Friday, 6 December 2013

Sinopsis Suspicious Housekeeper Episode 14 Part 1

Song Hwa ketakutan ketika Bok Nyao siap menyebarkan perihal isi rekaman CCTV perbincangannya dengan Woo Sun Young. Ia yang semula menantang Bok Nyeo, berubah jadi takut. Ia tak mau Bok Nyeo menyebarkan isi rekaman itu. Ia memohon, ia akan melakukan apapun yang Bok Nyeo inginkanasalkan Bok Nyeo merahasiakan itu.

Bok Nyeo mengabaikan permohonan Song Hwa. Song Hwa pun akhirnya mengaku kalau ia melakukan itu karena ia mencintai Sang Chul. “Aku melakukannya karena aku mencintainya.” ucap Song Hwa dengan mata berkaca-kaca.

Bok Nyeo menoleh menatap marah dan mengatakan kalau itu kalimat yang ia benci. “Aku mencintainya, Melakukan sesuatu karena cinta. Apa seperti itu cinta yang menurutmu menakjubkan? Cinta anda itu, cukup membuat seseorang bisa membunuh. Apakah cinta seperti itu begitu menakjubkan? Apa itu lebih penting dari hidup seseorang?” suara Bok Nyeo meninggi.

Song Hwa : “Aku juga korban. Aku menyuruh dia (Sun Young) untuk menjauhinya (Sang Chul) Aku tak menyuruhnya bunuh diri. Aku tak menyangka kalau ibu anak-anak akan meninggal seperti itu. Bagaimana bisa seorang ibu melakukan itu? Bukankah seorang ibu tidak seharusnya meninggal dengan bunuh diri? Jika kau seorang ibu, kau jawab pertanyaan itu untuk menggantikannya. Jika kau seorang ibu, kau harusnya tahu dia tidak harus mati seperti itu.”

Bok Nyeo : “Seorang ibu, dia juga seorang wanita. Sebelum dia menjadi ibu, dia seorang wanita.”

Bok Nyeo akan pergi tapi Song Hwa menahannya. “Kumohon, kau jangan menceritakannya. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan.” Bok Nyeo berkata kalau ia tak menginginkan apapun dari Song Hwa. Bok Nyeo pergi dari kafe itu meninggalkan Song Hwa sendirian yang dirundung kekhawatiran.
Han Gyul memandang foto mendiang ibunya. Se Gyul bertanya apa Bok Nyeo benar-benar mau menjadi ibu mereka. Doo Gyul yakin kalau Bok Nyeo mau menjadi ibu mereka karena Bok Nyeo sudah memberikan stempel di dokumen pernikahan. Se Gyul menoleh ke foto ibunya, “Sejujurnya aku sedikit merasa bersalah pada ibu, ketika aku meminta Bok Nyeo menjadi ibu kita.” Doo Gyul terkejut apa adiknya merasakan itu juga. Ia khawatir ibunya akan sedih setiap kali ia melihat foto ibunya. Han Gyul berkata kalau ibu mereka pasti akan mengerti, asalkan mereka tak melupakannya.

Song Hwa duduk sendirian di bangku tepi sungai. Di tangannya batu ayah milik Sang Chul masih tersimpan padanya. Ia memandang jauh ke depan tempat dimana Sun Young bunuh diri. Kini ia pun bisa membayangkan perasaan Sun Young saat itu.
Keesokan harinya di rumah Keluarga Gyul. Sang Chul membetulkan letak selimut putri kecilnya yang masih terlelap. Bersamaan dengan itu Bok Nyeo sampai di rumahnya. Sang Chul berterima kasih atas kerja keras Bok Nyeo selama ini dalam mengurus rumah tangga. Akhir-akhir ini ia begitu sibuk.
Putra-putri Sang Chul sarapan. Han Gyul meminta ayahnya sarapan dulu sebelum berangkat kerja. Sang Chul berkata kalau ia pulang sebentar dari kantor untuk melihat anak-anaknya. (Oh jadi dia baru pulang nih ceritanya, lembur gitu)

Sang Chul akan pergi tapi Bok Nyeo mengatakan kalau ada sesuatu yang ingin ia beritahukan pada mereka. “Kita lupakan saja tentang saya yang ingin menjadi ibu kalian. Karena ayah kalian terus menundanya, maka saya akan menyerah.”

Hye Gyul tak setuju, ia meminta Bok Nyeo menunggu sebentar lagi. Han Gyul membenarkan adiknya. Ayah mereka tak segera membubuhkan stempel bukan berarti tak menyukai Bok Nyeo. Itu karena ayahnya tak memiliki cukup waktu untuk memikirkan itu. Ia harap Bok Nyeo memberikan satu kesempatan lagi untuk ayahnya memikirkan itu. Kalau ayahnya menolak lagi maka ia dan adik2nya pun akan menyerah juga. Tunggu sampai proyek ayahnya selesai. Bok Nyeo menoleh ke arah Sang Chul. Sang Chul diam menunduk tak tahu harus mengatakan apa.
Song Hwa sampai di perusahaan, perasaannya masih kacau, pikirannya tak tenang. Sang Chul mengajak Song Hwa bicara terkait pekerjaan mereka. Sang Chul menunjukkan sebuah gambar yang ia rancang bersama Lee Song Shik semalam, ia meminta pendapat Song Hwa. Song Hwa yang masih belum bisa fokus terbata-bata mengatakan kalau itu gambar yang bagus. Sang Chul cukup puas mendengar pendapat Song Hwa, ia pun menyuruh Song Hwa membeli makan siang untuk pegawai lain.

Song Hwa bertanya apa semalam Sang Chul tidak pulang. Sang Chul bilang kalau tadi pagi ia pulang sebentar. Song Hwa bertanya lagi, apa Bok Nyeo tidak mengatakan apa-apa pada Sang Chul. Sang Chul heran kenapa, apa Song Hwa dan Bok Nyeo bertemu. Song Hwa berbohong bilang tidak. Ia pun akan keluar untuk membeli makan siang.

Ketika sedang menyetrika baju Bok Nyeo menerima telepon dari Song Hwa. Song Hwa bertanya kenapa Bok Nyeo tidak mengungkapkan rahasia itu, apa Bok Nyeo sengaja mencoba membuatnya gila.
Keduanya pun bertemu di bangku tepi sungai. Song Hwa melemparkan ke tanah batu ayah milik Sang Chul. Ia tak membutuhkan batu itu lagi. Bok Nyeo memungut batu itu. Song Hwa marah, apa yang sebenarnya Bok Nyeo lakukan, apa Bok Nyeo akan menyiksanya. “Kau bertingkah seperti kau akan mengungkapkan rahasia itu, tapi kenapa tidak? Kapan kau akan melakukannya?”

Bok Nyeo : “Saya tidak akan mengungkapkan rahasia itu.”

Song Hwa : “Kenapa? Kenapa tidak? apa supaya kau bisa mencekiku? Kau mau mengendalikanku dengan rahasia itu sampai aku berlutut padamu, kan?”

Bok Nyeo berkata anak-anak akan sangat terluka jika rahasia itu terungkap. “Kalau mereka mengetahui itu, mereka akan membenci ayah mereka lagi. Luka yang telah diobati olehnya akan terbuka kembali dan menjadi lebih menyakitkan. Oleh karena itu, saya tidak akan menunjukan itu pada siapapun. Namun, jika anda berpikir akan melakukan sesuatu yang bodoh, maka saya akan mengungkapkannya.”

Song Hwa : “Bagaimana aku bisa mempercayaimu? Bagaimana aku bisa yakin kau tidak akan mengungkapkan itu walaupun kau mengatakan tidak akan mengungkapkannya.”

Bok Nyeo tak peduli Song Hwa percaya atau tidak. Song Hwa ingin Bok Nyeo membuktikan agar ia percaya. Silakan Bok Nyeo minta sesuatu darinya yang bisa membuatnya percaya, mintalah uang atau sesuatu yang lain. Karena dengan begitu ia bisa percaya pada Bok Nyeo.

Bok Nyeo melihat Song Hwa begitu stress dengan rahasia ini. “Kalau begitu, bisakah anda melakukan satu permintaan saya? Bisakah anda menyelidiki CEO Jang Do Hyung?”
Bok Nyeo mengepang rambut Hye Gyul. Hye Gyul menunjuk batu keluarganya yang masih belum ada batu ayahnya. Tiba-tiba Bok Nyeo berkata kalau ia akan menunjukan sulap. Hye Gyul antusias mendengarnya. Bok Nyeo pun mulai bermain sulap menggunakan kotak berisi batu keluarga milik Hye Gyul. Hye Gyul dan ketiga kakaknya ikut memperhatikan.

Awalnya dalam kotak itu ada 5 batu keluarga. Bok Nyeo menutup kotak menggunakan sapu tangan. Ketika dibuka, batunya bertambah satu, batu ayah muncul diantara batu-batu lain. Anak-anak terkejut dan takjub melihatnya. Hye Gyul senang sekali karena batu ayah sudah kembali.

Sang Chul pulang dari kantor. Hye Gyul langsung menunjukan batu ayah yang ia dapatkan dari Bok Nyeo yang menunjukan permainan sulap. Sang Chul memeriksa batu itu dan benar itu batu ayah miliknya yang hilang. Sang Chul menatap heran dari mana Bok Nyeo mendapatkan batu itu. Tapi ia tak menanyakan itu di depan anak-anak.

Ketika Bok Nyeo akan pulang, Sang Chul menanyakan apa yang sebenarnya terjadi karena yang ia tahu batu ayah itu hilang. Bok Nyeo berkata kalau itu rahasia. Bok Nyeo pun pulang. (penasaran dimana tempat tinggal Bok Nyeo)
Esoknya, Do Hyung tersenyum memperhatikan foto Eun Soo. Seseorang mengetuk pintu ruangannya, ia pun menyimpan foto itu dibalik peralatan musik klasiknya. Song Hwa masuk ke ruangan Do Hyung. Ia melihat Do Hyung menyelipkan sesuatu di balik alat pemutar piringan hitam. Ia curiga apa yang Do Hyung sembunyikan disana.

Song Hwa menyerahkan pada Do Hyung revisi proposal mereka. Do Hyung membaca proposal itu dan bertanya apa Song Hwa masih berkonsultasi dengan Bok Nyeo. Song Hwa menjawab ya. Do Hyung memuji kalau Song Hwa sudah melaksanakan perintah dengan baik. Song Hwa berkata kalau ia tak bisa menolak karena itu perintah dari atasannya.
Sang Chul menemui ayah mertuanya terkait pekerjaan mereka. Kakek bertanya apa Sang Chul membawa pernyataan perjanjiannya. Sang Chul berkata kalau perusahaannya beralih ke pemasok lain untuk proyek itu. Ya memang tidak sebagus perusahan kakek, tapi perusahaan itu sangat bagus dalam menunjukan minatnya. Kakek tanya kenapa, apa Song Hwa tidak menulis perjanjiannya.

Sang Chul bilang kalau ia melarang Song Hwa membuat perjanjian itu. Ia menilai itu hanya selembar kertas, bagaimana ayah mertuanya bisa mempercayai itu. Kakek meninggikan suara dan berkata kalau ia akan mengesahkan perjanjian itu jadi tak perlu khawatir. Sang Chul harap ayah mertuanya ini percaya padanya. Ia tak akan pernah meninggalkan anak-anaknya lagi dan ia mencoba memenangkan proyek itu tanpa bantuan ayah mertuanya. Ia tak mau memenangkan proyek itu dengan memanfaatkan seorang wanita yang pernah ia lukai hatinya. Tapi kalau setelah ini ia bisa mewujudkan proyek itu, ia harap ayah mertuanya ini bisa membantunya. Bukan sebagai menantu tapi sebagai rekan kerja.

Kakek terkejut dengan tindakan dan pemikiran Sang Chul, “Ya ampun, dia bertindak seperti seorang pria untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.” gumam Kakek dalam hati.
Untuk proyek perusahaannya Song Hwa tetap berkonsultasi pada Bok Nyeo mengenai dapur dan perlengkapannya. Tapi keduanya juga membicarakan hal lain.

Song Hwa memberi tahu Bok Nyeo kalau ia melakukan beberapa penyelidikan terhadap Jang Do Hyung dan apa yang Bok Nyeo katakan semuanya benar. “Tidak ada masalah dengan latar belakang pendidikan dan karirnya. Tapi apa kau tahu? Dalam hati setiap wanita, ada penguntit seperti Seo Ji Hoon, walaupun ada sedikit perbedaan. Aku mengerti bagaimana menakutkannya diikuti pria seperti dia lagi. Orang seperti apa Seo Ji Hoon itu?”

Bok Nyeo tak mengatakannya.

Song Hwa merasa kalau ia perlu tahu beberapa informasi tentang Seo Ji Hoon untuk menyelidikan CEO Jang Do Hyung.

Bok Nyeo : “Dia orang yang berdiri di belakang saya setiap waktu. Ketika saya pindah ke tempat berbeda dan mendapatkan pekerjaan yang berbeda, dia muncul secara tiba-tiba di belakang saya dan mencoba membuktikan cintanya pada saya. Saya mencoba meyakinkan dia kalau itu bukan cinta. Tapi sia-sia. Saat itu saya sangat khawatir tapi saya tak bisa menoleh, karena saat itu dia memanggil nama saya dari belakang. Setelah saya menikah dan punya anak, saya pikir dia menyerah. Tapi dia muncul lagi dan dia berencana membakar rumah saya dan memunuh suami dan anak saya.”

Song Hwa tak menyangka masa lalu Bok Nyeo seperti itu. Ia minta maaf karena sudah membuat Bok Nyeo mengingat kembali kenangan yang mengerikan itu. “Apa kau tak menemukan sesuatu yang aneh ketika kau bekerja di rumah CEO Jang?” Bok Nyeo berkata kalau ia menemukan sebuah brankas tapi isinya hanya ada foto perempuan lain dan Jang Do Hyung bilang itu adalah sesorang yang dia cintai dan sudah meninggal.

Song Hwa merasa kalau Do Hyung tidak meninggalkan sesuatu yang mencurigakan di rumah karena Bok Nyeo bekerja disana. Jika ada sesuatu pasti ada di kantornya. Sebenarnya ada sesuatu yang ia curigai. Bok Nyeo terkejut mendengar kecurigaan Song Hwa terhadap Do Hyung.

Song Hwa : “Ada gramofon di kantornya. Ketika aku masuk untuk wawancara dia keluar dari balik gramofon. Kalau dipikir-pikir, aku harusnya masuk lebih awal. Dia melakukan sesuatu pada gramofon-nya, tanpa tahu aku ada disana. Dan ketika aku pergi ke rumahnya ada gromofon yang sama disana. Apa Seo Ji Hoon menyukai sesuatu yang spesial di dalam gromofon itu?” (gromofon : alat untuk memproduksi suara dan musik yang direkam pada piringan hitam—baru tahu kalau alat itu namanya gromofon hahaha)

Sejauh yang Bok Nyeo tahu tidak. Bok Nyeo pun mengingat saat ia bekerja di rumah Do Hyung. Saat itu Do Hyung memutar sebuah lagu What Will I Do, lagu dari The Great Gatsby.

Song Hwa : “Jika kau ingin melihat kantornya, besok satu-satunya kesempatan untuk melakukannya. Bisakah kau meluangkan waktumu jam 3 besok?”

Bok Nyeo tidak bisa di jam itu, karena anak-anak pada saat itu baru pulang sekolah.

Na Young terjebak hujan. Ia menghubungi Sang Chul bertanya apa Sang Chul masih di kantor. Na Young berkata kalau ia ada di kantor pusat dan menyadari kantor Sang Chul juga didekat sana. Ia berada di kantor pusat dalam rangka menghadiri seminar tenda benteng yang baru dimereka produksi. Ia menebak Sang Chul pasti belum makan. Na Young melihat bekal makanan yang dibawanya. (kayaknya Na Young sengaja bawa bekal ya)
Na Young pun ke kantornya Sang Chul membawakan makanan untuk kakak iparnya. Sang Chul makan bekal itu bersama Dong Shik. Na Young terus memperhatikan Sang Chul yang makan. Sang Chul menyadari kalau ia belum mengenalkan Na Young pada Dong Shik. “Dia adik iparku Woo Na Young dan dia Manajer Lee Dong Shik.”
Brak... Dong Shik memukul meja pelan, “Woo Na Young-ssi, bagaimana rasa makananmu begitu menyedihkan disaat wajahmu begitu lucu?” (wakakaka) Na Young cemberut.

Na Young melihat kakak iparnya bekerja begitu keras tapi ayahnya tak mengetahui itu. “Orang-orang dari perusahaan lain setiap hari menelepon untuk mendekati ayah, sementara kau bekerja dengan orang yang menyedihkan ini.”

“Aku?” ucap Dong Shik yang dinilai Na Young orang yang menyedihkan. Sang Chul tersenyum mendengarnya. Na Young cemberut liat mukanya Dong Shik hahaha.
Ny Hong diajak kakek ke perusahaannya tapi Ny Hong belum tahu kalau itu perusahaan milik kakek. Ia melihat-lihat berbagai model kloset duduk buatan perusahaan kakek. Kakek mempersilakan Ny Hong untuk memilih salah satu model kloset yang disuka. Ny Hong menilai itu benda yang mahal, kenapa seseorang yang tanpa uang... ah dia selalu mengkhayal tinggi. (Ny Hong mengira kakek Cuma ngayal doank pengen ngebeliin dia kloset yang mahal) Kakek berkata kalau kloset di kamar mandi Ny Hong sudah tua dan kotor. Kau harus punya toilet bagus untuk hidup sehat.

Ny Hong : “Kalau kau punya uang untuk membeli ini, beli saja pakaian untukmu sendiri.”

Sekretaris kakek datang manyapa sopan. Kakek bertanya apa semuanya berjalan baik. sekretaris menjawab ya. Ny Hong terkejut mendengar obrolan keduanya. Kakek meminta pendapat Ny Hong tentang salah satu model kloset, ia pun menyuruh sekretarisnya untuk membawa model kloset itu ke dalam mobil. Kakek menilai kloset yang model itu yang paling bagus. Ny Hong terbengong-bengong.

Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil yang dikendarai oleh sekretarisnya kakek. Ny Hong memperhatikan model kloset yang dibawa di dalam mobil untuk dipasang di kantor agensinya. “Aku menyukainya. Aku menyukainya karena aku pikir dia tak punya uang. Bukan sebagai pembantu pamannya, tapi aku bangga pada diriku sendiri bertemu direktur perusahaanku sendiri. Tapi sekarang dia sudah menjadi CEO.”

Ny Hong mengingat saat keduanya makan di rumah makan sederhana. Ia meledek kakek sebagai pria yang tak punya uang. Jadi saat itu ia yang mentraktir kakek makan. “Aku sangat senang membelikannya sup seharga 4500 won.” Ny Hong menitikan air mata.

Bok Nyeo mengangkat jemuran yang sudah kering. Ny Oh datang menemuinya, “Aku dengar dari temanku di toko daging kalau kau akan menikah dengan ayah Gyul.” Bok Nyeo balik bertanya, kenapa Ny Oh ingin tahu masalah itu. Ny Oh bilang tentu saja ia harus tahu, bukankah nanti Bok Nyeo akan menjadi istri dari tetangganya. Ia tahu apa yang harus ia ketahui atau apa yang tidak harus ia ketahui. Sekarang ia harus memperlakukan Bok Nyeo sebagai istrinya Sang Chul. Ny Oh ingin Bok Nyeo sedikit meluangkan waktu untuknya. Bok Nyeo heran kenapa tiba-tiba Ny Oh mengatakan itu. Ny Oh berkata kalau ia ingin bicara beberapa hal dengan tetangga sebelah. Bok Nyeo berkata kalau ia harus melipat cucian yang telah kering.

Keduanya pun akhirnya ngobrol, ya Ny Oh tak bisa menahan kesedihan di hatinya, ia pun mencurahkan segala permasalahan rumah tangganya pada Bok Nyeo. Disaat Ny Oh curhat Bok Nyeo tetap melaksanakan pekerjaannya melipat pakaian.

Ny Oh menangis sesenggukan, “Aku merasa Miss Kwan sudah mengancamku sejak awal. Tapi dia ingin aku menyadari bagaimana mengerikannya dia. Dia bilang dia akan membantuku mengungkapkan semua yang suamiku lakukan. Tapi aku tak bisa melakukannya, itu akan menjadi bumerang yang bisa menghilangkan semua hal.”

Ny Oh mengambil pakaian dan ikut melipat sambil manangis dan curhat, “Bagaimana jika dia dipecat dari pekerjaannya? Eo Jin merasa sangat bangga pada ayahnya yang merupakan presenter terkenal. Jika kami bercerai, kami berdua akan terlihat begitu menyedihkan.”

Bok Nyeo memperhatikan pakaian yang dilipat Ny Oh yang tidak segera dilipat dengan baik. Ny Oh pun segera melipatnya, “Aku mencoba bicara dengannya tentang itu tapi dia bahkan tidak mengedipkan matanya. Dia bilang lakukan saja apa yang kuinginkan dan dia akan bercerai kalau aku menginginkannya.”

Bok Nyeo mengambil paksa pakaian yang sedari tadi tak dilipat Ny Oh.

“Bok Nyeo kalau kau jadi aku apa yang akan kau lakukan?” tanya Ny Oh menginginkan saran dan solusi. Bok Nyeo malah balik bertanya kenapa Ny Oh menanyakan itu. Ny Oh merebut lagi pakaian yang akan Bok Nyeo lipat, “Apa yang kau pikirkan?” Ia menggerut sedih karena tak ada orang yang bisa diajak bicara tentang masalahnya. “Jika aku menceritakan ini pada orang lain, mereka akan menceritakanya pada semua orang di kota. Aku bahkan tak punya keluarga yang bisa menghiburku. Apa tidak ada cara?”

Bok Nyeo : itu...

Ny Oh menunggu penasaran saran dari Bok Nyeo.

Bok Nyeo : “Hanya anda yang bisa menyelesaikannya.”

“Aku memperlakukanmu sebagai ibu rumah tangga bukan sebagai pembantu, tapi kenapa jawabanmu begitu sinis.” Ny Oh membanting pakaian yang dari tadi tak jadi ia lipat. “Kenapa kau tinggal di sebelah rumahku?” Huwaaaa huwaaaaa tangis Ny Oh.

(salah sendiri ye, kenapa jadi tukang gosip, jadi pas mau curhat masalah pribadi ke orang lain jadi takut sendiri)

Ada yang melihat Soo Hyuk masuk ke bar, siapa? Yup cewek-cewek penggemar Soo Hyuk di sekolah. Mereka terkejut melihat Soo Hyuk masuk ke tempat seperti itu. Mereka pun melaporkan apa yang mereka lihat pada Han Gyul dan Woo Jae. Mereka menilai itu bukan bar biasa, itu bar dimana para wanita yang membayar mencari hiburan. Mereka juga tahu kalau Soo Hyuk berhenti sekolah dan mencoba mencari uang karena ayahnya

Han Gyul : “Kalau kalain salah mengartikan apa yang kalian lihat, aku tak akan tinggal diam.”

Mereka menegaskan kalau penglihatan mereka tidak salah. Woo Jae berkata kalau ia akan bicara dengan Soo Hyuk, jadi beritahu dimana tempatnya.

Han Gyul dan Woo Jae sampai di depan bar menunggu seseorang. Yang ditunggu pun sampai, Woo Na Young.

Setelah mendengar penjelasan dari keponakannya Na Young, ia tak bisa percaya ini. “Bagaimana mungkin ayahnya ingin dia bekerja di tempat seperti ini hanya karena dia memerlukan uang? Aku harus melaporkan bar ini agar bisnis ini bangkrut.”

Na Young akan menelepon polisi tapi Han Gyul mencegah itu sebaiknya nanti saja. Ia harap tantenya ini membantunya membawa Soo Hyuk keluar dari bar itu. Tapi Na Young tak tahu karena ia belum pernah masuk ke tempat seperti ini. Woo Jae memohon, ia hanya bisa mengandalkan Na Young (sepertinya keduanya dilarang masuk karena masih bawah umur)

Na Young pun dengan semangat akan melakukannya, “Tapi seperti apa wajahnya? Han Gyul menunjukan foto Soo Hyuk yang masih tersimpan di ponselnya. Wah... Na Young takjub melihat wajah tampan Soo Hyuk hihi. (ya ampun Han Gyul masih nyimpen fotonya dia bersama Soo Hyuk)

Soo Hyuk berdiri murung, ia mengenakan setelan jas rapi. Seorang wanita mabuk yang sepertinya pelanggan disana berjalan melewati Soo Hyuk. “Apa kau anak baru? Kau tampan.” Rayu wanita itu. “Tapi kenapa Kau terlihat begitu tertekan? Tersenyumlah. Ayolah, aku bilang tersenyum!”

“Bisakah kau membawa pacarku kemari?” tanya Soo Hyuk. “Aku hanya tersenyum saat dia bersamaku.” Wanita itu kesal rayuannya diabaikan begitu saja oleh Soo Hyuk. Ia pun pergi dari sana.

Na Young ditanyai oleh penjaga dan disaat bersamaan ia melihat Soo Hyuk. Ia pun minta izin pada penjaga akan bicara sebentar dengan Soo Hyuk. Na Young menghampiri Soo Hyuk meminta waktu bicara. Soo Hyuk yang belum mengenal Na Young mengabaikannya. Ia mengira kalau Na Young adalah salah satu pelanggan bar.

Na Young : “Aku mengerti kedaanmu, tapi ini tidak benar. Maksudku, sebenarnya aku...”

“Hentikan itu..!” sela Soo Hyuk, “Pergi sana!”

Na Young : “Tidak tidak bukan itu. Aku sebenarnya...”

Belum sempat Na Young menjelaskan seorang pria datang memberikan gitar pada Soo Hyuk. Soo Hyuk tanya ruangan nomor berapa, pria yang membawa gitar menjawab ruangan nomor dua. Soo Hyuk pun menuju ruangan nomor 2. Na Young menatap heran, kenapa pake gitar dan peralatan musik segala.

Di luar bar, Woo Jae bertanya-tanya apa tantenya Han Gyul bisa membawa Soo Hyuk keluar dari bar. Han Gyul tak tahu, ia juga sangat khawatir.

Na Young keluar sendirian tanpa Soo Hyuk. Ia menjelaskan kalau Soo Hyuk berada di bar itu tidak seperti yang Han Gyul pikirkan. Ia merasa Soo Hyuk bekerja di bar itu dengan bermain musik. Dia memakai gitar. Han Gyul dan Woo Jae berpandangan. Woo Jae sedikit lega tapi Han Gyul tetap saja khawatir melihat Soo Hyuk bermain musik ditempat seperti ini.

“Apa yang anda lakukan disini?” tiba-tiba seseorang meyapa. Siapa? Bok Nyeo. Han Gyul yang terkejut melihat Bok Nyeo balik bertanya kenapa Bok Nyeo disini. Bok Nyeo kembali mengucapkan pertanyaannya, apa yang Han Gyul lakukan ditempat ini. “Apa anda ingin saya menelepon ayah anda yang sibuk dengan proyeknya besok?”

Sampai di rumah, Han Gyul meminta bantuan Bok Nyeo agar membantu Soo Hyuk keluar dari bar.

“Kenapa anda bergabung dengan grup band?” Tiba-tiba Bok Nyeo bertanya, “Anda menyukai musik atau Soo Hyuk sunbae?”

Itu.... Han Gyul terbata-bata.

Bok Nyeo mengeluarkan selembar formulir audisi K-Pop, “Kenapa anda membuang ini?”

Han Gyul menunduk, “Aku tak percaya diri, aku bahkan tak tahu apa aku bisa.”

Bok Nyeo : “Jika anda tak percaya diri dan jika anda meraa anda tak bisa, keluar dari band sekarang!”

Han Gyul berkata kalau sebelumnya ia yakin bisa ketika Soo Hyuk masih ada di band.

“Kalau begitu, saya akan membuang ini lagi!” Bok Nyeo meremas formulir itu dan membuangnya ke tempat sampah.

Han Gyul menatap formulir yang dibuang Bok Nyeo.

Bersambung ke episode 14 pat 2

3 comments:

  1. makasih sinopsisnya neng anis. cma koq gambarnya blm ada ya? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya belum sempat, maklum loadingnya masihhhh lammmmaaaaaa.....

      Delete
  2. makasih unie.....
    ditunggu kelanjutannya....

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.