Thursday 30 January 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 14 Part 1

Yool bertanya apa Da Jung tak mempermasalahkan dirinya. Jika Da Jung tak masalah dengan keadaan dirinya bisakah ia juga menyukai Da Jung.
Mata Da Jung penuh air mata mendengar ucapan Yool. perlahan air matanya pun jatuh. Yool yang melihat Da Jung menangis mengusap air mata wanita itu dengan lembut.

Melihat Da Jung menangis, Yool berusaha mencairkan suasana dengan mengatakan apa Da Jung cengeng sejak kecil. Da Jung berkata tidak, ia tak biasanya seperti ini. Ia juga heran kenapa dirinya menangis seperti ini.
Yool minta maaf karena selalu membuat Da Jung menangis. Meskipun ia tak bisa menepati janjinya untuk tidak membuat Da Jung menangis tapi kali ini ia akan menepati janji itu. Yool meraih tangan Da Jung dan menggenggamnya, “aku tak akan melepaskan tangan ini.”
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Man Se yang baru bangun tidur masuk ke kamar ayahnya. Tatapan matanya mengisyaratkan kalau dia sedang marah. Yool yang kaget pun segera melepaskan genggaman tangannya dari Da Jung.

Man Se yang sewot langsung melayangkan pertanyaan pada Da Jung, kenapa tak tidur di kamarnya. Da Jung tak bisa menjelaskannya, bahkan Yool pun tak tahu harus menjelaskannya bagaimana.
Man Se melirik ke arah tempat tidur. Ia melihat dua bantal tempat tidur itu seperti habis dipakai dua orang. “Apa kau tidur disini? Kenapa kau seperti itu? kenapa seperti itu?” omel Man Se. hahaha.

Da Jung berusaha menenangkan Man Se yang sewot, bukankah liburan sekolah sudah selesai, ia mengajak Man Se bersiap-siap untuk berangkat ke sekolalah. Da Jung mengajak Man Se keluar dari kamar Yool.
Di luar kamar Da Jung memuji kalau Man Se sudah bangun pagi sekali. Ia mengajak Man Se sarapan dan segera berangkat sekolah. Man Se heran kenapa makan dulu, bukankah kita seharusnya mencuci wajah dulu setelah bangun tidur? Hahaha. Da Jung terbata-bata membenarkan, ya ampun kau lebih pintar dariku. Ayo kita mencuci muka dulu. Man Se pun masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Da Jung sendiri tersenyum malu mengingat ucapan Yool di kamar tadi.
Sementara itu, diluar kediaman Perdana Menteri, Park Na Young berdiri menatap rumah itu. Seorang pengawal wanita menghampri Na Young, apa ada yang bisa ia bantu. Pengawal wanita itu menegur bahwa tak boleh sembarangan orang berada disekitar kediaman perdana menteri. Ia menanyakan kepentingan Na Young datang kesana. Na Young bingung harus mengatakan apa.
Park Joon Ki di ruang kerjanya menatap foto Na Young. “Na Young-ah, benarkah Kwon Yool yang menyebabkan kematianmu? Jika itu benar, aku tak akan memaafkannya.”
Yoon Hee masuk ke ruang kerja suaminya memberi tahu kalau Seo Hye Joo datang. Yoon Hee tak mengerti haruskah Hye Joo bekerja pada suaminya. Bukankah suaminya tahu kalau ia tak menyukai Hye Joo.

Joon Ki menghela nafas, “Yoon Hee-ya...” Yoon Hee terpana namanya disebut oleh suaminya. Hatinya pun luluh. Joon Ki tahu bagaimana perasaan istrinya terhadap Hye Joo. Ia tahu kenapa Yoon Hee membenci Hye Joo. Memang benar kalau dirinya menyukai Hye Joo tapi ia meminta Hye Joo bekerja padanya bukan karena ia menyukai Hye Joo.

Yoon Hee tahu itu karena suaminya sudah mengatakan padanya bahwa Hye Joo lah yang paling mengerti tentang PM Kwon Yool. Joon Ki menegaskan bahwa ia akan mengambil semua yang dimiliki oleh Kwon Yool, dan Hye Joo adalah yang pertama ia ambil. Bukankah Yoon Hee mengerti maksudnya.

Setelah suaminya keluar Yoon Hee heran apa suaminya ini sangat membenci PM Kwon. Ia merasa sudah saatnya suaminya ini berhenti bersikap begitu.
Pengawal wanita PM memberi tahu ketiga temannya kalau ia bertemu wanita aneh di depan kediaman PM. Pengawal gendut bertanya apa wanita itu ingin menemui seseorang. Pengawal wanita berkata kalau ia bertanya pada wanita itu kenapa datang kesini tapi wanita itu diam saja dan pergi.
Yool yang sudah siap berangkat ke kantor menegur pengawalnya apa yang mereka bicarakan. Penagwal wanita memberi tahu kalau tadi ada seorang wanita yang berdiri di depan kediaman PM. Pengawal gendut menebak kalau wanita itu mungkin datang karena memiliki permohonan pribadi dengan perdana menteri karena akhir-akhir ini banyak warga yang seperti itu. Ia meminta PM tak perlu mengkhawatirkan itu.
Da Jung menghampiri Yool, “apa anda sudah akan berangkat?” Yool menjawab dengan senyuman, ia kemudian bertanya bagaimana dengan Man Se. Da Jung berkata kalau Man Se baru saja berangkat sekolah.
Da Jung memberi tahu kalau dasi yang Yool kenakan tidak rapi. Yool akan merapikan sendiri tapi Da Jung menawarkan diri untuk merapikannya.
Ah so sweetu deh. Sudah gitu doank benerin dasinya aja. Padahal saya ngarep ada forehead kiss disini hahaha. Yool tersenyum pamitan bilang akan segera berangkat. Da Jung juga senyum bilang titi dj eh hati-hati di jalan.
Dan di mobil Yool melemparkan senyum pada Da Jung. Da Jung pun membalas senyuman Yool. Ah PM pengen tak cubit deh, gemes saya hahaha.
Ketika mobil Yool meninggalkan kediaman PM, Na Young masih tak jauh dari sana. Mobil yang Yool naiki lewat di samping Na Young. Na Young melihat Yool yang berada di mobil. Tapi Yool tidak melihat Na Young.
Da Jung masuk ke ruang kerja PM. Ia membuka tirai jendela agar ruangan mendapatkan sinar dari luar. Ia menyiram tanaman kecil disana, mengelap meja, dan menata bantal kursi.

Da Jung menoleh ke meja kerja Yool. Ia tersenyum mengingat ucapan Yool tadi pagi. “Apa kau tak masalah, jika kau menerima keadaanku seperti ini bolehkah aku menyukaimu?”
Da Jung duduk di kursi kerja Yool. Ia merapikan dokumen dokumen yang berserakan disana. Tanpa sengaja ia menemukan sebuah jepit rambut yang masih terbungkus rapi. Ia heran, kenapa di ruang kerja PM ada jepit rambut.

Da Jung pun teringat pada malam ketika Yool membicarakan tentang rambutnya yang seharusnya dijepit. Da Jung tak menyangka, apa saat itu Yool berencana memberikan jepit rambut ini padanya.
Di kantor PM. Yool terkejut dengan kedatangan Da Jung yang membawakannya makan siang.
Dan inilah bekal makan siang yang dibuat khusus oleh Da Jung untuk Yool. Alamak pengen nyobain deh, kayaknya tuh enak banget sosisnya. Haha lucu pula.
Yool tanya apa makanan ini Da Jung yang membuatnya sendiri. Da Jung membenarkan. Yool mencoba kimbab yang Da Jung buat. Ia mulai mengunyah dan merasakannya. Da Jung tanya bagaimana rasanya, enak kan?

“Rasanya jauh lebih enak daripada ttokbokki pedas yang pernah kau buat.” Sahut Yool (bilang aja enak haha) Da Jung berkata kalau membuat ttokbokki saat itu adalah kegagalannya mamasak. Ia pun memberi tahu bahwa keahliannya dalam memasak adalah membuat kimbab. Ia sudah belajar membuat kimbab sejak masih duduk dibangku SMP.

Yool tak menyangka sejak masih remaja Da Jung sudah belajar memasak. Da Jung bercerita kalau ibunya sudah meninggal sejak ia masih kecil. Ketika ia mengikuti piknik sekolah tak akan yang membuatkan kimbab untuknya. Bukankah tak menyenangkan kalau piknik tak membawa kimbab, jadi karena itulah ia mahir membuat kimbab.
Yool pun bisa memahami itu, Da Jung juga tak punya ibu sama seperti anak-anaknya. Apa karena itu Da Jung sangat baik pada anak-anaknya. Da Jung berkata kalau ia tak melakukan apapun kok.

Yool : “apa kau tahu, semenjak kau datang anak-anak banyak berubah dan aku pun begitu.”

Keduanya tertawa. Alamak sweetu sekali…

Da Jung kemudian berkata kalau ia tak melihat Kang In Ho. Yool memberi tahu kalau hari ini In Ho tak masuk kerja. Dia mengambil ijin, mungkin sedang sakit.
Dan benar saja, In Ho terbaring lemah di tempat tidurnya. Wajahnya pucat sekali. In Ho mengingat perbincangannya dengan Na Young.
Na Young menilai In Ho sudah salah paham. In Ho meminta Na Young jangan berbohong ia masih ingat apa yang dikatakan kakaknya setelah kakaknya bertemu Kwon Yool. “Dia bilang dia takut, dia bilang dia ketakutan. Jadi, dia ingin melarikan diri ke Amerika bersamamu. Itukah yang kau pikirkan? Pada hari kecelakaan itu terjadi Kwon Yool mengikuti mobil kalian kan. Dialah orang yang melaporkan kecelakaan itu dan dia juga yang memperbaiki mobilmu.”

Tidak.. sangkal Na Young. “Dia tak bersalah.” Ucap Na Young air matanya mulai jatuh. “Kecelakaan itu terjadi karena kesalahanku.”
Da Jung menelepon ke ponsel In Ho, tapi tak dijawab oleh In Ho yang masih terbaring di tempat tidur. Da Jung heran karena In Ho tak menjawab panggilan teleponnya. Ia menebak kalau In Ho pasti sakit parah. Yool pun merasa begitu karena In Ho bukan tipe orang yang membatalkan sesuatu kecuali itu benar-benar penting. Da Jung jadi khawatir terjadi sesuatu pada In Ho.

Da Jung bertanya apa Yool sudah selesai makan. Yool bilang kalau ia hampir selesai. Da Jung tersenyum dan berbalik badan untuk memakai jepit rambut di rambutnya.
Da Jung kembali berbalik menatap Yool. Yool terkejut melihat jepit rambut itu ada pada Da Jung, ia pun tersedak dan terbatuk-batuk hahaha.

“Anda membelikan ini untukku kan?” tebak Da Jung menunjukkan jepit rambut yang dipakainya.
Yool akan menyangkal, tapi ia bingung menyangkalnya bagaimana alhasil Yool ngaku deh. Da Jung berkata kalau Yool seharusnya memberikan jepit rambut ini padanya setelah membelinya, kenapa malah meninggalkan jepit rambut ini di ruang kerja. Bukankah Yool bilang kalau rambutnya ini harus dirapikan. Bagaimana, cocok untukku kan?
Yool berkata kalau ia memberikan jepit rambut itu karena Da Jung terlihat seperti orang kampung. Da Jung sewot disebut seperti itu, “bagaimana anda menyebutku begitu padahal aku sudah membawakan makan siang seenak ini? ah aku pergi saja.” Da Jung bangkit dari tempat duduknya akan pergi.
Yool menahan tangan Da Jung. “tunggu dulu.” Yool melepas jepit rambut itu dan memakaikannya kembali pada rambut Da Jung. Yool bahkan mengelus-elus kepala Da Jung. hihi.

“Perfecto…” ucap Yool melihat jepit rambut itu tampak manis dipakai oleh Da Jung. “sekarang terlihat semakin cantik.” (siapa, jepit rambut apa Da Jung hahaha) Da Jung tersenyum malu-malu.

Melihat Da Jung tersenyum diam dan masih berdiri disana Yool menyindir bukankah tadi Da Jung bilang akan pergi kenapa masih disini. Da Jung tersenyum lagi dan sebelum pergi ia memberi semangat untuk Yool. Yool membalasnya dengan senyuman.
Di lobi kantor Da Jung pun menyemangati dirinya. Ponselnya berdering telepon dari In Ho. Da Jung yang khawatir bertanya apa In Ho sakit parah, karena ia mendengar In Ho sedang sakit. Da Jung tambah khawatir setelah mendengar suara In Ho.
Di kantor Park Joon Ki, Hye Joo memberi tahu bahwa menteri dalam negeri dan menteri kesehatan sudah menunggu Joon Ki. Joon Ki harus menemui mereka untuk mendengarkan laporan mereka.

Joon Ki meminta Hye Joo tak perlu bicara formal seperti itu dengannya ketika ia hanya berdua dengan Hye Joo. Tapi Hye Joo tak mau, ia harus memisahkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Ia lebih nyaman seperti ini.

Joon Ki menilai kalau Hye Joo itu benar-benar kaku dan menebak mungkin karena sikap Hye Joo itulah Kwon Yool tak menyadari perasaan Hye Joo selama 20 tahun ini. Sejujurnya ia tak mengerti kenapa Hye Joo menerima tawaran untuk menjadi sekretarisnya.

Hye Joo berkata kalau ia tak bisa kembali pada PM dan ia juga tak ingin hanya berdiam diri saja. Mengambil kesempatan yang datang dari Joon Ki adalah hal yang wajar untuk ia lakukan. Selain itu, bukankah akan sangat disayangkan jika melepaskan tawaran untuk bekerja di Blue house. Ia bertanya apa alasannya ini cukup menjawab pertanyaan Joon Ki tadi. Joon Ki merasa alasan itu sudah cukup masuk akal baginya.
Hye Joo juga ingin bertanya pada Joon Ki, “Kenapa anda meminta saya menjadi sekretaris anda? Apa itu untuk menunjukannya pada PM?”

Joon Ki tak menyangkal tebakan Hye Joo, “Dengan kata lain, selama kau bekerja padaku, kau adalah sekretarisku, kau bukan milik Kwon Yool. Kau mengerti maksudku?”
Da Jung sampai di depan apartemen In Ho. Da Jung menekan bel pintu dan setelah pintu terbuka ia terkejut melihat kondisi In Ho yang tak baik.
Da Jung membantu membaringkan In Ho ke tempat tidur. Ia melihat In Ho penuh dengan keringat, ia memeriksa suhu tubuh In Ho. Suhu badannya panas. Dengan nafas terengah-engah In Ho minta maaf karena sudah merepotkan Da Jung karena yang terpikir olehnya hanya Da Jung.

Da Jung berkata kalau ia juga pernah tinggal sendirian jadi ia tahu apa yang In Ho rasakan. “Sendirian disaat sakit membuatmu merasa sedih dan ingin menangis kan?” Da Jung bertanya apa In Ho bisa makan ia akan membuatkan bubur. In Ho bilang kalau ia tak apa-apa, Da Jung tak perlu melakukan itu. Da Jung berkata kalau In Ho tak makan, tubuh In Ho akan semakin lemah.

Da Jung meletakan tas dan jaket di meja. Tanpa sengaja ia menjatuhkan amplop berisi foto-foto Na Young. Tapi Da Jung tak menyadarinya.
Di kantor PM, Yool melihat Joon Ki bersama Hye Joo ada disana. Joon Ki mengatakan kalau ia dan Hye Joo ada disini untuk memberi salam. Ia menilai kalau dirinya akan sering bertemu dengan Yool di Blue House, tapi ternyata keduanya dipertemukan lagi disini.
Yool : “Selama kau membantu Presiden sepertinya akan cukup sulit bagiku untuk pergi ke Blue House.”

Joon Ki : “Apa hanya itu yang kau khawatirkan?”

Yool : “Apa maksudmu?”

Joon Ki tersenyum remeh, “Kau nanti juga tahu.”

Joon Ki dan Hye Joo akan pergi dari sana tapi Yool meminta waktu untuk bicara berdua dengan Hye Joo. Joon Ki mengijinkannya.
Yool menanyakan pekerjaan Hye Joo di Blue House, apa berjalan lancar. Bukannya menjawab Hye Joo malah balik bertanya, apa Yool tak membencinya.

Yool bertanya lagi apa ia berhak untuk membenci Hye Hoo, setidaknya ia ingin bicara langsung dengan Hye Joo walaupun hanya sekali. Selama ini ia benar-benar merasa bodoh, “aku menyakitimu dan kau mungkin mengalami masa-masa sulit. Maaf dan juga aku mengucapkan terima kasih.”

“Perdana menteri…?” Hye Joo hampir manngis.

Yool merasa kalau pengalaman bekerja Hye Joo mungkin akan lebih banyak berguna di Blue House karena ia tahu apapun yang Hye Joo lakukan, Hye Joo pasti akan melakukannya dengan baik.
Dengan mata berkaca-kaca Hye Joo berkata kalau ia sama sekali tak menyesal sudah menghabiskan waktu untuk mendampingi Yool selama ini. Hye Joo memberi hormat akan pergi, tapi ia teringat sesuatu, ia mengatakan agar Yool berhati-hati terhadap Kang In Ho.
Da Jung selesai membuatkan bubur untuk In Ho. Tapi ia melihat In Ho sudah tertidur. Dalam tidurnya In Ho terus mengigau menyebut kakaknya.
In Ho perlahan membuka matanya, ia melihat Da Jung duduk di sampingnya. Da Jung bertanya bagaimana keadaan In Ho sekarang, apa sudah baik-baik saja. In Ho berusaha bangun untuk duduk. Ia mengatakan kalau dirinya sudah lebih baik. Ia tak menyangka Da Jung masih disini. Da Jung berkata kalau ia tak mungkin meninggalkan In Ho sendirian yang terbaring sakit. Ia meminta In Ho makan walaupun hanya sedikit, ia akan menghangatkan buburnya dulu.

In Ho berkata kalau ia menghargai apa yang Da Jung lakukan untuknya tapi sepertinya ia tak bisa makan apapun. Da Jung pun ingin tahu kenapa In Ho bisa sampai sakit begini, apa yang sebenarnya terjadi.
In Ho : “Ketika aku mengatakan orang itu mungkin masih hidup sebenarnya yang kumaksud itu adalah kekasih kakakku. Aku pikir dia sudah meninggal. Orang itu ternyata masih hidup.”

Da Jung merasa bukankah itu hal yang baik, kalau orang yang dimaksud masih hidup.

In Ho : “Kabar baik? Seharusnya aku menganggap itu kabar baik, tapi orang yang membuat kakakku seperti sekarang adalah wanita itu. Selama 7 tahun ini, aku hidup untuk membalas dendam pada orang yang menyebabkan kakakku seperti itu. Aku bisa bertahan dengan memikirkan semua itu. Aku tak percaya kalau semua itu ternyata salah.”

Da Jung : “Mungkin aku lancang mengatakan ini, tapi apakah itu yang kakakmu harapkan? Apa menurutmu dia senang dengan tindakan balas dendammu? Kurasa tidak. Jika aku berada di posisi kakakmu, aku tak ingin adikku hidup dalam penderitaan. Harapan kakakmu adalah agar kau bahagia. Tidakkah kau berpikir itu yang diinginkannya?”

In Ho terdiam dengan mata berkaca-kaca meresapi perkataan Da Jung.
Di rumah, Yool mondar-mandir menunggu kepulangan Da Jung. Ia melihat jam tangannya dan melihat ke arah pintu siapa tahu Da Jung sudah pulang.

Yool kemudian teringat ucapan Hye Joo yang memintanya agar berhati-hati terhadap Kang In Jo. Ia heran kenapa Hye Joo berkata begitu padanya.
Kembali ke apartemen In Ho. Da Jung meminta In Ho menghabiskan bubur yang ia buat. Ia tahu kalau nanti In Ho akan tak nafsu makan ketika makan sendirian. Da Jung akan pulang, in Ho menawarkan diri akan mengantar Da Jung. Tapi Da Jung melarang, ia akan pulang sendiri. In Ho yang merasa sudah lebih baik bangkit dari tempat tidurnya.

Da Jung yang memakai jaket tanpa sengaja melihat ke lantai dimana amplop berisi foto Na Young jatuh. Ia mengenali foto wanita itu sebagai istri Kwon Yool. In Ho yang terkejut segera mengambil foto itu dan memasukannya kembali ke amplop. Da Jung ga tahu kalau foto itu ada Soo Ho, yang dia lihat cuma gambarnya Na Young saja.
“Bukankah itu almarhumah istri perdana menteri?” tanya Da Jung. In Ho balik bertanya bagaimana Da Jung tahu itu. Da Jung mengatakan ketika ia masih bekerja di Scandal News ia bertugas mewawancari PM. Ia heran kenapa In Ho punya foto-foto itu. In Ho beralasan itu karena PM memintanya untuk membuat laporan orang hilang. Ia menggunakan foto ini untuk referensi saja.
Da Jung pun tiba di rumah. Ia terkejut melihat Yool ada di luar. “Perdana menteri kenapa anda ada di luar?”

Yool : “Kau pikir kenapa aku ada di luar?”

Da Jung menebak apa mungkin Yool sedang menunggunya. Yool tak menyangkal, “siapa lagi yang kutunggu sampai malam begini selain kau?”

Da Jung tersenyum senang, “Benarkah anda menungguku?”

Yool kesal karena Da Jung sudah membuatnya kedinginan berada di luar. Ia pun segera masuk lebih dulu. Da Jung mengekor di belakangnya, “Perdana menteri tungguin donk!”
Da Jung ternyata belum makan malam. Yool menemani Da Jung makan, sementara ia sendiri ga ikut makan hehe. “Apa yang kau lakukan seharian ini sampai tak sempat makan?” tanya Yool. Sambil mengunyah Da Jung bekata kalau ia sibuk mengurus orang sakit. Ia tak enak kalau makan didekat orang sakit.

Yool penasaran apa In Ho benar-benar sakit. Da Jung membenarkan tapi ia menilai ada baiknya juga In Ho sesekali sakit, “dia harus merasakan sakit supaya bisa menjadi lebih baik.” Da Jung menyampaikan kalau In Ho akan kembali bekerja senin besok.
Da Jung heran kenapa Yool diam saja tak berkomentar apa-apa. “Coba anda pikirkan, saya berada di rumah pria lain seharian. Apa anda tak merasa terganggu?”

Yool heran memangnya apa yang Da Jung harapkan dari sikapnya, “cemburu, begitu maksdumu?”

Da Jung tersenyum mengiyakan, “apa anda tak merasa cemburu?”

Yool tertawa, “cemburu? Apa aku terlihat seperti orang yang cemburuan? Benar. Tentu saja aku cemburu. Apa kau pikir aku ini bukan pria? Kali ini aku akan membiarkanmu tapi aku tak akan membiarkanmu melakukan ini lagi, mengerti?”
Da Jung tersenyum lagi.

Yool : “kau ingin aku cemburu kan?”

Da Jung mengangguk. Ia tak tahu apa ini perlu disyukuri atau tidak tapi ia senang mengetahui Yool merasa cemburu.
Yool juga senang memiliki perasaan cemburu seperti itu, “Ketika aku menunggumu, sudah lama aku tak merasakan perasaan ini. Merasa gelisah ketika menunggu seseorang. Aku telah menjalani hidupku dengan melupakan perasaan itu. Dan kau… membuatku kembali merasakannya lagi. Aku berterima kasih padamu.”

Da Jung terharu mendengarnya.

Yool ingat bukankah besok Da Jung akan mengunjungi ayah Da Jung. Da Jung membenarkan tapi ia mengatakan pada ayahnya kalau ia tak bisa datang. Bukankah Yool bilang kalau besok akan pergi, jadi ia tak bisa meninggalkan anak-anak begitu saja.

Yool bilang jangan begitu, ia punya sedikit waktu luang di siang hari. Ia mengajak Da Jung pergi sama-sama mengunjungi ayah Da Jung. Da Jung tentu saja senang dengan ide itu. Yool pun berkata kalau ia ingin meluangkan waktunya besok maka ia harus menyelesaikan semua pekerjaannya sekarang. Ia meminta Da Jung melanjutkan makan dan ia akan menyelesaikan pekerjaannya.
Da Jung berterima kasih karena Yool mau mengunjungi ayahnya sama-sama dengannya. Ia juga berterima kasih karena Yool sudah menunggunya pulang tadi. Yool tersenyum menyahut kalau Da Jung sudah berterima kasih untuk banyak hal.
Yool masuk ke ruang kerjanya dengan perasaan bahagia. Ia mengambil formulir pendaftaran pernikahan. Ia mulai memikirkannya, mendaftarkan pernikahanya dengan Da Jung.
In Ho membuka satu persatu foto-foto kakaknya bersama Na Young sebelum kecelakaan.

In Ho menghubungi Na Young, selama menjadi sukarelawan Na Young menggunakan identitas Kim Min Jung. In Ho janjian bertemu dengan Na Young. Na Young mengerti, ia akan datang ke tempat yang In Ho minta.

Na Young yang berada di kamar sederhana mengingat pembicaraannya dengan In Ho.
In Ho meminta Na Young jangan berbohong tentang kecelakaan itu. Ia yang menitikan air mata tak percaya pada ucapan Na Young. Ia meyakini bahwa Kwon Yool lah yang mencoba membunuh kakaknya. Na Young berkata kalau In Ho sudah salah paham, untuk apa ia berbohong. Ia akan mengatakan yang sejujurnya.

Hari itu… pada hari itu… aku seharusnya pergi ke Amerika dengan Soo Ho.

Flashback ketika kecelakaan
Di dalam mobil Na Young bertanya kemana Soo Ho akan membawanya karena keduanya malah ke arah yang bukan tujuan keduanya. Soo Ho berkata kalau ia dan Na Young tak akan pergi ke Amerika, kita akan pulang.

Na Young tak menyangka dan menilai Soo Ho sungguh kejam. “Kau bilang dia mengetahui semuanya. Dia sudah tahu semuanya, tapi kau ingin aku kembali? Oppa, apa kau pikir aku akan bahagia jika aku kembali ke tempat itu.”

Soo Ho : “Kau tak akan bahagia jika pergi ke Amerika denganku. Jadi kembalilah.”

Na Young berkata kalau ia bahkan sudah meninggalkan anak-anaknya tapi kenapa sekarang Soo Ho menyuruhnya kembali kesana. Na Young tak mau, kalau seperti itu lebih baik ia mati.
Na Young melepas sabuk pengamannya dan akan lompat dari pintu. Soo Ho terkejut, ia menahan tangan Na Young dan berteriak apa Na Young sudah gila. Na Young membentak meminta tangannya dilepaskan, lebih baik ia mati. Soo Ho berusaha menahan tangan Na Young sambil mengemudi.

Soo Ho kesulitan mengendalikan laju mobilnya disaat tangan yang satu menahan Na Young sementara tangan yang satu memegang setir. Pintu mobil Na Young sudah terbuka, dia mengancam akan lompat.
Mobil oleng ke kanan kekiri, Soo Ho melihat ada mobil di depannya. Ia berusaha untuk menghindari mobil itu dengan membanting setir ke kanan tapi naas mobil yang dikendarainya malah menabrak pembatas jalan dan terjatuh ke jurang.
Tubuh Soo Ho dan Na Young terhempas kesana kemari. Pintu mobil Na Young yang terbuka dan sabuk pengaman yang tak terpakai membuat Na Young terlempar keluar. Soo Ho tak sadarkan diri, kepalanya berlumuran darah. Di sebelahnya Na Young sudah tak ada.

Flaschback end
Na Young membuka album foto yang berisi foto putra-putrinya. Sepertinya ia mendapatkan foto-foto itu sembunyi-sembunyi. Ia menangis menatap foto anak-anaknya, terutama Man Se, anak bungsu yang sudah ia tinggalkan semenjak masih bayi. Na Young menangis menatap foto Man Se.

Komentar :

Ahhh sungguh sweetu-nya ga ketulungan deh. Greget sama dua couple sweetu. Ada aja sesuatu yang membuat kita yang nonton senyum-senyum sendiri.

Ternyata kata-kata mutiara yang keluar dari mulut Da Jung bukan hanya tertanam pada Yool saja, itu juga masuk ke hati In Ho. Dendam kesumat In Ho perlahan mulai luntur setelah mengetahui penjelasan dari Na Young dan ucapan Da Jung yang ngena di hatinya.

Komentar saya tentang Kang Soo Ho meleset ya. Saya pikir Soo Ho yang memaksa Na Young untuk ikut dengannya ke Amerika dan Na Young menolak hingga kecelakan itu terjadi. Tapi ternyata Na Young yang keukeuh ingin ke Amerika sedangkan Soo Ho menyarankan kembali saja. Kira-kira apa alasan Soo Ho membatalkannya, apa karena sebelumnya ia bertemu dengan Kwon Yool.

Keputusan Na Young dulu ketika meninggalkan keluarganya sangat egois. Meninggalkan anak anak dan suami. Ya meskipun kita tahu bahwa Na Young melakukan ini karena ia sudah tak bahagia bersama Yool. Pada akhirnya ia menyesal sudah meninggalkan anak-anaknya.

29 comments:

  1. So sweet-nya, bikin senyum2 sendiri, hahaha. Wow, penyebab kecelakaannya sudah diceritakan dengan jelas... Apakah semuanya akan berubah? In Ho dan Joon Ki.

    ReplyDelete
  2. Suka banget lihat PM Yool sm Da Jung.... couple sweet ^^
    Man Se oh Man Se ganggu suasana aja.
    Biar bagaimanapun Na Young ttp ibu dari anak2 Yool. Sama seprti Joon Ki sejahat apapun ia sm Yool tapi Yool gx bisa benci sm Joon Ki krna ia adalah paman dari anak2nya.
    Kemaren pagi lihat komen diFp mba anis, mba ayu sm mba fanny yang kasih nasehat ke Kumpulan Sinopsis Drama Korea yg ketahuan coppas & akhirnya adminnya mau minta maaf. Seneng lihatnya, gx kayak PDSK yh gx mau minta maaf tp Alhamdulillah Fpnya sdh lenyap... semoga gx ada lagi yg coppas dr blog mba anis dkk. Sebab coppas=plagiat !!!
    Hwaiting Onnie ^^

    ReplyDelete
  3. owh so sweet bget...jd senyum2 sendiri bacanya.....
    dtunggu part 2nya ...
    fighting....!!!!

    ReplyDelete
  4. Iya, ga ad 1 alsnpun bgi seorg ibu untk mngalkn ank2nya, brati ga ad alsan jga bgi ank2 untk memlih ibu yg mnglkan mreka. Toh na yong lbh memlih menemui so ho trlbih dlu dibnding nemuin ank2nya.
    Jka pm sbuk hrusnya na yong yg mnemui pm, sprti yg dilakukn da jung, membwa ank2 menmui pm. Jdi ga akn mrsa kesepian/sndirian. Resiko lah pnya istri gubernur....

    ReplyDelete
  5. Melihat keadaaan na yong yg frustasi bahkn tega ninggalin ank n lbh memilih kkasihny, buat aq mikir, seburuk apkh PM? Pantaskh PM disalahkn,,
    toh smuany ga sepenuhny salh na yong,
    Ap yg mmbuat na yong bersembunyi, ank2 atau so hoo..

    ReplyDelete
  6. Inho klo sakit tampang ny mkin cakep yaakk..putih brsih bgt..
    Yool n dajung bner2 sweet bgt walo gk ad adgn romantis2 ny tp ttep aj brasa aura2 cintany n bkin snyum2 sndri..

    Ap yg tjd y sm dajung nti klo tau na young msih hdup,,klo ngliat sifatny da jung psti dy ngalah d,,aplg kn mngingat ank2ny yool,,dajung jg tau gmna rsa ny bsar tnpa seorang ibu..
    Manse,,suka gemes sm ank ini.. Smoga happy ending d..

    ReplyDelete
  7. geli lihat pm nungguin dajung hehhehe........

    ditunggu part 2nya

    ^_^nur

    ReplyDelete
  8. Yeey..keluar juga...haha co cuit bgt emang couple yool-dajung. Ditunggu part 2 nya...
    Semoga drama ini happy ending yaaah ^_^

    ReplyDelete
  9. seruuu... jd pnasaran sm endingnya...

    ReplyDelete
  10. Hapend pengenx bahagia semua, smg soho bisa siuman, spy nayoung ttp sm soho, yool family-dajung ttp bersama.
    Fighting eonie di tunggu part 2 nya.....................

    ReplyDelete
  11. Di tunggu part 2 mba anis,gk sabar gimana kelanjutannya by sari-makassar

    ReplyDelete
  12. aw,,,manis bgt urri jong ri nim hehe
    man se in kmrn2 jd kompor bwt nyatuin pasangan yool-dajung pas ud satu eh skrg malah jd yg interupsi hehe,,,man se oh,, man se
    ampun deh jd kepengen gtu liat pasangan yool-dajung in
    surat bwt SW-nim smoga yool-dajung tetep bersama, jd haapy ending deh
    smga jg joon ki baikan ama yool
    teh anis ikut prihatin ny bwt sinopny yg dcopas org laen,sy malah bru tw pas buka blog ny teh Dee
    tetep sehat n semangat y teh anis

    ReplyDelete
  13. D bentara.asia sdh ada sinOpsis 14 dan 15

    ReplyDelete
  14. wah wah wah,, maaf ya aku baru bs komen di part ini. dan part ini yang aku tunggu2 akhirnya muncul juga hehehe, tnggl part 2 nya nih.
    weh memang mgkn si Na Young yg kena cinta buta, padahal dia sebelumnya bahagia sma kwon yool eh malah berkhianat ckckkc lucu yak si Na Young. kena karma dia sekarang..

    ReplyDelete
  15. sweetu..sweetu... aduh itu pas betulin dasi kenapa ga kiss kening nya Da Jung sich.. kan tambah sweet jadinya hehehe :)

    So Hoo batalin kabur ke Amerika.. bisa jadi sebelum nya dia ketemu PM atau ketemu sma In Ho.. :)

    ReplyDelete
  16. Akhirx part 1 dah muncul. Hehe. Thanx mb anis.

    ReplyDelete
  17. sweeeeett bgt....pa lg man se bkin gemeeesss.....

    ReplyDelete
  18. Senyumnya PM Yool ke Da Jung bikin lumer, sweet bangeeeeeettttttt.....

    ReplyDelete
  19. Keegoisan ingin bahagia sendiri dgn meninggalkan anak.saat man se bayi pula.sungguh ibu yang kejam... kapan joon ki sadar klo na young lah yang salah.

    ReplyDelete
  20. hemmm...posisis hye joo seperti posisiku beberapa minggu yg lalau,dimana aku keluar dr kerja n bekerja lg,1 tempat tp beda bos,seharusnya pertanyaan hye joo ke yool aku tanyakan juga pada mantan bosku.
    "apa anda (tidak) membenciku???"

    ReplyDelete
  21. Ihhhh sweet πŶª G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ ketulungan.. Serasa jd da jung.. Hihii
    Smga ending πŶª pun bgtu
    .Boucye.

    ReplyDelete
  22. Jujur waktu pertama x liat cover drama ini agak2 gimana gt,baca sinops singkatny jg msih bysa aj,aplg ngeliat yg jd pmeran utma cow ny udh agk brumur gt dsndingkn sm yg msih muda. Tapi iseng2 akhirnya ngikut baca dan bgtu episd 1 udh lgsg trtarik,makin ksini mkin seru dan jatuh cnta sm pasangan ini, dan mkin ksini PM Yool kliatn mkin ckep y,,,gmna y gambarinny,,,pkokny gk cm dajung yg dbkin fallin in lov tapi saya juga,,heheh,,
    Dan makasih bgt udh mw nulis sinops ini,,,
    Semangat part 2 ny...
    Smoga happy ending dajung-yool..
    Inho sama aku aja sini..hihihi

    ReplyDelete
  23. maaf...ini mah sinopsis ulangan ya...maksudnya kok critanya sama persis ama episod 14 part 1 sih...?jd yg episode 15-nya mana doong...mau..mau..mau

    ReplyDelete
  24. suka banget sama best couple yool - da jung..
    uwaaaaa...,bacanyanya aja bisa buat senyum-senyum sendiri ...
    nice episode...

    ReplyDelete
  25. Episode 15 part 1 kok gk ada ya?

    ReplyDelete
  26. Kok sinopsis episode 15 part 1 nya isi ceritanya sinopsis 14 part 1 ya mbak?

    ReplyDelete
  27. Kwon yool dan dajung kayak sepasang pengantin baru yg malu malu gimana gituuu...
    Akhirnya satu kebenaran terungkap lg. Makasih^^

    ReplyDelete
  28. Di part ini gk tau ngapa ,uri jongri nim keliatan cakep bgt ,rambutnya itu loh ...,mana sering senyum T_T
    Gawat pergeseran selera ini namanya -_-

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.