Bok Nyeo mengatakan kalau sekarang ia punya empat anak, itu berarti banyak uang yang akan dibelanjakan. Ditambah lagi perusahaan tempat ayahnya anak-anak bekerja sedang tidak baik. Jadi mulai sekarang ia tak akan menghabiskan uang untuk sesuatu yang tak berguna. Anak-anak juga tak boleh mengambil nasi lebih dari dua mangkuk. “Apa kalian mengerti, anak-anak?”
Anak-anak terdiam heran.
Bok Nyeo menegaskan kalau sekarang ia bukan pembantu lagi. Sebagai nyonya rumah, ia harus mengurus rumah tangga.
“Apa itu rumah tangga?” tanya Hye Gyul.
“Hye Gyul-ah, kau akan masuk SD tahun depan, berapa lama lagi kau akan bertingkah seperti anak kecil? Jika kau membuat keributan disaat makan, aku akan memarahimu.” tegas Bok Nyeo membuat Hye Gyul jadi takut.
Han Gyul menilai kalau cara Bok Nyeo berbicara tiba-tiba berbeda dari sebelumnya. Bok Nyeo mengingatkan anak-anak jangan lagi memanggilnya Bok Nyeo-nim tapi ibu.
Dalam perjalanan menuju sekolah Doo Gyul mengomentari kalau sikap Bok Nyeo yang berubah jadi aneh. Se Gyul pun menyadari itu, ia tahu kalau sekarang Bok Nyeo menjadi ibu mereka tapi Bok Nyeo menjadi orang yang benar-benar berbeda. Han Gyul berkata itu karena sekarang Bok Nyeo sudah menjadi ibu mereka, wajar saja kalau menegur seperti itu tapi memang itu sedikit mengejutkannya.
Tn Oh menemui Miss Kwan di ruang ganti. Ia terkejut melihat seseorang yang akan menggantikannya mengisi acaranya sebagai pembawa acara di TV. “Apa yang terjadi kenapa kau tiba-tiba menggantiku?” Miss Kwan merasa kalau ia sudah mengatakannya bahwa ia sangat senang akan kebebasan Tn Oh.
Tn Oh : “Jadi apa ini yang kau maksud?”
Miss Kwan menilai kalau mantan istri Tn Oh jauh lebih kejam dari yang ia pikirkan. “Dia secara pribadi mengajukan keluhan di departemen etika perusahaan. Dia sudah akan melepasmu tapi apa yang kau katakan tentang Eo Jin membuatnya marah.” Tn Oh terdiam lemas.
Kakek terkejut mendengar rencana putrinya yang akan menikah. Na Young memberi tahu kalau pria yang akan menjadi suaminya ini seorang Manajer perusahaan yang sekarang sedang dalam proses perpindahan ke New York. Jadi ia harus menikah secepatnya dan meninggalkan negara ini.
Kakek marah, “Apa yang coba kau lakukan sekarang? Kenapa kau mencoba menikah dengan seseorang yang belum kau kenal?” Na Young bilang kalau ia nanti juga akan mengenalnya.
Kakek tanya apa Na Young sudah punya surat nikahnya, “Kau tak bisa menikah tanpa itu.” Na Young bilang bahkan tak punya SIM jadi apa itu surat nikah. Kakek yang kesal berkata kalau apa yang Na Young lakukan ini seperti mengemudi tanpa SIM. “Kau mengemudi tanpa surat ijin. Sebenarnya apa masalahmu? Katakan padaku!”
Na Young diam saja, ia hanya menarik nafas.
Bok Nyeo menjemput Hye Gyul dari TK. Dalam perjalanan menuju rumah, Hye Gyul terus-menerus menyanyikan lagu yang sering ia nyanyikan bersama ibunya. Ia juga mengajak Bok Nyeo nyanyi bersamanya.
“Panggil aku ibu!” ujar Bok Nyeo mengingatkan. Hye Gyul minta maaf. Hye Gyul akan kembali menyanyi sambil berjalan tapi Bok Nyeo menahan tangannya. Bok Nyeo meminta Hye Gyul berhenti menyanyikan lagu itu. Hye Gyul tanya kenapa. “Lupakan lagu yang kau nyanyikan dengan ibumu yang dulu!” Perintah Bok Nyeo membuat Hye Gyul menunduk sedih. Bok Nyeo menarik tangan Hye Gyul yang digandengnya untuk segera pulang.
Ibu Eo Jin yang juga menjemput putranya terkejut melihat itu.
Ibu Eo Jin menceritakan apa yang dilihatnya pada Paman Shin dan Mi Ja. “Dia seperti ibu tiri yang jahat.”
Eo Jin : “Hye Gyul bilang padaku kalau dia membuat suara ketika makan ibu tirinya tak akan memberinya makan.”
Ibu Eo Jin menilai Bok Nyeo sudah menjelma menjadi seseorang yang berbeda. Paman Shin tak percaya Bok Nyeo seperti itu. Tapi menurut Mi Ja, Bok Nyeo sudah melakukanya dengan baik.
“Melakukannya dengan baik? Apa maksudmu?” tanya Ibu Eo Jin.
Mi Ja : “Jika anaknya melakukan sesuatu yang buruk, dia harus memarahi anaknya. Itu yang yang seorang ibu lakukan.”
Ibu Eo Jin : “Tapi tetap saja, bukan dia yang melahirkan anak-anak itu. Orang-orang mungkin akan salah paham padanya.”
Mi Ja menghentakkan pisaunya dengan keras. Ia meninggikan suaranya, “Apa seorang wanita harus melahirkan anak dulu untuk menjadi ibu mereka? Tidakkah kau tahu kalau membesarkan anak harus dengan kasih sayang lebih dari sekedar melahirkannya?”
Ibu Eo Jin heran kenapa Mi Ja berteriak seperti itu padanya, apa ia salah.
Han Gyul menceritakan perihal keanehan Bok Nyeo pada Woo Jae. Ia mengatakan kalau Bok Nyeo selalu mencari kesalahan terhadap apa yang ia dan adik-adiknya lakukan dan itu bukan seperti Bok Nyeo yang ia kenal.
“Memangnya ibumu tidak seperti itu?” tanya Woo Jae.
“Tapi Bok Nyeo-nim bukan ibu kami yang sebenarnya.” sahut Han Gyul.
“Jika dia bukan ibu kandungmu apa dia tak punya hak untuk memarahimu?” tanya Woo Jae.
Han Gyul ikut ke toko daging Paman Shin. Paman Shin yang tengah memijat istrinya bertanya pada Han Gyul apa benar Bok Nyeo berubah menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Han Gyul menjawab kalau Bok Nyeo sedikit berubah. Paman Shin menawarkan apa Han Gyul mau ia bicara dengan Bok Nyeo tentang hal itu. Iatrinya melarang, kenapa suaminya mau ikut campur masalah keluarga lain.
Woo Jae meminta bantuan ayah dan ibunya, ada sesuatu yang harus kedua orang tuanya lakukan untuk membantunya dan Han Gyul. Kedua orang tua Woo Jae memandang heran, ada apa.
Keempatnya berada di depan sebuah gedung, Han Gyul mengatakan kalau ayah Soo Hyuk akan datang kesini juga. Paman Shin tak berani melakukan hal yang tidak-tidak, ia meminta istrinya saja yang melakukan itu karena istrinya ini orang yang ahli dalam hal seperti ini. Mi Ja pun siap sedia, ia melemaskan jari-jarinya hahaha.
Ternyata gedung itu tempat dimana Soo Hyuk dan ayahnya akan menandatangi kontrak dengan produser musik (hihi ada poster drama Scent of a Woman n Protect the Boss hihi)
Tampak disana Ayah Soo Hyuk enak-enakan makan mie. “Aku dengar ini perusahaan hiburan terbesar dan apa ini cara mereka memperlakukan tamu?” protes ayah Soo Hyuk yang ingin jamuan lebih baik dari sekedar makan mie. Produser itu jelas menahan kesal.
Ayah Soo Hyuk memberi penawaran untuk nominal kontrak putranya selama 3 tahun sebesar 300 juta won. Soo Hyuk ingin sekali protes pada ayahnya, ia merasa tak enak pada pak produser.
Produser tertawa remeh, “Kau bercanda ya?” Soo Hyuk memprotes ayahnya yang meminta kontrak begitu tinggi, apa ia ini seorang bintang top, kenapa sebesar itu. Ayah Soo Hyuk meminta putranya diam saja. Produser pun jadi malas membahasnya, ia sebenarnya tertarik dengan potensi yang ada pada diri Soo Hyuk tapi dengan permintaan kontrak yang konyol ini lebih baik mereka lupakan saja.
Paman Shin, Mi Ja, Han Gyul dan Woo Jae masuk ke ruangan itu. Tanpa ba bi bu Mi Ja langsung mengambil mie dan menyiramkannya ke kepala ayah Soo Hyuk. Mereka jelas saja terkejut dengan tindakan MI Ja yang tiba-tiba. Ayah Soo Hyuk yang tak terima diperlakukan seperti itu marah besar, “Siapa wanita ini?”
Mi Ja juga ikutan marah, “Hei apa anakmu itu pengemis? Apa yang kau lakukan padanya?” Ayah Soo Hyuk meminta bantuan produser untuk memanggilkan polisi. Han Gyul menyahut kalau polisi akan segera datang, mereka sudah dalam perjalanan menuju kesini. Woo Jae berkata kalau ia sudah melaporkan ayah Soo Hyuk ke polisi karena kasus eksploitasi anak dan pemerasan. Ayah Soo Hyuk terdiam terkejut.
Gyul bersaudara ada di rumah. Han Gyul sibuk memainkan ponselnya. Hye Gyul memperhatikan Doo Gyul yang bermain game sambil makan coklat. Bok Nyeo memperhatikan mereka yang terlihat santai-santai. Ia melihat Se Gyul sibuk belajar.
Bok Nyeo pun menegur mereka, kalian semua bangun. Anak-anak segera berdiri menghentikan kegiatan mereka.
Bok Nyeo menatap Han Gyul, “Mulai sekarang kau tak diizinkan memakai ponselmu kecuali mau menelepon atau mengirim sms.”
Bok Nyeo beralih ke Doo Gyul, “Kau tak diizinkan bermain video game di TV.”
Bok Nyeo ke Se Gyul, “Dan bersihkan meja sebelum kau mengerjakan PR atau belajar.” Se Gyul melihat di meja banyak buku-bukunya berserakan.
Bok Nyeo ke Hye Gyul, “Kau tak diizinkan makan lebih dari satu coklat perhari.”
Bok Nyeo menyuruh mereka membantunya dalam membersihkan rumah.
Anak-anak berkumpul di depan Bok Nyeo. Bok Nyeo mengatakan kalau ia berencana membuang semua benda yang tidak diperlukan di rumah ini. Pertama Bok Nyeo mengambil foto Sun Young. Anak-anak terkejut Bok Nyeo akan membuang foto ibu kandung mereka. Bok Nyeo menyuruh Doo Gyul membuang foto itu. Doo Gyul bingung, ia tak mengerti kenapa Bok Nyeo melakukan itu. Bok Nyeo pun beralih apa Se Gyul yang mau membuang foto itu.
“Kenapa kau mau membuangnya?” tanya Se Gyul. Doo Gyul membenarkan, itu kan foto ibu mereka. Bok Nyeo mengingtakan apa Doo Gyul sudah lupa, ia lah yang sekarang menjadi ibu Doo Gyul. “Apa kalian menginginkanku menjadi ibu kalian disaat foto ibu lama kalian ada di rumah ini?”
Bok Nyeo meletakan foto Sun Young kembali. Ia mengambil batu ibu di saku celemeknya. Ia menyuruh Hye Gyul membuang batu itu. Hye Gyul tentu saja tak mau, ia segera mengamankan batu itu, ia tak akan membuang batu ibu.
“Bok Nyeo-nim kumohon hentikan itu!” pinta Han Gyul. “Kami memang memintamu menjadi ibu kami. Tapi ini tidaklah benar. Mereka tak mau melakukannya. Kenapa kau….”
Bok Nyeo : “Kalau kalian tak mau melakukannya, lebih baik kalian keluar? Kalau kalian tak mendengarkan ibu kalian, keluar dari rumah ini sekarang!”
Anak-anak terkejut Bok Nyeo mengusir mereka. “Apa kalian tidak dengar?” suara Bok Nyeo meninggi.
“Baik!” ucap Han Gyul dengan mata berkaca-kaca. “Kami akan pergi!” Ia mengajak adik-adiknya keluar dari rumah ini.
Setelah mengambil jaket anak-anak pun keluar dari rumah mereka dengan perasaan kecewa.
Bok Nyeo tetap berdiri di tempatnya sambil memandang mereka yang pergi. Bok Nyeo menoleh memandang foto Sun Young, “Aku akan mengembalikan anak-anak padamu.” ucap Bok Nyeo dalam hati.
Gyul bersaudara berada di bangku tepi sungai. Hye Gyul menggenggam batu ibu. Dengan perasaan sedih ia bertanya pada Han Gyul kenapa Bok Nyeo melakukan itu pada mereka. “Apa kita harus melupakan ibu jika kita ingin hidup bersama Bok Nyeo-nim?” Han Gyul menjawab tidak, Hye Gyul tak harus melupakan ibu. Jadi adiknya tak perlu sedih.
Doo Gyul menilai Bok Nyeo sudah kelewatan, “Bagaimana bisa dia menyuruh kita membuang foto ibu dan dia juga mengatakan pada kita untuk keluar dari rumah.”
Se Gyul : “Aku tak tahu dia akan menjadi orang yang benar-benar berbeda. Setelah dia menjadi ibu, dia berubah.”
Han Gyul merasa sedikit aneh, “Aku meninggalkan rumah karena aku marah tapi bukankah ini aneh. Bok Nyeo-nim bukan tipe orang yang akan melakukan ini. Dia tiba-tiba mengusir kita, apa ini bagian dari rencananya?”
Se Gyul tak mengerti, “Rencana?”
Han Gyul : “Dia mungkin ingin kita menyadari sesuatu.”
“Apa yang kalian bicarakan disini?” tiba-tiba terdengar suara seseorang. Keempat anak ini kaget dan menoleh ke belakang, itu Bok Nyeo. Bok Nyeo pun tak peduli, “Lakukan saja apa yang kalian inginkan, tapi tak akan ada makanan untuk orang-orang yang tidak mendengarkan aku.”
Anak-anak pun mangadukan ini ke ayah mereka di kantor. Sang Chul terkejut apa Bok Nyeo benar-benar mengatakan itu. Doo Gyul bilang bukan hanya itu saja, “Dia mengatakan pada kami untuk keluar dari rumah.”
“Ayah, Bok Nyeo-nim begitu menakutkan.” keluh Hye Gyul. Se Gyul merasa mereka lebih baik ketika Bok Nyeo menjadi pembantu. Han Gyul bertanya apa yang akan ayahnya lakukan sekarang. Sang Chul meminta anak-anaknya tak usah khawatir, lebih baik sekarang kembali ke rumah. Ia berjanji akan membicarakan ini dengan Bok Nyeo.
Malamnya di rumah Gyul, Hye Gyul sudah terlelap di kamarnya. Bok Nyeo tiduran santai di kursi sambil nonton drama The Heirs hahaha. Sang Chul sampai di rumah dan terkejut melihat pemandangan yang tak biasanya.
“Kau sudah pulang, yeobo!” sapa Bok Nyeo tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV. Ia bertanya apa Sang Chul sudah makan malam. Sang Chul bilang kalau ia tak lapar, ia sengaja mampir ke rumah karena ingin bicara dengan Bok Nyeo. Bok Nyeo pun meminta Sang Chul menunggu sebentar karena yang ia lihat ini adegan penting hahaha.
Selesai nonton drama, keduanya pun bicara. Sang Chul bertanya apa Bok Nyeo benar menyuruh anak-anak untuk menyingkirkan foto ibu mereka. Bok Nyeo membenarkan, apa ada masalah. Sang Chul kembali bertanya apa Bok Nyeo memang harus melakukan itu, mengatakan pada anak-anak untuk melupakan ibu mereka.
“Yeobo, aku benar-benar sedih. Jika kau memintaku menjadi ibu mereka, sebelum aku harus memberitahu mereka, kau seharusnya sudah menyingkirkannya.” Kata Bok Nyeo sambil menoleh ke arah foto Sun Young. “Aku seharusnya menyuruh anak-anak melakukannya tapi kau datang untuk mencegahku? Apa yang harus kulakukan? Kau masih menganggapku sebagai pembantumu, benar kan?”
Sang Chul bilang bukan begitu.
Bok Nyeo : “Jika kau tak mau aku menjadi ibu tiri yang jahat, kau seharusnya introspeksi diri. Biar aku yang menangani anak-anak karena itulah yang seorang ibu lakukan. Kau harus mengurus pekerjaanmu dan memberiku uang belanja. Kau sedang tak berpikir kalau aku menggertakmu sekarang, kan?”
Sang Chul tak tahu harus mengatakan apa lagi.
Na Young bersama pria calon suaminya mengunjungi butik gaun pengantin. Ketika pelayan meminta Na Young memilih gaun seperti apa, Na Young tak peduli gaun yang mana saja. Pelayan pun bertanya Na Young akan membeli gaun atau hanya menyewa saja. Na Young bilang menyewa saja. Tapi si calon suami merasa lebih baik jika membeli.
Di rumah, Se Gyul tampak kesulitan membuat tugas sekolahnya. Sudah ada tulisan yang kertasnya ia remas-remas karena tak ada yang hasilnya baik. Ketika Bok Nyeo lewat usai menjemur cucian, Se Gyul menyembunyikan tulisannya dibalik buku. Bok Nyeo tahu itu dan mengambil apa yang Se Gyul sembunyikan.
Bok Nyeo membaca tulisan di kertas itu. Se Gyul pun akhirnya mengatakan kalau gurunya memberi tugas menulis surat yang ditujukan untuk ibu. Ia diminta menuliskan hal-hal apa saja yang telah disyukuri bersama ibu dalam waktu lima tahun terakhir. Bok Nyeo heran lalu kenapa Se Gyul malah menulis surat ini ditujukan untuk ayah. Se Gyul menunduk sedih itu karena ia tak punya ibu. Ia tak tahu apa yang harus ia tulis pada almarhumah ibunya.
“Kenapa kau tak punya ibu?” tanya Bok Nyeo. “Tulis saja surat rasa syukur ini untukku karena aku ini ibumu.” Bok Nyeo merobek surat yang Se Gyul tulis tadi. Se Gyul kaget melihatnya.
Di Gatsby, Dong Shik pun menyampaikan pada Sang Chul tentang ajakan menikah dari Na Young. Sang Chul bertanya apa yang Dong Shik katakan. Dong Shik berkata kalau ia mengatakan pada Na Young bahwa ia tak bisa melakukannya, karena sepertinya ini tindakan yang tidak benar karena ada banyak hal yang harus dipersiapakan. Bahkan untuk pendakian juga perlu menyiapkan banyal hal terlebih lagi tentang pernikahan. Dan yang lebih penting lagi, ia merasa kalau Na Young tak menyukainya.
Na Young menerima telepon dari Sang Chul yang mengajak bicara berdua.
Keduanya pun bertemu di kafe (kafe mulu ya ketemuannya hahaha) Sang Chul menanyakan perihal Na Young yang akan menikah dengan pria yang belum dikenal dengan baik. Na Young menilai itu tak apa-apa karena dengan hidup bersama ia mungkin bisa mengenal dan menyukai pria itu.
Ada sesuatu yang ingin Na Young tanyakan pada Sang Chul. “Apa mungkin menggantikan seorang ibu seperti kau mengganti sofa lamamu?”
Sang Chul : “Jadi apa kau melakukan ini karena Bok Nyeo?”
Na Young membenarkan, “Apa dia tak mengatakan apa-apa?” Sang Chul bilang tak ada.
Na Young berkata kalau ia tak ingin Bok Nyeo menjadi ibunya anak-anak. Tapi ia sendiri dilema, ia tak bisa menyuruh Bok Nyeo pergi atapun menyuruh Bok Nyeo tetap tinggal. “Jika itu Yoon Song Hwa aku setidaknya mencoba untuk mengerti karena kau mencintainya. Tapi kau bahkan tak mencintai Bok Nyeo. Sebagai pembantu, dia sangat baik. Tapi bukankah dia seseorang yang berbahaya sebagai ibu anak-anak? Aku sudah mengatakan hal yang sama pada Bok Nyeo. Aku pikir dia mengerti, tapi sekarang dia malah menjadi ibu anak-anak. Dia benar-benar berubah menjadi aneh. Jadi itu sebabnya, aku akan menikah dan meninggalkan negara ini.”
Malamnya di rumah Gyul, Bok Nyeo mengomentari tulisan Se Gyul yang tak ada bedanya antara angka 6 dengan angka 0. Bok Nyeo melihat kalau Se Gyul menuliskannya terlalu cepat jadi angka 6 terlihat seperti angka 0.
Bok Nyeo : “Se Gyul, kau pandai matematika tapi kau tak menulis angkanya dengan benar. Kau harus menulis 1 sampi 9 sepuluh lembar setiap harinya.”
Se Gyul protes dihukum seperti itu, “Aku ini bukan anak TK lagi.” Tapi ketika ia melihat Bok Nyeo menatapnya marah, ia pun mengerti dan akan melaksanakan hukumannya.
Han Gyul sampai di rumah, ia langsung mendapat teguran dari Bok Nyeo kenapa pulang terlambat. Han Gyul bilang kalau ia ada latihan band. Bok Nyeo melihat seragam sekolah Han Gyul yang rok-nya diatas lutut. “Apa panjang rok itu sudah sesuai dengan peraturan sekolah?” Bok Nyeo pun akan memanjangkan sedikit rok sekolah Han Gyul. Han Gyul mengatakan kalau semua siswi di sekolahnya memakai rok yang seperti ini.
Tepat saat itu Sang Chul sampai di rumah dan melihat perdebatan ini.
Bok Nyeo bertanya pada Han Gyul, “Kenapa kau memintaku menjadi ibumu? Apa kau membutuhkan ibu 15rb won perjam? Berapa bayaran memarahi, mengajar, dan terjaga sepajang malam dengan anak-anak untuk ujian mereka? Dan mengingatkanmu untuk jangan pulang terlambat, jangan memilih makanan, jangan terlambat ke sekolah. Dan bagaimana dengan berdoa untuk anak-anaknya agar tetap sehat disaat mencuci beras setiap pagi? Berapa banyak itu per jam-nya? Seorang ibu itu bukanlah pembantumu. Apa yang kau inginkan adalah seorang pembantu yang mampu melakukan apapun yang kau inginkan dan hanya mengatakan kata-kata yang menyenangkan?”
Han Gyul terdiam meresapi ucapan Bok Nyeo.
Sang Chul menunggu Bok Nyeo di luar. Ketika Bok Nyeo sudah akan pulang keduanya bicara. Sang Chul penasaran apa Bok Nyeo sedang menunjukan sesuatu pada keluarganya. Bok Nyeo bertanya apa yang Sang Chul bicarakan. Sang Chul merasa kalau Bok Nyeo sudah bersikap keras pada anak-anak setelah memutuskan menjadi ibu mereka. “Apa kau bermaksud menjadi ibu yang jahat?” Ia mendengar dari adik iparnya bahwa dia tak ingin Bok Nyeo menjadi ibunya anak-anak. “Dia tak bisa menyuruhmu pergi atau menyuruhmu tetap tinggal. Apa kau bertingkah seperti ini karena hal itu?”
“Siapa adik iparmu?” tanya Bok Nyeo. “Aku tak punya adik perempuan. Woo Na Young bukan lagi adik iparmu. Aku tak ingin kau berhubungan dengan keluarga mantan istrimu jika kau benar-benar ingin menerimaku sebagai istrimu.”
Bok Nyeo akan pulang tapi masih ada yang ingin Sang Chul katakan. “Apa kau ingin menunjukan pada kami kalau kau tak bisa menjadi ibu anak-anak? Apa maksudnya tawaran menjadi ibu mereka hanya sia-sia belaka?”
Bok Nyeo : “Jika kau tak menyukaiku kau bisa membatalkannya. Aku belum menyerahkan formulir pendaftaran pernikahannya.”
Lee Dong Shik berkunjung ke toko dimana Na Young bekerja. Ia bertanya berapa harga lampu itu. Na Young balik bertanya apa Dong Shik akan membeli lampu itu. Dong Shik berkata kalau ia akan membayarnya dengan kartu kredit. Na Young bertanya lagi apa Dong Shik tahu bagaimana cara menggunakan lampu itu. Dong Shik menjawab tidak. Na Young terus bertanya apa Dong Shik akan membeli lampu ini tanpa tahu bagaimana menggunakannya.
Dong Shik pun bertanya apa Na Young tahu ulang tahun pria itu, golongan darahnya, kapan cinta pertamanya, pernahkah bertemu dengan teman-temannya, apa Na Young pernah ke rumahnya. Ia bertanya jika memang Na Young benar-benar mengenalnya. Na Young menyuruh Dong Shik lebih baik segera pergi dari sini karena ia harus ke butik untuk memeriksa gaun pengantinnya. Dong Shik benar-benar menahan jengkel.
Di rumah, Bok Nyeo menerima telepon dari kakek. Kakek mengatakan kalau Na Young membuat masalah, jadi ia harap Bok Nyeo datang ke rumahnya bersama Sang Chul.
Sang Chul dan Bok Nyeo pun sampai di rumah kakek. Kakek memberi tahu keduanya kalau Na Young sudah menetapkan tanggal pernikahan. Sang Chul dan Bok Nyeo kaget. Kakek bertanya apa Na Young mengatakan sesuatu pada Bok Nyeo atau Sang Chul. “Aku tak tahu kenapa dia mau menikah seakan-akan dia ingin melarikan diri. Aku merasa dia bertingkah aneh setelah kalian memutuskan untuk menikah. Apa kalian tahu sesuatu tentang itu?” Bok Nyeo menjawab tidak.
Kakek jadi khawatir lalu kenapa Na Young tiba-tiba seperti ini. “Apa itu karena aku? Apa dia bertingkah seperti itu karena aku dekat dengan Ny Hong?” Sang Chul merasa itu bukan alasannya. Bok Nyeo menawarkan apa kakek ingin ia bicara dengan Na Young. Kakek setuju. Sang Chul bertanya dimana Na Young sekarang.
Sang Chul dan Bok Nyeo dalam perjalanan menuju butik dimana Na Young berada. Sang Chul ingin tahu apa yang akan Bok Nyeo bicarakan dengan Na Young, apa Bok Nyeo akan menghentikan pernikahan itu. Bok Nyeo berkata kalau ia yang menyebabkan ini jadi ia lah yang akan memperbaiki keadaannya.
Han Gyul pun menyadari kalau ia sudah melupakan ulang tahun almarhumah ibunya ketika membuka ponsel. Ia menatap sedih foto ibunya, “Ibu aku minta maaf, tante Na Young berusaha membuat kami mengingatnya tapi kami tak ingat.”
Sang Chul dan Bok Nyeo sampai di depan butik. Bok Nyeo meminta Sang Chul menunggu di mobil saja. Ia ingin bicara berdua dengan Na Young.
Di ruang ganti butik, Na Young berulang kali menarik nafas melihat bayangan dirinya di cermin ketika mencoba gaun pengantin. Ia terkejut begitu melihat Bok Nyeo berdiri di belakangnya. “Bok Nyeo-ssi apa yang kau lakukan disini?”
“Apa kau benar-benar akan menikah?” tanya Bok Nyeo.
Na Young menjawab ya. “Dia punya pekerjaan yang layak dan dia tak peduli jika aku berbuat salah. Aku pada akhirnya bertemu dengan belahan jiwaku.” Bok Nyeo melihat kalau Na Young terlihat tak bahagia.
Na Young memutuskan bahwa mulai sekarang ia tak akan tersenyum lagi. Ia akan hidup seperti Bok Nyeo yang tanpa emosi apapun. Ia tak peduli apa yang terjadi pada anak-anak. Jadi ia harap Bok Nyeo melupakan apa yang pernah ia katakan.
Bok Nyeo kembali bertanya apa Na Young benar-benar serius mengambil keputusan ini. Na Young kembali menjawab kalau ia serius melakukan ini.
“Kalau begitu, jika kau mengizinkanku…” Bok Nyeo bergerak maju ke arah Na Young. Plak… Bok Nyeo menampar Na Young keras. Na Young terkejut dan heran apa yang Bok Nyeo lakukan padanya. Plak. Bok Nyeo menampar lagi. Lagi dan lagi…
Na Young menahan tangan Bok Nyeo yang akan menamparnya lagi. Bok Nyeo menepis tangan Na Young hingga membuat Na Young terjatuh. Na Young marah diperlakukan seperti itu, “Jika kau tak menghentikannya aku akan benar-benar marah.”
Na Young berdiri, Bok Nyeo akan menampar lagi tapi Na Young menahan tangan Bok Nyeo. Ia mencengkeram jaket Bok Nyeo dan membentak marah, “Kubilang hentikan!”
Sang Chul tiba disana dan terkejut melihat dua wanita itu saling menyerang.
Bersambung ke episode 20 (End)
“Apa itu rumah tangga?” tanya Hye Gyul.
“Hye Gyul-ah, kau akan masuk SD tahun depan, berapa lama lagi kau akan bertingkah seperti anak kecil? Jika kau membuat keributan disaat makan, aku akan memarahimu.” tegas Bok Nyeo membuat Hye Gyul jadi takut.
Han Gyul menilai kalau cara Bok Nyeo berbicara tiba-tiba berbeda dari sebelumnya. Bok Nyeo mengingatkan anak-anak jangan lagi memanggilnya Bok Nyeo-nim tapi ibu.
Tn Oh menemui Miss Kwan di ruang ganti. Ia terkejut melihat seseorang yang akan menggantikannya mengisi acaranya sebagai pembawa acara di TV. “Apa yang terjadi kenapa kau tiba-tiba menggantiku?” Miss Kwan merasa kalau ia sudah mengatakannya bahwa ia sangat senang akan kebebasan Tn Oh.
Tn Oh : “Jadi apa ini yang kau maksud?”
Miss Kwan menilai kalau mantan istri Tn Oh jauh lebih kejam dari yang ia pikirkan. “Dia secara pribadi mengajukan keluhan di departemen etika perusahaan. Dia sudah akan melepasmu tapi apa yang kau katakan tentang Eo Jin membuatnya marah.” Tn Oh terdiam lemas.
Kakek terkejut mendengar rencana putrinya yang akan menikah. Na Young memberi tahu kalau pria yang akan menjadi suaminya ini seorang Manajer perusahaan yang sekarang sedang dalam proses perpindahan ke New York. Jadi ia harus menikah secepatnya dan meninggalkan negara ini.
Kakek marah, “Apa yang coba kau lakukan sekarang? Kenapa kau mencoba menikah dengan seseorang yang belum kau kenal?” Na Young bilang kalau ia nanti juga akan mengenalnya.
Kakek tanya apa Na Young sudah punya surat nikahnya, “Kau tak bisa menikah tanpa itu.” Na Young bilang bahkan tak punya SIM jadi apa itu surat nikah. Kakek yang kesal berkata kalau apa yang Na Young lakukan ini seperti mengemudi tanpa SIM. “Kau mengemudi tanpa surat ijin. Sebenarnya apa masalahmu? Katakan padaku!”
Na Young diam saja, ia hanya menarik nafas.
Bok Nyeo menjemput Hye Gyul dari TK. Dalam perjalanan menuju rumah, Hye Gyul terus-menerus menyanyikan lagu yang sering ia nyanyikan bersama ibunya. Ia juga mengajak Bok Nyeo nyanyi bersamanya.
“Panggil aku ibu!” ujar Bok Nyeo mengingatkan. Hye Gyul minta maaf. Hye Gyul akan kembali menyanyi sambil berjalan tapi Bok Nyeo menahan tangannya. Bok Nyeo meminta Hye Gyul berhenti menyanyikan lagu itu. Hye Gyul tanya kenapa. “Lupakan lagu yang kau nyanyikan dengan ibumu yang dulu!” Perintah Bok Nyeo membuat Hye Gyul menunduk sedih. Bok Nyeo menarik tangan Hye Gyul yang digandengnya untuk segera pulang.
Ibu Eo Jin yang juga menjemput putranya terkejut melihat itu.
Ibu Eo Jin menceritakan apa yang dilihatnya pada Paman Shin dan Mi Ja. “Dia seperti ibu tiri yang jahat.”
Eo Jin : “Hye Gyul bilang padaku kalau dia membuat suara ketika makan ibu tirinya tak akan memberinya makan.”
Ibu Eo Jin menilai Bok Nyeo sudah menjelma menjadi seseorang yang berbeda. Paman Shin tak percaya Bok Nyeo seperti itu. Tapi menurut Mi Ja, Bok Nyeo sudah melakukanya dengan baik.
“Melakukannya dengan baik? Apa maksudmu?” tanya Ibu Eo Jin.
Mi Ja : “Jika anaknya melakukan sesuatu yang buruk, dia harus memarahi anaknya. Itu yang yang seorang ibu lakukan.”
Ibu Eo Jin : “Tapi tetap saja, bukan dia yang melahirkan anak-anak itu. Orang-orang mungkin akan salah paham padanya.”
Mi Ja menghentakkan pisaunya dengan keras. Ia meninggikan suaranya, “Apa seorang wanita harus melahirkan anak dulu untuk menjadi ibu mereka? Tidakkah kau tahu kalau membesarkan anak harus dengan kasih sayang lebih dari sekedar melahirkannya?”
Ibu Eo Jin heran kenapa Mi Ja berteriak seperti itu padanya, apa ia salah.
Han Gyul menceritakan perihal keanehan Bok Nyeo pada Woo Jae. Ia mengatakan kalau Bok Nyeo selalu mencari kesalahan terhadap apa yang ia dan adik-adiknya lakukan dan itu bukan seperti Bok Nyeo yang ia kenal.
“Memangnya ibumu tidak seperti itu?” tanya Woo Jae.
“Tapi Bok Nyeo-nim bukan ibu kami yang sebenarnya.” sahut Han Gyul.
“Jika dia bukan ibu kandungmu apa dia tak punya hak untuk memarahimu?” tanya Woo Jae.
Han Gyul ikut ke toko daging Paman Shin. Paman Shin yang tengah memijat istrinya bertanya pada Han Gyul apa benar Bok Nyeo berubah menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Han Gyul menjawab kalau Bok Nyeo sedikit berubah. Paman Shin menawarkan apa Han Gyul mau ia bicara dengan Bok Nyeo tentang hal itu. Iatrinya melarang, kenapa suaminya mau ikut campur masalah keluarga lain.
Woo Jae meminta bantuan ayah dan ibunya, ada sesuatu yang harus kedua orang tuanya lakukan untuk membantunya dan Han Gyul. Kedua orang tua Woo Jae memandang heran, ada apa.
Keempatnya berada di depan sebuah gedung, Han Gyul mengatakan kalau ayah Soo Hyuk akan datang kesini juga. Paman Shin tak berani melakukan hal yang tidak-tidak, ia meminta istrinya saja yang melakukan itu karena istrinya ini orang yang ahli dalam hal seperti ini. Mi Ja pun siap sedia, ia melemaskan jari-jarinya hahaha.
Ternyata gedung itu tempat dimana Soo Hyuk dan ayahnya akan menandatangi kontrak dengan produser musik (hihi ada poster drama Scent of a Woman n Protect the Boss hihi)
Tampak disana Ayah Soo Hyuk enak-enakan makan mie. “Aku dengar ini perusahaan hiburan terbesar dan apa ini cara mereka memperlakukan tamu?” protes ayah Soo Hyuk yang ingin jamuan lebih baik dari sekedar makan mie. Produser itu jelas menahan kesal.
Ayah Soo Hyuk memberi penawaran untuk nominal kontrak putranya selama 3 tahun sebesar 300 juta won. Soo Hyuk ingin sekali protes pada ayahnya, ia merasa tak enak pada pak produser.
Produser tertawa remeh, “Kau bercanda ya?” Soo Hyuk memprotes ayahnya yang meminta kontrak begitu tinggi, apa ia ini seorang bintang top, kenapa sebesar itu. Ayah Soo Hyuk meminta putranya diam saja. Produser pun jadi malas membahasnya, ia sebenarnya tertarik dengan potensi yang ada pada diri Soo Hyuk tapi dengan permintaan kontrak yang konyol ini lebih baik mereka lupakan saja.
Paman Shin, Mi Ja, Han Gyul dan Woo Jae masuk ke ruangan itu. Tanpa ba bi bu Mi Ja langsung mengambil mie dan menyiramkannya ke kepala ayah Soo Hyuk. Mereka jelas saja terkejut dengan tindakan MI Ja yang tiba-tiba. Ayah Soo Hyuk yang tak terima diperlakukan seperti itu marah besar, “Siapa wanita ini?”
Mi Ja juga ikutan marah, “Hei apa anakmu itu pengemis? Apa yang kau lakukan padanya?” Ayah Soo Hyuk meminta bantuan produser untuk memanggilkan polisi. Han Gyul menyahut kalau polisi akan segera datang, mereka sudah dalam perjalanan menuju kesini. Woo Jae berkata kalau ia sudah melaporkan ayah Soo Hyuk ke polisi karena kasus eksploitasi anak dan pemerasan. Ayah Soo Hyuk terdiam terkejut.
Gyul bersaudara ada di rumah. Han Gyul sibuk memainkan ponselnya. Hye Gyul memperhatikan Doo Gyul yang bermain game sambil makan coklat. Bok Nyeo memperhatikan mereka yang terlihat santai-santai. Ia melihat Se Gyul sibuk belajar.
Bok Nyeo pun menegur mereka, kalian semua bangun. Anak-anak segera berdiri menghentikan kegiatan mereka.
Bok Nyeo menatap Han Gyul, “Mulai sekarang kau tak diizinkan memakai ponselmu kecuali mau menelepon atau mengirim sms.”
Bok Nyeo beralih ke Doo Gyul, “Kau tak diizinkan bermain video game di TV.”
Bok Nyeo ke Se Gyul, “Dan bersihkan meja sebelum kau mengerjakan PR atau belajar.” Se Gyul melihat di meja banyak buku-bukunya berserakan.
Bok Nyeo ke Hye Gyul, “Kau tak diizinkan makan lebih dari satu coklat perhari.”
Bok Nyeo menyuruh mereka membantunya dalam membersihkan rumah.
Anak-anak berkumpul di depan Bok Nyeo. Bok Nyeo mengatakan kalau ia berencana membuang semua benda yang tidak diperlukan di rumah ini. Pertama Bok Nyeo mengambil foto Sun Young. Anak-anak terkejut Bok Nyeo akan membuang foto ibu kandung mereka. Bok Nyeo menyuruh Doo Gyul membuang foto itu. Doo Gyul bingung, ia tak mengerti kenapa Bok Nyeo melakukan itu. Bok Nyeo pun beralih apa Se Gyul yang mau membuang foto itu.
“Kenapa kau mau membuangnya?” tanya Se Gyul. Doo Gyul membenarkan, itu kan foto ibu mereka. Bok Nyeo mengingtakan apa Doo Gyul sudah lupa, ia lah yang sekarang menjadi ibu Doo Gyul. “Apa kalian menginginkanku menjadi ibu kalian disaat foto ibu lama kalian ada di rumah ini?”
Bok Nyeo meletakan foto Sun Young kembali. Ia mengambil batu ibu di saku celemeknya. Ia menyuruh Hye Gyul membuang batu itu. Hye Gyul tentu saja tak mau, ia segera mengamankan batu itu, ia tak akan membuang batu ibu.
Bok Nyeo : “Kalau kalian tak mau melakukannya, lebih baik kalian keluar? Kalau kalian tak mendengarkan ibu kalian, keluar dari rumah ini sekarang!”
Anak-anak terkejut Bok Nyeo mengusir mereka. “Apa kalian tidak dengar?” suara Bok Nyeo meninggi.
“Baik!” ucap Han Gyul dengan mata berkaca-kaca. “Kami akan pergi!” Ia mengajak adik-adiknya keluar dari rumah ini.
Setelah mengambil jaket anak-anak pun keluar dari rumah mereka dengan perasaan kecewa.
Bok Nyeo tetap berdiri di tempatnya sambil memandang mereka yang pergi. Bok Nyeo menoleh memandang foto Sun Young, “Aku akan mengembalikan anak-anak padamu.” ucap Bok Nyeo dalam hati.
Gyul bersaudara berada di bangku tepi sungai. Hye Gyul menggenggam batu ibu. Dengan perasaan sedih ia bertanya pada Han Gyul kenapa Bok Nyeo melakukan itu pada mereka. “Apa kita harus melupakan ibu jika kita ingin hidup bersama Bok Nyeo-nim?” Han Gyul menjawab tidak, Hye Gyul tak harus melupakan ibu. Jadi adiknya tak perlu sedih.
Doo Gyul menilai Bok Nyeo sudah kelewatan, “Bagaimana bisa dia menyuruh kita membuang foto ibu dan dia juga mengatakan pada kita untuk keluar dari rumah.”
Se Gyul : “Aku tak tahu dia akan menjadi orang yang benar-benar berbeda. Setelah dia menjadi ibu, dia berubah.”
Han Gyul merasa sedikit aneh, “Aku meninggalkan rumah karena aku marah tapi bukankah ini aneh. Bok Nyeo-nim bukan tipe orang yang akan melakukan ini. Dia tiba-tiba mengusir kita, apa ini bagian dari rencananya?”
Se Gyul tak mengerti, “Rencana?”
Han Gyul : “Dia mungkin ingin kita menyadari sesuatu.”
“Apa yang kalian bicarakan disini?” tiba-tiba terdengar suara seseorang. Keempat anak ini kaget dan menoleh ke belakang, itu Bok Nyeo. Bok Nyeo pun tak peduli, “Lakukan saja apa yang kalian inginkan, tapi tak akan ada makanan untuk orang-orang yang tidak mendengarkan aku.”
Anak-anak pun mangadukan ini ke ayah mereka di kantor. Sang Chul terkejut apa Bok Nyeo benar-benar mengatakan itu. Doo Gyul bilang bukan hanya itu saja, “Dia mengatakan pada kami untuk keluar dari rumah.”
“Ayah, Bok Nyeo-nim begitu menakutkan.” keluh Hye Gyul. Se Gyul merasa mereka lebih baik ketika Bok Nyeo menjadi pembantu. Han Gyul bertanya apa yang akan ayahnya lakukan sekarang. Sang Chul meminta anak-anaknya tak usah khawatir, lebih baik sekarang kembali ke rumah. Ia berjanji akan membicarakan ini dengan Bok Nyeo.
Malamnya di rumah Gyul, Hye Gyul sudah terlelap di kamarnya. Bok Nyeo tiduran santai di kursi sambil nonton drama The Heirs hahaha. Sang Chul sampai di rumah dan terkejut melihat pemandangan yang tak biasanya.
“Kau sudah pulang, yeobo!” sapa Bok Nyeo tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV. Ia bertanya apa Sang Chul sudah makan malam. Sang Chul bilang kalau ia tak lapar, ia sengaja mampir ke rumah karena ingin bicara dengan Bok Nyeo. Bok Nyeo pun meminta Sang Chul menunggu sebentar karena yang ia lihat ini adegan penting hahaha.
Selesai nonton drama, keduanya pun bicara. Sang Chul bertanya apa Bok Nyeo benar menyuruh anak-anak untuk menyingkirkan foto ibu mereka. Bok Nyeo membenarkan, apa ada masalah. Sang Chul kembali bertanya apa Bok Nyeo memang harus melakukan itu, mengatakan pada anak-anak untuk melupakan ibu mereka.
“Yeobo, aku benar-benar sedih. Jika kau memintaku menjadi ibu mereka, sebelum aku harus memberitahu mereka, kau seharusnya sudah menyingkirkannya.” Kata Bok Nyeo sambil menoleh ke arah foto Sun Young. “Aku seharusnya menyuruh anak-anak melakukannya tapi kau datang untuk mencegahku? Apa yang harus kulakukan? Kau masih menganggapku sebagai pembantumu, benar kan?”
Sang Chul bilang bukan begitu.
Bok Nyeo : “Jika kau tak mau aku menjadi ibu tiri yang jahat, kau seharusnya introspeksi diri. Biar aku yang menangani anak-anak karena itulah yang seorang ibu lakukan. Kau harus mengurus pekerjaanmu dan memberiku uang belanja. Kau sedang tak berpikir kalau aku menggertakmu sekarang, kan?”
Sang Chul tak tahu harus mengatakan apa lagi.
Na Young bersama pria calon suaminya mengunjungi butik gaun pengantin. Ketika pelayan meminta Na Young memilih gaun seperti apa, Na Young tak peduli gaun yang mana saja. Pelayan pun bertanya Na Young akan membeli gaun atau hanya menyewa saja. Na Young bilang menyewa saja. Tapi si calon suami merasa lebih baik jika membeli.
Di rumah, Se Gyul tampak kesulitan membuat tugas sekolahnya. Sudah ada tulisan yang kertasnya ia remas-remas karena tak ada yang hasilnya baik. Ketika Bok Nyeo lewat usai menjemur cucian, Se Gyul menyembunyikan tulisannya dibalik buku. Bok Nyeo tahu itu dan mengambil apa yang Se Gyul sembunyikan.
Bok Nyeo membaca tulisan di kertas itu. Se Gyul pun akhirnya mengatakan kalau gurunya memberi tugas menulis surat yang ditujukan untuk ibu. Ia diminta menuliskan hal-hal apa saja yang telah disyukuri bersama ibu dalam waktu lima tahun terakhir. Bok Nyeo heran lalu kenapa Se Gyul malah menulis surat ini ditujukan untuk ayah. Se Gyul menunduk sedih itu karena ia tak punya ibu. Ia tak tahu apa yang harus ia tulis pada almarhumah ibunya.
“Kenapa kau tak punya ibu?” tanya Bok Nyeo. “Tulis saja surat rasa syukur ini untukku karena aku ini ibumu.” Bok Nyeo merobek surat yang Se Gyul tulis tadi. Se Gyul kaget melihatnya.
Di Gatsby, Dong Shik pun menyampaikan pada Sang Chul tentang ajakan menikah dari Na Young. Sang Chul bertanya apa yang Dong Shik katakan. Dong Shik berkata kalau ia mengatakan pada Na Young bahwa ia tak bisa melakukannya, karena sepertinya ini tindakan yang tidak benar karena ada banyak hal yang harus dipersiapakan. Bahkan untuk pendakian juga perlu menyiapkan banyal hal terlebih lagi tentang pernikahan. Dan yang lebih penting lagi, ia merasa kalau Na Young tak menyukainya.
Na Young menerima telepon dari Sang Chul yang mengajak bicara berdua.
Keduanya pun bertemu di kafe (kafe mulu ya ketemuannya hahaha) Sang Chul menanyakan perihal Na Young yang akan menikah dengan pria yang belum dikenal dengan baik. Na Young menilai itu tak apa-apa karena dengan hidup bersama ia mungkin bisa mengenal dan menyukai pria itu.
Ada sesuatu yang ingin Na Young tanyakan pada Sang Chul. “Apa mungkin menggantikan seorang ibu seperti kau mengganti sofa lamamu?”
Sang Chul : “Jadi apa kau melakukan ini karena Bok Nyeo?”
Na Young membenarkan, “Apa dia tak mengatakan apa-apa?” Sang Chul bilang tak ada.
Na Young berkata kalau ia tak ingin Bok Nyeo menjadi ibunya anak-anak. Tapi ia sendiri dilema, ia tak bisa menyuruh Bok Nyeo pergi atapun menyuruh Bok Nyeo tetap tinggal. “Jika itu Yoon Song Hwa aku setidaknya mencoba untuk mengerti karena kau mencintainya. Tapi kau bahkan tak mencintai Bok Nyeo. Sebagai pembantu, dia sangat baik. Tapi bukankah dia seseorang yang berbahaya sebagai ibu anak-anak? Aku sudah mengatakan hal yang sama pada Bok Nyeo. Aku pikir dia mengerti, tapi sekarang dia malah menjadi ibu anak-anak. Dia benar-benar berubah menjadi aneh. Jadi itu sebabnya, aku akan menikah dan meninggalkan negara ini.”
Malamnya di rumah Gyul, Bok Nyeo mengomentari tulisan Se Gyul yang tak ada bedanya antara angka 6 dengan angka 0. Bok Nyeo melihat kalau Se Gyul menuliskannya terlalu cepat jadi angka 6 terlihat seperti angka 0.
Bok Nyeo : “Se Gyul, kau pandai matematika tapi kau tak menulis angkanya dengan benar. Kau harus menulis 1 sampi 9 sepuluh lembar setiap harinya.”
Se Gyul protes dihukum seperti itu, “Aku ini bukan anak TK lagi.” Tapi ketika ia melihat Bok Nyeo menatapnya marah, ia pun mengerti dan akan melaksanakan hukumannya.
Han Gyul sampai di rumah, ia langsung mendapat teguran dari Bok Nyeo kenapa pulang terlambat. Han Gyul bilang kalau ia ada latihan band. Bok Nyeo melihat seragam sekolah Han Gyul yang rok-nya diatas lutut. “Apa panjang rok itu sudah sesuai dengan peraturan sekolah?” Bok Nyeo pun akan memanjangkan sedikit rok sekolah Han Gyul. Han Gyul mengatakan kalau semua siswi di sekolahnya memakai rok yang seperti ini.
Tepat saat itu Sang Chul sampai di rumah dan melihat perdebatan ini.
Bok Nyeo bertanya pada Han Gyul, “Kenapa kau memintaku menjadi ibumu? Apa kau membutuhkan ibu 15rb won perjam? Berapa bayaran memarahi, mengajar, dan terjaga sepajang malam dengan anak-anak untuk ujian mereka? Dan mengingatkanmu untuk jangan pulang terlambat, jangan memilih makanan, jangan terlambat ke sekolah. Dan bagaimana dengan berdoa untuk anak-anaknya agar tetap sehat disaat mencuci beras setiap pagi? Berapa banyak itu per jam-nya? Seorang ibu itu bukanlah pembantumu. Apa yang kau inginkan adalah seorang pembantu yang mampu melakukan apapun yang kau inginkan dan hanya mengatakan kata-kata yang menyenangkan?”
Han Gyul terdiam meresapi ucapan Bok Nyeo.
Sang Chul menunggu Bok Nyeo di luar. Ketika Bok Nyeo sudah akan pulang keduanya bicara. Sang Chul penasaran apa Bok Nyeo sedang menunjukan sesuatu pada keluarganya. Bok Nyeo bertanya apa yang Sang Chul bicarakan. Sang Chul merasa kalau Bok Nyeo sudah bersikap keras pada anak-anak setelah memutuskan menjadi ibu mereka. “Apa kau bermaksud menjadi ibu yang jahat?” Ia mendengar dari adik iparnya bahwa dia tak ingin Bok Nyeo menjadi ibunya anak-anak. “Dia tak bisa menyuruhmu pergi atau menyuruhmu tetap tinggal. Apa kau bertingkah seperti ini karena hal itu?”
“Siapa adik iparmu?” tanya Bok Nyeo. “Aku tak punya adik perempuan. Woo Na Young bukan lagi adik iparmu. Aku tak ingin kau berhubungan dengan keluarga mantan istrimu jika kau benar-benar ingin menerimaku sebagai istrimu.”
Bok Nyeo akan pulang tapi masih ada yang ingin Sang Chul katakan. “Apa kau ingin menunjukan pada kami kalau kau tak bisa menjadi ibu anak-anak? Apa maksudnya tawaran menjadi ibu mereka hanya sia-sia belaka?”
Bok Nyeo : “Jika kau tak menyukaiku kau bisa membatalkannya. Aku belum menyerahkan formulir pendaftaran pernikahannya.”
Lee Dong Shik berkunjung ke toko dimana Na Young bekerja. Ia bertanya berapa harga lampu itu. Na Young balik bertanya apa Dong Shik akan membeli lampu itu. Dong Shik berkata kalau ia akan membayarnya dengan kartu kredit. Na Young bertanya lagi apa Dong Shik tahu bagaimana cara menggunakan lampu itu. Dong Shik menjawab tidak. Na Young terus bertanya apa Dong Shik akan membeli lampu ini tanpa tahu bagaimana menggunakannya.
Dong Shik pun bertanya apa Na Young tahu ulang tahun pria itu, golongan darahnya, kapan cinta pertamanya, pernahkah bertemu dengan teman-temannya, apa Na Young pernah ke rumahnya. Ia bertanya jika memang Na Young benar-benar mengenalnya. Na Young menyuruh Dong Shik lebih baik segera pergi dari sini karena ia harus ke butik untuk memeriksa gaun pengantinnya. Dong Shik benar-benar menahan jengkel.
Di rumah, Bok Nyeo menerima telepon dari kakek. Kakek mengatakan kalau Na Young membuat masalah, jadi ia harap Bok Nyeo datang ke rumahnya bersama Sang Chul.
Sang Chul dan Bok Nyeo pun sampai di rumah kakek. Kakek memberi tahu keduanya kalau Na Young sudah menetapkan tanggal pernikahan. Sang Chul dan Bok Nyeo kaget. Kakek bertanya apa Na Young mengatakan sesuatu pada Bok Nyeo atau Sang Chul. “Aku tak tahu kenapa dia mau menikah seakan-akan dia ingin melarikan diri. Aku merasa dia bertingkah aneh setelah kalian memutuskan untuk menikah. Apa kalian tahu sesuatu tentang itu?” Bok Nyeo menjawab tidak.
Kakek jadi khawatir lalu kenapa Na Young tiba-tiba seperti ini. “Apa itu karena aku? Apa dia bertingkah seperti itu karena aku dekat dengan Ny Hong?” Sang Chul merasa itu bukan alasannya. Bok Nyeo menawarkan apa kakek ingin ia bicara dengan Na Young. Kakek setuju. Sang Chul bertanya dimana Na Young sekarang.
Sang Chul dan Bok Nyeo dalam perjalanan menuju butik dimana Na Young berada. Sang Chul ingin tahu apa yang akan Bok Nyeo bicarakan dengan Na Young, apa Bok Nyeo akan menghentikan pernikahan itu. Bok Nyeo berkata kalau ia yang menyebabkan ini jadi ia lah yang akan memperbaiki keadaannya.
Han Gyul pun menyadari kalau ia sudah melupakan ulang tahun almarhumah ibunya ketika membuka ponsel. Ia menatap sedih foto ibunya, “Ibu aku minta maaf, tante Na Young berusaha membuat kami mengingatnya tapi kami tak ingat.”
Sang Chul dan Bok Nyeo sampai di depan butik. Bok Nyeo meminta Sang Chul menunggu di mobil saja. Ia ingin bicara berdua dengan Na Young.
Di ruang ganti butik, Na Young berulang kali menarik nafas melihat bayangan dirinya di cermin ketika mencoba gaun pengantin. Ia terkejut begitu melihat Bok Nyeo berdiri di belakangnya. “Bok Nyeo-ssi apa yang kau lakukan disini?”
“Apa kau benar-benar akan menikah?” tanya Bok Nyeo.
Na Young menjawab ya. “Dia punya pekerjaan yang layak dan dia tak peduli jika aku berbuat salah. Aku pada akhirnya bertemu dengan belahan jiwaku.” Bok Nyeo melihat kalau Na Young terlihat tak bahagia.
Na Young memutuskan bahwa mulai sekarang ia tak akan tersenyum lagi. Ia akan hidup seperti Bok Nyeo yang tanpa emosi apapun. Ia tak peduli apa yang terjadi pada anak-anak. Jadi ia harap Bok Nyeo melupakan apa yang pernah ia katakan.
Bok Nyeo kembali bertanya apa Na Young benar-benar serius mengambil keputusan ini. Na Young kembali menjawab kalau ia serius melakukan ini.
“Kalau begitu, jika kau mengizinkanku…” Bok Nyeo bergerak maju ke arah Na Young. Plak… Bok Nyeo menampar Na Young keras. Na Young terkejut dan heran apa yang Bok Nyeo lakukan padanya. Plak. Bok Nyeo menampar lagi. Lagi dan lagi…
Na Young menahan tangan Bok Nyeo yang akan menamparnya lagi. Bok Nyeo menepis tangan Na Young hingga membuat Na Young terjatuh. Na Young marah diperlakukan seperti itu, “Jika kau tak menghentikannya aku akan benar-benar marah.”
Na Young berdiri, Bok Nyeo akan menampar lagi tapi Na Young menahan tangan Bok Nyeo. Ia mencengkeram jaket Bok Nyeo dan membentak marah, “Kubilang hentikan!”
Sang Chul tiba disana dan terkejut melihat dua wanita itu saling menyerang.
Bersambung ke episode 20 (End)
Gomawo, dtggu eps slnjutnya
ReplyDelete1 episode lg, semangat...
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya, fighting !!!
ReplyDeleteSarie
Mba anis, makasih sinopsisnya. Terus semangat untuk eps terakhir. Fighting fighting v^_^v
ReplyDeleteMendekati episode akhr....deg degan......semangat ya lanjutkan hihi
ReplyDeleteDitunggu eps 20 Ɣªª mba, .͡▹ semangat (ง'̀⌣'́)ง terus. Tks
ReplyDeleteFarah
Mba anis... Mbok nyeo bikin penasaran. Ga sabar liat endingnya. Gomawo mba...
ReplyDeleteUchy