Monday 2 December 2013

Sinopsis Suspicious Housekeeper Episode 12 Part 2

Park Bok Nyeo masuk ke kediaman Jang Do Hyung. Do Hyung melihat Bok Nyeo membawa tas dan bubur di tas lain. Ia bertanya apa Direktur Eun yang mengirim Bok Nyeo datang ke tempatnya. Bok Nyeo tak menjawab, ia meletakan tas dan melepas jaket menggatinya dengan celemek.

“Apa kau menghabiskan uangmu untuk itu?” tanya Do Hyung. Bok Nyeo tetap tak manjawab.

Do Hyung : “Setiap kali aku melihatmu, kau memakai pakaian yang sama. Jangan bilang kau hanya punya jaket itu. Dan topi apa itu? sepertinya itu untuk laki-laki.”

Bok Nyeo tak menjawab pertanyaan Do Hyung.

Do Hyung : “Tidak adakah orang lain yang menanyaimu? Aku benar-benar ingin bertanya tapi aku menahan diri.”

Bok Nyeo di dapur dan mengeluarkan bubur yang ia buat. Ia menuangkan bubur itu ke mangkuk.

Do Hyung : “Tidakkah kau merasa aku berhak setidaknya menanyakan beberapa pertanyaan? Aku pergi ke kantor polisi untuk menjawab pertanyaanmu apa aku ini Seo Ji Hoon atau bukan. Bisakah aku menanyakan satu pertanyaan lagi? kenapa harus Bok Nyeo? Bukankah kau punya nama asli, aku mendengarnya di kantor polisi.”

Bok Nyeo benar-benar tak menjawab satu pun pertanyaan Do Hyung. Do Hyung pun tak mengajukan pertanyaan lagi. Ia menuju ke peralatan musik klasiknya. Ia mengambil satu piringan hitam dan musik klasik pun mengalun merdu. Do Hyung tampak menikmati alunan musik itu.
Bok Nyeo selesai menyiapkan bubur untuk Do Hyung. Do Hyung pun duduk di ruang makan, “Apa kau tahu lagu ini?” tanya Do Hyung.

Bok Nyeo : “Ini soundtrack dari The Great Gatsby ‘what will I Do’.”

Do Hyung mendengar kalau bahasa inggris dan prancis Bok Nyeo sangat baik. Apa Bok Nyeo mendengar bagian liriknya. Bok nyeo menjawab ya. Do Hyung berkata kalau ia sedikit memahaminya dalam bahasa inggris tapi tidak dalam Bahasa Korea jadi sedikit sulit menjelaskannya pada orang lain.

Bok Nyeo pun menjelaskannya dalam Bahasa Korea, “Apa yang kulakukan hanya dengan gambar untuk memberi tahu masalahku? Ketika aku sendirian dengan mimpi yang tidak akan terwujud, apa yang akan kulakukan?”

Do Hyung menitikan air mata sambil melahap bubur yang Bok Nyeo siapkan untuknya. Ia memuji buburnya benar-benar hangat. Ini sudah lama sekali, setelah seseorang membuatkan bubur seperti ini untuknya.
Bok Nyeo kembali ke rumah majikannya. Sang Chul bertanya apa CEO Jang baik-baik saja, apa CEO Jang mengatakan sesuatu pada Bok Nyeo. Bok Nyeo menjawab seperti yang Do Hyung ucapkan padanya, “Apa kau menghabiskan uangmu untuk itu? Jangan bilang itu satu-satunya jaket yang kau punya. Dan topi apa itu? sepertinya itu untuk laki-laki. Tidakkah ada orang lain yang menanyaimu? Dia bertanya pertanyaan seperti itu.” (Hahaha...)

Sang Chul merasa Do Hyung begitu berbeda dengannya. Sejujurnya ia juga ingin bertanya seperti itu pada Bok Nyeo tapi ia merasa tak harus menanyakannya. Jadi apa Bok Nyeo menjawab pertanyaannya Do Hyung. Bok Nyeo berkata tidak. Sang Chul ingin tahu apa Do Hyung tidak menanyakan pertanyaan lain. Bok Nyeo berkata tidak juga. Sang Chul heran apa Do Hyung tidak mengucapkan terima kasih. Bok Nyeo berkata kalau Do Hyung bilang bubur ini benar-benar hangat. Bok Nyeo mencuci wadah yang ia gunakan untuk membawa bubur tadi. Sang Chul pun tak bertanya lagi.
Choi Soo Hyuk datang ke sekolah dan itu membuat kehebohan diantara para penggemar ceweknya hahaha. Tapi tujuan Soo Hyuk ke sekolah adalah menemui gurunya untuk mengatakan kalau ia berniat berhenti sekolah.

Pak Guru tak mengerti dengan jalan pikiran Soo Hyuk, “Yang kau lakukan di sekolah hanya bermain dengan gitar bodohmu itu. Apa kau pikir berhenti sekolah terlihat bagus? Hei nak, dunia ini tidak semudah yang kau pikirkan!”

Soo Hyuk : “Pak guru itu sebabnya, dunia ini memang tidak semudah yang kukira. Tolong biarkan aku berhenti sekolah. Aku sudah membicarakan dengan orang tuaku tentang ini.”

Cewek-cewek penggemar Soo Hyuk mengerumuni jendela ruang guru, mereka terkejut dengan keputusan Soo Hyuk yang akan berhenti sekolah. Disana juga ada Han Gyul yang terkejut mendengar hal itu. Woo Jae lewat di depan ruang guru dan melihat Han Gyul ada disana, “Aku dengar Choi Soo Hyuk datang ke sekolah hari ini.” Tapi wajah Han Gyul tak memperlihatkan kegembiraan. Woo Jae heran, kenapa wajah Han Gyul cemberut begitu melihat Soo Hyuk datang ke sekolah. Han Gyul hanya bisa menarik nafas panjang. 
Keduanya bicara dengan Soo Hyuk. Soo Hyuk memperhatikan sekeliling gedung sekolah yang akan ia tinggalkan. Han Gyul menanyakan alasan Soo Hyuk berhenti sekolah. Woo Jae juga ikut bertanya apa Soo Hyuk benar-benar yakin dengan keputusan ini. Soo Hyuk menjawab ya, “Aku tidak merasa buruk dengan meninggalkan sekolah tapi aku sedih meninggalkan band dan seseorang.” Woo Jae tahu kalau seseorang yang dimaksud adalah Han Gyul. Soo Gyuk menitipkan Han Gyul pada Woo Jae, “Jaga Han Gyul. Dia bagian dari visual kita, jagalah dia. Aku mengandalkanmu!”

Soo Hyuk pergi tapi Woo Jae mengejar dan menariknya, “Kenapa aku harus menjaganya?” Suara Woo Jae meninggi. “Hanya kau yang dia suka. Aku ingin bermain dengan adil untuk memenangkan hatinya. Tapi jika kau pergi seperti ini apa yang harus kulakukan? Aku tak mau menang begitu saja seperti pengecut.”

“Siapa bilang aku menyerah? Jaga dia saat aku pergi.” Soo Hyuk pun pergi meninggalkan sekolah dan teman-temannya.
Bok Nyeo membuat kue. Hye Gyul bersedia membantu membuat kue karena kemarin Bok Nyeo terlihat sakit. Bok Nyeo melarang karena berbahaya bagi Hye Gyul jika berada di dapur. Tapi Hye Gyul memohon kalau ia ingin membantu Bok Nyeo dalam hal apapun. Bok Nyeo pun mengijinkannya, ia pun memberi tugas pada Hye Gyul untuk mencetak adonan kue. “Apa itu perintah? Saya akan melakukan perintah anda!” Hye Gyul tersenyum.

Hye Gyul melihat kue yang di dalam oven sepertinya sudah matang. Ia membuka oven dan akan mengambil kue, tapi naas tangannya kepanasan karena menyentuh benda yang panas di dalam oven. Bok Nyeo terkejut melihat kejadian ini begitu tiba-tiba.
Bok Nyeo langsung membopong Hye Gyul menuju rumah sakit. Ia yang khawatir berlari tergesa-gesa tanpa mengenakan sepatunya. Bok Nyeo berpapasan dengan Han Gyul dan Se Gyul yang baru pulang sekolah. Kedua adik kakak itu heran kenapa Bok Nyeo terburu-buru. Keduanya berlari menyusul Bok Nyeo. tapi Bok Nyeo berlari sangat cepat. Di ujung jalan sebuah mobil berhenti, Jang Do Hyung yang melihat Bok Nyeo berlari membopong Hye Gyul keluar dari mobilnya. Do Hyung pun mengantar Bok Nyeo ke rumah sakit.

Di dalam mobil, melalui kaca mobil Do Hyung melihat begitu khawatirnya Bok Nyeo terhadap Hye Gyul yang kesakitan karena tangannya melepuh. Terdengar dalam benak Do Hyung seorang anak berteriak minta tolong, ‘ibu selamatkan aku. ibu selamatkan aku.’ Do Hyung mencengkeram setir mobilnya, “Kalau orang lain melihat ini, mereka akan berpikir kalau kau ibunya. Setidaknya kau harus memakai sepatumu.” Bok Nyeo tak menanggapi ucapan Do Hyung, ia yang khawatir meminta Do Hyung mempercepat laju mobil. 
Dokter langsung melakukan penanganan terhadap Hye Gyul. Tangan Hye Gyul yang melepuh sudah diobati dan dibalut dengan perban. Kini Hye Gyul tertidur. Dokter berkata kalau Bok Nyeo sudah memberikan pertolongan pertama yang baik, jadi Hye Gyul akan baik-baik saja. Ia tahu kalau seorang ibu pasti tidak mau putrinya memiliki bekas luka. Dokter menyuruh Bok Nyeo untuk mengambil resep obat dan sudah bisa membawa pulang Hye Gyul. Bok Nyeo yang masih mencemaskan Hye Gyul terus menatap sedih gadis kecil yang terluka itu. Do Hyung memperhatikan perhatian Bok Nyeo yang begitu besar terhadap anak yang bukan anak kandung. Do Hyung melihat kaki Bok Nyeo yang hanya menggunakan kaos kaki saja tanpa mengenakan sepatu ketika berlari keluar rumah.

Do Hyung : “Dia tidak akan meninggal kenapa kau terlihat begitu khawatir?”

Bok Nyeo menoleh pada Do Hyung, “Terima kasih sudah mengantar.” Ia pun kembali mengalihkan tatapannya ke Hye Gyul lagi yang masih terlelap.

Sang Chul tiba disana, ia mengkhawatirkan putrinya. “Apa dia baik-baik saja?” Bok Nyeo yang menilai itu kecerobohannya meminta maaf. Sang Chul terkejut Jang Do Hyung juga ada disana, “CEO Jang, apa yang anda lakukan disini?” Do Hyung berkata kalau ia ingin membalas bubur berasnya. Ia melihat Hye Gyul baik-baik saja. Ia pun pamit. Do Hyung keluar dari ruang ICU, sebelum ia menatap Bok Nyeo yang terus terlihat mengkhawatirkan Hye Gyul.
Sampai di rumah Jang Do Hyung ngamuk-ngamuk. Ia berteriak, “Kenapa kau seperti ibu lagi? kenapa? kenapa kau seperti ibu lagi?” Ia membanting semua peralatan di rumahnya. “Kenapa kau terlihat seperti seorang ibu lagi? kau tak bisa menjadi ibu siapapun. Arghhh...” Do Hyung ngamuk memecahkan semua peralatan dapurnya.
Bok Nyeo membopong Hye Gyul dan membaringkannya ke kamar. Ia menatap sedih Hye Gyul yang masih terlelap. Perlahan Hye Gyul membuka matanya, “Bok Nyeo-nim, bisakah kau tidur denganku malam ini?” Bok Nyeo berkata kalau ia akan membacakan buku cerita untuk Hye Gyul. Bok Nyeo mengambil sebuah buku cerita dan membacakannya untuk Hye Gyul. Ayah dan ketiga kakak Hye Gyul terus memperhatikan. Kasih sayang dan perhatian yang Bok Nyeo berikan untuk Hye Gyul seperti kasih sayang dan perhatian seorang ibu terhadap anaknya. Dengan tangannya yang terluka Hye Gyul menggenggam tangan Bok Nyeo. Hye Gyul pun terlelap dalam mimpinya. Ponsel Sang Chul berdering, telepon dari Jang Do Hyung.
Sang Chul pun ke rumah Do Hyung. (Do Hyung udah ga ngamuk nih) Do Hyung berkata kalau tadi, Bok Nyeo terlihat seperti seorang ibu yang sebenarnya. Menurut Sang Chul tadi pasti Bok Nyeo sedikit shock. Do Hyung berkata kalau sekarang ia menyadari kenapa dirinya terjebak dalam permainan yang Bok Nyeo mainkan. “Dia sangat mirip dengan seorang wanita yang kucintai. Terlepas dari dia tidak tersenyum.”

Sang Chul : “Jadi itu alasan anda menyukai Bok Nyeo. Saya akan memberitahu Bok Nyeo apa yang baru saja anda katakan.”

“Aku ingin membuatnya tersenyum!” ucap Do Hyung membuat Sang Chul terkejut dengan niat Do Hyung. Do Hyung yang melihat Sang Chul begitu terkejut bertanya kenapa, apa Sang Chul tidak mau melihat Bok Nyeo tersenyum, “Aku ingin melihatnya. Tidakkah kau berfikir dia akan sangat cantik jika dia tersenyum?” 

Sang Chul : “Apa anda ingin membuat Bok Nyeo tersenyum?”

Do Hyung : “Kenapa? apa aku tak bisa?”

Sang Chul bilang bukan seperti itu, ia heran kenapa dirinya tidak pernah berpikir seperti itu. Selama ini ia hanya ingin tahu alasan Bok Nyeo tak tersenyum. Ia sama sekali tak pernah berpikir untuk membuat Bok Nyeo tersenyum bahkan setelah ia mendengar semua kisah sedihnya Bok Nyeo. Do Hyung ingin tahu apa cerita sedihnya Bok Nyeo. Sang Chul berkata kalau ibu mertua Bok Nyeo bilang jangan tersenyum sampai Bok Nyeo mati. Sang Chul merasa kalau Do Hyung benar-benar menyukai Bok Nyeo.

Do Hyung : “Kalau begitu, bisakah kau membantuku? Agar dia bisa tersenyum lagi?”

Dalam perjalanan pulang dari rumah Jang Do Hyung, Sang Chul memikirkan niat Do Hyung yang ingin membuat Bok Nyeo tersenyum.
Detektif Lee Tae Shik ada di rumah Do Hyung. “Kirim dia sekarang!” perintah Do Hyung pada Tae Shik. 

Tae Shik : “Apa kau baik-baik saja? dia tak mudah untuk ditangani.”

Do Hyung menatap benci, “Aku melihat sosok seorang ibu di wajahnya. Tak ada waktu lagi untuk menunggu.”

Tae Shik mengerti, ia akan melaksakan perintah Do Hyung.
Pulang dari kantor, Sang Chul melihat Bok Nyeo tengah membuat kue. Ia teringat dulu pernah bertanya pada Bok Nyeo, apa Bok Nyeo ini tak punya perasaan. Bok Nyeo saat itu dengan dingin menjawab kalau dia tak punya perasaan dan sudah membuangnya disuatu tempat. Tapi Bok Nyeo yang sekarang Sang Chul lihat adalah Bok Nyeo yang memiliki perasaan tulus, pengertian dan penuh kasih sayang.

Bok Nyeo melihat majikannya hanya berdiri diam, ia pun menyapa Sang Chul, “Apa anda ingin saya melakukan sesuatu?” Sang Chul bilang tidak. Ia bertanya apa yang sedang Bok Nyeo buat. Bok Nyeo berkata kalau anak-anak ingin makan pizza sebagai menu makan malamnya.

Di dalam sebuah mobil, dimana seorang wanita paruh baya berada. Kyaaaaa ini ibu mertuanya Bok Nyeo. Ia menuju suatu tempat.
Sang Chul melihat putra-putrinya ada di dapur. Mereka meracik dan mencicipi bahan pembuat pizza. Sang Chul tersenyum senang melihatnya.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Keluarga Gyul. Ibu mertua Bok Nyeo menurunkan kaca jendela mobilnya menatap ke rumah itu. Ia tampak menahan marah dan dendam.
Pizza-nya matang, Bok Nyeo pun membagi rata untuk semuanya. “Anak-anak, bukankah masakan Bok Nyeo-nim yang terbaik? Benarkan?” sahut Sang Chul memberikan jempol untuk masakan Bok Nyeo. “Bok Nyeo-nim, kau yang terbaik!” sahut anak-anak memberikan jempol untuk Bok Nyeo juga. (haiya ini seperti apa yang dilakukan suami dan anaknya Bok Nyeo)

Hye Gyul ingin Bok Nyeo ikut makan pizza bersama. Bok Nyeo bilang kalau ia harus membuang sampah. Anak-anak jelas kecewa Bok Nyeo menolak ajakan makan bersama, tapi mereka menyadari kalau itu sudah menjadi kesepakatan mereka dan mereka pun tak memaksanya. Bok Nyeo keluar membawa botol-botol bekas untuk dibuang. Han Gyul berharap Bok Nyeo bisa makan bersama dengan mereka. Mereka pun menikmati pizza lezat buatan Bok Nyeo.
Di luar rumah, ketika akan membuang sampah Bok Nyeo dikejutkan dengan seorang wanita yang keluar dari dalam mobil. Bok Nyeo terkejut melihat ibu mertuanya ada disana, tanpa terasa keranjang sampah yang ia pegang terjatuh.

Ibu mertua bok nyeo berdiri di depan Bok Nyeo menatap marah, “Detektif Lee (Tae Shik) datang menemuiku dan bilang padaku kalau penyelidikannya sudah berakhir. Bagaimana caranya kau menyuap detektif itu?” Bok Nyeo terdiam masih dalam keterkejutannya.

Han Gyul heran kenapa Bok Nyeo belum kembali dari membuang sampah. Sang Chul pun melihatnya melalui jendela dapur. Ia melihat Bok Nyeo berbicara dengan seorang wanita.

Ibu Mertua : “Aku pergi ke gereja untuk berdoa supaya kau dihukum. Aku pergi ke kuil bersujud 108 kali berharap kau akan terlahir kembali sebagai iblis. Dilain hari aku memanggil paranormal agar melakukan upacara untuk kematianmu. Kau pasti akan mendapatkan balasannya.”

Han Gyul heran melihat ayahnya berdiri sambil melihat keluar. Ia ikut melihat keluar. Mereka pun bertanya-tanya siapa wanita itu.
Sang Chul dan anak-anaknya keluar untuk melihat siapa wanita yang sedang berbicara dengan Bok Nyeo. Tiba-tiba Bok Nyeo berlutut di depan ibu mertuanya. Air mata Bok Nyeo perlahan menetes. Keluarga Gyul terkejut dengan tindakan Bok Nyeo yang tiba-tiba berlutut.

“Saya.... bagaimana saya harus hidup? Bagaimana... Bagaimana seharusnya saya hidup?” tangis Bok Nyeo pecah membuat air matanya terus berlinang.

Ibu Mertua marah, “Ikutlah kau dengan mereka yang terbunuh!”

“Nyonya, anda siapa?” tanya Sang Chul.

Ibu Mertua : “Sangat disayangkan, karena aku adalah orang yang memilikinya sebagai menantuku.”

Sang Chul pun akhirnya tahu kalau wanita itu ibu mertuanya Bok Nyeo. Melihat Bok Nyeo seperti itu Hye Gyul ikut menangis, “Jangan mengganggu Bok Nyeo kami.”

Sang Chul : “Anda tak tahu bagaimana wanita ini hidup ketika anda mengatakan itu padanya, kan? Dia tidak bisa tersenyum karena anda menyuruhnya jangan tersenyum. Tidakkah anda berpikir yang anda katakan itu terlalu kejam?”

“Apa? ‘kami?’ ‘wanita ini?’ jadi dia punya keluarga lain!” Ibu Mertua kembali menatap marah Bok Nyeo. Ia membentak, “Bagaimana kau bisa hidup seperti ini? Bagaimana bisa? Beraninya kau hidup seperti ini? Beraninya kau?” Ibu mertua mengguncang-guncangkan tubuh Bok Nyeo dengan kasar. Melihat Bok Nyeo diperlakukan seperti itu Hye Gyul ikut menangis.

Lee Tae Shik bersembunyi dibalik dinding tak jauh dari sana melihat semuanya. Ia tersenyum puas. (Ya ucapan Do Hyung yang menyuruh Tae Shik segera mengirim orang itu, sepertinya yang dimaksud adalah ibu mertua Bok Nyeo. Huwaaa kenapa Tae Shik lari sana lari sini, Dia ada dipihak ibu mertua Bok Nyeo tapi dia juga menjadi anak buahnya Do Hyung, kenapa bisa begitu)
Han Gyul dan ketiga adiknya berkumpul di kamar. Hye Gyul khawatir apa yang akan terjadi pada Bok Nyeo. Han Gyul menghibur adiknya mengatakan kalau wanita itu masih salah paham pada Bok Nyeo. Tak bisa dipungkiri kalau Han Gyul juga mengkhawatirkan Bok Nyeo, ibu mertua Bok Nyeo memberikan banyak kutukan untuk Bok Nyeo.

Se Gyul juga khawatir, “Bagaimana kalau dia kesini dan mengganggu Bok Nyeo-nim lagi?”

Doo Gyul menarik nafas, “Dia sudah tahu dimana Bok Nyeo bekerja, apa yang harus kita lakukan?”
Bok Nyeo merapikan sampah yang tadi berserakan karena ia terkejut melihat ibu mertuanya datang. Sang Chul membantu memunguti sampah itu. Bok Nyeo bilang kalau ini pekerjaannya, ia minta maaf atas kejadian tadi. Sang Chul bilang tak apa-apa, karena keluarganya juga memiliki sisi negatif. Ketika ayah mertuanya datang ke rumah, itu jauh lebih buruk daripada ini. “Kau tak akan memasukan ke hati perkataan ibu mertuamu kan?” Bok Nyeo tak menjawab.

Se Gyul cemas, “Bagaimana jika Bok Nyeo-nim melakukan apa yang ibu mertuanya suruh?”

Do Gyul : “Apa maksudmu?”

Se Gyul : “Dia tidak tersenyum karena ibu mertua menyuruhnya jangan tersenyum. Tapi ibu mertua bilang pada Bok Nyeo untuk mengikuti orang yang mati.”

Han Gyul : “Apa tidak ada cara untuk melindungi Bok Nyeo-nim?”
Karena kejadian ini Bok Nyeo memutuskan untuk berhenti bekerja dari rumah keluarga Gyul. “Saya tidak ingin menyebabkan masalah labih banyak lagi. Beritahu anak-anak, kalau saya bersyukur atas semua yang telah mereka lakukan pada saya.”

Sang Chul : “Apa kau harus melakukan ini? Aku tak ingin membiarkanmu pergi demi anak-anak. CEO Jang mengatakan kau terlihat seperti ibu Hye Gyul saat dia terluka. Aku tahu bagaimana perasaan anak-anak padamu dan bagaimana baiknya kau pada mereka. Kita tidak boleh egois. Jika kau keluarga kami, kami tidak akan membiarkan ketika kau ada masalah. Aku minta maaf karena kami tak bisa melakukan apapun untukmu. Aku tak bisa melindungi satu orang pun. Istriku, anak-anak, Yoon Song Hwa, atau bahkan kau, Bok Nyeo-ssi.”

Han Gyul yang keluar kamar mendengar ucapan ayahnya pada Bok Nyeo.

Tae Shik melaporkan segala kejadian yang ia lihat terkait Bok Nyeo dan si ibu mertua. “Seperti yang diharapkan, wanita itu, dia membuat tempat itu menjadi lubang neraka. Sekarang, Eun Soo menyerah menjadi ibu untuk anak-anak itu. Tapi, tidakkah kau berpikir kau terlalu berlebihan telah membuatnya menangis?”

Do Hyung : “Karena sudah sejauh ini, dia harus menangis sampai dia tak bisa menangis lagi hingga tetesan air matanya yang terakhir. Karena dengan begitu dia bisa tersenyum lagi. Dan aku... ingin memastikan sesuatu.” 
Bok Nyeo pun pamit akan pergi, tepat saat itu anak-anak keluar dari kamar. “Ayah apa yang kau lakukan?” ucap Han Gyul, “Apa ayah akan membiarkan Bok Nyeo-nim pergi? Apa ayah benar-benar akan melakukan itu? ayah kau tak bisa melakukan itu.”

Han Gyul beralih menatap Bok Nyeo, “Apa kau akan terus melarikan diri seperti ini selamanya? Aku punya permintaan, bisakah kau berbagi kekhawatiranmu dengan kami?”

Bok Nyeo tak mengerti maksud perkataan Han Gyul.

Han Gyul : “Bok Nyeo-nim, kami ingin melindungimu. Jadi, jadilah ibu kami!”

Sang Chul terkejut mendengar permintaan Han Gyul.

Hye Gyul menggenggam tangan Bok Nyeo, “Bok Nyeo-nim... jadilah ibu kami!” Pinta Hye Gyul.
Bok Nyeo menatap sedih keempat anak ini satu persatu. Akankah Bok Nyeo mau menjadi ibu bagi mereka?

Bersambung ke episode 13

18 comments:

  1. Hwaa.... Penasaran Bok Nyeo nanti jadi bagian dari keluarga gyul??
    Makasih mba sinopsisnya. Tetep di lanjut kan? Minggu depan langsung garap drama Yoona juga mba?
    -Yumenas-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, nanti minggu depan ditemani sama dramanya Yoona 'Prime Minister And I'

      Delete
    2. Yey... Sip-sip mba. Di tunggu yah dua-duanya.he... Semangat mba Anis!
      -Yumenas-

      Delete
    3. yees! ditunggu yaa sinop selanjutnya dan ditunggu juga untuk sinop prime minister and i
      -ade-

      Delete
  2. mba anis mw tnya mank novel great gatsby itu novel seperti apa ? atau sinopsis singkatnya gmn ?
    hingga mba anis bilang d komen mba fanny klo sbs mengangkat novel ini di drama Suspicious
    Housekeeper dan the heirs ? *penasaran sy nyari di google english semua jd gk ngerti --a

    ReplyDelete
    Replies
    1. Review novel The Great gatsby bisa dibaca di sini :

      - http://id.wikipedia.org/wiki/The_Great_Gatsby

      - http://bukuygkubaca.blogspot.com/2010/12/great-gatsby-fscott-fitzgerald.html

      - http://sepetaklangitku.blogspot.com/2013/05/the-great-gatsby.html

      Maaf saya sendiri cuma baca review diatas, belum baca novel ata nonton movie-nya.

      Delete
  3. huwaa... gmna ni ya? aku msh pnasaran sbnrnya apa sih yg diinginkn Do young ni. dan Lee Tae shik sprti polisi2 di indonesia yg bs disuruh apapun tanpa pdli bnr atw salah yg penting dpt uang. ckkckckkk...

    ReplyDelete
  4. Kapan mba kelanjutan nya ? Mksh ^_^

    ReplyDelete
  5. Mba anis maaf neh sblm nya,tp bsa ga mba nulis drakor golden rainbow? Aq nyari2 blm ada yg bkin kaya nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Golden Rainbow ada di blog nya Mumu di Berbagi Sinopsis

      Delete
    2. Wah iya ada.mksh info nya^_^

      Delete
  6. kalo baca di handphone gambarnya ga muncul,tpi buka di laptop gambarnya ada hiks :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. masa sih, padahal gambarnya cuma sedikit lho...

      Delete
  7. di tunggu ya kelanjutannya mbak anis

    ReplyDelete
  8. Sya pernah nnton the great gatsby.. Pertama x nnton G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ ngerti ceritanya, pas ulang k2 x bru ngerti... Cerita πŶª ttg co yg t'obsesi sma ce... Gatsby ngadain pesta besar2'n biar bsa ktemu sma desy..... Tp do hyung sma sx G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ mirip gatsby, karna gatsby G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ jahat... Malah lebih mirip kakek (mengumpulkan harta untuk menunjukan kpda wanita yg d cintai)...
    .Boucye.

    ReplyDelete
  9. bahagianya ngeliat sinopsisnya dilanjut lagi..mohon dilanjut terus yah sampe episode terakhir kakak cantik..:D

    ReplyDelete
  10. mbak gimana nih kelanjutan nya ??

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.