Sunday, 8 December 2013

Sinopsis Suspicious Housekeeper Episode 15 Part 1

Bok Nyeo menyerahkan formulir pendaftaran pernikahan pada Sang Chul, kalau tanggal jatuh temponya sudah lewat ia tak peduli formulir itu mau Sang Chul apakan. Sang Chul bertanya apa Bok Nyeo benar-benar akan berkencan dengan Jang Do Hyung. Dengan tegas Bok Nyeo menjawab ya.

Bok Nyeo masuk ke mobil Do Hyung. Anak-anak yang mengantar hingga depan rumah menatapnya cemas. Do Hyung tampak bahagia bisa pergi berdua dengan Eun Soo alias Bok Nyeo. Setelah mobil Do Hyung pergi, anak-anak bertambah cemas.
Di dalam mobil Do Hyung mengomentari pakaian yang Bok Nyeo kenakan, apa hanya jaket itu saja yang Bok Nyeo kenakan setiap hari. Ia merasa mungkin hanya dirinya yang menganggap ini kencan. Tapi Bok Nyeo berkata kalau ia juga menganggap ini kencan, “Antara saya dan anda... ini kencan pertama kita.” Walaupun sedikit heran tapi Do Hyung tersenyum bahagia.
Do Hyung dan Bok Nyeo nonton film di bioskop. Nontonnya film apa coba, kayaknya sih No Breathing-nya Seo In Guk hihi. Gelak tawa penonton yang melihat kelucuan film itu tak membuat Bok Nyeo ikut tertawa. Do Hyung yang tertawa menoleh pada Bok Nyeo yang tetap diam menonton.

Do Hyung mengambil popcorn yang ada pada Bok Nyeo, “Kalau kau tak mau memakannya, berikan padaku!” Bok Nyeo menoleh melihat Do Hyung yang tampak menikmati film sambil makan popcorn.

Di bangku belakang ternyata Paman Shin dan istrinya juga nonton film yang sama. Paman Shin membawakan pesanan makanan yang diminta istrinya. Ia heran mereka ini sebenarnya ada di restoran apa bioskop sih hehehe. Mi Ja melihat Bok Nyeo di kursi depan, apa itu? Ia menunjukan apa yang ia lihat pada suaminya. “Bukankah Bok Nyeo akan menikah dengan ayah Hye Gyul? Tapi kenapa dia nonton film bersama pria itu? apa Bok Nyeo kencan dengan mereka berdua?” Paman Shin menyahut kalau Bok Nyeo bukan tipe orang seperti itu. Mi Ja melihat kalau pasangan Bok Nyeo dan Do Hyung terlihat lebih menarik daripada film yang ia tonton.
Usai nonton, Do Hyung merasa kalau ia memiliki kecocokan dengan Bok Nyeo karena selera mereka sama. Bok Nyeo menatap Do Hyung lebih dekat dan itu membuat Do Hyung agak gugup. “Bisakah anda menutup mata anda sebentar?” pinta Bok Nyeo. Do Hyung tak menanyakan alasannya, ia pun menutup matanya. Bok Nyeo mengambil sesuatu di ujung alis Do Hyung. Kayaknya sih sisa popcorn deh heheh. Do Hyung membuka matanya, ia tersenyum.
Keduanya pun makan malam di restoran, saat Do Hyung melepas jaket dan meninggalkannya di depan. Ia mengatakan pada pelayan kalau wanita di sampingnya ini tidak meninggalkan jaket karena dia cukup sensitif dengan yang namanya dingin. Tapi tidak, Bok Nyeo melepas jaketnya kok. Ia juga melepas topinya untuk ditinggalkan di depan. Bok Nyeo menanyakan kenapa Do Hyung mengira dirinya tidak akan melepaskan jaketnya. Do Hyung hanya tersenyum.
Keduanya pun duduk berhadapan, tapi Bok Nyeo tidak memakan makanannya. Ia hanya melihat Do Hyung yang makan. Do Hyung merasa ia melihat sisi yang berbeda dari Bok Nyeo hari ini. “Kau melakukan sesuatu yang tidak pernah kau lakukan.” Bok Nyeo berkata itu karena sekarang ia sedang tak bekerja, ia disini bukan sebagai pembantu.

Do Hyung : “Kalau begitu, kau akan menunjukan padaku senyumanmu juga?”

Bok Nyeo : “Saya... tidak bisa melakukan itu.”

Do Hyung : “Kenapa tidak? apa kau tak menyukaiku?”

Bok Nyeo : “Saya akan terlihat murahan, jika saya tersenyum di kencan pertama.”

Do Hyung : “Kalau begitu, apa kau akan tersenyum di kencan selanjutnya?”

Bok Nyeo : “Itu.... terserah anda.”

Do Hyung senang, “Apa kau akan mengiyakan untuk kencan kedua kita?” Bok Nyeo tak menjawab. 
Keesokan harinya, seperti biasa Bok Nyeo menyiapkan sarapan untuk keluarga Gyul. Han Gyul tanya apa semalam kencan Bok Nyeo lancar. Bok Nyeo menjawab pendek ya. Doo Gyul ingin tahu apa saja yang Bok Nyeo lakukan di kencan semalam. Bok Nyeo berkata kalau ia dan Do Hyung pergi nonton film.

“Film apa?” tanya Hye Gyul. Bok Nyeo tak menjawab ia malah menegur Hye Gyul yang tak memegang sumpit dengan benar. Ia pun membetulkan bagaimana seharusnya Hye Gyul memegang sumpit.

Sang Chul keluar dari kamar melihat Bok Nyeo yang tengah membetulkan sumpit Hye Gyul.

Se Gyul ikutan bertanya apa Bok Nyeo juga makan malam dengan Do Hyung. Bok Nyeo tak menjawab tapi ia mengingatkan Se Gyul, bukankah Se Gyul ada ujian bahasa inggris, apa Se Gyul sudah menghafal semua kosa katanya. Se Gyul pun diam tak bertanya lagi. Doo Gyul ingin tahu apa Bok Nyeo nanti akan menemui Jang Do Hyung lagi. Bok Nyeo mengingatkan bisakah mereka berhenti menanyakan tentang kehidupan pribadinya. Ia ingin bebas tanpa adanya gangguan. Anak-anak pun tak bertanya lagi.
Seperti biasa Bok Nyeo mengantar Sang Chul yang akan berangkat bekerja sampai di depan rumah.

Sang Chul : “Aku tak yakin bagaimana kau menanggapi ini. Kau mungkin berpikir aku cemburu padanya, tapi aku harus mengatakan sesuatu. Aku hanya tidak mengerti. Aku melihatmu begitu marah ketika kau pertama kali bertemu CEO Jang. Tapi bagaimana itu berubah menjadi ketertarikan? Aku hanya tak mengerti itu. Apa yang membuatmu tiba-tiba menyukai CEO Jang?”

Bok Nyeo : “Karena dia bertanya.”

Sang Chul tak mengerti, apa maksudnya.

Bok Nyeo : “Tentang pakaian saya. Tentang topi saya. Apa yang ingin saya lakukan. Apa yang ingin saya makan. Kemana saya akan pergi. Berterus terang. Saya merasakan ketertarikan dia pada saya. Apa pertanyaan anda sudah terjawab?”

Sang Chul menjawab pendek ya. Sepertinya ia menyadari kalau selama ini ia tak pernah menanyakan pertanyaan seperti itu pada Bok Nyeo.
Sebelum berangkat sekolah, Han Gyul pun mengajukan pertanyaan yang sama pada Bok Nyeo, apa yang membuat Bok Nyeo tiba-tiba mengubah pikiran. “Aku tahu dia pria yang baik tapi sejak awal kau tak menyukainya.” Bok Nyeo menjawab kalau hidup Jang Do Hyung lebih menyedihkan dari yang mereka lihat. 

Han Gyul : “CEO Jang?”

Bok Nyeo mengiyakan, “Jika saya mengatakan saya ingin mengakhiri hidupnya yang menyedihkan, akankah anda mengerti?” Han Gyul menjawab ya. “Kau tahu bagaimana perasaan kami padamu kan? Kami tak ingin kau menderita. Jika kau benar-benar memiliki perasaan padanya, kami akan mendukungmu.”

Bok Nyeo mengucapkan terima kasih tanpa menoleh pada han gyul.
Di kantor, perasaan Do Hyung tentu saja tak bisa digambarkan. Ia sangat bahagia, senyuman selalu terpancar di wajahnya. Song Hwa datang ke ruangannya memberikan dokumen laporan. Ia heran melihat Do Hyung terus tersenyum, apa ada sesuatu yang menyenangkan yang terjadi pada Do Hyung. Do Hyung berkata sambil melihat laporan kalau Song Hwa sudah banyak membantunya, “Kau sudah meluluhkannya. Jadi kami pergi berkencan.” Song Hwa belum paham maksud atasannya.

Do Hyung berkata kalau ia sedang membicarakan Bok Nyeo, eh dia meralat, Park Eun Soo. “Kau mengikuti perintahku dengan baik. Kurasa karena aku memperingatkanmu, kau tak mengatakan apa-apa tentangku pada Bok Nyeo.”

Song Hwa menegaskan kalau ini bukan seperti dirinya yang memiliki dua kehidupan yang lapor sana lapor sini. Do Hyung merasa walau bagaimana pun memang tak ada jalan lain. “Jika kau mengungkapkan kalau aku ini Seo Ji Hoon, kau akan menerima banyak kerugian dan kau tak akan mendapatkan apa-apa. Bukankah itu benar?”

Song Hwa keluar dari ruangan atasannya. Ia benar-benar tak habis pikir kalau Do Hyung mengancam dengan memanfaatkan dirinya. Ia kemudian menerima telepon dari Bok Nyeo.
Bok Nyeo menemui Ny Hong di Happy company. Ia menanyakan alasan Ny Hong ingin menemuinya. Ny Hong sudah mendengar perihal Bok Nyeo yang kencan dengan Do Hyung. Ia hanya tak percaya saja dengan ucapan anak-anak, apa itu benar. Bok Neo membenarkan. Ny Hong terkejut apa Bok Nyeo benar-benar berkencan dengan pria itu. Bok Nyeo kembali membenarkan, ia tak bisa menjalani hidupnya seperti ini, memendam dendam pada Seo Ji Hoon.

Ny Hong masih tak percaya, apa Bok Nyeo serius melakukan itu. Ia cukup senang mendengar Bok Nyeo berkencan dengan pria, “Karena ketika kau sudah tua kau akan mengkhawatirkan hal yang tidak berguna seperti ini, benarkan? Sepertinya ayah anak-anak tak tertarik padamu. Memang lebih baik dengan pria yang menyukaimu. Aku sangat khawatir kalau kau masih mengira CEO Jang itu sebagai Seo Ji Hoon seperti sebelumnya.” Bok Nyeo meminta Ny Hong tak perlu mengkhawatirkannya, khawatirkan saja pria yang datang kesini, ucap Bok Nyeo.
Ny Hong kaget mendengarnya dan tepat saat itu kakek masuk. Ia yang mendengar ucapan Bok Nyeo melabrak marah, “Apa yang kau pikirkan?” Ny Hong kesal kenapa kakek berteriak dan membuatnya tambah kaget.

Kakek marah pada Bok Nyeo, “Anak-anak bilang kau berselingkuh.”

Ny Hong terkejut dengan tuduhan kakek terhadap Bok Nyeo, “Dia apa? Woo Geum Chi, mulutmu itu tidak berbelit tapi kenapa kau mengatakan itu? Pasti ada sesuatu antara dia dan ayah anak-anak hingga terjadi perselingkuhan.”

Kakek : “Dia bilang dia akan menjadi ibu anak-anak. Tapi sekarang dia melirik pria lain? Apa itu benar?” 

Bok Nyeo menoleh pada kakek, “itu benar.” jawabnya jujur.

Kakek : “Wah.. aku tahu, si hantu dengan kisah sedihnya mengguncang hati anak-anak. Tidakkah kau punya rasa tanggung jawab?”
Ny Hong mengingatkan bahwa kita itu memerlukan kedua tangan untuk bertepuk tangan, “Dia tidak bisa selalu bertekuk lutut di kaki pria selamanya. Ayah anak-anak bilang tak menginginkannya. Apa dia melakukan untuk dirinya sendiri?”

Kakek : “Tapi jika dia memutuskan melakukan itu, dia seharusnya merelakan dirinya lebih lama menunggu.” 

Ny Hong membentak, “Sampai kapan? Apa dia harus menunggu sampai 48 tahun seperti seseorang yang kita kenal?” Kakek terkejut dengan suara Ny Hong yang meninggi. Ia heran kenapa Ny Hong membicarakan tentang 48 tahun disini, di depan Bok Nyeo.

Ny Hong tetap meninggikan suaranya, “Pria itu melarikan diri karena dia tak menginginkan wanita itu. Kenapa dia harus menunggu lebih lama lagi? Apa dia tahu kapan dia akan kembali? Dia hanya menganggapnya sebagai pembantu.” Ny Hong mendekat pada kakek menatap marah. Kakek heran kenapa dengan Ny Hong yang tiba-tiba malah marah padanya.

Ny Hong : “Apa kau pikir pembantu tak punya harga diri? apa maksudmu orang-orang seperti kami harus hidup karena diri kami sendiri, sementara orang-orang seperti dirimu menikah, memiliki anak, dan menjadi CEO?”

Kakek semakin tak mengerti kenapa Ny Hong tambah marah padanya. Ia kemudian terkejut karena tak melihat bross Ny Hong. “Apa yang kau lakukan dengan bross itu?” Wajah Ny Hong berubah sedih. Kakek bertanya dimana bross-nya. Ny Hong tak menjawab.

Bok Nyeo menoleh pada kedua orang tua ini, “Kalian berdua terlalu tua untuk mengerti keadaan kami. Jangan mengkhawatirkan kami yang muda. Khawatirkan saja rencana anda sendiri di masa depan. Kalau begitu....” Bok Nyeo pun keluar meninggalkan tempat itu.
Bok Nyeo dan Song Hwa janjian bertemu disebuah kafe. Song Hwa masih mengkonsutasikan pekerjaannya pada Bok Nyeo. Bok Nyeo menyerahkan data konsultasi yang diminta Song Hwa. Song Hwa bertanya apa Bok Nyeo menemuinya hanya karena data konsultasi ini. Bok Nyeo pun jujur kalau ia melihat semuanya, “Dihari penentuan proyek anda bersama CEO Jang.” Song Hwa terkejut Bok Nyeo mengetahui itu.

Bok Nyeo : “Saya tahu dia Seo Ji Hoon.”

Song Hwa : “Jadi kau mau berkencan ketika kau tahu tentang itu?”

Bok Nyeo membenarkan, itulah alasannya mau berkencan dengan Jang Do Hyung karena dia Seo Ji Hoon. Song Hwa mengingatkan kalau Jang Do Hyung bukan orang biasa, karena sesuatu mungkin saja terjadi pada Bok Nyeo. “Kenapa kau mau berkencan? apa yang kau pikirkan?”

Bok Nyeo tahu apa yang Song Hwa khawatirkan, jadi ia datang untuk memberi tahu Song Hwa. “Saya tahu dia Seo Ji hoon, jadi anda jangan melakukan apapun. Saya yang akan melakukannya. Tolong lakukan saja yang dia suruh sampai dia memberi tahu saya apa yang harus saya dengar dari dia.”

Song Hwa : “Apa yang harus kau dengar dari dia? Apa maksudmu, kau mau mendengar pengakuannya?” 

Bok Nyeo tak menjawab pertanyaan Song Hwa. Ia hanya meminta pada Song Hwa, sampai ia sendiri siap tolong rahasiakan ini dari Eun Sang Chul juga dan juga jangan pernah melaporkannya ke polisi.

“Bok Nyeo-ssi?” Song Hwa khawatir karena ini merupakan tindakan yang berbahaya. Tapi Bok Nyeo sudah membulatkan tekadnya.
Malam hari, Do Hyung menunggu Bok Nyeo di taman. Tak lama kemudian Bok Nyeo datang. Do Hyung tersenyum menanyakan kabar Bok Nyeo. Ia mengaku seharian ini ia tak bisa berhenti memikirkan Bok Nyeo. “Apa kau memikirkanku juga?”

“Kadang-kadang.” jawab Bok Nyeo.

“Apa yang kau pikirkan hari ini?” tanya Do Hyung.

Bok Nyeo : “Pakaian apa yang dia pakai. Kemana dia akan mengajak saya pergi. Pertanyaan apa yang akan dia tanyakan.”

Do Hyung senang karena cukup banyak yang Bok Nyeo pikirkan tentangnya. “Memikirkan menjadi ketertarikan dan ketertarikan menjadi cinta.” ucap Do Hyung berharap hal itu berubah menjadi cinta.

Tapi Bok Nyeo berkata kalau itu hanya sekedar memikirkan saja. Do Hyung sedikit kecewa sih, ia kemudian bertanya kenapa Bok Nyeo tak menjawab panggilan teleponnya selama seharian ini, karena itu membuatnya gila. Bok Nyeo mengatakan kalau ia tak menerima telepon ketika sedang bekerja.

Do Hyung : “Apa kau tahu berapa kali aku dialihkan ke pesan suaramu?”

Bok Nyeo : “Suara anda.... saya menyadari kalau anda memiliki suara yang bagus.”

Dipuji seperti itu perasaan Do Hyung jadi melayang setinggi langit saking bahagianya, ia tersenyum. 
Keesokan harinya, ketika Bok Nyeo mengupas buah ia melihat di ponselnya sudah ada beberapa panggilan tak terjawab dan pesan suara, Ia pun mendengarkannya.

Suara Do Hyung : “Ini aku Jang Do Hyung. Aku merasa akan mati karenamu. Jika aku tak berkencan denganmu, aku benar-benar akan mati. Apa kau mau pergi ke Chinatown bersamaku di hari minggu.”

Bok Nyeo merasa cukup mendengarkan pesan suara Do Hyung. Ia tampak memikirkan sesuatu.
Hari minggu pun tiba, Doo Gyul berdiri di dapur dengan bahan-bahan masakan. Ia memberi tahu kedua adiknya kalau hari ini ia akan masak. Hye Gyul ingin tahu masakan apa yang akan Oppa-nya buat. Doo Gyul menunjukan bahan masakan yang ada di depannya dan mengatakan kalau ia akan masak kari karena itu adalah menu masakan yang ibunya buat ketika hari minggu. Hye Gyul senang dan menilai itu pasti akan enak. “Buat yang cepat ya!”

“Apa itu perintah? Saya akan melakukan perintah anda!” ucap Doo Gyul tersenyum.
Bok Nyeo dan Do Hyung berada dalam satu mobil menuju kencan kedua mereka ke Chinatown. Do Hyung melihat pakaian yang Bok Nyeo kenakan, itu lagi itu lagi. Ia merasa tak ada alasan lain bahwa seseorang lebih tertarik jika memakai baju yang pas. Bok Nyeo menoleh pada Do Hyung. Do Hyung tanya apa Bok Nyeo tak menyukai pakaian yang ia sarankan.

“Anda terlihat jauh lebih manis!” ucap Bok Nyeo yang terntu saja membuat Do Hyung begitu menahan kebahagiaan.

Doo Gyul terkejut mendengar usul Se Gyul yang ingin mengganggu kencan Bok Nyeo dan Do Hyung. Se Gyul cemas apa Hyung-nya akan membiarkan begitu saja Bok Nyeo berkencan dengan Jang Do Hyung. 

"Oppa, aku juga mau membantu mengganggu mereka.” sahut Hye Gyul. Se Gyul menyerahkan telepon ke Hyung-nya.
Bok Nyeo dan Do Hyung sampai di kawasan Chinatown. Keduanya berjalan beriringan. Do Hyung menanyakan apa sebelumnya Bok Nyeo pernah kesini. Ia harus menjaga kewarganegaran China-nya karena ayahnya seseorang yang pantang menyerah. Tapi ia menyadari kalau dirinya dibesarkan di Korea.

Ponsel Bok Nyeo berdering, Do Hyung tak suka ada yang menghubungi Bok Nyeo disaat wanita itu kencan dengannya. Bok Nyeo menjawab telepon dari Doo Gyul.

“Bok Nyeo-nim, apa kita memerlukan daging untuk membuat kari?” tanya Doo Gyul yang sebenarnya dia sudah tahu jawabannya. “Kita tidak memakai daging babi untuk kari kan?”

Bok Nyeo memberi tahu kalau daging yang Doo Gyul butuhkan ada di wadah ketiga di sebelah kiri di dalam kulkas. Doo Gyul mengerti dan menutup teleponnya. Ia tersenyum padahal daging yang dimaksud sudah ada di tangannya.

Do Hyung yang sedikit kesal bertanya apa Bok Nyeo tidak kesal anak-anak menghubungi Bok Nyeo di akhir pekan. Bok Nyeo menjawab tidak. Do Hyung bertanya lagi berapa lama Bok Nyeo akan bekerja di rumah itu, kenapa tidak berhenti saja.

Ponsel Bok Nyeo bunyi lagi, Do Hyung menahan kesal. Kali ini Hye Gyul yang mengganggu. Hye Gyul tersenyum bertanya dimana benang yang digunakan untuk merajut. Bok Nyeo mengatakan itu ada di laci kedua di kamar Hye Gyul. Hye Gyul ke kamarnya membuka laci kedua. Bok Nyeo tanya apa Hye Gyul menemukan kotak jahit. Hye Gyul menjawab ada. Bok Nyeo berkata kalau disana ada benang yang Hye Gyul butuhkan.

Bok Nyeo akan menutup telepon tapi Hye Gyul berseru tunggu sebentar. “Bok Nyeo-nim, aku merindukanmu.” ucapan Hye Gyul membuat Bok Nyeo terdiam. Hye Gyul kemudian menutup teleponnya. 

Do Hyung : “Apa kalian berdua sudah seperti ibu dan anak? Sekarang aku sangat cemburu padanya.”

Bok Nyeo : “Saya memang tipe orang yang dekat dengan anak-anak.”

Do Hyung tersenyum.
Ditempat yang sama di lokasi yang berbeda Sang Chul dan Song Hwa tengah meninjau proyek mereka di lapangan. Keduanya memperhatikan rancangan bangunan dan mencocokannya dengan bangunan asli.
Do Hyung menawarkan pada Bok Nyeo bagaimana kalau keduanya duduk di bangku. Keduanya pun duduk di bangku. Do Hyung berkata kalau ia merasa sangat gugup. “Ini seakan aku berselingkuh dengan wanita yang sudah menikah.” Ia harap Bok Nyeo berhenti mengangkat telepon dari mereka.

Ponsel Bok Nyeo berdering lagi, dan kali ini Do Hyung benar-benar kesal. “Ah.. menyebalkan!” Do Hyung berlalu berdiri menjauh. Bok Nyeo menjawab kembali telepon dari anak-anak, kali ini Se Gyul.

Se Gyul minta maaf karena menganggu kencan Bok Nyeo, “Aku ada kompetensi matematika minggu depan. Bisakah kau ikut denganku?” Bok Nyeo selesai menelepon, ia melihat sekeliling, Do Hyung tak ada disana. Bok Nyeo tetap duduk disana menunggu Do Hyung.
Han Gyul menunjukan formulir audisi K-Pop pada Soo Hyuk. Ia mengajak Soo Hyuk audisi bersama. Soo Hyuk mencibir kalau Han Gyul punya impian yang besar, kalian saja yang audisi.

Soo Hyuk akan masuk kembali ke bar tapi Han Gyul berkata, kalau Bok Nyeo bertanya apa ia menyukai musik atau menyukai Soo Hyuk. Jadi, ia memikirkannya, dan itu dua-duanya. “Aku menyukaimu yang menyukai musik. Kalau kau tak mau kehilangan aku ataupun musik, maka kau harus memutuskan. Aku tak bisa melihatmu hidup seperti ini lagi.”

Soo Hyuk berbalik badan, “Apa kau menyuruhku keluar sekarang? kau seharusnya hanya menyukai salah satu dari keduanya.” Ia pun segera masuk ke bar.
Sang Chul dan Song Hwa yang masih meninjau lokasi proyek terkejut melihat Bok Nyeo duduk sendiran di bangku. Keduanya menghampri Bok Nyeo. Sang Chul bertanya apa yang Bok Nyeo lakukan di tempat ini. Bok Nyeo berkata kalau ia sedang menunggu Jang Do Hyung kembali kesini. Sang Chul bertanya lagi memangnya Do Hyung pergi kemana. Bok Nyeo menjawab tidak tahu.

Sang Chul kesal, “Dia pergi tanpa memberitahumu kemana dia pergi? Berapa lama kau sudah menunggu disini?” Bok Nyeo menjawab sudah cukup lama. Sang Chul menahan marah, ia pun menghubungi Do Hyung. Tapi ponsel Do Hyung sepertinya tidak aktif. “Bagaimana bisa dia meninggalkan wanita sendirian? Ada apa dengannya?” omel Sang Chul.

Song Hwa teringat ketika ia menemukan Do Hyung di parkiran dalam keadaan sekarat. Ia pun mulai berpikir yang tidak-tidak, jangan-jangan. Tapi kekhawatirannya itu tidak ia ungkapkan pada Sang Chul ataupun Bok Nyeo.
Song Hwa sendirian menyusuri kawasan Chinatown mencari Jang Do Hyung. Benar sekali dugaannya, ia melihat Do Hyung duduk di tangga sendirian menahan sakit. Song Hwa yang cemas bertanya apa Do Hyung baik-baik saja. “Apa kau melakukan ini karena kau tak ingin Bok Nyeo mengetahuinya? Apa kau sakit?” 

Do Hyung balik bertanya apa Bok Nyeo masih disana. Song Hwa menjawab ya, Bok Nyeo menunggu Do Hyung dengan wajah pucat seolah dia dicampakan pria. “Dia terlihat khawatir kalau kau marah padanya. Apa kau merasa Bok Nyeo mulai menyukaimu?” Do Hyung tertawa menahan sakit.
Bok Nyeo pulang bersama Sang Chul. Sang Chul menanyakan kecurigaan Bok Nyeo yang mencurigai Do Hyung sebagai Seo Ji Hoon, apa Bok Nyeo masih berpikiran begitu. Bok Nyeo menjawab tidak. Sang Chul merasa Bok Nyeo mengajarkan pada Hye Gyul banyak hal seakan-akan Bok Nyeo akan pergi ke tempat yang jauh. “Apa kau akan melakukan sesutu yang berbahaya?” Bok Nyeo kembali menjawab tidak.
Bok Nyeo menunggu di depan rumah Do Hyung. Do Hyung sendiri, dia baru saja sampai. Ia akan masuk ke rumahnya begitu saja mengabaikan Bok Nyeo. Bok Nyeo bertanya yang membuat langkah Do Hyung terhenti, apa ia melakukan kesalahan.

Do Hyung berbalik dan berkata kalau ia tidak bisa tertarik pada Bok Nyeo selamanya. Karena si berbahaya Bok Nyeo tidak menyenangkan lagi. “Aku tak tahu apa kau seorang pembantu atau ibu dan aku tak tahu kau berkencan dengan pria atau menyelidiki pria. Kenapa aku harus terus melihatmu? Jika kau sudah mengerti yang kukatakan, pergilah!”

Bok Nyeo : “Bisakah anda melupakan itu? tentang saya yang mencurigai anda. Saya menyadarinya disaat saya menunggu anda. Kalau anda Seo Ji Hoon, anda tak akan melakukan itu. Anda tak akan meninggalkan saya seperti itu tanpa belas kasihan.”

Do Hyung : “Aku tak peduli lagi jika kau berpikir aku Seo Ji Hoon atau bukan. Itu sudah tak ada artinya.” 
Do Hyung masuk ke rumahnya meninggalkan Bok Nyeo yang tetap berdiri di depan rumahnya.

Dari balik tirai jendela Do Hyung memperhatikan Bok Nyeo yang masih berdiri di depan rumahnya. Ia tersenyum dan merasa kalau Bok Nyeo benar-benar menyukainya.
Keesokan harinya di rumah Gyul. Seluruh keluarga sarapan. Bok Nyeo diam berdiri di tempatnya. Doo Gyul merasakan ada yang aneh di masakan yang ia makan. “Bok Nyeo-nim, apa yang kau masukan ke dalam masakan ini?” Bok Nyeo diam, dia melamun. Doo Gyul sekali lagi memanggil Bok Nyeo. Bok Nyeo tersentak dari lamunannya, “Ya. Ada apa?”

Sekali lagi Doo Gyul bertanya apa Bok Nyeo menambahkan sesuatu di masakan ini. Se Gyul heran kenapa hyung-nya menanyakan itu. Doo Gyul merasa kalau kari-nya sama seperti kari buatan ibunya. Ia sudah berusaha keras membuat masakan yang sama tapi ia tak bisa. “Apa ada resep rahasianya?”

“Itu rahasia.” jawab Bok Nyeo. “Jika anda ingin tahu, silakan cari tahu sendiri.”

Doo Gyul pun mencoba lagi merasakan apa yang membedakan kari yang ia makan dengan kari yang ia buat kemarin.
Doo Gyul kembali mempraktekan membuat kari. Ia mencicipi kari buatannya. Bok Nyeo menghampiri Doo Gyul yang memasak. Doo Gyul memberitahu kalau ia sudah menemukan bahan masakan rahasia kari buatan ibunya, “Itu cokelat kan?” Bok Nyeo membenarkan.

Doo Gyul seakan tak percaya ia menemukan resep rahasia ibunya. Ia senang sekali. Bagaimana mungkin selama ini ia tidak tahu. Bok Nyeo mengira itu karena Doo Gyul kehilangan rasa masakan sama seperti hal-nya Doo Gyul kehilangan ibu. “Saya sangat bangga pada anda!”
Doo Gyul menyodorkan sendok berisi kari supaya Bok Nyeo mencicipi kari buatannya, “Bok Nyeo-nim buka mulutmu! Aaaaaaaa?” Bok Nyeo diam mendelik. Hahaha.

Bok Nyeo menjemur pakaian. Supaya rencananya berhasil Bok Nyeo mencoba mengirim sms pada Do Hyung yang sekarang mengabaikannya.
 
Do Hyung yang saat itu berada di ruangan kantornya menerima laporan dari Sang Chul dan Song Hwa menerima sms dari Bok Nyeo. Apa yang anda ingin saya lakukan?

Do Hyung tersenyum tipis tak membalas sms Bok Nyeo. Ia kembali memeriksa laporan bawahannya.
Sang Chul melirik membaca sms di ponsel Do Hyung. “Apa yang anda coba lakukan?” tanya Sang Chul. Do Hyung tak mengerti apa maksud Sang Chul.

Sang Chul : “Bagaimana anda bisa meninggalkan seorang wanita di tengah jalan? Apa seperti ini bagaimana anda menjalani hidup anda?”

Do Hyung : “Ini caraku mengendalikan wanita. Kenapa? Apa kau marah padaku? Apa Park Bok Nyeo istrimu? Kau tidak dalam posisi dimana kau bisa mengaturku.”

Sang Chul menahan marah, “Bok Nyeo-ssi, dia mengalami banyak penderitaan dalam hidupnya. Jika anda tak ingin berhubungan serius dengannya, maka hentikan sekarang!”

“Aku tak bisa melakukannya.” ucap Do Hyung. “Karena dia mulai mengejarku.” sambungnya sambil menunjukan ponselnya dimana ia mendapatkan sms dari Bok Nyeo. “Ini semakin menyenangkan. Kenapa aku harus berhenti?”
Sang Chul yang marah maju mendekat pada Do Hyung. Ia ingin sekali membungkam mulut Do Hyung dengan tinjunya. “Mempermainkan hati wanita, apa itu cara anda mengencaninya?”

Do Hyung mencibir, “Sepertinya kau ingin menarik kerah bajuku atau apa kau ingin memukulku?”

“Apa anda menginginkannya?” Sang Chul tambah marah.

Apa keduanya akan adu jotos...???

Bersambung ke episode 15 part 2

1 comment:

  1. makasih udah buat sinopsis ini. suka bgt bgt.. lama ga denger kabar choi ji wo main drama. ditunggu ya lanjutan nya sampe tamat.semangat

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.