Di sebuah ruangan, tertata rapi berbagai macam buku. Disana juga ada beberapa map yang berisi dokumen-dokumen kesiswaan dll.
Ya itu ruangan dimana Guru Ma tinggal. Guru Ma menyiapkan diri sebelum berangkat ke sekolah. Tak lupa ia mengenakan syal untuk menutupi bekas luka di lehernya. Guru Ma sudah siap menyongsong semester 2 di tahun ajaran ini.
Ha Na dan Bo Mi berangkat bersama dan lihat tatanan rambut Bo Mi baru hehe. Kalau kemarin poni-nya menutupi kening sekarang poni Bo Mi diikat, jadi lucu deh hehehe.
Ha Na merasa senang bisa berangkat sekolah bersama Bo Mi. Bo Mi tersenyum mengiyakan. Ia mengatakan kalau sekarang mereka tinggal setengah tahun lagi di kelas 6.
Ha Na berkata itu berarti mereka masih memiliki waktu setengah tahun lagi. “Karena kondisi teman-teman sekelas sekarang sudah lebih baik, kita harus menikmati sisa semester ini. Kita harus membuat album kelulusan yang bagus dan membuat proyek kelulusan yang bisa kita kenang.” Bo Mi setuju.
“Teman-teman aku datang!” seru Dong Goo muncul mengagetkan keduanya. Mereka bertiga tertawa. Ha Na memuji Dong Goo akhir-akhir ini tak bolos sekolah. Dong Goo mengatakan itu karena ia sudah berjanji pada Ha Na. (cie cie)
Bo Mi heran, “Janji? Kalian? Janji apa?”
Ha Na dan Dong Goo ga ngomong apa-apa. haha
Di pintu gerbang ketiganya bertemu Seo Hyun. Keempat sekawan ini tersenyum ceria menuju kelas bersama-sama sambil bersenda gurau.
Sebelum pelajaran dimulai, sebelum siswa kelas 6-3 masuk kelas, Guru Ma sudah ada di kelas berdiri di tempatnya. Ia teringat kejadian tempo hari dimana Ha Na terjatuh dari jendela. Kaca di ruang kelas 6-3 sudah diganti.
Guru Ma menatap satu persatu tempat duduk siswanya. Ia juga teringat kejadian dimana anak-anak tulus membantu membersihkan serpihan kaca. Guru Ma harus menyiapkan diri untuk menyongsong semester 2 nanti. Ia tak tahu kejadian apa lagi yang akan terjadi nanti.
Ibu kepala sekolah mencari Guru Ma dan menemukannya di kelas. Ibu kepsek berkata kalau ia sudah mendengar bahwa ada siswa pindahan yang akan masuk ke kelas Guru Ma. Guru Ma membenarkan.
Ibu kepsek : :Tapi itu sepertinya siswa yang bermasalah. Kuharap sekolah kita tak mendapat masalah seperti itu sebelumnya. Kalau terjadi lagi, akan sulit bagimu untuk mengajar lagi.”
Guru Ma menegaskan kalau kali ini akan berbeda, tak seperti dulu.
Di ruang guru. Guru Jung mengeluh, “Kita sudah sangat sibuk, kenapa mereka pindah sekolah dan membuat kepala kita pusing?”
Guru Goo yang tengah membaca koran berkata, “Tapi di sekolah kita tidak banyak anak yang pindah kesini, itu artinya bagus. Saat aku di Gangnam ada banyak sekali murid pindahan ketika semester 2. Setiap ruang kelas penuh, membuatku takut ketika membukanya.”
Guru Yang : “Aku tak mengerti kenapa para orang tua sering kali melupakan berkas pindah sekolah. Salah satu anak yang pindah sekolah mengirim sms padaku mengatakan kalau dia khawatir akan kesepian. Hatiku sedikit iba saat membaca ‘aku merindukanmu, guru’ Aku mengkhawatirkannya di Gangnam.”
Guru Jung : “Aigoo, itulah sebabnya kau sangat sibuk setiap hari, karena kau mencemaskan anak pindahan.”
Guru Goo ingat, keluhan yang disampaikan oleh orang tua murid apa Guru Yang sudah mengurusnya. Guru Yang bilang sudah, akhirnya orang tua siswa membatalkan keluhan mereka.
Guru Jung : “Anak-anak mengirim sms padamu karena dia merindukanmu dan orang tua mengeluh. Anak-anak dan orang tua, perasaan mereka berbeda sekali tentang kau, Guru Yang.”
Guru Goo : “Biarpun begitu, itu melegakan. Kau harus melaporkan ini ke wakasek dan menutup kasusnya.”
Guru Yang mengerti ia akan melakukannya.
Guru Jung teringat sesuatu, “Siswa pindahan itu kenapa dia masuk ke kelas Guru Ma? Karena Guru Yang ada dua yang kosong, supaya adil bukankah seharusnya dia masuk ke kelas 6-2?”
Guru Goo mengatakan itu karena wakil kepala sekolah yang menyuruh masuk ke kelas 6-3.
Di ruangannya wakil kepala sekolah menerima telepon dari ibu Na Ri, “Benar ibu Na Ri. Kami mempunyai satu siswa pindahan dan aku menempatkannya ke kelas Guru Ma. Ya, dia belajar di luar negeri dan anak itu bermasalah disana dan kembali ke sini.”
Sepertinya ibu Na Ri menanyakan kejadian di kelas putrinya selama liburan kemarin. Wakasek mengatakan kalau kejadian itu terjadi ketika liburan dan kepala sekolah sudah menghukumnya sedangkan ia sendiri tak berada dalam kondisi dimana ia bisa membuaka kembali kasusnya. “Jadi bukankah kita akan punya masalah baru di semester 2, untuk rencana kita?”
Huwaaaaaaa rencana? Apa itu? rencana licik kah?
Usai membasahi alat pel-nya di kamar mandi. Ha Na yang akan mengepel lantai pun kembali ke kelas.
“Ha Na-ya!” terdengar suara panggilan seseorang memanggil Ha Na. Langkah Ha Na terhenti, ia mengenali suara itu.
Perlahan Ha Na berbalik badan untuk memastikan siapa yang memanggilnya.
Mata Ha Na membesar terkejut melihat seseorang yang dulu pergi kini hadir kembali, Kim Do Jin. Ha Na yang tak percaya dengan penglihatannya diam terpaku di tempatnya berdiri.
“Ini aku, Kim Do Jin.” sahut Do Jin sudah berdiri di depan Ha Na. “Melihat punggungmu, aku yakin kalau itu kau.”
Do Jin melihat Ha Na membawa alat pel, “Kau pasti sedang membersihkan kelas.”
Ha Na yang dari tadi terpaku diam terbata-bata membenarkan. “Tapi kenapa kau disini?”
“Aku kembali.” ucap Do Jin sambil tersenyum. (Kalau senyum gini jadi inget Cha Dong Joo hahaha)
Kehadiran Do Jin di depan matanya sudah membuat Ha Na terkejut dan ia tambah terkejut mendengar bahwa Do Jin kembali ke sekolah ini lagi.
“Hey bro, kau datang!” tiba-tiba Jung Soo dan Han Gook ada disana. Keduanya langsung merangkul Do Jin.
“Apa kau benar-benar kembali?” tanya Han Gook.
“Berapa kali harus kukatakan padamu?” ucap Do Jin menegaskan kalau ia benar-benar kembali ke sekolah ini.
Ketiganya pun pergi dari sana.
Sebelum pergi Do Jin menoleh pada Ha Na, “Sampai jumpa nanti ya.” Ucap Do Jin.
Ha Na melihat ketiganya pergi. Ia masih tak percaya kalau first love nya kini datang lagi. Dia muncul lagi, seseorang yang bahkan namanya sudah ia buang ke tempat sampah hahaha.
“Sampai jumpa nanti? Kenapa?” Gumam Ha Na heran. Apa ia akan terus bertemu dengan Do Jin.
Ha Na pun teringat hari dimana ia berpisah dengan Do Jin karena anak itu akan pindah ke Kanada. (hari dimana Do Jin juga mengecup-nya haha) Setelah Do Jin pergi ke kanada, Ha Na menerima sms bahwa Do Jin juga mengecup gadis lain yang bernama Seo Yi Soo. Sejak saat itulah Ha Na mengubur dalam dalam pria bernama Kim Do Jin ini.
Na Ri terpogoh-pogoh menemui Ha Na. “Hei apa kau sudah tahu kalau Kim Do Jin kembali?”
Ha Na mengangguk lemas, “Aku tahu.”
Na Ri : “Lalu, apa kau juga tahu kalau dia akan sekelas dengan kita?”
“Sekelas dengan kita?” mata Ha Na membesar kaget.
Guru Ma menemui wakasek. Wakasek berkata Guru Ma pasti sudah mendengar bahwa ada 2 siswa di kelas 6-2 yang pindah. Itu terjadi karena Guru Yang masih baru dan dia sama sekali tak paham perasaan orang tua. Jadi daripada ia mengisi kekosongan di kelas 6-2 ia lebih mempertimbangkan kemampuan guru dan menempatkan siswa baru itu ke kelas Guru Ma. Guru Ma mengerti, ia akan menerimanya.
Wakasek : “Berhubung anda guru yang hebat dan anak ini juga membuat masalah ketika di luar negeri jadi tak ada masalah dengan yang namanya penyesuaian. Aku meminta anda memberinya didikan yang baik.”
Guru Ma siap melaksanakannya.
Siswa pindahan itu dan ibunya masuk ke ruangan waksek. Ya siswa pindahan itu Kim Do Jin. Wakasek mengatakan pada ibu Do Jin kalau Gru Ma akan menjadi gurunya Kim Do Jin. Ibu Do Jin melihat guru kelas putranya ini masih muda. Ia sungguh terkesan. “Bu guru, tolong jaga Do Jin dengan baik.” pinta Ibu Do Jin.
Do Jin membungkuk memberi salam pada Guru Ma. “Bu guru namaku Kim Do Jin.” ucap Do Jin sopan.
“Jadi kau yang bernama Kim Do Jin? Senang bertemu denganmu.” ucap Guru Ma dengan nada misterius.
Guru Ma memperhatikan dengan seksama Kim Do Jin yang katanya membuat masalah selama sekolah di luar negeri.
Di kelas, Guru Ma memperkenalkan Do Jin pada siswanya. Karena semua sudah mengenalnya, maka mereka akan melewati tahap perkenalannya. Guru Ma menyuruh Do Jin duduk di tempat duduk yang kosong.
Do Jin yang sudah lama tak bertemu teman-temannya minta izin pada Guru Ma akan menyapa teman-temannya. “Teman-teman, aku kenal sebagian besar dari kalian tapi aku akan memperkenalkan diriku. Aku Kim Do Jin, mohon bantuannya.” Do Jin membungkuk pada teman-temannya. Semua tepuk tangan menyambut kedatangan Do Jin. (ok sekilas Do Jin sopan dan terlihat seperti anak baik yang ga neko neko) Do Jin duduk di depan Han Gook.
Guru Ma : “Ini semester ke dua di kelas enam. Ini waktu yang menyenangkan bagi kalian untuk hal seperti foto kelulusan atau album kelulusan. Tapi hal seperti itu tak ada di kelas kita. Sebagai pengikut ujian yang mempersiapkan untuk ujian masuk, jangan menghabiskan energi kalian untuk hal yang tak berguna. Berkonsentrasilah untuk belajar.”
Anak-anak mengeluh kesal.
Seo Hyun mengangkat tangan akan menyampaikan usulnya, “Bu Guru, mulai sekarang kegiatan kelas biar kami saja yang mengaturnya. Tugas sekolah seperti membersihkan kelas dan tugas-tugas lainya kami bisa menentukannya lewat rapat kelas.”
Guru Ma menatap seluruh siswanya, “Sekarang ini, apa semua menyetujuinya?”
Semua mengangkat tangan setuju atas usul Seo Hyun.
Guru Ma : “Karena semuanya setuju, kalian ingin melakukan kegiatan kelas secara otonomi. Ibu penasaran apa tujuan kalian saat kalian mengatakan itu. Untuk bebas dari aturan dan batasan dari seseorang dan untuk bisa hidup secara mandiri ada harga yang harus kalian bayar. Akankah kalian mampu melakukannya? Kalau itu keinginan kalian, mari kita mencobanya.”
Anak-anak tentu saja senang.
Sebagai siswa baru Do Jin juga punya usul. “Ibu memilih siswa terendah sebagai ketua kelas aku sudah mendengar itu dari teman-teman. Tapi di semester kedua ini, kurasa kita harus mengadakan pemilihan ketua kelas. Yang ketua kelas lakukan hanya melakukan tugas berat, kurasa bukan begitu. Untuk mengumpulkan pendapat siswa, membantu guru, dan mengoperasikan kelas, kurasa kita butuh seseorang untuk dipilih.”
Guru Ma menatap seluruh siswanya, “Pemilihan? Apa kalian juga berpikir begitu?”
Choi Bit Na mengangkat tangan setuju. Mereka juga setuju.
Guru Ma menilai ini menarik, “Hal pertama yang kalian lakukan setelah mendapatkan kebebasan apa melakukan pemilihan ketua kelas?” Guru Ma menatap sinis siswanya.
Saat istirahat Bo Mi mengatakan kalau sekarang Ha Na bisa berhenti menjadi ketua kelas terendah. Ha Na mengiyakan.
Na Ri, Sun Young dan Hwa Jung menghampiri ke meja Ha Na. Na Ri mengatakan bukankah Kim Do Jin itu mengagumkan, dia anak baru tapi sudah mengatakan apa yang diinginkannya. Ha Na meralat kalau yang duluan mengatakan itu Seo Hyun. Na Ri tak peduli pokoknya Kim Do Jin mengagumkan.
Ha Na menoleh melihat Do Jin yang tengah ngobrol dengan Jung Soo dan Soo Jin cs. Do Jin menceritakan keadaan sekolahnya di Kanada yang membuat temannya terkagum-kagum.
Na Ri : “Apa yang akan Do Jin lakukan sekarang? Setelah Do Jin pergi, Seo Yi Soo sudah punya pacar baru. Dia mungkin belum punya pacar baru? Haruskah aku mendekatinya?” (hahaha Na Ri keganjenan)
Ha Na mengalihkan pembicaraan, “Kau mau ikut pemilihan ketua kelas kan? Aku akan membantumu,”
Na Ri bilang tak usah. “Kalau aku jadi ketua kelas, aku akan mencemaskan ibuku. Dan apa yang sudah kulakukan, aku harus diam sejenak. Aku bisa dikucilkan kalau melakukannya.”
Ha Na meyakinkan kalau di kelas ini tak akan ada lagi yang mengucilkan.
Bo Mi merasa kalau untuk ketua kelas bukankah seharusnya Seo Hyun mencalonkan diri. Seo Hyun yang dari tadi membaca dan mendengar obrolan mereka berkata kalau ia akan memilih saja, ia tak usah ikut mencalonkan diri. Ia sama sekali tak tertarik.
Choi Bit Na cs masuk ke kelas. Bit Na mengumumkan kalau ia akan ikut mencalonkan diri menjadi ketua kelas. “Tolong berikan satu suara kalian yang berharga untukku ya. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk kelas ini!”
‘Bersama Bit Na kelas 6-3 akan bersinar!” Lee Da In dan Eun Soo menyerukan yel yel mereka hahaha. Dan itu membuat teman-teman mereka tertawa. Hahaha.
Soo Jin berkata karena Do Jin kembali kelas pun menjadi hidup lagi. Ga Eul membenarkan mereka juga jadi bersemangat. (kayaknya cari perhatian doank sama Do Jin hahaha)
Jung Soo senang Do JIn kembali tapi kenapa masuk ke kelas kami. Nenek sihir itu tidak bercanda lho. Han Gook mengatakan kalau ia dan teman-teman bahkan belajar ketika liburan musim panas.
Ji Min : “Tapi, apa kau mau mencalonkan diri untuk ketua kelas? Sampai kelas 5 kau selalu menjadi ketua kelas, kan?”
Do Jin : “Aku harus menjadi ketua kelas, jadi kegiatan kelas ini akan lancar. Apa kalian akan memilihku?”
Soo Jin : “Kalau kau mencalonkan diri, kami akan mendukungmu.”
Mereka mengusulkan apa harus membuat yel yel hahaha.
Disaat mereka sibuk ngobrol Do Jin menoleh kearah Ha Na yang tengah berbincang dengan Bo Mi. Do Jin merasa Ha Na yang sekarang lain. Ha Na merasa dirinya diperhatikan ia menoleh dan melihat Do Jin memperhatikannya. Ha Na langsung mengalihkan pandangan ke arah Bo MI lagi.
Para ibu berkumpul disebuah restouran. Mereka bertanya-tanya apa ibu-ibu di New York ngerumpi tentang sekolah anak-anak, suami, selingkuhan dan suami tetangga saat berkumpul. (Hahaha ada-ada aja nih ibu-ibu)
Ibu Hwa Jung kemudian bertanya pada ibu Ha Na mengenai Bo Mi. “Teman Ha Na yang di rumahmu kudengar kau merawatnya.” Ibu bilang itu hanya kebetulan saja, keadaan Bo Mi sedang sulit.
Ibu Sun Young : “Kenapa melakukan itu? menurutmu kapan itu akan selesai?”
Ibu In Bo : “Tapi kita harus mengakui kemurahan hati ibu Ha Na lho/
Ibu Sun Young menyarankan agar ibu Ha Na hati-hati. “Sakarang kau ingin merawatnya tapi apa jadinya kalau waktunya jadi lama?”
Ibu Hwa Jung setuju karena ia merasa membesarkan putri sendiri saja sudah sulit. Membesarkan anak orang lain itu mudah mengatakannya tapi sulit melakukannya. Ibu Ha Na mengatakan kalau Bo Mi itu sopan dan baik.
Ibu In Bo berkata kalau sikap anak-anak itu berbeda dengan penampilan mereka, “kalian tak akan pernah tahu apa isi hatinya.”
Ibu Na Ri sampai disana. Ibu Ha Na mengatakan kalau mereka sudah memulai diskusi karena ibu Na Ri bilang akan datang terlambat.
Ibu Na Ri memberikan bingkisan untuk ibu Sun Young karena sudah berusaha kelas mengumpulkan anak dan menghubungi Guru Oh. Ibu Sun Young membuka bingkisan itu dan isinya satu set perlengkapan perawatan kulit. Ibu Sun Young senang menerimanya.
Tak hanya untuk ibu Sun Young, ibu Na Ri juga memberikan produk yang sama untuk ibu-ibu lain tapi tentu saja tak lengkap seperti punya ibu Sun Young.
Ibu Na Ri kemudian mengatakan hal lain, “Apa kalian mendengar sesuatu tentang guru kelas kita?”
Ibu Ha Na : “Guru Ma?”
Ibu Na Ri membenarkan, “Menurut Jaksa teman suamiku sepertinya ada masalah dengan kehidupan sekolahnya dulu.”
Ibu Ha Na penasaran ingin tahu, “Apa itu, ceritakan dengan lengkap!”
Ibu Na Ri mengatakan kalau jaksa itu punya kewajiban untuk merahasiakannya jadi dia tak memberitahunya secara lengkap tapi dia mengatakan untuk berhati-hati.
Ibu Hwa Jung penasaran, “Apa mungkin itu tentang pria?”
Ibu Sun Young menilai pasti bukan itu, “Aku juga harus mencari tahu.”
Ibu Na Ri meminum kopinya. Ia sudah berhasil membuat ibu-ibu ini penasaran ingin mencari tahu masa lalu Guru Ma.
Kelas usai anak-anak akan pulang. Ha Na berkata pada Bo Mi kalau ia akan terlambat pulang karena ada bimbel. Bo Mi tak masalah ia akan pulang sendiri dan akan menunggu Ha Na di rumah.
Dong Goo : “Kalau begitu apa kita sekarang sudah bebas dari tugas piket? Sebagai perayaan, bagaimana kalau kita mengunjungi Nyonya Oh dan memintanya membuatkan koktail dingin?”
Seo Hyun ingin tahu bagaimana keadaan Nyonya Oh sekarang. Dong Goo bilang keadaan Nyonya Oh semakin membaik.
Do Jin menghampiri Ha Na, ia ingin bicara sebentar. Ha Na yang bersikap dingin mengatakan tak bisa karena harus segera pergi bimbel. Ha Na pergi dari sana. Do Jin kecewa Ha Na mengabaikannya.
Do JIn melirik sebal kearah Dong Goo, “Oh Dong Goo kita sekelas lagi.” Dong Goo menanggapinya dengan bahasa inggris, “You’re welcome, and you?” (hahaha) Do Jin sebel dan berlalu dari sana.
Bo Mi penasaran dan bertanya pada Dong Goo, apa hubungan Do Jin dan Ha Na. Dong Goo mengatakan kalau Do Jin dan Ha Na itu sekelas ketika di kelas 5 sama dengannya juga.
“Apa hanya itu?” Bo Mi tak percaya kalau Do Jin dan Ha Na hanya sekedar teman sekelas.
Dong Goo berfikir, “Apa mereka dulu dekat ya?”
Bo Mi tertawa, “Bagus sekali kalau mentalmu itu masih anak SD.” (haha)
Dong Goo menoleh ke arah Do Jin, ada rasa iri karena Do Jin dulu dekat dengan Ha Na.
Dong Goo berada di toko Nyonya Oh. Ia menyandarkan kepalanya ke meja dan berulang kali menarik nafas, “Apa ini? ya ampun apa ini?”
Nyonya Oh heran, ada apa?
Dong Goo berkata kalau pikirannya seperti sebuah rokok. Nyonya Oh terkejut, apa Dong Goo merokok.
Dong Goo bilang tidak, “Hanya saja aku merasa pahit di dalam dan frustasi. Bukankah rokok rasanya seperti itu?” (hahaha)
Nyonya Oh mengingatkan, “Jangan merokok, kesehatan itu paling penting.”
Dong Goo menegaskan kalau ia sama sekali tak merokok, “Aku ingin hidup lama bersama Nyonya Oh.” Nyonya Oh tersenyum, “Baik. Mari kita hidup yang lama.”
Dong Goo tiba-tiba menegakan badannya, “Merasa gundah di dalam tanpa alasan, kira-kira itu kenapa ya?”
Nyonya Oh : “Itu artinya musim semi telah tiba.”
Dong Goo heran, “Tapi bukankah musim dingin yang akan datang?”
Nyonya Oh tersenyum, “Itu musim semi dari hati. Oh Dong Goo, teruslah besar!”
Dong Goo tak mengerti. Wajah Nyonya Oh kemudian berubah sedih, tapi ia segera menepis perasaan sedihnya dan permisi akan ke toilet sebentar.
Ketika Nyonya Oh ke toilet telepon disana berdering. Dong Goo menjawabnya. Ia mencoba meniru suara lemah lembut Nyonya Oh.
“Apa ini Tuan Oh Man Soo?” tanya si penelepon.
“Ya..!” jawab Dong Goo dengan suara kemayu seperti Nyonya Oh.
“Kami menelepon anda dari pusat anak-anak. Ini tentang permintaan anda waktu itu. saat anda meninggal, sepertinya Oh Dong Goo akan dikirim kembali kesini. Kalau dia masih tidak menemukan wali yang tepat saat itu, maukah anda mencarikannya panti asuhan?”
Dong Goo terdiam mendengarkan si penelpon. Ia menarik nafas lemas, kalau berpisah dengan Nyonya Oh berarti ia harus harus ke panti asuhan.
Ha Na berada dalam perjalanan pulang dari bimbel. Ia menelepon Bo Mi yang ada di rumah. Ia mengatakan kalau ia akan pulang sekarang. Ia minta Bo Mi menunggunya sebentar lagi.
Selesai menelepon langkah Ha Na tiba-tiba terhenti karena melihat seseorang. Kim Do Jin berdiri di depanya. Do Jin sudah menunggu Ha Na.
Keduanya pun duduk dan bicara di bangku taman. Walaupun sebangku tapi duduknya agak berjauhan. Do Jin tak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.
Do Jin : “Mereka bilang kalau kau mendengar tentang aku dan Seo Yi Soo.”
“Aku tahu. Tidak apa-apa.” ucap Ha Na pelan.
Do Jin : “Aku tak akan membuat alasan. Sebelum aku pergi ke Kanada, aku masih bersikap seperti anak-anak. Benar kalau aku bertemu dengan Seo Yi Soo beberapa kali tapi kami tak punya hubungan seperti itu. Seo Yi Soo sepertinya menyebarkan gosip seakan aku....”
Do Jin tak melanjutkannya, ia tak peduli apa yang Ha Na pikirkan tentang hubungannya dengan Yi Soo tapi karena kesalahannya yang sudah menyebabkan salah paham ini ia minta maaf.
Ha Na mengerti, “Apa aku bisa pergi sekarang?”
Do Jin : “Kau tak bertanya kenapa aku kembali?”
Ha Na : “Tidak perlu.”
Tanpa diminta Do Jin pun mulai bercerita, “Orang tuaku juga merasa kesepian. Orang tuaku, mereka bukan ayah dan ibuku yang sesungguhnya. Karena saat usiaku 7 tahun aku diadopsi. Dan karena aku pergi ke Kanada ibuku merasa kesepian lalu dia menghubungiku beberapa kali sehari dan terus mengirimiku pesan. Jadi aku kembali lagi setelah 6 bulan.”
Do Jin mengatakan kalau hal ini bukan rahasia. Diantara teman-teman, Ha Na duluan lah yang tahu tentang ini. Orang tuanya juga tak ingin hal itu diketahui orang. Ha Na berkata kalau ia akan menjaga rahasia.
Do Jin tersenyum pahit. Ia berdiri dan berkata kalau ketika dirinya di Kanada, ia sering memikirkan Ha Na. “Kita bisa berteman lagi kan?”
Ha Na : “Teman? Ok, karena kita sekelas.”
Do Jin tersenyum merasa lega.
Guru Ma berada di ruangan di rumahnya (kayaknya sih) ia mempelajari biodata siswanya, Kim Do Jin. Terdapat keterangan disana yang menyebutkan bahwa Do Jin hidup terpisah dari orang tua dan tinggal di asrama. Itu data yang didapat dari sekolah Do Jin yang di Kanada.
Keesokan harinya siswa kelas 6-3 mengadakan pemilihan ketua kelas. Sebagai ketua kelas lama Ha Na da Dong Goo memimpin rekan-rekannya melakukan pemilihan. Ia dan Dong Goo menghitung jumlah suara.
Calonnya itu Kim Do Jin, Choi Bit Na dan Kim Tae Sung.
Ketika nama Kim Do Jin dibacakan pendukungnya tersenyum senang. Kim Tae Sung dan Choi Bit Na juga sama. Son In Bo mendukung Tae Sung hahaha.
Tapi ada yang aneh ketika Ha Na membuka lembar kertas pilihan. Ia membaca namanya tertulis disana. Ia terkejut dan menoleh ke Dong Goo yang menulis jumlah perolehan suara di belakangnya. Dong Goo langsung nyengir. Hahaha. Tidak sah deh hahaha.
Do Jin pun menang dengan perolehan 16 suara.
Do Jin langsung berdiri di depan, Ha Na mengucapkan selamat pada Do Jin. Karena tugasnya sudah selesai Ha Na dan Dong Goo pun kembali duduk.
Do Jin mengucapkan terima kasih karena telah memilihnya sebagai ketua kelas meskipun ia siswa pindahan. Ia berjanji akan memenuhi semua harapan teman-temannya dan bekerja keras sebagai ketua kelas. Suara tepuk tangan pun bergemuruh.
Karena ketua kelas sudah terpilih maka Guru Ma menyerahkan wewenang dalam pengelolaan kelas kepada ketua kelas eeperti tugas piket atau tugas dapur. Meleporkan siswa nakal, yang biasanya dilakukan oleh ketua kelompok maka sekarang ia akan memberikan wewenang penuh untuk menghukum dan memberi penghargaan kepada ketua kelas.
Saatnya jam pelajaran olahraga. Anak-anak balapan lari hehe. Guru Ma yang memperhatikan waktu sementara Do Jin yang mencatat waktu.
Pertama Tae Sung lawan Yeon Hoo. Tae Sung unggul.
Berikutnya Na Ri dan Soo Jin. Soo Jin larinya lebih cepat hehe.
Ha Na dan Bo MI hahaha. Bo Mi larinya lambat hahaha.
Do Jin memuji Ha Na larinya hebat, Ha Na tersnyum sumringah. Bo Mi cemberut Ha Na dipuji hahaha. (Bo Mi selalu minder ya)
Selanjutnya Oh Dong Goo dan Son In Bo. Dong Goo meminta In Bo santai saja, “Yang harus kau lakukan adalah mengejarku semampumu.”
Keduanya lari, catatan waktu yang Dong Goo dapatkan lebih cepat. Dong Goo 9,3 detik sementara In Bo 11,1 detik.
Tapi Do Jin dengan sengaja menuliskannya lain. Untuk Dong Goo ia tetap menulis 9,3 tapi tidak dengan In Bo. Ia menulis catatan waktu In Bo 9,1 lebih cepat dari catatan waktu Dong Goo. In Bo yang melihat tulisan Do Jin terkejut, bukan itu.
Do Jin menunjukan pada In Bo kalau yang ia tulis itu sebenarnya. In Bo yang tak mau buruk di nilai olahraga terbata-bata membenarkan tulisan Do Jin. Guru Ma melirik curiga ke arah Do Jin.
Tes lari usai, Guru Ma menyuruh ketua kelas untuk membacakan ulang catatan waktu yang mereka dapatkan. Kalau ada yang tidak menerima katakan padanya.
Do Jin membacakan satu persatu catatan yang mereka peroleh. “Oh dong goo 9,3. Son In Bo 9,1.”
Anak-anak memberikan jempol mereka untuk In Bo karena memiliki catatan waktu yang baik. Dong Goo terkejut karena yang ia tahu In Bo itu lari di belakangnya. In Bo diam tak protes tapi ia takut-takut gitu.
“Itu aneh.” sahut Dong Goo. “In Bo itu lebih lambat dariku.”
Guru Ma bertanya pada Dong Goo, apa ada masalah. Dong Goo bilang tidak ada.
Guru Ma melirik ke arah Do Jin. Ia sepertinya tahu kecurangan yang dilakukan Do Jin. Sepertinya Guru Ma berharap kalau Dong Goo mengatakan sebenarnya keluhan itu. (ah kenapa Dong Goo ga ngomong aja yang sebenarnya)
Anak-anak bersiap pulang, Ha Na dan Bo Mi pulang lebih dulu dari Dong Goo dan Seo Hyun. Dong Goo masih merasa aneh dengan pelajaran olahraga tadi, ia menoleh ke arah Do Jin. Ia menatap heran kenapa Do Jin menulis catatan waktu In Bo lebih cepat darinya padahal jelas-jelas In Bo lari lebih lambat darinya. Tapi Dong Goo yang cuek tak mempermasalahkannya.
Sepertinya hari ini Jung Soo mendapat jatah piket tapi ia ingin pergi dengan teman-temannya. Ia bingung siapa yang akan membersihkan kelas. Do Jin mengatakan kalau temanya tak usah khawatir biar ia yang membereskannya.
Do Jin menghampiri Dong Goo yang siap-siap akan pulang. Ia ingin bicara sebentar dengan Dong Goo. Seo Hyun yang masih disana menatapnya heran, kenapa tiba-tiba Do Jin ingin bicara dengan Dong Goo.
Do Jin minta maaf pada Dong Goo, “Kau harus membersihkan kelas hari ini menggantikan Jung Soo. Tidak ada lagi selain kau. Tolong bantu aku ya.” Dong Goo bilang tentu saja padahal dia bingung karena harus segera pulang.
Seo Hyun bertanya apa yang Do Jin bicarakan tadi. Dong Goo mengatakan kalau Do Jin memintanya untuk menggantikan Jung Soo piket. Seo Hyun heran, kenapa begitu? Dong Goo menilai mungkin Jung Soo sedang ada masalah di rumahnya.
Dong Goo pusing sendiri karena sudah menyanggupi permintaan ketua kelas padahal ia harus segera pulang untuk membersihkan toko. Seo Hyun pun menyuruh Dong Goo pulang, biar ia saja yang membersihkan kelas. Dong Goo senang, ia berterima kasih dan berjanji akan menggantikan Seo Hyun piket nanti. Dong Goo langsung bergegas pulang.
Seo Hyun yang membawa alat pel melihat Do Jin bersama In Bo. In Bo mengucapkan selamat karena Do Jin terpilih sebagai ketua kelas. Do Jin mengatakan kalau itu semua berkat teman-temannya. Seo Hyun merasa heran dengan keduanya.
Di bawah anak tangga Do Jin terlihat mengamati sekeliling. Tanpa ia ketahui Seo Hyun memperhatikan keduanya.
Do Jin mengatakan pada In Bo kalau nilai olahraga In Bo ia jamin akan bagus. In Bo berterima kasih dan mengatakan kalau ia sudah berhutang budi pada Do Jin. Do Jin mengatakan kalau ia menjadi ketua dengan tujuan bisa melayani teman-temannya jadi paling tidak itu lah yang bisa ia lakukan.
Do Jin menepuk pundak In Bo. Tubuh In Bo menegang. “Kau, meskipun tidak bagus di olahraga kudengar kau hebat dalam belajar.” Do Jin tersenyum penuh ancaman. “Maksudku adalah kau....”
Do Jin melihat tak jauh dari sana ada Seo Hyun yang memperhatikan. Ia pun mengubah arah pembicaraan agar Seo Hyun tak curiga, “Mulai sekarang mari kita berteman baik.”
In Bo pun pulang.
Seo Hyun menatap curiga apa yang baru saja Do Jin lakukan pada In Bo. Do Jin terlihat santai.
Bersambung di part 2
Aksi Kim Do Jin pun dimulai... Huwaaaaaaa saya kehilangan sosok Cha Dong Joo di diri Kang Chan Hee hehehe.
BTW Kang Chan Hee reunian sama Kim Sae Ron ya. Ahayyy Cha Dong Joo - Bong Woo Ri. Udah pada gede.... hahaha
Episode yang ditunggu ada Kang Chan Hee
ReplyDeleteFighting eonni, gomawoso ^^
3 pemain can you hear my heart ngumpul disini. Kang Chan hee dan Kim Sae Ron, apa kali ini mereka akan kembali menjadi pasangan?...sepertinya tidak...
ReplyDeletetapi msh cocok kok. hoho :D makin tinggi
Deletewah cepet sekali mbak anis update sinopnya..hwehehehe..
ReplyDeleteiya nih mbak, setuju ama komennya mbak anis, sosok Cha Dong Jo hilang di diri Kim Do Jin, aisshh..gak seru deh..tpi tetep ganteng euy..wkwkwk
sepertinya Antagonis nih perannya Kang Chan Hee disini..hemmm
reunian sama Bong Woo Ri ^_^
Jadi kangen Cha Dong Joo sama Bong Woo Ri... Nggak nyadar mereka gedenya makin ganteng dan cantik aja.
ReplyDelete3 pemain CYHMH ada disini? Selain Kang Chan Hee dan Kim Sae Ron, siapa lagi ya? *garukkepala
Satunya lagi Kepala sekolah, jadi neneknya bong woo ri di CYHMH.
Deletekereeeeeennnnn suka suka sukaaaaaaa..makasih mba Anis sinopnya,,semangat buat lanjut ya!! ^_^
ReplyDelete-Rara
Oh iya... Neneknya Bong Woo Ri. Ya ampuuuun kok bisa kelupaan sih.
ReplyDeleteTatapan do jin serem amat
ReplyDeleteIa mulai jahat nihhh
Asyik udah ada lanjutannya. Di tunggu part 2nya ya mba anis. makasih...
ReplyDelete-Yumenas-
makasih ya mb anis sinopnya. sy penasaran nih dg masa lalu guru Ma. apa yg membuat bliau dipenjara hingga akhirnya mengubah karakter dan gaya mengajar guru Ma mjd spt skrg ini. thanx u ^^
ReplyDeletedoo jin kykny msih ad prsaan tuh sama ha na, tp ha na nya gk ada lgi tuh yaa.. sbel bngt sama do jin!! dtunggu eonni sinop slanjutnya :))
ReplyDeleteKim do jin kalo senyum aiiiiihh cha dong jo banget :D
ReplyDeletetapi dia ngebully in bo .
Ditunggu part 2 nya ..
Kyaaa~ kim do jin ngak bosen2 kalo ngeliat dia. Hahahahahh
ReplyDeleteDitunggu ya mbak part 2nya...
"Fighting!!!!"
Wah daebak. Ditunggi lo sinopsis selanjutnya :)
ReplyDeleteudah remaja mrk...
ReplyDeletedh gede....
cpt bgt berubahnya ya..
ga nyangka.
kang chan hee , kim sae ron sm nenek ngumpul hehe ^_^
ReplyDelete