Aku bertanya-tanya apa ini cinta. Tapi tak peduli seberapa keras aku memikirkannya, itu bukanlah cinta. Karena kau dan aku tidak dalam situasi dimana kita bisa jatuh cinta dengan seseorang. Ini bukan cinta dan kita bukan keluarga. Tapi kemudian, kenapa aku mengkhawatirkanmu? Kenapa anak-anakku mencarimu hingga putus asa? Kau menjadi pembantu bukan karena keinginanmu. Aku sekarang menyadari bahwa kau ingin menjalani hidupmu dengan melakukan yang orang lain ingin kau lakukan. Kau tak perlu kembali sebagai pembantu….
Sang Chul menoleh memandang Bok Nyeo, “…..tapi kau harus kembali dengan keinginanmu sendiri. Kembalilah sebagai ibu anak-anak dan sebagai istriku.”
Bok Nyeo menoleh terkejut mendengar ucapan Sang Chul. Sang Chul menunjukan lembaran formulir pendaftaran pernikahan yang sudah ia beri stempel. Bok Nyeo berkata kalau ia tidak bisa menjadi istri siapapun.
Sang Chul berharap Bok Nyeo melupakan apa yang ibu mertua Bok Nyeo katakan tentang Bok Nyeo yang tidak boleh memulai keluarga baru. “Bertanggung jawab atas kematian keluargamu adalah cara yang kau pilih untuk dijalani tapi tak ada yang bisa memaksamu melakukan itu. Masih banyak orang yang telah membuatmu menderita begitu lama. Bagaimanapun aku tak memaksamu menjawab sekarang. Kau mungkin tahu alasanku melakukan ini. Jadi, pilirkanlah. Jika kau merasa tak bisa kembali sekarang, kau nikmatilah waktumu. Kami akan menunggumu entah itu setahun atau seratus tahun. Kami akan tetap membuka tempat untukmu.”
Bok Nyeo berjalan sendirian, ia teringat ucapan ibu mertuanya yang meminta dirinya untuk tak memulai kembali membentuk keluarga baru.
Esok harinya di rumah keluarga Gyul. Sang Chul menceritakan apa yang terjadi semalam pada anak-anaknya. Han Gyul terkejut mendengar ayahnya melamar Bok Nyeo. Se Gyul menebak apa itu artinya sekarang ayahnya menyukai Bok Nyeo.
Sang Chul mengatakan kalau yang namanya cinta tidak sesederhana itu. “Meskipun mungkin ini tak romantis, ayah mengkhawatirkan Bok Nyeo dan dia terus membayangi pikiran ayah. Dan ayah merasa begitu sedih dan tersakiti karenanya.”
Lee Dong Shik mengajak Na Young berkemah bersama hihihi (udah malem aja, cepet amat) Dong Shik memanggang daging dan sosis. Ia begitu membanggakan dirinya, bukankah ia ini calon suami yang terbaik. Na Young menyahut Dong Shik jangan mimpi, karena ia tak punya rencana untuk menikah.
“Kenapa tidak?” tanya Dong Shik.
Na Young beralasan ia harus mengurus keponakan-keponakan dan ayahnya yang tinggal sendirian dan terlebih lagi Dong Shik itu bukan tipe-nya. Dong Shik membalas kalau Na Young juga bukan tipe wanita idamannya. Yang menjadi wanita idamannya adalah wanita seperti Yoon Song Hwa. Wanita yang dingin dan arogan. Na Young bilang kalau begitu pergi saja berkemah dengan Song Hwa.
Han Gyul janjian bertemu tantenya di sebuah kafe. Na Young menanyakan kabar antara Sang Chul dan Bok Nyeo. Han Gyul bilang kalau ia masih belum tahu tentang kabar Bok Nyeo. Na Young pun kemudian memesan paket kue di kafe tersebut.
Na Young mampir ke rumah keponakannya. Ia menunjukan sebuah boneka pada Hye Gyul. “Bukankah tante yang terbaik?” Hye Gyul membenarkan, tante adalah yang terbaik setelah Bok Nyeo-nim. Na Young terdiam diduakan oleh keponakannya. Tapi ia berusaha tak menunjukan kekecewaannya.
Na Young berkata pada anak-anak kalau ia merasa sepertinya Bok Nyeo tak bisa hidup bersama ayahnya anak-anak. Apa mereka harus menikah?
Hye Gyul : “Aku akan menunggu Bok Nyeo selamanya. Aku tak ingin siapapun kecuali Bok Nyeo-nim yang menjadi ibuku.”
Na Young : “Meskipun itu mungkin sulit untuknya? Bukankah ada Seo Ji Hoon dan ibu mertuanya melarang dia memulai sebuah keluarga baru.”
Se Gyul : “Itulah sebabnya ayah bilang kalau dia akan menunggu walaupun itu bertahun-tahun. Sampai Bok Nyeo memutuskan apa yang ingin dilakukan.”
Na Young terkejut kakak iparnya rela menunggu selama itu. Han Gyul bertanya pada tentanya apa ada cara lain yang lebih mudah.
Na Young kemudian bertanya apa anak-anak mau datang ke rumahnya besok pagi. Han Gyul heran kenapa, memangnya ada acara apa. Na Young terkejut terdiam, “apa kau tak tahu?” Han Gyul masih heran dan memandang adik-adiknya. Yang lainnya juga tak tahu, memangnya besok ada apa, mereka saling berpandangan. Na Young langsung bilang bukan apa apa kok, dan menyuruh mereka untuk cepat makan kue yang ada di depan mereka. Na Young tampak sedih dan kecewa.
Kakek berada di Happy Company. Ny Hong berkata kalau ia sangat senang jika Bok Nyeo bilang baik-baik saja. Kakek menyahut memangnya Bok Nyeo tidak pernah mengatakan baik-baik saja. Ny Hong merasa kalau Bok Nyeo harus bersabar, “Suami dan anaknya meninggal, jika bukan karena mereka…”
Kakek menyela memangnya apa yang akan Ny Hong lakukan. Ny Hong tanya melakukan apa. Kakek meminta Ny Hong berhenti berbelit-belit, cepat berikan ia jawaban. “Apa kau akan tinggal bersamaku atau tidak?” Hihi.
Wajah Ny Hong berubah jutek, “Kau bercanda ya? Aku tak mau. Sudah terlambat.”
Kakek terkekeh, “Kau akan menyesal jika kau menolakku. Aku tampan, berkepribadian baik dan juga tinggi. Apa ada yang menjadi kekuranganku.”
Ny Hong tersenyum, “Terima kasih banyak atas lamaranmu. Tapi tidak terima kasih.”
Kakek juga tersenyum, “Na Mi apa kau benar-benar serius?”
Ny Hong : “Kita mengatakan itu adalah hal terakhir yang kusenangi. Aku suka bagaimana kita bertengkar terus-menerus seperti ini. Jika kita hidup bersama orang akan mengarahkan jari mereka ke bekas pembantu dan mengatakan aku ini penggali emas. Dan pasti akan ada rumor jelek tentang aku dan putrimu. Itu akan sangat rumit dan aku benci itu.”
Ny Hong mengambil kue yakgwa dan memakannya. “Dan apa kau tahu, mungkin akan ada orang lain yang lebih baik daripada dirimu.” Ucapnya yang kemudian disusul gelak tawa khas-nya.
Kakek kesal, “Apa yakin ada. Kau tunggu saja seratus tahun dan lihat apa ada orang yang lebih baik dariku.”
“Pasti ada.” goda Ny Hong sambil tertawa.
Bok Nyeo mengunjungi rumah abu suami dan putranya. “Bolehkah aku menjadi bagian dari keluarga lain? Bolehkah?” tanya Bok Nyeo dalam hati sambil memandang foto suami dan putranya.
Sang Chul mengunjungi Direktur perusahaan JK. Direktur tanya apa Sang Chul sedang mengajukan kurator, apa Sang Chul sedang berencana untuk merehabilitasi. Sang Chul berkata kalau gatsby akan bekerja sama dengan Red R tapi perusahannya masih punya beberapa masalah pendanaan.
Direktur menilai itu akan sulit. “Kenapa kau tak kembali ke perusahaan kami?” Sang Chul berkata kalau ia ingin menyelesaikan proyek ini di tangannya. Direktur menawarkan bagaimana jika Gatsby dan JK bekerja sama di proyek Neo Chinatown. Ia bisa mendapatkan reputasi yang lebih baik dan Sang Chul tak memerlukan yang namanya kurator lagi. (arti kurator di wikipedia yang saya baca itu seorang pengawas yang bertugas memilih dan mengurus objek museum atau karya seni yang dipamerkan)
Di Gatsby, Sang Chul menceritakan penawaran Direktur JK pada Song Hwa. Song Hwa menilai itu bagus, kalau JK mendukung proyek, itu akan berjalan dengan baik.
Song Hwa kemudian menanyakan perihal Bok Nyeo. Sang Chul berkata kalau ia belum mendengar jawaban dari Bok Nyeo. “Mungkin aku seharusnya tidak melamar dia. Itu akan sulit untuknya mengatur kasih sayang pada orang lain.”
Song Hwa menyemangati, “Tidak apa-apa. Jangan terlalu khawatir. Dia bilang dia takut kalau dia mungkin mencintai keluargamu.”
“Apa dia benar-benar mengatakan itu?” tanya Sang Chul.
Song Hwa : “Sepertinya dia khawatir akan kehilangan orang yang dicintainya lagi. Jika dia tak punya perasaan pada keluargamu, dia tak akan mengatakan itu.”
(Semakin suka sama Song Hwa. Dia semakin bijaksana dan malah jadi teman curhatnya Sang Chul hehehe)
Pagi di rumah Gyul, Sang Chul memandang foto istrinya sambil tersenyum. “Yeobo, selamat ulang tahun. Apa kau memperhatikan anak anak tumbuh dewasa? Aku berharap menyadari ini lebih awal bagaimana berharganya melihat anak-anak kita tumbuh dari hari ke hari.”
Setelah mengucapakn selamat ulang tahun pada istrinya Sang Chul segera berangkat ke kantor.
Anak-anak pun sudah bangun, Hye Gyul tanya dimana ayahnya bukankah sekarang hari minggu. Se Gyul menjawab kalau tadi pagi ayahnya sudah berangkat bekerja. Hye Gyul mengeluh kalau ia lapar.
Han Gyul ingat bukankah tante mereka mengundang sarapan di rumah kakek. Doo Gyul heran kenapa tante mereka mengundang makan bersama. Han Gyul mengangkat bahu tak tahu, ia mengajak adik-adiknya ke rumah kakek mereka. Blasss mereka sama sekali tak memandang foto ibu mereka.
Na Young membuat sup rumput laut dalam jumlah yang banyak.
“Na Young-ah” terdengar sebuah suara di telinga Na Young. Na Young mengangkat wajahnya dan….
Flashback
Na Young yang baru bangun tidur heran melihat kakaknya sibuk menyiapkan banyak makanan. Sun Young berkata bukankah hari ini ulang tahun Na Young. Na Young terkejut karena ia sendiri lupa ulang tahunnya. Ia heran bukankah dirinya bukan anak kecil lagi, kenapa kakaknya terus menyiapkan makanan ulang tahun untuknya.
Sun Young : “Aku ingin memperlakukanmu dengan baik. Jika sesuatu terjadi padaku, bukanka kau yang akan menjadi ibu anak-anakku?”
Na Young tertawa, “Aku akan melakukannya bahkan jika kau tak melakukan ini. Jadi jangan khawatir.”
“Selamat ulang tahun ya,” ucap Sun Young seraya tersenyum.
Flashback end
Na Young menangis sedih mengenang kakaknya. “Unnie, selamat ulang tahun juga untukmu.” ucapnya sambil mengusaip air mata yang menetes.
Anak-anak sampai disana. Na Young menyuguhkan sup rumput laut dan makanan lain yang dibuatnya. Doo Gyul heran kenapa tantenya membuat sup rumput laut, apa sekarang hari ulang tahun seseorang. Anak-anak saling berpandangan.
Na Young terdiam terkejut karena keponakannya lupa ulang tahun ibu mereka. Ia pun berkata kalau ia hanya ingin membuatnya saja kok. Se Gyul menebak sepertinya ada sesuatu yang ingin tantenya katakan pada mereka. Na Young bilang tidak ada, ia hanya ingin sarapan dengan keponakan-keponakannya.
Na Young kembali ke dapur untuk mengambil mie, ia menunduk sedih anak-anak lupa pada ulang tahun ibu mereka.
Bok Nyeo mengunjungi Happy Company atas permintaan Ny Hong. Ny Hong mengatakan kalau Na Young tak bisa menghubungi Bok Nyeo. “Dia memintaku untuk menghubungimu, sebenarnya apa yang terjadi?” Bok Nyeo diam karena dia tak tahu.
Ny Hong menebak apa jangan-jangan Na Young akan meminta Bok Nyeo menjadi ibunya anak-anak, “Apa kau belum membuat keputusannya?” Bok Nyeo merasa kalau ia tak bisa melakukan itu. Ia tak bisa memulai keluarga baru dengan orang lain. Ia merasa kasihan pada suami dan putranya. Ny Hong mengeluh dan menebak kalau itu yang akan menjadi keputusan Bok Nyeo.
Na Young sampai di Happy Company. Ny Hong pun mempersilakan keduanya untuk bicara berdua setelah ia menyuguhkan minuman.
Na Young tak tahu harus bicara dari mana dulu. Ia begitu gelisah hingga membuat minuman yang ada di gelasnya tumpah karena saking gelisahnya. Na Young minta maaf atas kecerobohanya. Bok Nyeo melihat ada yang lain pada Na Young hari ini yang tampak gelisah.
Na Young berkata kalau ia mendengar kakak iparnya melamar Bok Nyeo. Bok Nyeo membenarkan dan bertanya apa Na Young ada masalah dengan itu. Na Young tertawa bilang tidak ada masalah kok, ia hanya ingin tahu apa yang akan Bok Nyeo lakukan tentang permintaan menjadi ibunya anak-anak. Ia tak yakin apa ia harus menanyakan ini pada Bok Nyeo.
Bok Nyeo memberikan satu kue yakgwa yang ada di meja untuk Na Young. Na Young yang heran mengatakan kalau ia tak suka kue yakgwa. Bok Nyeo bilang tak apa-apa ambil saja, “Jika saya makan kue yakgwa ketika memiliki sesuatu yang sulit dikatakan, maka saya bisa bicara lebih terbuka.”
Na Young pun memakan kue itu sekali gigitan. Ia kemudian menatap Bok Nyeo, “Aku tak menyukaimu, Bok Nyeo.” Na Young heran dengan apa yang ia katakan. Ia tak bermaksud mengatakan itu secera terang-terangan. Na Young akan pergi ia merasa tak harus membicarakan ini pada Bok Nyeo sekarang. Tapi Bok Nyeo memintanya untuk tetap disini karena Na Young belum menyampaikan semuanya.
Na Young pun kembali duduk, ia akan mengatakan semuanya secara terang-terangan. “Aku tak membencimu dari awal. Aku hanya merasa kau agak aneh karena kau tak tersenyum dan kau tidak ramah. Tapi sekarang aku merasa sangat tak nyaman denganmu. Setelah aku mendengar kisahmu, aku mulai khawatir apa kau bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak. Ditambah lagi Seo Ji Hoon masih hidup. Dia akan keluar dari penjara dan mungkin akan menyakiti anak-anak.”
Na Young menarik nafas meminta maaf karena sudah mengatakan semua itu, “Aku tantenya anak-anak dan menggantikan tempat kakakku. Semua orang menyukaimu, tapi aku tak bisa. Aku tak bisa melakukannya. Aku harus mengkhawatirkan masa depan anak-anak. Sebenarnya, hari ini adalah ulang tahun kakakku. Tapi anak-anak lupa dan semua yang mereka bicarakan hanya tentangmu. Mungkin aku melakukan ini karena aku sedikit paham betapa sedihnya kakakku. Tapi jika ini terus terjadi, wanita lain akan bilang ‘kau ini hanya seorang tante, kau tak punya tempat di rumah itu’”
Bok Nyeo yang sudah mendengarkan dengan seksama meminta Na Young tak perlu khawatir, hal itu akan kembali seperti semula disaat ia meninggalkan mereka. Na Young terkejut apa Bok Nyeo akan pergi. Bok Nyeo mengiyakan dan itu seharusnya membuat Na Young jadi lebih nyaman.
Na Young kembali menarik nafas, ia menilai kalau Bok Nyeo pergi itu tak akan menyelesaikan masalah. “Bahkan jika kau pergi anak-anak dan kakak ipar tidak akan menghilangkan perasaan mereka terhadapmu. Mereka akan meninggalkan tempat yang kosong untukmu. Kecuali kau melakukan sesuatu, sepertinya mereka akan menunggumu selamanya.”
Bok Nyeo pun bertanya, apa yang Na Young ingin ia lakukan. Na Young berkata kalau ia hampir gila karena ia juga tak tahu apa yang harus dilakukan. “Aku tak bisa menyuruhmu pergi dan aku juga tak bisa memintamu jangan pergi. Apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku harus berhenti terlalu memperhatikan anak-anak.”
Bok Nyeo mengerti betul maksud Na Young. Ia meminta Na Young tak perlu khawatir dan bisa pulang sekarang. Na Young ingin tahu apa yang akan Bok Nyeo lakukan.
“Apa anda bisa bertanggung jawab untuk itu?” tanya Bok Nyeo.
“Bertanggung jawab apa?” Na Young balik bertanya.
“Apa yang baru saja anda katakan, kalau anda mengkhawatirkan masa depan anak-anak. Bisakah anda berjanji tidak akan merubah pikiran itu?
“Tentu saja.” jawab Na Young.
Dalam perjalanan pulang Na Young lega karena sudah mengeluarkan semua unek-uneknya pada Bok Nyeo.
Bok Nyeo berada di bangku tepi sungai sendirian. Ia teringat akan permintaan anak-anak yang memintanya menjadi ibu mereka dan betapa mereka tak ingin dirinya pergi.
Di Gatsby, semua tampak sibuk dengan proyek mereka. Sang Chul menerima telepon dari Bok Nyeo yang meminta bertemu.
Keduanya pun bicara di kafe. Bok Nyeo berkata kalau ia akan menerima lamaran Sang Chul. Ia akan menjadi ibu dari anak-anak Sang Chul. Sang Chul terkejut tak menyangka ia mengira kalau Bok Nyeo akan menolaknya.
Bok Nyeo pun bertanya apa dirinya harus menolak lamaran Sang Chul.
Sang Chul gelagapan bilang tidak, “Apa kau benar-benar mau menjadi bagian dari keluargaku?” tanya Sang Chul. Bok Nyeo menjawab ya. Sang Chul bertanya lagi karena saking groginya, apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Karena ia benar-benar sibuk di tempat kerjanya, ia hampir tak pulang ke rumah. Bok Nyeo berkata kalau Sang Chul harus mengurus pekerjaan lebih dulu sebagai kepala keluarga dan ia akan mengambil posisi sebagai ibu dan seorang istri.
Bok Nyeo akan pergi tapi Sang Chul ingin menanyakan sesuatu. Ia bingung tak tahu harus mengatakan apa. Ia merasa seakan-akan harus mengatakan sesuatu pada Bok Nyeo. “Terima kasih, itu satu-satunya kata yang bisa kupikirkan sekarang. Aku minta maaf kalau aku hanya mengatakan kata-kata yang tak berguna. Aku tak tahu kenapa terasa begitu canggung bahkan setelah lamaran itu.”
Bok Nyeo menyampaikan kalau ia akan ke rumah Sang Chul besok.
Sang Chul menceritakan pada anak-anak perihal Bok Nyeo yang menerima lamarannya. Anak-anak senang bukan main dan mengucapkan selamat pada ayah mereka. Sang Chul tersenyum dan berkata kalau ucapan selamat itu seharusnya untuk anak-anaknya.
Hye Gyul bertanya apa mulai sekarang ia bisa memanggil Bok Nyeo dengan sebutan ibu. Sang Chul bilang tentu saja. Doo Gyul ikut bertanya kapan acara pernikahannya. Sang Chul menjawab kalau ia dan Bok Nyeo belum membicarakan itu. Bok Nyeo akan datang ke rumah ini besok dan menjaga mereka semua. Anak-anak semakin senang mendengarnya.
“Wah, apa aku bermimpi? Apa Bok Nyeo-nim benar-benar akan menjadi ibu kita?” Seru Doo Gyul masih tak percaya.
Sang Chul mengatakan kalau ia harus mengambil beberapa pakaian dan kembali ke kantor. Hye Gyul yang sangat gembira menyemangati ayahnya yang sibuk bekerja. Sang Chul ke kamarnya untuk mengemasi pakaian.
Na Young tiba di rumah kakak iparnya, karena saking cerobohnya ia jatuh tersandung dan meringis memegangi lututnya.
Han Gyul langsung menceritakan semua pada tantenya, "Bok Nyeo-nim akan menjadi ibu kami." Na Young terdiam terkejut. Hye Gyul berkata kalau ia sangat senang hingga seakan-akan dirinya bisa terbang. Na Young benar-benar tak mengerti kenapa Bok Nyeo memutuskan menjadi ibunya anak-anak. Han Gyul heran melihat tantenya seperti orang bingung. Na Young bilang tak apa-apa, ia pun berbohong kalau ia lupa dirinya ada janji penting, ia harus pergi sekarang.
Na Young yang akan pergi berpapasan dengan Sang Chul yang selesai berkemas. Na Young mengatakan kalau ia harus segera pergi.
Di luar rumah Na Young benar-benar jengkel, ia tak mengerti dengan jalan pikiran Bok Nyeo. "Apa ini rencananya? Dia bilang padaku jangan mengkhawatirkannya."
Sang Chul keluar menyusul Na Young. Ia minta maaf atas semua yang terjadi. Na Young tanya minta maaf tentang apa. Sang Chul berkata kalau ia tahu tak masuk akal dirinya menikah lagi setelah Sun Young meninggal. Tapi untuk anak-anak, ia berpikir ini lah jalan terbaik yang bisa ia lakukan. Na Young berusaha tersenyum dan mengerti itu, ia permisi karena harus segera pergi.
Na Young pergi dari sana dengan menahan perasaan kesal terhadap Bok Nyeo.
Di Gatsby mereka mengadakan rapat dengan perwakilan dari JK, yaitu Manajer Kim. Manajer Kim tak menyangka bisa berada ditengah-tengah Sang Chul, Song Hwa dan Dong Shik lagi. Ini membuatnya seperti mereka kembali ke masa lalu. Ia senang mereka bisa bekerja sama lagi.
Dong Shik tanya kenapa bukan Manajer Choi yang datang. Manajer Kim berkata apa Dong Shik tidak mendengar kalau Manajer Choi memutuskan pertunangan dengan putri direktur. Dong Shik ingin tahu kenapa bisa begitu. Manajer Kim menjelaskan kalau putri direktur keluar dari aula pernikahan dan memegang tangan mantan pacarnya, "Manajer Choi itu, dihukum karena banyak melukai hati perempuan." Song Hwa diam saja mendengar itu.
Ponsel Dong Shik bunyi, ia melirik ke arah Sang Chul sebentar sebelum menjawab teleponnya. Ia pun bicara lirih, "Na Young-ssi." sebutnya. Sang Chul terkejut mendengar Dong Shik bicara di telepon dengan Na Young. Na Young meminta bertemu dengan Dong Shik sekarang. Dong Shik berkata kalau sekarang ia sedang sibuk. Na Young menegaskan kalau ini benar-benar penting.
Dong Shik pun menemui Na Young disebuah kafe. Ia bertanya apa yang membawa Na Young datang menemuinya. Na Young pun tak berbasa-basi, "Lee Dong Shik-ssi maukah kau menikah denganku?"
"Apa?" Dong Shik tentu saja kaget dengan ajakan menikah yang tiba-tiba di siang bolong seperti ini.
"Kenapa? apa kau tak mau?" tanya Na Young.
Dong Shik heran apa sekarang Na Young sedang mengalami masa sulit. Na Young bilang Dong Shik jangan mempedulikan apa yang terjadi padanya, "Kau mau menikah denganku atau tidak?"
Dong Shik masih terheran-heran, ia tak mengerti apa yang terjadi pada Na Young hingga memutuskan hal yang tiba-tiba seperti ini.
Na Young mengatakan kalau kemalangan datang terus-menerus padanya. Bahkan keponakan-keponakannya pun mengabaikannya. Ia ingin menjadi ibu anak-anak menggantikan kakaknya tapi ia merasa kalau mereka tak membutuhkannya. Ayahnya juga sedang memperhatikan seorang wanita dan sekarang tak seorang pun menginginkannya. "Dong Shik-ssi, bukankah kau membutuhkanku?" Na Young meminta Dong Shik membuat keputusan sekarang, "Kau akan melakukannya atau tidak?"
Dong Shik terdiam bingung.
Di rumah, Na Young menjejer beberapa foto pria dan biodatanya. Ia menujukan foto salah satu pria pada ayahnya, apakah pria ini sesuai dengan tipe ayahnya. Kakek heran melihat Na Young tiba-tiba begitu, "Apa yang kau lakukan sekarang?"
Na Young mengatakan kalau foto-foto ini ia dapatkan dari agen Biro Jodoh. "Apa pendapat ayah jika dia menjadi menantu ayah?"
Kakek semakin heran, "Apa sesuatu terjadi padamu? Bukankah kau benci yang namanya kencan buta?" Na Young berkata kalau ia harus menjalani hidupnya sekarang karena tak ada yang menghargai apa yang ia lakukan.
Keesokan paginya, Bok Nyeo sampai di depan rumah Gyul. Ia melihat di depan rumah dimana kotak surat bergambar bintang utara berada. Ia mengingat saat dirinya meninggalkan rumah ini, Han Gyul saat itu mengatakan kalau Bok Nyeo kehilangan tujuan maka Bok Nyeo harus mencari bintang utara.
Di dalam rumah, Gyul bersaudara sibuk menghias pohon natal. Mereka pun berfoto bersama. Gihi foto-foto yang cute.
Hye Gyul bertanya pada unnie-nya kenapa orang membuat pohon natal. Han Gyul berpikir sejenak dan menjawab kalau itu untuk menerangi jalan Santaclaus agar menemukan rumah mereka. Hye Gyul berharap Bok Nyeo akan melihat pohon natal ini dan segera datang ke rumah mereka.
Bel rumah bunyi, mereka menebak itu Bok Nyeo. Benar saja, ketika Hye Gyul membuka pintu, Bok Nyeo lah yang menekan bel tadi. Hye Gyul langsung memeluk Bok Nyeo. Mereka mengucapkan selamat datang kembali pada Bok Nyeo dan berterima kasih karena Bok Nyeo mau menjadi ibu mereka.
Bok Nyeo melepas jaket, memakai celemek dan mengikat rambutnya. Keempat anak ini tersenyum memperhatikan Bok Nyeo. Hye Gyul berlari ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.
Hye Gyul kembali dari kamar membawa kotak dan batu Bok Nyeo. Ia ingin Bok Nyeo memasukan batu Bok Nyeo ke kotak itu. Bok Nyeo pun menuruti memasukan batu itu, mereka senang sekali karena akhirnya Bok Nyeo bersedia menjadi bagian dari keluarga mereka. Tapi Bok Nyeo mengambil batu yang lain, batu ibu. Hye Gyul heran kenapa Bok Nyeo mengeluarkan batu ibu.
Bok Nyeo mengatakan kalau sekarang mereka tak memerlukan batu ibu lagi. "Dua ibu tidak bisa hidup di rumah yang sama." Bok Nyeo pun menyimpan batu ibu ke saku celemeknya. Anak-anak terkejut tak mengerti. Bok Nyeo berkata kalau ia akan melakukan yang terbaik untuk menjadi ibu bagi Gyul bersaudara.
Bok Nyeo melepas ikatan rambutnya dan berjalan menuju dalam rumah. Anak-anak bingung tak mengerti dengan sikap Bok Nyeo yang tiba-tiba terasa aneh bagi mereka.
Akan menjadi sosok ibu seperti apakah Bok Nyeo?
Bersambung ke episode 19 part 2
Gomawo eonni
ReplyDeleteYeyeye thx mbak, fighting part 2nya
ReplyDeletePenasaran apa yg dlkukan bok nyeo, ditggu kelanjutannya mba anis
ReplyDeleteTengkyu mba, di tunggu part 2 nya. Fighting !!!
ReplyDeletesista gomawo sinopsisnya....
ReplyDeletelanjutkan part 2nya.....
hehehe skr Udah bisa gabung ma blog nya sista....
Roman2nya akhir ceritanya bakal sama kaya versi Jepangnya nih.... Kasian Bok Nyeo... selalu berkorban untuk orang lain.....
ReplyDeleteIya nie.... kayaknya Bok Nyeo cuma mau nyadarin gyul bersaudara klo gk ada yg lebih baik dari ibu kandungnya.... kayaknya Bok Nyeo gk bener" mau menikah sama Appa...T.T
Delete