Saturday, 7 December 2013

Sinopsis Suspicious Housekeeper Episode 14 Part 2

Setelah menjemput Hye Gyul dari sekolah, Bok Nyeo dan Hye Gyul mampir ke pasar. Bok Nyeo melihat jam tangannya, waktu menunjukan pukul 2.41 siang. Hmm sepertinya Bok Nyeo ingin cepat pergi ke perusahaannya Do Hyung atas saran Song Hwa kemarin.


Bok Nyeo menerima telepon dari Song Hwa. Song Hwa yang sedang dalam perjalanan memberi tahu kalau sekarang saat yang tepat untuk Bok Nyeo pergi ke ruangan Jang Do Hyung di kantor karena saat ini semua orang meninggalkan kantor untuk proyek itu. Tapi Bok Nyeo tak bisa pergi karena harus menjaga Hye Gyul. Song Hwa tanya apa tak ada orang lain yang bisa menjaga Hye Gyul, tetangga atau siapa gitu. Bok Nyeo menoleh menatap Hye Gyul.

Sang Chul dkk sampai ditempat dimana Gatsby Investment berusaha mendapatkan proyek bersaing dengan perusahaan lain. Siapakah perusahaan lain itu, hiyaaaa itu adalah perusahaan JK tempat Sang Chul bekerja dulu. Direktur JK hadir bersama Manajer Kim. Sang Chul menyapa direktur. Direktur menyindir kalau Sang Chul tidak seharusnya kembali menusuknya seperti ini dengan bersaing untuk mendapatkan proyek. Sang Chul tersenyum minta maaf.

Manajer Kim ikutan menyindir, “Aku dengar kau melakukan hal bodoh hanya untuk membuat Tn Woo Geum Chi mau bekerja sama untuk perusahaanmu. Kau bilang tak akan menerima bantuan apapun darinya.” Sang Chul menilai Manajer Kim sudah keterlaluan bicara seperti itu. Ia tidak menerima apapun dari ayah mertuanya dan tidak akan menerima apapun.

Manajer Kim : “Jadi apa kau sedang bilang kalau Jang Do Hyung yang melakukan ini semua? Bagaimana dengan keuangannya? Apa kau sudah melihatnya?”

Sang Chul berkata kalau ia hanya merancang bangunan tidak menginvestasikan uang.

Direktur : “Aku telah melihat banyak orang membuat kesalahan dan mereka tidak pernah berakhir dengan baik. Kau bisa kembali ke JK kapan saja.”

Direktur dan staff-nya pun masuk ke ruangan lebih dulu.

Song Hwa sampai di parkiran gedung pertemuan itu. Ketika akan memarkir mobilnya, ia heran melihat satu mobil yang menghalangi jalannya. Ia membunyikan klakson tapi orang di dalam mobil tak bergeming. Sekali lagi Song Hwa mengklakson tapi dari mobil itu tak ada respon.

Song Hwa turun dari mobil untuk menegur si pemilik mobil yang menghalangi jalannya. Ia mengetuk kaca mobil itu, “Permisi.” Song Hwa mengetuk kaca jendela mobil itu lagi. Tapi betapa terkejutnya ia ketika melihat siapa yang berada di dalam mobil. Jang Do Hyung.

Song Hwa segera membuka pintu mobil itu dan melihat Do Hyung hampir tak sadarkan diri. “CEO Jang apa kau baik-baik saja?”
Do Hyung tampak menahan kesakitan yang teramat sangat. Song Hwa tanya, apa yang terjadi, haruskah ia menelpon 911. Do Hyung berusaha merespon ucapan Song Hwa. Tapi ia tak bisa berkata apapun karena menahan sakit. Song Hwa akan menghubungi 911 tapi tangan Do Hyung menggapai ponsel Song Hwa, ia melarang Song Hwa menghubungi siapapun. “Untuk saat ini kemudian saja mobilku!” pinta Do Hyung sambil menahan sakit.

Sang Chul dan Dong Shik menunggu kedatangan Song Hwa dan Do Hyung. Mereka heran, waktunya hampir tiba-tapi Jang Do Hyung dan Song Hwa belum juga datang. Sang Chul menerima telepon dari Song Hwa.

Song Hwa yang mengemudikan mobil Do Hyung berbohong pada Sang Chul kalau ia menerima telepon dari CEO Jang meminta dirinya memberi tahu Sang Chul kalau Jang Do Hyung tak bisa datang ke acara itu. Song Hwa melirik ke Do Hyung yang duduk di sebelahnya menahan sakit, “Dia harus pergi ke rapat pendanaan sekarang dan aku kurang sehat. Apa tidak apa-apa kalau aku beristirahat di rumah?” Sang Chul berkata tak apa-apa. Silakan Song Hwa istirahat di rumah.

Tanpa melihat presentasi dari dua perusahaan yang bersaing eh... langsung saja keluar hasil nilainya. (Jadi ngingetin saya sama May Queen dimana Perusahaan Cheon Ji dan Ocean bersaing untuk mendapatkan hak pengeboran minyak hehe)

Point yang di dapat perusahaan JK, bentuk 25 poin, Rencana 35 poin, keprofesionalan 15 poin, Kinerja 10 poin, jadi total nilainya 80 poin. Direktur JK tampak tersenyum puas, ia yakin kalau perusahaannya akan berhasil mendapatkan proyek itu. Sang Chul tampak terdiam cemas.

Song Hwa membawa Do Hyung ke rumah sakit.

Bagaimana dengan perolehan point Gatsby? (huwaaaaaaaa Pegawai Gatsby menahan tegang)

Dokter cepat menangani Do Hyung. Ia dibawa ke sebuah ruang perawatan kelas atas yang banyak alat medisnya, ga tahu namanya apa. Do Hyung perlahan membuka matanya.

Song Hwa dibagian informasi menanyakan kenapa pihak rumah sakit tak memberitahu perihal penyakit Do Hyung, bukankah pasien itu CEO perusahaannya. “Dia tak punya keluarga di Korea jadi kami harus tahu kenapa dia sakit karena kami yang akan merawatnya.” Perawat minta maaf, ia tak boleh memberitahukan informasi medis tentang pasien pada Song Hwa.

Eh.. tiba-tiba si pasien nongol. Do Hyung yang sudah merasa lebih baik menemui Song Hwa. Ia meminta perawat itu mengatakan saja yang sebenarnya, kalau dirinya sebentar lagi akan mati. Song Hwa terkejut terdiam tak mengerti.

Nilai untuk Gatsby, bentuk 40 poin, rencana 30 poin, keprofesionalan 15 poin, dan kinerja 10 poin. Jadi total nilainya 90 poin. Gatsby Investement pun yang memenangkan proyeknya.

Horeeeeee Sang Chul berteriak sangat lantang dan melampiaskan kegembiraan bersama staff-nya yang lain. Ia memuji staff-nya sudah bekerja dengan baik. Direktur JK menatap tak suka karena berhasil dikalahkan oleh Sang Chul. Ia mengucapkan selamat dengan nada judes. Ia dan anak buahnya pun segera pergi dari ruangan itu.

Do Hyung berada di ruang perawatannya. Ia mengisi waktunya dengan membaca buku The Great Gatsby. Song Hwa masuk ke ruangannya. Do Hyung bisa menebak apa yang Song Hwa lakukan di rumah sakit, pasti mencari tahu tentang penyakitnya. “Kenapa kau terus mencari tahu informasinya?”

Song Hwa : “Jadi ini rahasiamu? Aku ragu kalau kau benar-benar Seo Ji Hoon. Tapi apa kau sudah menyembunyikan penyakitmu dari kami?”

Do Hyung : “Ya. Kau tak akan menangis untukku kan? Aku tahu kau berhati dingin.”

Song Hwa sedang tak ingin bercanda, “Itu bisa disembuhkan, kan?” Do Hyung tersenyum sambil membuka lembar demi lembar buku yang ia baca, “Dokter bahkan tak tahu. Jadi bagaimana aku tahu?”

Song Hwa : “CEO Jang? Kau bisa meninggal setiap saat, kenapa kau seperti ini?”

Song Hwa mengambil ponselnya, ia merasa tak seharusnya seperti ini. Pimpinannya sakit tapi mereka tak ada satu pun yang tahu dan sekarang Do Hyung berada dalam proyek besar. Ia akan menghubungi Sang Chul.

“Letakan itu!” perintah Do Hyung menyuruh Song Hwa meletakan kembali ponsel. “ini karena masih banyak lagi yang harus kau ketahui. Aku seo ji hoon.” akunya sambil tetap membaca buku.

Mata Song Hwa membesar terkejut, tanpa terasa ponsel di tangannya pun jatuh.

Do Hyung menatap tajam Song Hwa, “Aku Seo Ji Hoon, pria yang membunuh keluarganya Park Eun Soo.” 

Song Hwa semakin terkejut mendengar pengakuan Do Hyung.

Bok Nyeo masih berada di sekitar pasar. Paman Shin tersenyum melihat Bok Nyeo berjalan menuju toko dagingnya. “Bok Nyeo-ssi kesini!” ucap Paman Shin memberi tahu istrinya.

“Bok Nyeo-ssi?” Mi Ja heran. “Kenapa kau tidak memanggilnya Bok Nyeo-nim?

Paman Shin berkata itu karena Bok Nyeo akan menikah, ia tak bisa memanggilnya seperti itu lagi. Mi Ja heran bukankah ia sudah bilang agar suaminya segera bangun dari mimpimu. Sekarang Bok Nyeo itu ibunya Hye Gyul. “Aku tidak berusaha melakukan sesuatu dengan Bok Nyeo-ssi. Aku sudah punya kau, kenapa aku harus seperti itu?” kata Paman Shin.

Mi Ja : “Kalau begitu, kau tidak akan memberinya sesuatu yang tidak perlu kan?”

“Baiklah.” sahut Paman Shin.

Mi Ja tersenyum, “Sepertinya aku cantik ketika masih muda.”

Paman Shin tiba-tiba menyentuh pundak istrinya. Ia menatap istrinya, “Sekarang kau tahu kenapa aku melirik Bok Nyeo-ssi? Dia sepertimu ketika masih muda.” Mi Ja terpana tak bisa berkata-kata lagi, hihi....

“Selamat datang Bok Nyeo-ssi!” sahut Paman Shin menyapa pelanggannya. Hye Gyul pun mengatakan daging yang akan mereka beli, 3 kg perut babi. Paman Shin dan Mi Ja melayani penuh senyuman. Bok Nyeo melihat jam tangannya, waktu menunjukan pukul 3.12. Ia mengingat perbincangannya dengan Song Hwa kemarin, ‘Jika kau ingin melihat kantornya, besok satu-satunya kesempatan.’

Bok Nyeo pun ingin minta tolong pada Paman Shin dan istri, “Maaf, tapi bisakah anda menjaga Hye Gyul sebentar?” Mi Ja tak masalah menjaga Hye Gyul, “Kenapa tidak. Apa kau akan pergi ke suatu tempat?” 

Hye Gyul meminta Bok Nyeo cepat pulang dengannya kalau tidak nanti akan terlambat. Mi Ja mengajak Hye Gyul bermain bersamanya, tapi Hye Gyul merengek tak mau. “Aku harus pulang dan nonton Pororo.” Bok Nyeo mengerti, ia pun pulang bersama Hye Gyul. (lucu banget waktu Hye Gyul merengek pengen cepet nonton Pororo)

Setelah Bok Nyeo pergi, Mi Ja melirik suaminya, “Apa kau memberikan sesuatu secara gratis lagi?” Paman Shin tanya bagaimana istrinya tahu. Mi Ja kesal, tapi wajah kesalnya itu berubah jadi senyuman, “Kerja bagus sayang.” Hehehe.

Hye Gyul tampak asyik sekali nonton Pororo. Bok Nyeo yang menyiapkan sandwich sesekali menatap Hye Gyul. Ia bingung mau ditinggal bagaimana nih bocah.

Se Gyul sampai di rumah. Hye Gyul tanya apa Oppa-nya ini tidak pergi ke Hagwon (Inget Hagwon, jadi inget Queen’s Classroom hehe). Se Gyul bilang kalau guru bimbelnya sedang sakit. Se Gyul akan ke kamar tapi Bok Nyeo minta izin padanya, “Bisakah saya pergi ke suatu tempat untuk urusan pribadi saya?” Hye Gyul tanya memangnya Bok Nyeo mau pergi kemana. Bok Nyeo minta maaf ia tak bisa memberitahu kemana ia akan pergi. Ia berjanji akan kembali dalam waktu 3 jam dari sekarang, apapun yang terjadi. Jadi maukah Se Gyul di rumah bersama Hye Gyul saat ia pergi.

Se Gyul sedikit khawatir, “Kau tidak menemui ibu mertuamu kan?” Bok Nyeo menjawab tidak. Se Gyul pun mengizinkan Bok Nyeo pergi, tak usah mengkhawatirkan Hye Gyul. Bok Nyeo pun akan pergi setelah ia selesai menyiapkan sandwich.

Bok Nyeo masuk ke ruang kantor Jang Do Hyung. Ia memperhatikan gromofon yang ada di ruangan itu. Ia tak menemukan sesuatu yang mencurigakan disana.

Song Hwa masih berada di ruang perawatan Do Hyung. “Apa ini cukup meyakinkanmu?” tanya Do Hyung sambil menunjukan foto Eun Soo alias Bok Nyeo. Song Hwa semakin terkejut.

Do Hyung : “Aku meninggalkan satu bagian dari bukti bahwa aku adalah Seo Ji Hoon. Benar, aku pria itu.” 

Do Hyung menyimpan kembali foto itu sebagai pembatas buku. “Yang membuat dia kabur ke Somalia, itu Seo Ji Hoon. Yang mengambil suami dan anaknya, Seo Ji Hoon. Orang yang mencuri senyumnya dan mati seakan-akan tidak ada yang terjadi, itu aku Seo Ji Hoon. Sekarang kau sudah tahu, kan?”

Song Hwa tak bisa berkata-kata lagi karena masih shock mendengar semua pengakuan Do Hyung.

Bok Nyeo terus mencari sesuatu di ruang kerja Do Hyung yang mungkin akan membuka identitas Do Hyung. Ia membuka tiap laci, ia menemukan piringan hitam lagu dari film The Great Gatsby. Ia pun teringat saat ia ke rumah Do Hyung untuk menyajikan bubur bagi Do Hyung yang sakit.

Apa yang akan kulakukan dengan foto untuk memberi tahu masalahku? Ketika aku sendirian dengan mimpi yang tidak akan terwujud, apa yang akan kulakukan?

Do Hyung yang saat itu memakan bubur buatan Bok Nyeo berusaha menyembunyikan air mata setelah mendengar terjemahan bahasa Korea Bok Nyeo tentang lagu What Will I Do.

Bok Nyeo mencari sesuatu di album lagu klasik itu, tapi ia tak menemukan apapun.

Ponsel Bok Nyeo bunyi, telepon dari rumah Gyul. “Hye Gyul menghilang!” seru Se Gyul terdengar panik melaporkan menghilangnya Hye Gyul pada Bok Nyeo.

Do Hyung turun dari tempat tidurnya, sontak itu membuat Song Hwa mundur ketakutan. Song Hwa tak mengerti bagaimana polisi mengakhiri kasus investigasi itu. “Kenapa sekarang kau mengungkapkan kalau kau Seo Ji Hoon?”

Do Hyung : “Kalau aku tak mengatakannya, kau akan mengatakan kalau sekarang aku sakit. Fakta bahwa aku sekarat adalah rahasia besar yang melebihi kenyataan kalau aku adalah Seo Ji Hoon. Rahasia yang tidak ingin kuungkapkan pada Park Eun Soo.”

Song Hwa : “Apa yang kau bicarakan? Bagaimana dengan rahasia besar kalau kau seorang pembunuh?”

Do Hyung berjalan sempoyongan, “Itu hanya untukku.” Song Hwa tanya kenapa.

Do Hyung : “Itu karena, semua impianku akan lenyap. Aku ingin melihat wanita itu tersenyum lagi. Aku ingin melihatnya hidup sebagai seorang wanita lagi. Tapi apa kau pikir itu mungkin buatku melakukannya jika dia tahu aku sakit? Kecuali hanya dengan belas kasihan. Aku lebih suka memberinya kesempatan untuk membunuh Seo Ji Hoon dan menghakiminya. Yoon Song Hwa-ssi, kau itu pintar. Pikirkan yang terbaik untuk kita semua. Ini akan menjadi pengalaman untuk keberhasilan kedua pihak. Apa kau ingin tahu alasannya? Jika kau masih mencintai Direkutr Eun ......” 

Bok Nyeo berlari kesana kemari mencari Hye Gyul. Sambil mencari ia bertanya pada Se Gyul, apa belum menemukan Hye Gyul. Bagaimana dengan menghubungi polisi, bagaimana dengan menghubungi ayah anda? 

Do Hyung : “Jika kau tidak mau anak-anak merasa sakit lagi. Jika kau tak mau membuat Park Eun Soo menjadi pembunuh, kau harus mempertahankan itu darinya.”

Song Hwa : “Bok Nyeo... maksudku Park Eun Soo, dia tidak akan berhenti.”

Do Hyung : “Itu sebabnya kau harus membantuku. Untuk membuatnya percaya padaku. Bantu aku membuat dia percaya padaku. Kalau CEO Gatsby Investment melihatnya dan dia benar-benar akan memiliki perasaan padanya, Bagaimana menurutmu?”

Bok Nyeo yang cemas masih terus mencari Hye Gyul kemana-mana, “Jika sesuatu terjadi pada Hye Gyul, aku tak bisa memaafkan diriku sendiri. Kumohon. Kumohon. Kumohon jangan biarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya.” batin Bok Nyeo.

Ketiga kakak Hye Gyul mencari Hye Gyul. Sambil terus mencari ponsel Han Gyul selalu terhubung dengan Bok Nyeo.

Hye Gyul ternyata bermain sendirian di tepi sungai. Bok Nyeo berhasil menemukannya. “Apa yang anda lakukan disini?” suara Bok Nyeo terdengar cemas.

“Aku sedang mencari batu.” jawab Hye Gyul sambil tersenyum. “Batu Bok Nyeo-nim. Aku harus memasukannya ke dalam kotak besok. Tapi aku tak bisa menemukan yang warna biru, warna kesukaanmu.” 

Tanpa terasa air mata Bok Nyeo menetes. Ia lega karena tak terjadi apa-apa pada Hye Gyul. Hye Gyul menanyakan kenapa Bok Nyeo menangis, apa nenek itu (ibu mertua Bok Nyeo) datang lagi. Bok nyeo menjawab tidak, dia tidak datang. Hye Gyul bertanya lagi, lalu kenapa Bok Nyeo menangis.

Bok Nyeo menangis memeluk Hye Gyul, “Itu karena saya merasa bersyukur. Saya benar-benar sangat bersyukur.”

Ketiga kakak Hye Gyul sampai disana. Mereka bersyukur Hye Gyul baik-baik saja.

Mereka pun kembali ke rumah dengan senyum lebar yang tersungging di wajah mereka, kecuali Bok Nyeo yang sama sekali tidak tersenyum. Han Gyul menelepon memberi tahu ayahnya kalau mereka sudah menemukan Hye Gyul. Ia juga memberi tahu kalau alasan Hye gyul pergi keluar, itu karena Hye Gyul sedang mencari batu Bok Nyeo. Sang Chul lega mendengarnya. Seharian ini ia lupa mengaktifkan ponsel, ia minta maaf.

Ponsel Song Hwa berdering, dari Bok Nyeo. Song Hwa masih berada di ruang rawat Do Hyung. Do Hyung melihat Bok Nyeo yang menelepon Song Hwa. Ia mengambil ponsel itu, “Kau tahu apa yang terjadi pada burung beo yang meniru perkataan tuan-nya tanpa memikirkannya, kan?” Do Hyung menekan tombol menjawab panggilan telepon, ia juga mengaktifkan loadspeaker-nya. Ia memberikan ponsel itu pada Song Hwa. Ia membiarkan Song Hwa bicara dengan Bok Nyeo, tentu saja ia pun ingin mendengar apa yang akan kedua wanita itu bicarakan.

Song Hwa berusaha terlihat tenang ketika menjawab telepon. Bok Nyeo berkata kalau sekarang ia sudah menyerah mencurigai CEO Jang Do Hyung, ia memutuskan untuk mengakui kalau itu hanya obsesi saja. Baiklah, ucap Song Hwa dengan suara bergetar. Perbincangan di telepon pun usai.

Do Hyung : “Kau dengar kan? Dia bilang dia tidak akan mencurigaiku. Sekarang yang harus kau lakukan adalah membantuku.”

Bok Nyeo menyiapkan cemilan untuk anak-anak. Sementara anak-anak, mereka bersenang-senang bermain tali. Bok Nyeo melihat keceriaan keempat anak itu.

Sang Chul sampai di rumah, ia menanyakan pada Bok Nyeo bagaimana keadaan anak-anak. Bok Nyeo memberi tahu kalau Hye Gyul sudah tidur. Han Gyul, Doo Gyul dan Se Gyul ada di lantai atas. Bagaimana dengan proyeknya? tanya Bok Nyeo.

Wajah Sang Chul terlihat kecewa, “aku benar-benar.... memenangkan proyeknya!” wajah Sang Chul berubah sumringah. “Aku memenangkan proyeknya.” Dengan sikap yang seperti biasa Bok Nyeo memberikan selamat pada majikannya.

Sang Chul : “Semua orang mengganggap itu seperti pertarungan antara David dan Goliath. Aku sangat gugup sampai hasilnya keluar. Aku sudah bekerja sangat keras untuk proyek ini. Bukankah kau seharusnya memujiku?”

Bok Nyeo : “Kenapa saya harus memberikan pujian?”

Sang Chul semangat mengatakan kalau ia membuktikan pada mereka yang berpikir kalau ia dibantu oleh ayah mertuanya jika meninggalkan JK. Dan sekarang ia memenangkan proyek tanpa bantuan ayah mertuanya.

Bok Nyeo : “Kenapa anda mengatakan itu? saya itu bukan istri anda dan anda tidak memberikan stempel di formulir pernikahannya.”

Sang Chul langsung berkata pelan, “Iya aku tahu. Tapi aku ingin menceritakan padamu dan ingin menerima pujian darimu. Ah.. sebenarnya itu karena tidak ada orang yang bisa kuajak berbagi kebahagaiaan ini denganku. CEO Jang dan Song Hwa tidak bisa datang hari ini.”

Bok Nyeo terkejut, “Mereka tidak datang? dua-duanya?”

Sang Chul membenarkan. Bok Nyeo tanya kenapa Song Hwa tidak datang. Sang Chul berkata kalau Song Hwa tidak enak badan jadi dia beristirahat di rumah. Dia sudah bekerja begitu keras di proyek ini. Ia merasa keberhasilan ini sepertinya bisa menyemangati Song Hwa hari ini tapi ia tak bisa mengunjunginya.

Bok Nyeo menawarkan diri seperti tempo hari disuruh Sang Chul untuk membawakan bubur pada Do Hyung. “Kalau begitu apa saya bisa membawa beberapa makanan untuknya dan mengunjunginya?” Sang Chul terkejut hubungan Bok Nyeo dan Song Hwa sudah akur, “Jika kau bisa melakukannya, itu bagus.” 

Bok Nyeo pun membuatkan bubur untuk Song Hwa. Tiba-tiba ia teringat senyum suami dan anaknya ketika memakan masakan buatannya. Terdengar pula dalam benak Bok Nyeo suara putranya yang berteriak meminta tolong dalam kebakaran. Hati Bok Nyeo terasa pedih teringat akan hal itu.

Bok Nyeo berada di depan rumah Song Hwa. Ia menelepon Song Hwa karena mendengar Song Hwa tidak enak badan. Song Hwa berbohong mengatakan kalau ia sudah agak baikkan. Bok Nyeo menebak apa ada sesuatu yang terjadi antara Song Hwa dengan Jang Do Hyung. Song Hwa bilang tidak, ia sedang beristirahat di rumah dan ia sudah memeriksa gromofon sebelum ia pulang dan tidak ada yang mencurigakan.

Dan eh ladalah mobil yang dikendarai Do Hyung yang mengantar Song Hwa sampai di depan rumah Song Hwa. Bok Nyeo yang terkejut melihat itu, ia langsung bersembunyi. Song Hwa meminta Bok Nyeo tak usah khawatir karena tidak ada sesuatu yang terjadi.

Bok Nyeo menatap tak mengerti kenapa Song Hwa berbohong padanya.

Bok Nyeo dalam perjalanan kembali ke rumah majikannya, “Kenapa dia berbohong?” kenapa batin Bok Nyeo berusaha mencerna apa yang dilihatnya. Bok Nyeo pun kembali mencurigai Do Hyung yang kemungkinan menurutnya itu Seo Ji Hoon. Ia pun harus berupaya sendiri mencari kebenaran itu.

Bok Nyeo sendirian duduk di taman hiburan sambil memesan makanan keluarga. Ia mengeluarkan foto keluarganya. Fotonya bersama suami dan putranya yang tampak begitu bahagia. Perlahan air mata Bok Nyeo menetes. “Aku sudah menemukan orang yang membunuh kalian berdua. Apa yang harus kulakukan?” batin Bok Nyeo.

Do Hyung masuk kerja, ia memuji kinerja pegawainya yang begitu luar biasa walaupun tanpa CEO diantara mereka kemarin. Ia pun akan memberikan bonus pada pegawainya karena telah berhasil dan juga ia akan memberikan sesuatu pada seseorang yang berada dibalik layar yang turut membantu proyek ini, Park Bok Nyeo. Ia meminta Sang Chul menyampaikan pada Bok Nyeo kalau ia akan menemui Bok Nyeo untuk berterima kasih.

Di rumah, Bok Nyeo pun menerima telepon dari seseorang.

Se Gyul bertanya pada saudara-saudaranya apa ayahnya belum memberikan stempel di formulir pernikahan itu. Han Gyul mengangguk. Doo Gyul heran kenapa Bok Nyeo tidak membicarakan itu dengan ayah mereka, bukankah tender proyek ayahnya sudah selesai. Hye Gyul bertanya jadi apa Bok Nyeo tidak akan menjadi ibu mereka. Doo Gyul menyuruh Se Gyul bicara dengan Bok Nyeo, bicara apa saja.

Se Gyul pun bertanya pada Bok Nyeo mengenai soal matematika. Tapi Bok Nyeo tak bisa membantu Se Gyul sekarang, ia tak bisa kerja lembur malam ini. Se Gyul tanya kenapa. Bok Nyeo berkata kalau baru saja ia menerima janji. Janji apa? tanya Han Gyul. Bok Nyeo mengatakan kalau ia harus menemui Jang Do Hyung. Han Gyul terkejut untuk apa Bok Nyeo menemui CEO Jang.

Bok Nyeo : “Dia mengajak saya keluar untuk berkencan.”

Keempat anak Gyul terkejut mendengarnya. Jang Do Hyung ngajak Bok Nyeo kencan?

Do Hyung sudah menunggu Bok Nyeo di depan rumah keluarga Gyul. Ia tampak bahagia akan menikmati malam bersama Bok Nyeo. Sang Chul sampai di depan rumahnya dan tekejut begitu melihat Do Hyung ada di depan rumahnya. “CEO Jang, apa yang anda lakukan disini?” Do Hyung menjawab kalau ia ada janji. 

Sang Chul heran, “Janji? Dengan Bok Nyeo-ssi?” Do Hyung membenarkan, bukankah ia sudah mengatakannya kalau ia akan menemui Bok Nyeo untuk berterima kasih.

Sang Chul masuk ke rumah. Se Gyul langsung mengatakan pada ayahnya kalau malam ini Bok Nyeo akan pergi berkencan. Sang Chul bertanya pada Bok Nyeo, “Apa kau menerima tawaran CEO Jang?” Bok nyeo membenarkan. Sang Chul bertanya lagi, apa Bok Nyeo yakin dengan itu. Bok Nyeo malah balik bertanya apa tidak boleh ia pergi berkencan dengan seseorang.

Han Gyul harap ayahnya jangan hanya diam saja. “Ayah tidak segera memberikan stempel pada formulirnya dan ayah selalu menghindarinya. Itulah kenapa hal ini terjadi.”

Bok Nyeo menyerahkan formulir pernikahan pada Sang Chul, “Jika tanggal jatuh temponya sudah lewat saya akan menganggap ini tidak akan terjadi. Anda bisa merobek atau membuangnya jika anda mau.”

Sang Chul menerima lembaran kertas itu. Bok Nyeo pun akan pamit pergi tapi Sang Chul menahan Bok Nyeo. Ia tahu kalau ia tak punya hak melarang Bok Nyeo pergi tapi ia memiliki firasat yang buruk dengan hal ini. Ini sama seperti terakhir kali.....

Bok Nyeo : “Anda menolakku menjadi istri anda, jadi pikirkan urusan anda sendiri!”

Han Gyul : “Bok Nyeo-nim, apa maksudmu kau memilih CEO Jang, bukan ayahku?”

Bok Nyeo membenarkan.

Sang Chul : “Apa yang ada di pikiranmu? Apa maksudmu kau akan mulai berkencan dengannya? dengan CEO Jang?”
Dengan tegas Bok Nyeo menjawab ya, “Saya merencana berkencan dengan Jang Do Hyung mulai hari ini.” 

Mereka terkejut mendengar keputusan Bok Nyeo.

Bersambung ke episode 15

2 comments:

  1. Ditinggal mbaca sinopsisnya Golden Rainbow di blognya mbak Mumu, udah diposting aja ni Cerita bok Nyeonya :) makasih mbakkkk,

    ReplyDelete
  2. Mbak,saya pengunjung blog mbak yang baru...:-)tapi saya sering membaca sinopsis-sinopsis yang mbak tulis...untuk drama korea yang satu ini makin seru...ditunggu ya mbak episode berikutnya...fighting..^^

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.