Huwaaaaaa saya kok bisa lupa ya kalau episode 14 part 2 ini belum dipost di blog, saya kira sudah hahaha, maaf ya hehe.
Usai bicara dengan Min Young, Joon Ha akan kembali ke kantor. Tapi Yoon Hee memanggilnya.
“Penasehat Song aku menyukaimu!” ucap Yoon Hee menyatakan perasaannya pada Joon Ha.
Joon Ha yang kaget hanya bisa terdiam.
Yoon Hee bicara jujur kalau sebenarnya ia merasa malu mengungkapkan isi hatinya pada Joon Ha. Selama ini perasaannya hanya cinta sepihak saja. Karena kemungkinan hari ini adalah hari terakhir ia bertemu dengan Joon Ha maka ia memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya agar ia tak menyesal di kemudian hari.
Joon Ha tak tahu harus mengatakan apa, ini begitu tiba-tiba untuknya. Yoon Hee tahu kalau selama ini Joon Ha hanya menganggapnya sebagai rekan kerja. Joon Ha mengatakan bahwa memang benar ia menganggap Yoon Hee sebagai rekan kerja yang baik.
Yoon Hee tersenyum pahit, matanya berkaca-kaca. Ia bilang tak apa-apa karena ia sudah lama menyadari hal itu. “Walaupun aku sedih kau mengundurkan diri, tapi kurasa ini yang terbaik. Aku pasti akan malu kalau besok dan seterusnya masih melihatmu di kantor.”
Joon Ha memberi tahu kalau untuk beberapa hari ia masih akan masuk kantor. Yoon Hee kaget, itu berarti ia masih bertemu dengan Joon Ha dan ia akan merasa canggung ketika bertemu Joon Ha. Joon Ha berharap agar Yoon Hee tak merasa malu jika bertemu dengannya.
Yoon Hee pun memohon dan menganggap agar hal ini tak pernah terjadi. Ia menunduk dan segera berlalu dari sana sambil mengusap air matanya. Joon Ha tentu saja masih shock, ia bengong.
Yoon Hee yang menangis berpapasan dengan Sang Soo. Sang Soo melambaikan tangan menyapa Yoon Hee. Yoon Hee berusaha menutupi wajahnya yang sembab. Keduanya hanya saling menyapa say hallo.
Yoon Hee jalan sempoyongan dan hampir terjatuh. Sang Soo menangkapnya. “Apa kau tak apa-apa?”
“Lepaskan. Aku tak apa-apa!” ucap Yoon Hee.
Sang Soo melihat kalau Yoon Hee menangis, “Ada titik air di wajahmu. Apa kau sedang menangis?”
“Jangan pedulikan aku!” ucap Yoon Hee berlalu dari sana.
Sang Soo mengejar mengatakan bahwa ia tak bisa kalau tak mempedulikan Yoon Hee, apalagi Yoon Hee sedang menangis. Yoon He kesal, “Kau ini. Sudah ku bilang jangan pedulikan aku.”
Ponsel Yoon Hee berdering, dari Yoon Ki. Bersamaan dengan itu ponsel Sang Soo juga berdering, dari Aide Maeng. Keduanya terkejut mendeengar kabar masing-masing dan segera kembali ke kantor.
Min Young yang tengah bersama Soo Young juga menerima telepon. Ia mengerti dan akan kembali ke kantor. Sebelum Min Young pergi Soo Young menyentuh wajah Min Young dengan kedua tangannya. Ia mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Ini bukan masalah besar kan? Min Young berkata bukankah Soo Young tahu kalau ia ini politikus yang paling tak tahu malu. Apapun masalah yang mereka berikan padanya.
Setelah Min Young pergi Soo Young menghubungi Aide Maeng, “Apa kau sudah menyebarkan informasinya?”
Muncul di internet artikel yang membicarakan tentang keponakan Noh Min Young.
-Keponakan Noh Min Yuong adalah ahli waris dengan nilai milyaran-
Dan itu menjadi top news, mengalahkan berita lainnya. Menjadi berita yang banyak dicari masyarakat.
Yoon Ki mengatakan kalau ia sudah mengeluarkan penyataan di kolom komentar. Yoon Hee juga sudah memanfaatkan SNS untuk menyanggah artikel itu.
Min Young yang marah tak habis pikir, teganya mereka menyerang anak kecil. Ia tak akan memaafkan mereka.
Di ruangan Soo Young, ia bertanya pada Aide Maeng kapan artikelnya akan dikeluarkan. Aide Maeng bilang sebentar lagi.
Sang Soo yang mengecek berita di internet berteriak terkejut, ini dia ini dia. Sang Soo menunjukan sebuah artikel heboh di internet.
-Pelecehan seksual Wakil Min Ki Chul ketika melakukan perjalanan di Qatar-
Dan artikel Wakil Min ini langsung menjadi top news menggeser berita keponakannya Min Young.
Wakil Min marah-marah pada staf-nya, “Kenapa isu ini keluar lagi. Bukankah sudah disembunyikan dalam-dalam? cepat tutup isu ini. Kenapa kau diam saja, cepat gunakan cara apa saja supaya isu ini tak menyebar!”
Ada artikel lain lagi yang muncul.
-Kasus Nepotisme di parlemen. Staf hukum Noh Min Young-
Tapi artikel itu segera tertutup dengan isu-isu lain yang lebih hot.
Salah satu anggota parlemen (saya bingung namanya siapa karena kemarin saya nyebutnya Wakil Sung jadi sama deh) ketahuan mengirim sms pada pacar gelapnya ketika rapat.
Bong Shik yang berada di ruangan mereka mengatakan kalau kemajuan teknologi saat ini tidak selalu berdampak baik. Tak ada lagi yang namanya privasi. Wakil Sung bingung dan meminta bantuan Wakil Min dan Wakil Cha, “Ayolah bukankah kalian juga punya kasus?”
Isu selanjutnya yang muncul di internet adalah vokalis utama sebuah Boyband kecanduan narkoba. (Pokoknya nih drama seru banget deh saling serang di media untuk menutup/ pengalihan isu)
Ahn Hee Sun berada ditempat kerjanya membaca artikel di internet. Ia menilai kalau ini perang habis-habisan. Ia mencibir ternyata Min Young bisa bersiasat juga. Tapi ia kemudian menebak kalau ini pasti Soo Young yang melakukannya.
Bong Shik juga membaca artikel itu, Ia benar-benar tak mengerti dengsn situasi yang terjadi. Sebagian dirinya berfikir ada sesuatu yang sedang terjadi. Tapi terjadi apa ia tak tahu. Park Bo heran kenapa seorang selebriti yang selalu menjadi kambing hitam.
Bong Shik bertanya-tanya apa yang terjadi antara Ketua Go dan Kim Soo Young. Park Bo mengusulkan bagaimana kalau telepon mereka disadap. Bong Shik menatap kesal, memangnya ia ini agen NIS.
Bong Shik keluar dari ruangannya.
Mendengar usulan Park Bo tadi, Bong Shik jadi bertanya-tanya, haruskah ia menyadap kantor Soo Young dan Ketua Go. Ketika ia memikirkan itu tiba-tiba Dong Sook berdiri di depannya membuat Bong Shik kaget setengah mati.
Dong Sook menatap marah menunjukan sms yang ada di ponselnya. Sms kirimannya Bong Shik.
‘Dong Sook waktu itu kita tak sempat bicara. Aku akan mengampulkan keberanianku.’
Bong Shik mengirim sms ketika sedang rapat di gedung parlemen hehe. Ngirim sms-nya ngumpet-ngumpet. (wakakaka ga aneh ya, toh diberita juga pernah liat anggota dewan yang terekam foto lagi browsing porno wakakaka)
Bong Shik berkata kalau ia merasa cemas karena tak mendengar kabar dari Dong Sook. Dong Sook yang kesal mengatakan sms ini datang ketika sedang rapat, kalau ketahuan dan menyebar maka orang-orang pasti akan bertanya-tanya. Bong Shik membela diri mengatakan kalau ia sudah berhati-hati.
Dong Sook yang marah memperingatkan Bong Sik, “Aku tak mengerti apa maksudmu tapi kalau kau berani seperti ini lagi kau mati, mengerti?” Dong Sook mengayunkan tangannya mengancam akan memukul.
Dong Sook akan pergi tapi Bong Shik menahan tangannya, “Apa kau tak mengerti perasaanku?”
“Enggak...!!” bentak Dong Sook membuat Bong Shik tersentak kaget. “Aku akan meyakini dulu bagaimana perasaanku, baru aku akan memikirkan perasaanmu.”
Bong Shik tak mengerti, “Apa artinya itu?”
Dong Sook : “Artinya kembalilah setelah kau mulai lebih matang lagi. Perjalananmu masih panjang.”
Dong Sook yang kesal berlalu dari sana. Bong Shik mengeluh, “Kalau aku lebih matang lagi aku akan menjadi kimchi daun bawang.” hahaha.
Min Young dan Dong Sook berada di luar gedung perlemen menikmati cuaca. Dong Sook mengatakan kalau sekarang sudah musim panas. Min Young mengiyakan.
Min Young akan mengatakan sesuatu tapi Dong Sook menyela, “Seorang anak yang belum matang berkata padaku bahwa hidup tanpa cinta bukanlah hidup.”
Dong Sook akhirnya membolehkan Min Young pacaran dengan Soo Young. Ia tak akan menghentikan Min Young. Tapi kalau itu ketahuan maka akan menjadi kekacauan yang besar. Menurutnya sekarang ini Min Young sedang bermain dengan resiko yang cukup tinggi. Min Young mengangguk mengerti.
Dong Sook pun tak peduli, kalau ada masalah ia yakin pasti akan ada jalan keluarnya dan mereka akan mencari jalan keluar itu bersama. Min Young tersenyum senang dan merangkul lengan Dong Sook.
Min Young berpapasan dengan Soo Young. Soo Young memberi kode meminta Min Young masuk ke sebuah ruangan bersamanya. Keduanya celingukan, aman. Agar tak ada yang sembarangan masuk Soo Young mengunci pintu.
Soo Young berkata kalau Min Young keterlaluan. Min Young bingung, kenapa? apa ia sudah berbuat salah. Soo Young membenarkan, Min Young sudah melakukan kesalahan.
Soo Young ngambek, “Aku sering kesini mencarimu tapi kau tak pernah punya waktu. Aku tahu kau sibuk tapi....”
Min Young tersenyum, “Yang kau perlukan adalah melihatku.” Keduanya tersenyum.
Min Young mengatakan kalau ia sibuk bermain bersama Bo Ri. Soo Young menarik nafas dan bertanya apa anak kurang ajar itu baik-baik saja. Min Young mengatakan kalau Bo Ri baik-baik saja, kalau ada masalah ia pasti sudah panik.
Soo Young merasa kalau pemikiran Bo Ri itu lebih dewasa daripada usianya. Min Young bertanya apa Soo Young pikir itu karena dirinya.
Soo Young mengerti dengan kesibukan Min Young. Ia pun akan memberi Min Young waktu liburan dengan Bo Ri, silakan bermain dengan anak itu.
Min Young : “Jadi hari ini kau rela tak bertemu denganku?”
Soo Young dengan malas menjawab iya. Min Young akan keluar ruangan sambil mengatakan kalau hari ini Bo Ri pergi kemping dan ia sendirian di rumah. Mendengar itu Soo Young menahan tangan Min Young, “Kau tak boleh libur hari ini.” keduanya tersenyum.
Min Young lari-lari kecil menuju rumahnya. Ia melihat kiri kanan. Setelah dirasa aman ia melambaikan tangan pada Soo Young yang sembunyi untuk segera masuk ke rumahnya.
Soo Young pun lari ngibrit cepat hahaha. Keduanya cepat masuk rumah.
Soo Young mengatakan kalau perasaannya sekarang berbeda dengan ketika ia terakhir kesini bersama Bibi. Min Young menawarkan Soo Young mau minum apa, jus kopi, atau air putih.
“Kamarmu yang mana?” tanya Soo Young tak menjawab tawaran minum Min Young.
Min Young heran kenapa Soo Young menanyakan kamarnya.
Min Young membuka sedikit pintu kamarnya. Ia menyuruh Soo Young menunggu sebentar selama 5 detik.
Min Young segera masuk dan membereskan kamarnya yang berantakan. Bukan membereskan sih, hanya menutupi saja. Yang di tempat tidur ditutupin pake selimut dan ya ampun kenapa naruh bra sembarangan wakakaka.
Soo Young menghitung dengan jarinya, 1, 2, 3, 4, 5 ia pun langsung membuka pintu kamar Min Young.
Min Young yang belum selesai beres-beres kaget. Ia menyembunyikan bra-nya dibalik tumpukan buku hahaha. “Ah jangan masuk dulu lha.”
Soo Young mengatakan kalau ia sudah menunggu selama 5 detik. Min Young berkata mana ada orang yang disuruh menunggu 5 detik betulan nunggu 5 detik (harusnya lebih haha. Kenapa Min Young ga nyuruh nunggu 5 menit aja ya hahaha)
Soo Young berkata kalau ia haus. Min Young akan keluar mengambilkan minum tapi ia memperingatkan Soo Young untuk tak menyentuh apapun yang ada di kamarnya.
Soo Young melihat-lihat kamar Min Young dengan seksama. Ia melihat ke arah meja dan kursi belajar. Ia membayangkan Min Young yang sibuk menulis sesuatu hingga tampangnya kusut karena kesulitan mempelajari politik. Haha. Soo Young senyum-senyum memperhatikan khayalannya.
Soo Young beralih ke tempat tidur Min Young. Ia melihat Min Young yang tertidur pulas. Ia tersenyum memandang lekat-lekat wajah Min Young.
Soo Young juga tersenyum melihat Min Young yang tengah membaca buku.
Keduanya menghabiskan waktu bersama di rumah yang sepi. Min Young duduk di kursi, Soo Young tiduran di pangkuan Min Young. Min Young membelai-belai kepala Soo Young (udah kayak emak mengusap kepala anaknya haha)
Min Young bertanya bukankah Soo Young tahu kalau akhir-akhir ini ada perang media (tahu lah Soo Young kan ikut andil juga haha) Soo Young mengatakan kalau ia tahu itu dan menurutnya itu seperti sebuah drama makjang.
Min Young menilai kalau di media itu selalu dibuat berlebihan. Makjang, makjang, makjang. Kalau ditonton terus lama-lama semakin bosan dan membuat kita mual. Bertengkar dan ribut seperti itu juga lama-lama bosan.
Soo Young menyela kalau Min Young tak bisa mendiamkannya begitu saja. Min Young tahu itu dan rasanya juga berat.
Soo Young yang tadu tiduran dipangkuan Min Young bangun. Menurutnya walaupun diulang berkali-kali selalu saja ada hal yang manis dan tak pernah tua. Min Young tak mengerti maksudnya.
Hal manis apakah itu?
Soo Young mendekatkan wajahnya untuk mencium Min Young. Tapi ya ampun kenapa disana ada Bo Ri. Bo Ri yang terkejut pun menutup matanya. Tapi dia masih melihat sedikit dengan ujung jari yang terbuka hahaha.
Terdengar sebuah suara, Soo Young menghentikan ciumannya dan bertanya pada Min Young suara apa itu. Keduanya heran.
Soo Young dan Min Young perlahan menengok dan dilihatnya Bo Ri berdiri disana. Bo Ri langsung lari masuk kamar mandi.
Min Young dan Soo Young tentu saja panik Bo Ri ada di rumah. Kenapa dia ada disini? Bagaimana ini? Min Young panik. Soo Young tak mengerti bagaimana Bo Ri bisa ada di rumah.
Bo Ri keluar dari kamar mandi, ia mengatakan kalau tadinya ia ingin menahan keinginan untuk buang air kecil tapi ia takut pipis di celana. “Jangan pedulikan aku silakan teruskan saja.” ucap Bo Ri santai.
Soo Young berbisik bertanya pada Min Young apa Bo Ri sudah tahu hubungan keduanya. Min Young balik bertanya memangnya bagaimana Bo Ri bisa tahu. Min Young pun bertanya pada Bo Ri kenapa ada di rumah bukankah seharusnya pergi kemping. Bo Ri mengatakan kalau sekolah membatalkannya.
Min Young bertanya lagi apa Bo Ri sudah mengetahui hubunganya dengan Kim Soo Young. Bo Ri mengiyakan, “Two faced.” katanya. “Anggap saja aku tak ada disini supaya situasinya tak menjadi rumit.” Bo Ri masuk ke kamarnya.
Soo Young jadi kesal, “Berapa sih usia anak itu?”
Bo Ri mendengar dan keluar lagi dari kamar. “Harap hati-hati tuan GKP. Kalau nenekku tahu, dia akan membunuhmu.”
Terdengar suara Bibi datang bersama Joon Ha. Soo Young dan Min Young panik. Soo Young harus sembunyi agar tak ketahuan Bibi. Soo Young mencari jaketnya. Min Young juga ikutan panik, ia mengambilkan jaket Soo Young dan menyuruh cepat sembunyi. Tapi sepatunya masih belum diambil. Bo Ri senyam-senyum aja melihat dua orang ini lari sana-lari sini karena panik. Soo Young mengambil sepatunya dan sembunyi di kamar mandi.
Bibi dan Joon Ha masuk. Bibi heran melihat Min Young sekarang ada di rumah, “Apa kau sudah pulang?” Min Young menjawab ya dan nafasnya tampak ngos-ngosan. Ia kipas-kipas hahaha. Bibi bertanya apa Min Young sakit, apa demam. Bo Ri nyeletuk kalau sebenarnya Min Young tak demam. Soo Young yang berada di kamar mandi menguping. Ia jengkel pada Bo Ri hahaha.
Bibi kembali bertanya apa Min Young kena flu. Min Young bilang tidak, hanya saja udara disini panas. Joon Ha heran dengan sikap Min Young. Bibi berkata kalau panas lebih baik mandi air dingin saja, Bibi akan masuk ke kemar mandi.
Min Young menarik Bibinya melarang masuk ke kamar mandi. Ia beralasan toiletnya sedang rusak dan di dalam kamar mandi ada orang yang sedang memperbaikinya. Joon Ha curiga sepertinya ia bisa menebak kalau yang di dalam itu bukan orang yang memperbaiki toilet melainkan orang lain yang Min Young sembunyikan.
Bibi heran kenapa pintunya harus ditutup. Ia berteriak, “Ahjussi pintunya dibuka saja, ga apa-apa kok.”
Soo Young berjaga-jaga, ia mengambil penyedot WC dan mengunci pintunya.
Min Young melarang Bibi masuk ke kamar mandi. Ia mengatakan kalau tukang itu kemungkinan memiliki keahlian yang tak boleh dilihat orang lain. Bibi semakin heran kalau dirahasiakan seperti itu, bagaimana dia bisa memperbaiki toilet.
Joon Ha pun bisa menebak siapa yang ada di toilet. Ia mengajak Bibi menyingkir dari depan kamar mandi. Ia mengatakan kalau ia perlu membicarakan hal penting pada Bibi.
Melihat Bibi menjauh dari depan kamar mandi dan bicara dengan Joon Ha. Min Young membuka pintu kamar mandi menyuruh Soo Young untuk cepat pergi dari sana. Bo Ri tetap berdiri disana tersenyum mengejek.
Soo Young berusaha menampilkan senyum manisnya pada Bo Ri. Sebelum pergi Soo Young menyempatkan diri mengecup Min Young hehe.
Hal penting apa yang Joon Ha bicarakan dengan Bibi. “Sebenarnya penyebab udara panas ini karena adanya global warming (what hahaha) perasaanku sedih memikirkan hewan-hewan yang terancam punah. Aku ikut merasakan penderitaan mereka. Aku merasa marah pada manusia yang tak mempedulikan itu.”
Bibi bengong tak mengerti maksud yang Joon Ha katakan. Ia menebak apa Joon Ha sedang sakit hahaha. Wajah Joon Ha tampak memelas dan menjawab mungkin saja dia sakit hahaha.
Sampai di luar pun Soo Young masih mengendap-endap. Min Young memanggil pel-an Soo Yung lewat jendela kamarnya. Ia melambaikan tangan dan berpesan hati hati di jalan.
Soo Young melihat ada penyedot WC di tanganya, ia heran kenapa ia membawa alat ini, ya ampun menjijikan. Bersamaan dengan itu Soo Young menerima sms dari Ketua Go. Soo Young tampak malas menjawabnya.
Soo Young pun menemui Ketua Go di sebuah restouran mewah. Di luar ruangan ia mengingat perbincangannya yang terakhir dengan Ketua Go. Saat itu Ketua Go bertanya apa Soo Young pikir hanya Soo Young saja yang pernah mengancamnya.
So Young masuk ke ruangan dimana Ketua Go berada. Ia duduk di samping Ketua Go.
Soo Young bertanya apa tamu yang akan datang nanti adalah seseorang yang pernah mengancam Ketua Go. Ketua Go tak menjawab. Ia malah menasehati kalau Soo Young ingin melindungi kepentingan Soo Young maka tetaplah duduk disana dan tutup mulut. Apapun yang mereka katakan, anggukan kepala dan katakan ya. Soo Young tahu kalau hal ini bukan demi kepentingannnya tapi demi kepentingan Ketua Go sendiri. “Untuk mendapatkan yang kau inginkan kau menjadikanku kambing hitam.”
Ketua Go : “Apa kau pikir ini untukku? Ini juga demi dirimu.”
Soo Young tak mau tahu, “Terserah apa maumu. Memangnya sejak kapan kau melakukan sesuatu untukku?”
Ketua Go tak menjawab ia hanya memperingatkan agar nanti Soo Young jangan sampai salah bicara. “Walaupun aku ingin melakukan sesuatu untukmu, kau tak pernah memberiku kesempatan. Benar kan?”
Soo Young menoleh menatap marah, jangan mencoba menulis kembali sejarah. Keduanya menatap tajam. Untuk kali ini Soo Young akan mengikuti permainan Ketua Go. Tapi ini bukan karena Ketua Go melainkan karena ia membutuhkan waktu untuk berfikir. Tapi suatu saat nanti ia tak akan melakukan hal seperti ini lagi karena ancamannya waktu itu tidak main-main. Ia harap Ketua Go mengingat itu.
Ketua Go menarik nafas, “Kalau kau membeberkan fakta bahwa aku adalah ayahmu. Apa kau pikir Noh Min Young masih mau bersamamu?”
Soo Young : Apa maksudmu?
Ketua Go tak menjawab dan itu membuat Soo Young ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Tepat saat itu tamu yang ditunggu pun datang. Presdir Ahn bersama putrinya Ahn Hee Sun. Soo Young terkejut mengetahui kalau tamu yang ditunggu Ketua Go adalah Presdir Ahn. Mereka berempat pun makan bersama.
Usai makan Ketua Go dan Presdir Ahn tampak bersenda gurau. Hee Sun dan Soo Young diam saja. Presdir Ahn minta maaf karena sudah mendadak memanggil Ketua Go dan Soo Young. Ia ingin sekali bertemu Soo Young untuk melihat secara langsung.
Soo Young : “Karena anda sudah melihatku, menurut anda orang seperti apa aku ini?”
Presdir Ahn : “Tanpa ‘jika’ dan ‘tapi’, aku merasa iri. Apa kau tak merasa iri ketika putriku mengatakan padamu kalau dia lebih menyukaimu?”
Presdir Ahn dan Ketua Go tertawa, tapi Soo Young hanya tersenyum simpul. Ketua Go mengatakan kalau itu sikap seorang putri yang normal, apa Presdir Ahn mengharapkan Hee Sun tetap bersama ayahnya seumur hidupnya. Hee Sun ikut tertawa mendengar yang mereka perbincangkan. Ia meminta ayah dan Ketua Go jangan bercanda seperti itu.
Soo Young dan Hee Sun bicara berdua di luar ruangan. Soo Young tentu saja marah dipertemukan dalam acara seperti ini dengan Hee Sun. Hee Sun yang merasa tak enak mengatakan kalau ia tak tahu apa-apa. Ia tak tahu kalau Soo Young akan kesini. Soo Young berkata bukankah sekarang Hee Sun sudah tahu, jadi ia harap Hee Sun melakukan sesuatu sebelum hal ini menjadi lebih jauh lagi.
(Soo Young tahu kalau pertemuan ini pasti mengarah ke perjodohan dan ia menyuruh Hee Sun untuk melakukan sesuatu agar perjodohan ini tak berlanjut)
Hee Sun benar-benar tak mengerti. “Aku bisa memberimu segalanya. Tak ada lagi masa depan yang lebih baik yang bisa kau dapatkan selain denganku. Tapi kenapa.....”
Soo Young menyela mengatakan kalau hanya ada satu hal yang ia inginkan dari Hee Sun, “Jangan menggangguku. Bukankah sudah kubilang padamu kalau aku tak tertarik padamu.”
Hee Sun mengira kalau Soo Young tak serius mengatakan itu. Ia mengira Soo Young hanya bercanda seperti biasa. Tapi ia baru menyadari kalau yang Soo Young katakan ternyata bukan candaan. Soo Young berkata kalau Hee Sun sedang berkhayal, itu kesombongan dan keangkuhan Hee Sun sendiri. Bukankah ia sudah mengatakan itu.
Mata Hee Sun berkaca-kaca, ia sedih dan kecewa mendengar ucapan Soo Young yang tajam. Ia mengerti ia akan berhenti mengejar Soo Young, ia tak akan melakukannya lagi, apa Soo Young puas. Soo Young berharap Hee Sun akan memegang ucapan itu. Ia juga tak merasa nyaman kalau bersama Hee Sun disini. Soo Young pergi lebih dulu meninggalkan Hee Sun yang menangis.
Dan ternyata Presdir Ahn mendengarkan apa yang keduanya perbincangkan. Hee Sun tak tahu kalau ayahnya sudah tahu Soo Young tak menyukai putrinya.
Hee Sun dan ayahnya pun pulang. Soo Young menanyakan maksud Ketua Go melakukan hal ini. Apa maksud Ketua Go dengan mengatakan kalau Min Young tak ingin bersamanya lagi kalau Min Young mengetahui kenyataan bahwa ia putra Ketua Go.
Ketua Go : “Artinya Noh Min Young sangat membenciku, kau tahu itu kan? Dia membenci GKP itu karena aku ketuanya.”
Soo Young tak percaya, apa itu saja?
Ketua Go hanya tersenyum tak mengatakan apa-apa lagi.
Dalam perjalanan pulang Hee Sun lebih banyak melamun. Ia yang sedih berbohong pada ayahnya kalau ia sudah tak menyukai Soo Young lagi. Ia membenci Soo Young.
Presdir Ahn tak mau mendengar lagi, ia tahu semuanya tapi ia tak mengatakan kalau ia sudah tahu. Ia hanya bilang kalau ia lelah.
Soo Young dan Min Young berada di tempat latihan kendo. Min Young terkejut mengetahui rencana Soo Young yang ingin mengumumkan pada publik tentang hubungan keduanya. Min Young tak mengerti kenapa mendadak begini. Soo Young beralasan ini karena ia pikir hanya keduanya yang merasa bahwa hubungan ini rahasia.
Min Young masih tak mengerti apa maksudnya. Ia pun ingat kalau ia belum memberi tahu Soo Young bahwa Go Dong Sook sudah mengetahui kalau ia dan Soo Young pacaran. Min Young bingung apa yang harus dilakukannya.
Soo Young menyarankan daripada orang lain tahu lebih dulu akan lebih baik kalau ia dan Min Young yang mengumumkannya lebih dulu. Kita tak tahu bagaimana pendapat mereka nanti.
Min Young membenarkan tapi ia masih belum memiliki keberanian. Ia membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri. Ia mengkhawatirkan partai dan juga dampaknya bagi Bo Ri.
Soo Young menarik kepala Min Young agar bersandar di bahunya. Ia mengerti situasi Min Young. Ia dan Min Young pun akan menyiapkan diri untuk mengumumkan pada publik dalam beberapa hari tapi jangan sampai terlalu lama.
Min Young mengangkat kepalanya bertanya, “Kenapa? Apa kau ingin mengumumkan hubungan kita secepat mungkin?” Soo Young tak menjawab pasti, itu mungkin saja terjadi. Min Young mengerti ia akan menyiapkan dirinya secepat mungkin. Soo Young mengelus kepala dan kembali menarik Min Young agar bersandar padanya.
Min Young di kamarnya memikirkan ucapan Soo Young tadi bahwa keduanya harus menyiapkan diri untuk mengumumkan hubungan asmara keduanya ke publik.
Keesokan harinya Min Young mengantar Bo Ri ke sekolah. Dalam perjalanan menuju sekolah Min Young bertanya bukankah di sekolah Bo Ti tak ada masalah, kalau ada....
Bo Ri menyela mengatakan harus berapa kali ia bilang kalau ia di sekolah tak ada masalah. Min Young mengerti tapi kemudian ia memperingatkan kalau sebentar lagi keadaan akan kacau lagi. Ia dan Kim Soo Young akan mengungkapkan hubungan asmara ke publik.
Bo Ri tak mau tahu, terserah apa yang akan Min Young lakukan ia tetap tak suka pada Soo Young.
Min Young tersenyum berkata kalau ia harus memarahi Soo Young dan menyuruh untuk memindahkan pandangan politik ke pihak Bo Ri.
Bo Ri meminta Min Young menghentikan laju mobil, ia berhenti disini saja. Min Young heran bukankah ini belum sampai sekolah, ia akan menurunkan Bo Ri di depan gerbang sekolah. Tapi Bo Ri tak mau dilihat orang diturunkan dari mobil di depan gerbang. Min Young pun menurunkan Bo Ri. Keduanya saling melambaikan tangan.
Ketika mobil Min Young sudah jauh, Bo Ri hanya bisa menarik nafas panjang ketika berdiri di depan gerbang sekolah. Ia ragu apakah ia harus masuk ke sekolah? Bo Ri berdiri menatap gedung sekolahnya.
Di kantor Min Young, di ruangan itu ada Yoon Hee dan Joon Ha yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Tapi sesekali Yoon Hee melirik ke arah Joon Ha. Merasa diperhatikan, Joon Ha pun melihat ke arah Yoon Hee, tapi buru-buru Yoon Hee mengalihkan pandangannya. Yoon Hee merasa tak enak sudah mengungkapkan perasaan pada Joon Ha. Joon Ha sendiri agak sedikit canggung.
Min Young keluar dari ruangannya dan berkata pada keduanya kalau ada yang perlu ia bicarakan nanti. Yoon Hee heran bicara tentang apa. Min Young tak mengatakannya sekarang, nanti ia akan menjelaskannya.
Joon Ha sepertinya sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan Min Young nanti.
Yoon Hee yang penasaran bertanya pada Joon Ha, ada masalah apa lagi sekarang. Joon Ha bilang tak tahu.
Soo Young berada di kamar mandi membasuh tangan dan melihat dirinya di kaca. Ia membuka semua pintu toilet khawatir kalau ada seseorang ada disana. Tak ada siapa-siapa di kamar mandi.
Soo Young kembali berdiri di depan kaca.
Soo Young mencoba berlatih bicara mengungkapkan hubungannya dengan Min Young. “Aku Kim Soo Young dan Noh Min Young dari GJP secara resmi telah menjalin hubungan serius. Kami telah bersama menjalin hubungan pribadi.”
Min Young berada di ruangannya bingung tak tahu bagaimana ia mengatakan semuanya di depan rekan partai dan publik nanti.
Min Young menjatuhkan sesuatu, ketika ia akan mengambilnya ia melihat ada amplop di bawah meja. Ia mengambilnya disana tertulis bahwa yang mengirim adalah pendukung setia Noh Min Young.
Min Young membuka amplop itu dan isinya foto-foto kebersamaan Min Young dengan Soo Young. Min Young tercengang melihat foto itu satu persatu. Itu berarti ada orang yang sudah mengetahui hubuangannya dengan Soo Young. Tapi ia tak tahu siapa.
-Berseteru di depan publik tapi berkencan di belakang-
Mata Hee Sun membesar membaca artikel yang mengungkap hubungan Soo Young dan Min Young. Temannya bertanya apa Hee Sun sudah tahu tentang ini.
Soo Young masih berada di depan kaca kamar mandi. Ia keluar dari kamar mandi sambil menerima telepon dari Aide Maeng. Bersamaan dengan itu Sang Soo menghampirinya tergesa-gesa.
“Bagaimana ini, hyung?” Sang Soo terlihat khawatir.
Aide Maeng memberi tahu kalau berita mengenai Soo Young dan Min Young sudah terekspos ke media. Jelas ini sangat mengejutkan Soo Young padahal ia sendiri sudah berencana untuk mengungkap kebenarannya.
Min Young tertunduk lemas di ruangannya. Ia merasa bersalah pada Joon Ha dan Yoon Hee. Joon Ha yang sudah tahu meminta Min Young menyimpan perasaan bersalah itu, yang terpenting sekarang adalah memikirkan bagaimana merespon berita yang sudah terekspos.
Yoon Hee masih belum mempercayai kenyataan ini, “Apakah artikel ini benar? kau dan Kim Soo Young, itu tak benar kan? Ini bohong kan?”
Min Young diam tanda membenarkan. Yoon Hee benar-benar tak mengerti kenapa Min Young sama sekali tak menyangkalnya, “Kenapa kau tak bisa bilang kalau ini tak benar?”
Dong Sook dan Yoon Ki tiba di ruangan Min Young. Yoon Ki ikut menyahut kalau sejujurnya ia juga tak bisa mengerti jalan pikiran Min Young. Ia juga kecewa pada Min Young. Dong Sook mengingatkan kalau sekarang bukan saatnya bertengkar. Min Young menyadari kalau ia sudah mengecewakan rekan-rekannya.
Soo Young berada di studio radio, sepertinya dia akan mengungkap hubungannya dengan Min Young disana. Ia tampak terdiam di ruang studio sementara di luar sudah banyak wartawan yang menunggunya.
Min Young bersiap akan keluar dari kantornya. Langkahnya terasa berat, ia menoleh menatap rekan-rekannya. Mereka mengangguk memberi Min Young semangat.
Min Young membuka pintu kantor dan di luar sana ia disambut oleh kilatan kamera dan pertanyaan dari wartawan yang sudah menunggunya. Min Young diberondong banyak pertanyaan dari para wartawan. Ia menatap satu persatu wartawan yang ada di depannya.
akhirnya keluar juga..thx mba anis...di tunggu episode 15 nya yaaa
ReplyDeletebagian waktu ada bori di rumah bikin ngakak
ReplyDeleteapalagi masalah yang mau dibicarakan joon ha ke bibi
parah!
masak global warming....
ditunggu ep 15.nya
semangat mbak!!
Hahaha lucu bgt tpi kayanya kesananya tegang suasananya.. oya mba Queen of Ambition kok ga di lanjutin ?
ReplyDeleteakhirnya episode 14 part 2 keluar juga..thanks mbak anis...
ReplyDeleteditunggu kelanjutan episode selanjutnya.