama lagi ia akan sukses menjadi pesulap. Dong Goo mengambil lagi alat pel yang tadi.

“Memangnya sulap apa ini?” tanya Ha Na.

Dong Goo mengatakan kalau ini sulap yang bisa membuat semuanya berdiri.

“Hei, bodoh. Itu bukan pertunjukan sulap tapi sirkus.” ucap Ha Na kesal karena Dong Goo tak tahu bedanya sulap dengan sirkus.

“Oh jadi ini sirkus ya!” seru Dong Goo tertawa. Seo Hyun yang masih memperhatikan ikut cekikikan dan segera turun membantu teman-temannya.
Ketiganya akan membereskan kursi. Kursi yang sudah tertata rapi harus mereka masukkan ke tempatnya. Ketiganya berlomba siapa yang paling cepat mendorongnya. Dengan tingkah lucunya Dong Goo memperkenalkan diri berada di barisan pertama. Ia melambaikan tangan penuh senyuman. Barisan kedua ada Shim Ha Na dan ketiga Kim Seo Hyun. Keduanya juga melambaikan tangan penuh senyuman.
Ketiganya pun bapalan mendorong. Sebagai laki-laki tentu saja tenaga Dong Goo lebih kuat dan dia lebih cepat mendorong. Ha Na berada di tempat kedua dan Seo Hyun terakhir. Ketiganya ngos-ngosan tapi tak mengeluh, mereka senang melakukannya.
Dong Goo berteriak kegirangan berada di tempat pertama dan mengolok-olok Ha Na. Ha Na yang kesal menabok Dong Goo hahaha.
Ketika ketiganya bersenda gurau, terdengar suara yang memekakan telinga mereka. Suara ngiiing dari pengeras suara yang dibunyikan seseorang dari sebuah ruangan. Ketiganya menutupi telinga mereka.
“Apa kalian senang?” terdengar suara Guru Ma yang berada di ruang pengatur suara. Mereka bertiga terkejut mendengar suara Guru Ma.

Guru Ma : “Kalian sepertinya akrab sekali. Itu bagus. Kalian bertiga bersenang-senanglah. Shim Ha Na, apa kau pikir kau bisa melawanku? Melawanku dengan persahabatan. Apa kau yakin itu mungkin? Ini saatnya kalian menyadari setiap rencana yang kalian miliki semuanya sudah kuperhitungkan dan itu mudah sekali menggagalkannya. Kalau kalian ingin meneruskan melawanku, silakan saja. Tapi mulai sekarang itu tak akan mudah. Untuk menghentikan kalian membuat rencana bodoh, aku menyuruh seseorang untuk mengawasi kalian. Masuklah!”
Seseorang masuk ke ruang auditorium. Ketiganya terkejut melihat siapa yang datang. Eun Bo Mi. Dengan tatapan mata licik Bo Mi berjalan mendekat ke arah mereka bertiga.

Guru Ma : “Eun Bo Mi adalah mata dan telingaku. Dia akan mengawasi kalian. Kalian camkan ini. Kalau kalian berhasil, kalian mungkin menjadi pahlawan, tapi kalau kalian gagal, konsekuensinya akan lebih kejam lagi.”
Ibu Na Ri dan ibu-ibu lainnya berada di sebuah kafe. Ibu In Bo yang pake jaket jeans memuji kalau penampilan anak kelas 6-3 tadi yang terbaik, gerakan mereka sangat sempurna. Seorang ibu walimurid kelas 6-2 membenarkan. Ibu Sun Young bertanya ke ibu itu bagaimana dengan kelas 6-2 apa terjadi sesuatu.
Ibu itu mengeluh dan meminta tak usah dibahas. Ia kesal, “Saat aku mendengar kelas kami mendapatkan walikelas junior aku sudah khawatir. Sekarang, dia bilang dia memberikan kebebasan pada anak-anak atau semacamnya. Sepertinya dia kesulitan dalam menentukan penampilan, lalu akhirnya ini yang terjadi.” 

Ibu Sun Young : “Melihat penampilan yang tadi, sepertinya guru kelas kami sudah mempersiapkannya dengan matang.”

Ibu Hwa Jung : “Tapi aku juga berkeinginan kalau kita punya seragam panggung seperti kelas 6-2, bukankah itu lebih baik?”
Ibu Na Ri : “Kenapa kita harus boros? Bukankah ini hanya acara di dalam sekolah? Aku menyukai guru kelas kita. Dia tepat sasaran, tidak neko-neko, efektif dan memiliki perasaan yang halus.”

Ibu Sun Young : “Dia sepertinya juga mengerti kondisi kami sebagai orang tua.”

Ibu wali murid kelas 6-2 iri, “Ya baguslah. Ya ampun bagaimana ibu-ibu kelas 6-2 akan bisa hidup setelah mendengar semua ini?” Mereka tertawa.
Ibu walimurid kelas 6-2 menerima telepon dari ibu kelas 6-2 yang lain, mereka akan melakukan pesta. Mereka juga ngerumpi ga jelas ngomongin perhiasan. Ibu Ha Na tak senang dengan obrolan tak berguna seperti itu. Ibu In Bo bertanya apa ibu-ibu walimurid kelas 6-2 sering berkumpul. Ibu Hwa Jung juga ikut bertanya, apa kalian minum-minum di siang hari. Ibu itu bilang minum apa-nya, ini hanya segelas bir. Ibu Na Ri makin tak senang mendengarnya.

Ibu Hwa Jung : “Bukankah mereka itu para ibu yang pergi denganmu ke klub malam waktu itu?”
Si ibu itu bilang jangan keras-keras, kalau yang lain mendengar mereka akan berfikir kami ini kelompok ibu-ibu janda. Si ibu ini pun pamit.

Ibu In Bo berkata kalau ia mendengar ibu itu sering berpesta. Ibu Na Ri pun meminta ibu Sun Young untuk mengeluarkan ibu yang tadi dari perkumpulan sesi latihan menulis mereka. Ibu Sun Young heran memangnya kenapa. Ibu Na Ri bilang kalau ibu itu menghancurkan mood-nya jadi keluarkan dia sekarang. Ibu Sun Young yang tak enak hati berusaha meyakinkan kalau ibu itu sudah berusaha keras walaupun tidak memperlihatkan hasilnya. Dibandingkan ibu Ha Na yang tak pernah datang bukankah ibu itu sangat membantu.

Ibu Na Ri : “Apa kau berfikir begitu? Apa Ibu Ha Na kau bandingkan dengan tante-tante keganjenan itu? Ibu Ha Na, jangan kau meremehkan dia!”
Ibu Ha Na berada di rumah sakit menunggui putri sulungnya yang diopname di rumah sakit.

Suara ibu Na Ri : “Meskipun dari luar dia terlihat lelah karena putri pertamanya memiliki masalah dengan kesehatan. Tapi dia adalah ibu yang sudah menghadapi kesulitan hidup. Dia rajin dan bersungguh-sungguh.”
Ha Na juga menunggui Eonni-nya yang terlelap tidur di temat tidur rumah sakit. Ha Na bertanya pada ibunya apa Eonni baik-baik saja. Ibu yang sedang melipat handuk mengangguk.

Ibu bertanya apa ada sesuatu yang akan Ha Na sampaikan padanya. Ha Na tak mengerti maksud ibunya. Ibu berkata kalau ini tentang pertunjukan festival hari ini. Ha Na terbata-bata ia tak tahu menjelaskannya bagaimana.
Tepat saat itu ayah datang mengatakan kalau mereka boleh menginap di rumah sakit. Ibu khawatir bukankah itu akan menambah biaya yang lebih mahal. Ayah bilang tidak.
Ayah melihat disana ada Ha Na, ayah duduk di samping Ha Na. Ayah tahu kalau kelas Ha Na menampilkan pertunjukan, apa semuanya berjalan lancar. Ibu menyahut kalau Ha Na tidak tampil di panggung. Ibu ingin Ha Na mengatakan dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi. Ha Na berbohong mengatakan kalau saat itu perutnya tiba-tiba sakit.
Ibu tak percaya, “Benarkah? Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu dari ibu?” Ha Na bilang benar kok sakit perut sambil menunjukan gerakan andalan imutnya. Ibu sedikit kesal dan menyuruh Ha Na jangan bercanda seperti itu. Ha Na langsung terdiam.

Ayah berusaha memaklumi Ha Na yang tak tampil akibat sakit perut. Ia menilai kalau saat itu Ha Na mungkin saja grogi jadi bisa saja tiba-tiba sakit perut. Ia mengajak istri dan putri bungsunya ini makan di luar. Tapi ibu tak mau, ia tak lapar lebih baik ayah dengan Ha Na saja yang pergi makan diluar. Ia lebih baik disini menemani putri sulungnya.
Ha Na pun makan steak bersama ayahnya di kantin rumah sakit. Ayah membantu memotongkan daging steak. Ha Na menanyakan apakah belakangan ini ayahnya sangat sibuk. Ayah berkata kalau untuk membesarkan putrinya tentu saja ia harus sibuk. Ha Na makan steak sementara ayahnya makan mie (lha ga sama hehe)

Ponsel ayahnya bunyi, ada sms masuk. Ha Na memperhatikan ayahnya menekan password ponsel. Ayah permisi sebentar ia harus menghubungi perusahaan. Ayah meneleponnya menyingkir dari Ha Na.
Ha Na berusaha mengingat-ingat nomor berapa saja yang ayahnya jadikan pasword tadi. Ia menerka-nerka, 0146. Ia menoleh melihat ayahnya yang tengah menelepon seseorang sambil tertawa-tawa. Ia penasaran siapa yang bicara dengan ayahnya di telepon. Apa benar ayahnya punya selingkuhan. 
Keesokan harinya halaman sekolah. Ha Na yang berjalan sambil menunduk tiba-tiba mendengar seseorang memanggil namanya. Ibu kepala sekolah yang memanggilnya sambil ngumpet hahaha. Ha Na celingukan mencari sumber suara. Ia melihat ibu kepala sekolah berada di kebun sekolah. Disana juga ada kandang kelinci.

Ha Na menyapa ibu kepsek dengan sopan. Ibu kepsek meminta bantuan Ha Na mengambilkan sekrup. Ibu kepsek lagi memperbaiki kandang kelinci nih. Ibu kepsek berkata kalau dipertunjukan kemarin ia tak melihat Ha Na. Ha Na terbata-bata mengatakan kalau kemarin perutnya sakit jadi ia tak ikut tampil.

Ibu kepsek terkejut, “Benarkah? apa Dong Goo dan Seo Hyun juga sakit perut?” Ha Na terdiam tak tahu harus mengatakan alasan apa lagi. (hah sepertinya bu kepsek tahu apa yang terjadi)

Ibu kepsek sangat yakin kalau mereka bertiga tak ada di tempat pertunjukan karena ia tak melihat ketiganya. Ia menilai meskipun pertunjukan kelas 6-3 itu mendapat tepuk tangan meriah tapi ia merasa itu pertunjukan yang kurang menarik. Saat kalian menari, kalian seharusnya tersenyum bahagia. Tapi semua anak wajahnya terlihat muram. Ha Na diam karena tak tahu bagaimana penampilan teman-temannya di panggung.
Bu kepsek menilai penampilan mereka itu jika diibaratkan seperti zombi. Ia bertanya apa terjadi sesuatu di kelas Ha Na. Ha Na berbohong bilang tak ada. “Apa benar tak ada? Mana mungkin? Aku yakin ada masalah.” ucap Bu kepsek sambil memperbaiki kandang kelinci yang sering rusak. Ha Na pun permisi akan segera masuk ke kelasnya.

Bu Kepsek teringat sesuatu dan memanggil Ha Na, “Kapanpun kau membutuhkan teman bicara, datanglah pada ibu. Karena ibu bisa menjaga rahasia, mengerti?” Ha Na mengangguk.
Sebelum kelas dimulai sebagai ketua kelas Ha Na piket dulu. Ia mengepel lorong depan kelasnya. Na Ri, Sun Young dan Hwa Jung menghampiri Ha Na.
 
Na Ri merasa bersalah tentang kejadian kemarin, ia menyesal minta maaf. Sun Young berkata kalau ia tak bisa ikut melakukan pemboikotan. Hwa Jung menambahkan kalau mereka tak ada pilihan lain, Guru Ma sudah menggunakan keluarga untuk menakuti mereka. Ha Na bilang tak apa-apa.

Na Ri menggenggam tangan Ha Na, “Kita masih berteman, kan? Kau tahu kan kalau aku selalu berada dipihakmu?”
“Tentu saja.” ucap Ha Na sambil tersenyum. Sun Young berharap agar Ha Na segera berhenti melawan Guru Ma. Na Ri membenarkan, Dong Goo mungkin sudah terbiasa melakukan seperti itu dan Kim Seo Hyun, dia itu berbeda dengan Ha Na jadi ia harap Ha Na tak perlu akrab dengan mereka.
Sun Young berkata kalau Ha Na sudah bersikap berani dan hampir melakukan semuanya. Hwa Jung membenarkan dan nanti Ha Na yang akan kelelahan. Na Ri mengatakan kalau sekarang orang tua berpihak pada nenek sihir itu. Ha Na menunduk bimbang.
Di ruang guru sebelum jam pelajaran dimulai, ada guru yang menguap, ada yang ngobrol, ada yang baca koran dan ada yang fokus dengan laptopnya mengisi tugas-tugas harian. Guru Ma yang sibuk mengetik di laptop-nya. Jam menunjukan pukul 9 kurang 1 menit. Guru Ma sudah menutup laptop-nya dan bersiap menuju kelas.
Suara Na Ri : ‘Serangan demi serangan, sepertinya kita tak bisa menang. Nenek sihir itu tak punya kelemahan.’

Tepat pukul 9 bel tanda masuk berbunyi. Guru Ma membuka pintu kelasnya. Anak-anak sudah duduk rapi di tempatnya masing-masing.
Guru Ma mengatakan kalau para orang tua puas dengan penampilan mereka kemarin. Ia mendapat banyak kiriman email dan pesan yang menyatakan bahwa para orang tua menyukai penampilan kemarin. “Bagaimana menurut kalian?”

Anak-anak diam menunduk. Guru Ma mengatakan kalau mereka tak akan mengadakan tes mingguan lagi. Anak-anak terkejut dan menyambutnya gembira. “Tapi mulai hari ini kita akan melakukan tes harian. Kalau ada jawaban yang salah, salin 100 kali dan kembalikan dihari berikutnya.” Anak-anak kembali terkejut dan kali ini mengeluh.
Guru Ma : “Kenyataan bahwa semuanya menentang pertunjukan festival, apa kalian pikir aku akan melepaskan kalian begitu saja? Meskipun pada akhirnya ada tiga orang yang tak tampil, walaupun kalian memiliki sedikit penyesalan, aku tak akan memaafkan kalian semua.”

Ok dan ini membuat anak-anak menatap sebal ke arah mereka bertiga yang tak ikut tampil di panggung. Karena gara-gara ketiganya mereka juga kena akibatnya.
Guru Ma menyalakan laptop-nya dan di layar TV terlihat nama-nama kelompok. Guru Ma mengatakan kalau mulai hari ini di kelas 6-3 akan dibagi menjadi 6 kelompok. Kalau ada anak dalam kelompok yang berbuat salah maka semua anggota kelompok akan dihukum. Ah anak-anak kembali mengeluh.
Guru Ma meminta siswanya mulai sekarang memikirkan ini dengan baik. “Ini supaya kalian tidak ada yang melakukan tindakan bodoh dan kalian juga tidak akan terpengaruh dengan keputusan-keputusan bodoh. Ketika aku tak ada, setiap ketua kelompok harus melaporkan apa yang dilakukan anggotanya. Kualitas laporan akan dimasukan dalam nilai akhir. Ini akan menjadi kesempatan yang bagus bagi ketua kelompok untuk meningkatkan nilainya.”
Kelompok 6 ketuanya Eun Bo Mi, anggotanya Shim Ha Na, Kim Seo Hyun dan Oh Dong Goo. (ya ampun mereka dijadikan satu kelompok hehe)

Guru Ma : “Khusus ketua kelompok 6 yang memiliki tiga ketua kelas di kelompoknya, dia bisa mendapatkan nilai yang banyak.”

Bo Mi tersenyum senang, ini kesempatan dia untuk memperbaiki nilai-nilainya.
Siswa kelas 6-3 berada di kelas seni tengah membuat kerajinan tangan dari tanah liat. Mereka membuat berbagai macam bentuk hewan. Kupu-kupu, bebek, jerapah dll. Mereka juga mengolok-olok hasil kerajinan tangan temannya yang terlihat aneh. Guru Ma tak ada di kelas.
Na Ri ternyata sekelompok dengan Soo Jin, Ga Eul dan Ji Min. Ia tak sekelompok dengan Sun Young dan Hwa Jung. Na Ri kelihatan tak suka sekelompok dengan Soo Jin.
Soo Jin menunjukan dompet baru pada teman-temannya. Ga Eul tak menyangka Soo Jin memiliki dompet itu, ia juga menginginkan benda itu. Soo Jin mengatakan kalau Chung Joon Oppa yang memberikan itu untuknya. Soo Jin pun bercerita, “Dia dulu jual mahal padaku tapi dia mengirim sms setiap malam. Kurasa dia menyukaiku.”
Na Ri yang kesal menyuruh Soo Jin diam. Ia mengingatkan kalau Soo Jin ribut terus dan Guru Ma datang, mereka akan mendapatkan masalah. Soo Jin mengerti, tapi kemudian ia ngoceh lagi pada temannya, bagaimana menurut kalian Young Hee Oppa? Ji Min menilai dia itu Oppa yang ganteng. Soo Jin pun akan memikirkannya lagi untuk memilih siapa. “Dia sepertinya tak main-main karena membelikanku barang mahal ini. Tapi aku tak mau terlihat seperti cewek murahan.”
Ga Eul mengeluh sangat ingin sekali punya dompet bagus seperti milik Soo Jin bahkan warnanya pun ia suka. Ia ingin melihatnya sekali saja, tapi Soo Jin tak mau karena tangan Ga Eul kan kotor kena tanah liat.
Na Ri makin kesal, ia meninggikan suaranya. “Hei Hwang Soo Jin, apa kau tak bisa diam?” Semua melihat ke arah kelompok yang ribut ini. Soo Jin mencibir, “Apa ini? apa kau menganggap dirimu itu bos? Kalau begitu, kenapa kau tak berhenti saja?”

Hwa Jung yang berada di kelompok sebelah ikut kesal, “Hei apa kau pikir Na Ri ingin melakukan ini? Dia melakukannya karena Guru Ma memerintahkannya seperti ini!”

Soo Jin : “Kalau begitu kau saja yang dengarkan perintahnya dan lakukan ini.”
Sun Young yang sekelompok dengan Hwa Jung mencibir Soo Jin sudah gila. Soo Jin yang samar-samar mendengar itu marah, “Hei Han Sun Young apa kau bilang? Kau masih seperti kelas 2 SD, bukankah dia itu anak buahmu?” Sun Young juga jadi kesal.
In Bo yang berada di kelompok lain juga mengingatkan Soo Jin untuk diam.

Yoon Ji Min heran dengan In Bo, “Kau menyukai Sun Young kan?”

In Bo mengelak, “Apa maksudmu?” Terdengar riuh huuuuu dari teman-teman sekelompok In Bo. 
Soo Jin pun meledek, “Ya ampun bagaimana ini? Han Sun Young kan menyukai Kim Tae Sung? Apa kalian terlibat cinta segitiga?” (hahahah)
Tae Sung mau protes menyangkal digoda kayak gitu. hahaha. Suasana pun jadi gaduh.
Na Ri semakin kesal, ia berteriak meminta semuanya diam. Ia membentak Soo Jin, “Kalau dompet itu berharga kenapa kau pamerkan? Semuanya harus tenang!”

Soo Jin ikut emosi, apa maksudmu.

Na Ri : “Kau harus diam.”

Soo Jin : “Kau juga diam dan berhenti melakukan hal bodoh ini. Kenapa ikut campur urusan orang lain.”

Keduanya terus beradu mulut.
Tiba-tiba Ha Na berdiri dan berseru, “Tadaaaaa.....” Semuanya diam beralih menatap Ha Na. Ha Na menggambar sesuatu sambil menyanyikan lagu aneh dan diakhiri dengan gerakan imutnya. Yang Ha Na lakukan membuat teman-temanya heran, apa-apaan kau ini? seru Soo Jin.
Sun Young juga heran, “Ha Na ada apa denganmu? Apa kau menjadi Oh Dong Goo karena bermain dengannya?”
Ha Na berkata kalau mereka bertemu di kelas yang sama itu berkah yang luar biasa. Dunia ini besar dan ada begitu banyak orang tapi kita saling bertemu di satu kelas.

Soo Jin : Lalu

Ha Na : “Jadi, kita jangan sampai terpecah karena nenek sihir itu dan ayo kita saling berteman. Berhenti membuat wajah seram seperti tengkorak ini!”
Choi Bit Na : “Seperti waktu itu, jangan melibatkan kami dalam rencanamu dan membuat kami terjebak dalam situasi sulit.”

Lee Da In membenarkan, “Itu karena kau, kami tak ingin terlibat masalah lagi.”

Ha Na bilang bukan itu maksudnya. Ia akan menjelaskan tapi tiba-tiba Guru Ma masuk. Ha Na langsung duduk di kursinya dan suasana pun kembali hening.
Guru Ma menanyakan kenapa terdengar ribut sekali. Siapa yang bicara? Semua diam. Guru Ma bertanya pada Na Ri selaku sepertinya ketua kelompok 1. Soo Jin khawatir Na Ri akan melaporkannya. Na Ri berdiri mengatakan tak ada siapapun yang bicara. So Jin tersenyum lega.
“Bu Guru!” Bo Mi mengangkat tangan dan berdiri. “Shim Ha Na yang tadi bicara.” Ha Na terkejut Bo Mi melaporkannya.

Guru Ma pun menghukum kelompok 6 agar membersihkan semuanya setelah selesai pelajaran dan sebagai ketua kelompok Bo Mi diwajibkan untuk mengawasinya.
Bo Mi tersenyum licik pada Ha Na. Dong Goo menahan marah, ia meremas tanah liat yang ada ditangannya. Ha Na menunduk diam.

Bersambung di part 2 

Komentar :

Bener-bener roller coaster nih drama, kadang bisa tertawa cekikikan kadang bisa dongkol sampai ke ubun-ubun. hehe.

Saya suka sama sikap ibunya Na Ri yang tidak memanfaatkan perkumpulan ibu-ibu hanya untuk bergosip dan melakukan hal tak berguna. ia mengisinya dengan hal yang bermanfaat. Jarang lho ada walimurid yang seperti ini. Kalau yang saya lihat kebayakan wali murid terutama ibu-ibu kalau udah ketemu pasti yang dibahas harga2 bahan makanan di warung wakakaka.

Tidak-kah Guru Ma ini melakukan adu domba antara Bo Mi dan teman-temannya, kok saya ngerasa-nya begitu ya.  Mungkin maksud Guru Ma agar Bo MI membuka mata, ini lho pandangan teman-teman tentang Bo Mi, tapi menurut saya ini keterlaluan bukankah ini bisa menumbuhkan sikap kebencian Bo Mi terhadap teman-temannya.

Mereka pun akhirnya dibagi menjadi beberapa kelompok dan Bo Mi menjadi ketua kelompok yang setiap saat melaporkan apapun yang ditemuinya, bahasa kerennya itu ngadu ke Bu Guru lah.

Cekikikan juga pas mereka bersenda gurau ini suka sama siapa, ini naksir siapa. Tae Sung - Sun Young - In Bo, cinta segitiga wakakaka, jangan deh masih kecil. Cukup Soo Jin aja yang keganjenan. Tapi Tae Sung sama In Bo lumayan juga lho, anaknya cakep pinter pula wahahahaha....

6 comments:

  1. Bener banget, saya juga merasa guru Ma sengaja memprovokasi Bo Mi dengan teman-temannya, akibatnya Bo Mi jadi menyebalkan, dan besar kepala karena guru Ma berada di pihaknya...bener2 ndak ngerti sama jalan pikirannya guru Ma...apapun alasannya tindakan guru Ma tetap tidak bisa di benarkan...

    ReplyDelete
  2. iya.. setuju ma komennya..
    jd g sk sm bo mi.. kn yg ngeledek dia kn org lain bkn ha na , dong goo, seo hyun,, mrk kn tulus mw berteman sm dia... tp knp dia melakukan itu??? knp dia berkhianat??? nyebelin!#$%%@^*($??/.;<

    ReplyDelete
  3. ditunggu part 2 nyaa...fighting^^

    ReplyDelete
  4. wah entah ya kalau saya yang sekelompok sama Bo Mi, benran dah gak sabaran! tp ngomong ngomong itu sosial media apa ya? kok bisa tau percakapan orang lain?? apa guru Ma masang suatu alat buat ngawasin murid2nya? waduhh bener bener udah ikut dalam kehidupan pribadi :#

    ReplyDelete
  5. yang jadi BO Mi ini kan pernah main di revolt of gumiho...karakternya hampir sama...matanya menyimpan dendam..serem...yah asyik juga dilanjut ya sinopsnya and thankz

    ReplyDelete
  6. Penasaran sama nama tariannya :( ada yg tau?

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.