Thursday 9 January 2014

Sinopsis Suspicious Housekeeper Episode 20 - End

Na Young tak terima dirinya mendapatkan tamparan berkali-kali dari Bok Nyeo. Kesabarannya pun habis, ia sangat marah diperlakukan seperti itu. Na Young menahan tangan Bok Nyeo yang akan menamparnya lagi, ia menarik kerah jaket Bok Nyeo. “Kubilang hentikan!” bentak Na Young.


Sang Chul yang sampai di ruangan terkejut melihat dua wanita itu saling menyerang. Ia berusaha melerai keduanya.

“Kenapa kau melakukan itu padaku?” bentak Na Young dengan amarah memuncak.
Bok Nyeo : “Kau seharusnya marah seperti sekarang. Jangan tersenyum ketika kau tak ingin tersenyum. Jangan pedulikan orang lain, pikirkan tentangmu dan jangan menyembunyikan perasaan sakit hatimu. Jangan memaksakan dirimu untuk menjadi orang yang baik, jika kau ingin melindungi keponakanmu.”

Na Young melepas cengkeramannya. “Kalau begitu, apa kau sengaja membuatku marah?” Na Young sedikit lebih tenang.

Bok Nyeo mengingatkan apa Na Young sudah lupa bahwa Na Young harus mengkhawatirkan masa depan anak-anak. Bukankah pernikahan ini melanggar janji itu. Na Young terdiam memikirkan ucapan Bok Nyeo yang ada benarnya.

Bok Nyeo keluar lebih dulu dari butik itu.
Na Young merenungi apa yang Bok Nyeo sampaikan. Sang Chul menemuinya menanyakan apa Na Young baik-baik saja. Na Young yang jauh lebih tenang merasa tahu alasan kenapa Bok Nyeo melakukan itu. “Aku hanya peduli betapa aku mencintai anak-anak tapi caraku melindungi mereka itu salah. Bahkan ketika mereka lupa ulang tahun kakakku, aku tak marah dan membiarkannya berlalu. Dan aku menyakiti perasaan Bok Nyeo yang berpikir  kalau aku seorang tante yang baik.”

Na Young berjanji mulai sekarang ia akan lebih bersikap dewasa pada anak-anak. “Aku akan memarahi mereka jika mereka salah dan memberikan pujian jika mereka berbuat baik. Aku akan menjadi seperti kakakku.”
Gyul bersaudara berdiri di depan foto ibu mereka. Keempatnya sudah menyadari bahwa mereka telah mengesampingkan ibu mereka, salah satunya melupakan ulang tahun ibu mereka.

“Ibu aku minta maaf. Meskipun mereka lupa, aku seharusnya ingat karena aku anak tertua.” Han Gyul meletakan bingkisan disamping foto ibunya.

Doo Gyul : “Aku tahu ini terlambat, tapi selamat ulang tahun, Bu.”

Se Gyul meletakan kartu ucapan di depan foto ibunya, “ibu aku mencintaimu.”

“Aku juga.” sahut Hye Gyul.

Han Gyul merasa bersalah pada tantenya, dia pasti sangat sedih.
“Apa yang kalian lakukan disana?” tegur Bok Nyeo tiba-tiba datang. Han Gyul memberi tahu kalau ulang tahun ibunya sudah beberapa hari yang lalu dan mereka lupa akan hal itu.

Bok Nyeo tanya apa gunanya merayakan ulang tahun ibunya anak-anak yang sudah meninggal. “Apa kalian tahu kapan ulang tahunku?” Anak-anak terdiam.

Bok Nyeo beralih ke Se Gyul, “Apa kau menulis surat rasa syukur itu untukku?”
Se Gyul menjawab kalau ia tak bisa melakukannya. Bok Nyeo tanya kenapa tak bisa. Se Gyul menjawab kalau ia tak bisa menulis surat itu untuk Bok Nyeo atapun ibunya yang telah tiada. ‘Kenapa kau bunuh diri dan meninggalkan kami’ ia tak bisa menulis itu.

Bok Nyeo berkata kalau ia tak bisa membiarkan ini. “Karena kalian tak mendengarkan aku maka kalian harus ikut denganku.” Bok Nyeo keluar lebih dulu membuat keempat bersaudara ini saling berpandangan heran. Mereka pun mengikuti Bok Nyeo.
Bok Nyeo membawa anak-anak ke tepi sungai. Han Gyul heran kenapa mereka datang kesini. Bok Nyeo berkata ia memiliki sesuatu yang akan ia tanyakan pada anak-anak dan ayahnya anak-anak. “Pilih sekarang, ibu kalian yang sudah meninggal atau aku?”

Bok Nyeo mengeluarkan batu ibu dari saku jaketnya. “Ada banyak masalah sejak kita memiliki dua ibu dalam satu keluarga. Kita tak memerlukan batu ibu ini. Dia bunuh diri meninggalkan anak-anaknya. Karena kalian tak bisa membuangnya, maka aku yang akan melakukannya untuk kalian. Sama seperti ibu kalian yang menenggelamkan dirinya sampai meninggal, kita kirim batu ini masuk ke dalam sungai itu.”
Bok Nyeo akan melempar batu itu ke sungai tapi Han Gyul menahan tangan Bok Nyeo. “Tidak boleh!” cegah Han Gyul.

“Kumohon hentikan!” larang Doo Gyul.

“Bok Nyeo nim?” Se Gyul memohon sedih.

Hye Gyul juga memohon, “Tolong jangan lakukan itu.”

“Kenapa tidak?” tanya Bok Nyeo. “Kalian masih menyalahkan ibu kalian yang dulu karena dia bunuh diri dan meninggalkan kalian.”

“Dia tidak bunuh diri.” tangis Han Gyul. “Ibu mungkin ingin hidup disaat terakhirnya. Dia juga wanita. Dia menenggelamkan dirinya ke sungai karena merasa dikhianati. Tapi setelah itu dia mungkin menyesalinya.”

Doo Gyul membenarkan, “Ibu mungkin ingin hidup disaat terakhirnya karena wajah kami terlintas di pikirannya.”

Se Gyul juga membenarkan, “Dia hanya tak bisa keluar, jadi dia tak bunuh diri, itu kecelakaan.”

“Aku merindukan ibu.” sahut Hye Gyul menoleh ke arah sungai.

Han Gyul berkata kalau ia dan adik-adiknya tak akan membuang batu ibu. Ia memohon Bok Nyeo mengembalikan batu itu padanya. Bok Nyeo pun memberikan batu itu pada Han Gyul.
Han Gyul tahu bagaimana perasaan ibunya saat itu. Ia menoleh ke arah adik-adiknya, “Aku ingin menyemangati si pemberaniku Doo Gyul. Aku ingin memberikan pujian pada anakku yang pintar, Se Gyul. Aku ingin memeluk putri kecilku yang lucu, Hye Gyul. Aku ingin mengajarkan banyak hal pada putri tertuaku, Han Gyul.” Han Gyul yakin bahkan sebelum ibunya meninggal, ibunya mungkin memikirkan mereka, anak-anaknya.

Bok Nyeo tak tahu kalau ternyata anak-anak ini sangat peduli pada ibu mereka. “Kalau begitu pilih sekarang, aku atau ibu kalian yang sudah meninggal?” Dengan tegas anak-anak memilih ibu mereka.
Sang Chul tiba disana, apa yang mereka lakukan disana. Bok Nyeo mengatakan kalau anak-anak tak mendengarkannya karena ia ibu tiri. Jadi ia memberi mereka kesempatan untuk memilih ibu mereka yang dulu atau dirinya. “Kau juga harus memilih, istrimu yang sudah meninggal atau aku?”

Sang Chul tak mengerti apa yang Bok Nyeo bicarakan, “Apa maksudnya kami harus melupakan dia sepenuhnya? Apa itu mungkin?”

Han Gyul memberi tahu ayahnya kalau ia sudah memilih. Tak peduli seberapa besar ia menyukai Bok Nyeo, ia tak bisa melupakan ibunya. Jadi Bok Nyeo lah yang harus pergi. Adik-adiknya juga setuju. Bok Nyeo tampak menarik nafas lega mendengar keputusan yang diambil anak-anak.
Han Gyul berusaha berpikir, apa yang Bok Nyeo inginkan dari mereka. “Kenapa kau begitu menyudutkan kami? Apa kau ingin kami menyuruhmu pergi?”

Bok Nyeo tak menjawab pertanyaan Han Gyul, ia hanya mengatakan kalau dirinya akan pergi karena Han Gyul sudah mengatakan padanya untuk pergi. Ini semua yang kalian pilih dan kalian tak bisa menariknya kembali. Bok Nyeo pun meninggalkan mereka. Sang Chul menyusulnya. Anak-anak terdiam melihat kepergian bok nyeo.
Han Gyul pun menyadari satu hal, “Apa ini? Apa ini yang dia inginkan dari kita?”

“Menyuruhnya untuk pergi?” tanya Doo Gyul.

“Bukan.” ucap Han Gyul. “Bahwa kita tak akan meninggalkan ibu. Bahwa kita tak akan pernah melupakannya.” Keempatnya memandang jauh sungai di depan mereka.
Sang Chul yang menyusul Bok Nyeo bertanya, “Apa kau mencoba mengembalikan anak-anak pada ibu mereka? Apa ini alasanmu menjadi ibu yang jahat? Apa kau harus melukai anak-anak untuk pergi seperti ini?”

Bok Nyeo berkata ada sesuatu yang juga ingin ia akhiri dengan Sang Chul. “Kenapa kau melamarku? Kau tahu ini bukan cinta. Kau menginginkanku bukan sebagai istrimu melainkan sebagai pengasuh anak-anakmu, kan?”

Sang Chul terdiam tak bisa menyangkalnya.

Bok Nyeo : “Karena kau tak bisa menjawab pertanyaanku, lamaranmu tak berlaku lagi.”
Bok Nyeo akan pergi tapi Sang Chul menghalangi langkah Bok Nyeo, “Jika aku mengatakan itu cinta, apa kau akan tinggal bersama kami? Kau dan aku masih terikat dengan orang-orang yang meninggalkan kita. Tapi haruskah aku bersikeras ini cinta? Aku menyukaimu. Aku mengkhawatirkanmu. Aku merasa canggung denganmu. Aku merindukanmu dari waktu ke waktu. Kau terus menerus ada di pikiranku. Tapi jika bahkan aku mengatakan semua itu, itu tidak cukup disebut cinta, kan?”

Bok Nyeo menjawab itu tak cukup, itu baru 0,1% nya dari cinta.

Sang Chul : “Jika mengatakan aku mencintaimu bisa membuatmu tinggal bersama kami, aku akan mengatakan itu. Tapi aku tak bisa melakukan itu dengan sepenuh hatiku. Bahkan jika itu membuatmu pergi, aku belum siap mengatakannya. Jadi, aku harus membiarkanmu pergi.”

Sang Chul akan membicarakan hal ini dengan anak-anak. Tapi ia memiliki permintaan pada Bok Nyeo. “Aku tahu kita akan berpisah, tapi maukah kau berpisah dengan anak-anak diwaktu yang tepat? Ini hampir natal. Sampai saat itu saja.” Bok Nyeo mengerti, ia akan melakukanya.
Na Young berkunjung ke rumah keponakannya. Han Gyul mengucapkan permintaan maaf pada tentenya karena sebelumnya mereka lupa hari ulang tahun ibu. Doo Gyul yang menyesal berkata kalau mereka seharusnya menyadari itu ketika melihat ada sup rumput laut.

Na Young membenarkan, ia benar-benar sedih anak-anak melupakan hari ulang tahun ibu mereka, tapi mulai sekarang jika anak-anak melakukan kesalahan ia akan memarahi. Bok Nyeo mengatakan padanya untuk melindungi mereka. Jangan memaksa tersenyum dan jangan pedulikan yang orang lain pikirkan.

Han Gyul berkata kalau Bok Nyeo juga mengajarkan sesuatu pada mereka. “Bahwa kami tak bisa dengan mudah mengganti ibu kami dengan orang lain. Bahwa kami harus terus mencintai ibu kami. Dan ibu menyesal membunuh dirinya sendiri.”
Malamnya Sang Chul sampai di rumah. Han Gyul bertanya bagaimana dengan Bok Nyeo, “Karena kami sudah tahu yang Bok Nyeo-nim ingin kami sadari apa dia bisa tinggal bersama kami?”

Sang Chul berkata kalau ia akan membiarkan Bok Nyeo pergi. Anak-anak terkejut kecewa. Sang Chul merasa Bok Nyeo itu tak bisa menjadi bagian dari keluarga mereka sekarang. Sepertinya Bok Nyeoa membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengenang suami dan anaknya. Begitu juga kita. Sang Chul menoleh ke arah foto istrinya. Anak-anak mengikuti arah pandang ayah mereka.
Menjelang natal jalanan semakin ramai dengan hiruk pikuk orang yang berlalu lalang. Sang Chul membelikan jaket untuk Hye Gyul. Baju untuk Han Gyul dan jam tangan untuk kedua putranya. Sang Chul melihat diantara penjual ada yang menjual sarung tangan. Ia pun teringat pada tangan Bok Nyeo yang dingin ketika ia genggam setelah kejadian kebakaran di gudang. Sang Chul pun membeli sarung tangan itu untuk Bok Nyeo.
Sang Chul menelepon Han Gyul yang berada di rumah. Ia bertanya apa Bok Nyeo ada di rumah. Han Gyul mengiyakan, Bok Nyeo ada di rumah sedang membuat kue. Ia meminta ayahnya agar pulang lebih cepat.
Bok Nyeo di dapur membuat kue ditemani Hye Gyul. Tangan kanan Hye Gyul menggenggam tangan kiri Bok Nyeo. Hye Gyul menggelitik telapak tangan Bok Nyeo berharap Bok Nyeo kegelian. Tapi itu tak terjadi, Bok Nyeo diam saja, tak bereaksi seperti yang Hye Gyul harapkan. Hye Gyul berpindah menggelitik pinggang Bok Nyeo. Tapi Bok Nyeo tetap tak bereaksi apapun.
Bok Nyeo malah heran apa yang Hye Gyul lakukan. Hye Gyul juga heran apa itu tak membuat Bok Nyeo geli. Bok Nyeo menjawab tidak.

“Aku pikir kau akan tersenyum jika aku menggelitikmu.” sahut Hye Gyul. “Aku ingin melihatmu tersenyum. Lakukan sepertiku ya…” Hye Gyul langsung nyengir tapi Bok Nyeo diam saja.

Han Gyul mendekati keduanya, ia bertanya apa Bok Nyeo yakin tak menginginkan apapun untuk hadiah natal, misalnya jam atau topi. Bok Nyeo bilang tidak usah.
Na Young yang membatalkan pernikahan tak bisa mendapatkan uang DP yang ia setorkan untuk menyewa gaun karena sudah terlambat untuk mengembalikan uangnya. Dong Shik menyarankan kalau begitu pernikahannya ditunda saja sampai tahun depan.

Na Young tak mengerti apa yang Dong Shik bicarakan. Dong Shik berkata kalau Na Young lebih baik pacaran dengannya selama satu tahun mulai hari ini. Na Young tersenyum mendengarnya.
Tn Oh mengajak putranya, Eo Jin berkemah. Disana juga ada ibunya Eo Jin (saya nyebutnya ibunya Eo Jin deh, kan dia sama suaminya cerai – hehe cerai belum ya?)

Tn Oh yang semula tak peduli pada putranya sekarang mulai sadar dan memperhatikan putranya. Ia membuatkan makanan untuk Eo Jin. Eo Jin senang sekali ayahnya menyiapkan banyak makanan. Ia pun mengajak ayahnya untuk pergi berkemah lagi minggu depan. Tn Oh bilang tentu saja mereka pasti akan berkemah lagi. Ia tak bisa hidup tanpa Eo Jin.
Ibu Eo Jin sepertinya senang melihat suami (mantan suami-ga tahu jadi cerai apa enggak) begitu perhatian pada Eo Jin. 
Sang Chul memperhatikan Bok Nyeo yang tengah membuat kue. Ia tak ingin menganggu dan berlalu dari sana.
Sang Chul melihat tas, jaket dan topi yang selalu dikenakan Bok Nyeo. “Tas mu pasti punya cerita kan?” terdengar suara Sang Chul bertanya. “Ini kenang-kenangan dari suami saya.” terdengar suara Bok Nyeo menjawab pertanyaan Sang Chul (btw kapan nanya-nya ya?)
Anak-anak mendekati Bok Nyeo yang tengah membuat kue. Han Gyul meminta izin ikut menghias kue itu. Keempatnya pun menghias kue diselingi canda tawa saling menempelkan krim kue ke wajah. Mereka tertawa-tawa riang.
Bok Nyeo akan mengambil sesuatu, tapi tiba-tiba ia mendengar seorang anak memanggilnya. “Ibu…!” panggil anak itu, yang tak lain putra Bok Nyeo, Joon Ho. Bok Nyeo menoleh terkejut melihat bayangan Joon Ho menyapanya.

Joon Ho mengatakan kalau ayahnya membelikannya jam tangan karena ia akan masuk SD. Bok Nyeo berdiri lemas karena jam yang ditunjukan Joon Ho itu sekarang dipakai di tangannya. Joon Ho juga menunjukan topi yang ia miliki. Topi dan jam tangan itu yang sehari-hari Bok Nyeo kenakan.
Sang Chul melihat Bok Nyeo berdiri sambil melamun. Tubuh Bok Nyeo lemas melihat bayangan putranya. Ia hampir saja terjatuh jikalau Sang Chul tak memeganginya. Sang Chul yang khawatir bertanya apa Bok Nyeo baik-baik saja. Bok Nyeo berusaha menguasai dirinya dan mengatakan kalau ia baik-baik saja.
Han Gyul yang memegang kamera meminta ayahnya dan Bok Nyeo ikut berfoto bersama. Bok Nyeo awalnya menolak tapi mereka ingin setidaknya memiliki satu foto bersama Bok Nyeo. Mereka pun berfoto bersama.
Han Gyul menarik Bok Nyeo menuju serambi rumah. Bok Nyeo yang heran menurut saja. Bok Nyeo melihat disana Sang Chul dan ketiga putra-putri yang lain berdiri membelakanginya. Dan toeng….
Sang Chul nyengir dengan sesuatu yang menempel di giginya. Hahaha. Se Gyul berbalik dengan dandanan perempuan dan joget-joget. Doo Gyul berbalik badan dengan wajah bak vampire. Hye Gyul, apa nih ya, anak perempuan dengan wajah penuh bintik hitam hahaha. Mereka menari tak karuan agar Bok Nyeo tertawa. Bok Nyeo melongo terkejut melihat tingkah mereka. Han Gyul yang berdiri di samping Bok Nyeo berusaha menahan tawa. Bok Nyeo menggigit bibirnya berusaha untuk tak tertawa.
“Bok Nyeo-nim.” Han Gyul nyengir dan terlihat noda di giginya. Hahaha. Bok Nyeo kaget bukan main, tapi ia berusaha untuk tak ikut tertawa.

Bok Nyeo tetap bersikap dingin, “Makan malam sudah siap.” ucapnya kemudian berlalu dari sana. Mereka pun langsung terdiam karena gagal membuat Bok Nyeo tertawa.
Bok Nyeo menghidangkan menu special yang terlihat enak. Bok Nyeo berkata kalau hari ini Han Gyul dan Doo Gyul membantunya memasak.
Han Gyul meminta Bok Nyeo ikut makan bersama mereka. Sang Chul setuju. Hye Gyul menarik Bok Nyeo untuk duduk di kursi yang ada disebelahnya. Bok Nyop tak menolaknya. Mereka tentu saja senang karena akhirnya bisa makan bersama Bok Nyeo. Doo Gyul yang senang sekali menyahut kalau ia hampir kelaparan.

Tiba-tiba terdengar suara perut keroncongan. Hye Gyul menebak itu pasti suara perutnya Doo Gyul yang kelaparan. Doo Gyul bilang itu bukan suara perutnya kok. Ia pun menebak pasti itu suara keroncongan perut ayahnya. Sang Chul juga bilang bukan kok. Lha lalu suara perut siapa.

“Itu saya.” ucap Bok Nyeo jujur hahaha. Mereka yang heran pun tertawa. Tapi Bok Nyeo tak tertawa sedikit pun.
Han Gyul bertanya apa tak ada yang Bok Nyeo inginkan untuk natal kali ini. “Kami mengatakan karena kami tak tahu apa yang harus dibeli.” Bok Nyeo berkata ada satu benda yang ia inginkan. Bok Nyeo menoleh pada Hye Gyul, “Bisakah saya menyimpan batu saya?”

Hye Gyul membuka kotak batu yang ada di depannya. Hatinya berat ketika akan mengambil batu Bok Nyeo. Ia akan memberikan batu itu pada Bok Nyeo tapi tak jadi. Ia memasukan batu itu ke kotaknya lagi. “Tidak mau. Aku tak akan memberikannya padamu.”
Air mata Hye Gyul menetes. “Jika aku memberikan batu ini padanya, Bok Nyeo-nim akan pergi.” Han Gyul meminta adiknya jangan menangis. Demi Hye Gyul, Ia berharap Bok Nyeo mempertimbangkan lagi keputusan Bok Nyeo yang akan pergi.
Se Gyul : “Kami belum melihatmu tersenyum, Jika kau pergi seperti ini.”

Doo Gyul : “Kami belum membalas kabaikanmu.”

Bok Nyeo berkata kalau mereka sudah membalasnya. “Karena kalian, saya sekarang punya tujuan hidup. Namun, saya harus menanggung semua tanggung jawab atas kematian suami dan anak saya.”
Sang Chul : “Kalau begitu… sebelum kau pergi ada sesuatu yang harus kau lakukan untuk kami. Ini permintaan terakhir kami. Kami ingin melihatmu tersenyum. Kau tak berpikir kalau kau masih belum bisa tersenyum, kan? Suami dan anakmu mungkin tak ingin kau menjalani hidupmu tanpa tersenyum. Untuk kami… bukan.. untuk almarhum suami dan anakmu, kau tersenyumlah sekarang. Kami tak bisa membiarkanmu pergi seperti ini. Kami khawatir kau akan hidup seperti robot lagi. Jadi tersenyumlah, Bok Nyeo-ssi!”

Mata anak-anak sudah berkaca-kaca berharap Bok Nyeo tersenyum sekali saja. Bok Nyeo diam saja. Sang Chul pun tak akan memaksa jika memang itu terlalu sulit. Tapi tiba-tiba Bok Nyeo berkata kalau ia akan melakukannya.
Bok Nyeo mengumpulkan segenap keberaniannya. Ia memajamkan mata memantapkan hatinya untuk kembali tersenyum. Bok Nyeo membuka mata dan menarik nafas. Ia kembali memejamkan matanya.
Bok Nyeo membuka mata dan perlahan ia menarik ujung bibirnya sambil memandang ke arah Sang Chul. Mereka terharu melihatnya, tak bisa berkata-kata, hanya air mata yang tiba-tiba saja menetes.

Bok Nyeo bergantian menoleh ke arah anak-anak sambil tersenyum. Mereka membalas senyum Bok Nyeo dengan air mata terharu karena akhirnya mereka bisa melihat Bok Nyeo tersenyum.

Sang Chul ikut bahagia bisa melihat Bok Nyeo kembali tersenyum. Ia harap Bok Nyeo berjanji padanya,  “Kemanapun kau pergi, apapun yang kau lakukan. Berbahagialah.”

“Saya mengerti.” jawab Bok Nyeo seraya tersenyum.
Han Gyul : “Jangan melakukan sesuatu yang berbahaya hanya karena orang memintamu melakukannya. Jangan pernah mencoba bunuh diri juga. Kau memiliki begitu banyak orang yang mencintaimu.”

“Saya mengerti.” jawab Bok Nyeo tetap menunjukan senyumnya.
Doo Gyul : “Aku menyadari bakat yang ada dalam diriku karenamu. Jika aku menjadi koki, kau harus menjadi yang pertama mencicipi makanannya.”

“Saya mengerti.” ucap Bok Nyeo penuh senyuman.
Se Gyul : “Jika aku masuk ke perguruan tinggi yang bagus, kau akan memujiku kan?”

Bok Nyeo mengangguk sambil tersenyum, saya mengerti.
Hye Gyul : “Jika ada sesuatu yang tidak aku tahu, aku bisa menghubungimu dan bertanya, kan?”

Bok Nyeo mengangguk tersenyum dengan air mata berlinang, saya mengerti.

Han Gyul merasa jika bukan karena Bok Nyeo, keluarganya pasti hancur berantakan. “Sama seperti bagaimana kau melindungi kami, kami juga akan melindungimu. Sama seperti bagaimana kami bergantung padamu, andalkan kami setiap kali kau ada masalah.”

Saya mengerti, jawab Bok Nyeo dengan air mata yang terus berlinang.

Doo Gyul : “Jika kau membutuhkan kami, kami akan datang. Jadi, jika sesuatu terjadi, hubungi kami.”

Bok Nyeo kembali mengangguk sambil tersenyum, saya mengerti.

Se Gyul : “Jika kau ada masalah yang tak bisa diselesaikan, aku akan menyelesaikannya untukmu.”

Bok Nyeo tersenyum senang, saya mengerti.

Hye Gyul : “Jika kau sakit, aku akan menjagamu.”

Bok Nyeo tersenyum penuh haru, saya mengerti.
Sang Chul berharap Bok Nyeo akan terus tersenyum seperti ini mulai dari sekarang. “Ini permintaan terakhirku… tidak. Ini perintah terakhirku.”

Bok Nyeo tersenyum berlinang air mata, saya mengerti.
Di toko daging Paman Shin, keluarga itu tampak sibuk. Soo Hyuk datang berkunjung.
Woo Jae tanya apa yang agen itu katakan. Soo Hyuk berkata kalau ia memiliki waktu yang banyak untuk bermain dengan Woo Jae. “Mereka bilang untuk datang lagi setelah lulus SMA. Ketika ayahku tak bisa menggangguku.”

Paman Shin menilai itu kesempatan besar untuk Soo Hyuk. Soo Hyuk bilang tak apa-apa. Tidak akan menyenangkan jika ia mendapatkan apa yang diinginkan dengan begitu mudah.
Mi Ja menawarkan apa Soo Hyuk mau tinggal bersama mereka. Paman Shin membenarkan. Soo Hyuk berterima karena karena keluarga Shin sudah banyak membantunya. Melihat keluarga ini, ia  begitu iri pada Woo Jae. Mi Ja menyahut apanya yang harus diirikan, ia merasa kalau Han Gyul lebih menyukai Soo Hyuk dari pada Woo Jae. Soo Hyuk menambahkan kalau ia iri pada Woo Jae karena memiliki ayah dan ibu yang perhatian bukan tentang Han Gyul.
Ny Hong menerima telepon dari Bok Nyeo. Ia khawatir Bok Nyeo yang tak kunjung datang. Bok Nyeo minta maaf, ia tak bisa menemui Ny Hong malam ini. Ny Hong mengerti pasti sulit mengatakan salam perpisahan pada keluarga itu.

Hye Gyul ingin bicara dengan Ny Hong, “Ny Hong biarkan aku meminjam Bok Nyeo-nim malam ini. Aku ingin tidur bersamanya.” Ny Hong dengan senang hati membolehkannya.
Se Gyul masuk ke kamar Hye Gyul, ia bertanya apa Bok Nyeo benar-benar akan tidur disini. Bok Nyeo membenarkan, Se Gyul mengusulkan bagaimana kalau mereka bermain tali dulu (di sub DF namanya ayunan kucing, hahaha lucu namanya)

Mereka pun bermain tali. Bahkan Sang Chul pun ikut bergabung dengan mereka. Mereka terlihat senang karena permainan itu tak terhenti ditengah jalan yang menandakan kalau mereka memilihi hubungan yang tak akan terputus.
Bok Nyeo tidur bersama Hye Gyul. Hye Gyul membuka matanya dan melihat Bok Nyeo terlelap di sampingnya. Ia mengambil tali permainan tadi dan mengikat tangan Bok Nyeo pada tangannya, mungkin maksudnya supaya Bok Nyeo tak pergi meninggalkannya. Usai mengikat tangan Bok Nyeo, Hye Gyul kembali tidur.
Bok Nyeo menyadari apa yang Hye Gyul lakukan. Ia membuka matanya dan memandang Hye Gyul dengan tatapan sedih hingga tanpa terasa air matanya menetes.
Sang Chul di kamarnya mengeluarkan bingkisan yang akan ia berikan untuk Bok Nyeo.
Sang Chul keluar dari kamarnya dan melihat Bok Nyeo begitu sayang terhadap putri kecilnya.

Bok Nyeo berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Hye Gyul dan ikatan tali itu.
“Ibu… ibu…” Hye Gyul mengigau membuat Bok Nyeo tak tega untuk meninggalkannya. Bok Nyeo menggenggam tangan Hye Gyul agar tidur lebih nyaman. Hye Gyul terus mengigau menyebut kata ibu.
Bok Nyeo sudah siap akan meninggalkan rumah itu. Ia sudah mengenakan jaket dan topinya. Tak lupa ia pun membawa tasnya. Ia melihat sekeliling ruangan rumah keluarga Gyul sebelum akhirnya ia meninggalkan rumah itu.
Di luar Sang Chul sudah menunggu Bok Nyeo. Bok Nyeo mengatakan kalau Hye Gyul sudah tertidur. Sang Chul tahu itu dan berterima kasih karena Bok Nyeo sudah mengabulkan permintaan Hye Gyul. Bok Nyeo pun pamit, ia akan pergi sekarang.

Tapi masih ada yang ingin Sang Chul katakan. Sang Chul berkata kalau ia akan mengajak anak-anak besok ke terminal bus untuk mengantar Bok Nyeo. Bok Nyeo membolehkan. Sang Chul pun mengucap salam sampai bertemu besok dan hati-hati di jalan.
Tapi ketika Bok Nyeo akan pergi Sang Chul teringat sesuatu. Ia meminta Bok Nyeo jangan pergi dulu. Sang Chul mengeluarkan sarung tangan yang ia sisipkan di kantong celananya. Ia memberikan itu untuk Bok Nyeo. “Aku terkejut ketika membawamu keluar dari api. Karena tanganmu sedingin es.” Sang Chul memakaikan sarung tangan itu ke tangan Bok Nyeo.
Keesokan harinya di Happy Company. Ny Hong berharap Bok Nyeo tak pergi. “Jika kau pergi seperti ini, itu berarti kau mengalah pada ibu mertuamu.” Bok Nyeo berkata kalau ia membuat keputusan ini bukan karena keterpaksaan tapi keinginannya sendiri.

Ny Hong pun tak bisa memaksa Bok Nyeo untuk tetap tinggal. “Kalau begitu akankah kau juga menunjukan senyummu sekali lagi? Jika aku melihatnya kesedihanku sedikit berkurang saat melepasmu pergi.” Tapi tiba-tiba Ny Hong meralat, “Tidak.. tidak usah. Jika aku melihat senyummu, aku akan menangis. Jadi jangan melakukannya.”
Ny Hong memberikan satu kue yakgwa, ia menggenggamkannya ke tangan Bok Nyeo. “Bok Nyeo-ssi… bukan.. Eun Soo… alasan kenapa aku memanggilmu Bok Nyeo bukan karena itu berarti kau kurang beruntung. Itu juga berarti aku ingin kau menjadi orang yang membawa keberuntungan bagi semua orang. Kau tahu itu kan? Eun Soo kecilku, dari semua anak-anak yang kurawat, kau yang tercantik dan yang memiliki senyum paling indah. Jangan lupakan itu, kau mengerti?” Bok Nyeo mengerti membuat Ny Hong tak bisa membendung air matanya.

Ny Hong mendengar kalau anak-anak akan menemui Bok Nyeo di terminal. Ia meminta Bok Nyeo lebih baik cepat pergi karena anak-anak pasti sedang menunggu Bok Nyeo.
Di perusahaan kakek, Ny Hong datang menemui kakek sambil menangis. Kakek yang heran bertanya apa yang terjadi. Sambil menangis Ny Hong mengatakan kalau dia sudah pergi. Kakek tak mengerti siapa yang dimaksud dia, apa Bok Nyeo. Ny Hong yang terus menangis mengatakan kalau perpisahan ini sungguh menyedihkan. Ia tak bisa menghentikan Bok Nyeo.

Walaupun canggung dilihat Sekretarisnya, kakek memeluk Ny Hong berniat menghiburnya. “Sudah tidak apa-apa… butuh waktu 48 tahun untukku bertemu denganmu lagi. Ini bukan seperti dia meninggal. Jadi jangan menangis.”

Kakek bertanya kemana Bok Nyeo akan pergi. Ny Hong tak tahu kemana tujuan Bok Nyeo pergi karena Bok Nyeo berkata tak akan memberitahunya. Ia merasa kalau Bok Nyeo akan pergi ke tempat yang tak seorang pun tahu. Kakek merasa kalau anak-anak pasti akan sangat sedih dengan kepergian Bok Nyeo.
Keluarga Gyul panik karena tak menemukan Hye Gyul dimanapun. Mereka bingung apa yang harus mereka lakukan. Se Gyul merasa jika tidak satu pun dari mereka datang Bok Nyeo pasti akan sedih. Sang Chul meminta anak-anaknya pergi lebih dulu ke terminal. Ia yang akan mencari Hye Gyul.
Bok Nyeo berdiri menunggu kedatangan keluarga Gyul di terminal. Berulang kali ia menoleh ke samping berharap mereka segera datang. Ia melihat jam tangannya, sebentar lagi bis nya akan datang.
Han Gyul, Doo Gyul dan Se Gyul sampai disana. Bok Nyeo heran karena tak melihat Hye Gyul diantara mereka. Han Gyul menyampaikan kalau Hye Gyul dan ayahnya akan sedikit terlambat datang. Bok Nyeo berulang kali melihat ke belakang mereka, siapa tahu Hye Gyul sudah datang.
Sang Chul mencari Hye Gyul ke setiap penjuru rumah. Ia bahkan mencari Hye Gyul hingga ke ruang cucian. Ia tak melihat Hye Gyul ada disana. Tapi ketika Sang Chul akan keluar dari ruangan itu, ia seperti mendengar sesuatu. Arah pandangnya tertuju pada keranjang yang ada disana.
Sang Chul membuka tutup keranjang itu dan benar saja Hye Gyul bersembunyi disana. Ia pun lega karena sudah menemukan putrinya, “Hye Gyul-ah, kau disini?”

Hye Gyul melihat ayahnya kemudian menunduk sedih, “Hye Gyul tak ada disini. Ayah tak melihat Hye Gyul disini.” seru Hye Gyul.

Sang Chul mengajak Hye Gyul segera keluar dari sana dan pergi menemui Bok Nyeo. “Apa kau tak akan mengatakan salam perpisahan padanya?”
Bus yang akan Bok Nyeo naiki sudah tiba. Anak-anak cemas karena ayah mereka dan Hye Gyul belum juga tiba. Bok Nyeo berusaha melihat sekeliling siapa tahu mereka sudah datang. Tapi sayang Hye Gyul belum juga tiba.
Hye Gyul yang masih di dalam keranjang berdiri, “Jika aku tak ada, Bok Nyeo tak akan pergi.” Sang Chul bertanya bagaimana Hye Gyul akan mengingat kenangan bersama Bok Nyeo kalau Hye Gyul tak menemui Bok Nyeo sebelum Bok Nyeo pergi. Jadi biarkan kita memberinya waktu.
Kondektur mengatakan kalau bus-nya akan berangkat. Sebelum naik bus, Bok Nyeo bergantian menatap wajah anak-anak satu persatu. Bus yang dinaiki Bok Nyeo pun berangkat.
Hye Gyul berlari mengejar bus yang dinaiki Bok Nyeo. “Bok Nyeo-nim.. Bok Nyeo-nim!” teriak Hye Gyul. Bok Nyeo yang mendengar suara Hye Gyul menoleh ke jendela.

“Bok Nyeo-nim tunggu…!” teriak Hye Gyul sambil terus berlari. Tapi sayang Hye Gyul jatuh tersandung. Bus itu pun berhenti. Bok Nyeo keluar dari bus itu. Hye Gyul berdiri berlari ke arah Bok Nyeo.
Bok Nyeo yang khawatir bertanya apa Hye Gyul terluka. Hye Gyul menjawab tidak. Ia juga berjanji kalau dirinya tak akan menangis lagi. Ia juga akan membiarkan Bok Nyeo pergi. Ia memiliki sesuatu yang akan ia berikan pada Bok Nyeo.

Hye Gyul memberikan batu Bok Nyeo. Bok Nyeo menerimanya. Hye Gyul berharap Bok Nyeo akan memasukan kembali batu itu ke kotaknya nanti. Bok Nyeo terharu mendengarnya tanpa terasa ia menitikan air mata.

Bok Nyeo juga memiliki sesuatu yang akan ia berikan pada Hye Gyul. Ia memberikan origami berbentuk bunga pada Hye Gyul. Di kertas origami itu terdapat tulisan Bok Nyeo, ‘Saya sangat menyukai ransusubfHye Gyul.’ 
Hye Gyul terharu, ia menitikan air mata dan segera memeluk Bok Nyeo erat. Sang Chul dan putra-putrinya  sampai disana.

“Hye Gyul juga… Hye Gyul juga..” tangis Hye Gyul dalam pelukan bok nyeo. “Bok Nyeo-nim…”
Hye Gyul melepas pelukannya, “Aku punya permintaan untukmu. Jika kau kembali, maukah kau membunyikan bel-nya tiga kali? Jadi aku akan tahu kalau itu kau. Dan aku akan menyambutmu dengan tersenyum.” Bok Nyeo mengangguk mengerti. Hye Gyul kembali memeluk Bok Nyeo.
Sang Chul mengingatkan Hye Gyul kalau sekarang sudah saatnya Bok Nyeo pergi karena bus-nya sudah menunggu.

Bok Nyeo berterima kasih atas apa yang sudah Sang Chul lakukan untuknya. Sang Chul membungkuk pada Bok Nyeo sebagai ungkapan kalau ia juga berterima aksih pada Bok Nyeo.
Satu tahun kemudian… ketemu natal lagi deh.

Sang Chul dan putra-putrinya berada di depan rumah memandang bintang. Hye Gyul yang digendong ayahnya berseru kalau yang ia lihat itu bukankah bintang utara. Sang Chul memuji putrinya sangat pintar.
Se Gyul bertanya-tanya, “Akankah Bok Nyeo juga melihat bintang utara itu.”

“Dia juga pasti sedang memikirkan kita kan?” Sahut Doo Gyul sambil memandang bintang.

“Bok Nyeo-nim, bagaimana kabarmu?” tanya Han Gyul.
Hye Gyul teringat sesuatu, “Ayah…. Ada sesuatu yang belum kukatakan pada Bok Nyeo-nim.” Sang Chul tanya apa itu.

Hye Gyul : “Ketika Bok Nyeo pergi, Bok Nyeo bilang kalau dia menyukaiku. Tapi aku tak membalasnya karena itu membuatku menangis. Aku juga ingin mengatakan kalau aku benar-benar menyukainya.
Suara Han Gyul : ‘Kami masih menunggu, untuk kembalinya Bok Nyeo nim pada kami, berharap keajaiban seperti itu akan terjadi.’
Han Gyul, Soo Hyuk dan Woo Jae jalan bersama usai latihan band. Soo Hyuk berterima kasih pada dua temannya karena sudah mempertahankannya sampai akhir.
Woo Jae berkelakar kalau begitu bagaimana jika Soo Hyuk menyerah saja terhadap Han Gyul. Soo Hyuk juga ikut berkelakar kalau ia akan melakukan semua yang Woo Jae katakan selain menyerah terhadap Han Gyul.

Suara Han Gyul : ‘Kami semua menunggu seseorang. Seseorang yang memberikan kami kekuatan dan bersama dengan kami.’
Hubungan Kakek dan Ny Hong semakin dekat. Keduanya jalan-jalan menyusuri hutan. Kakek berkata ketika ia masih muda yang ia pedulikan hanya pekerjaan. “Tapi sekarang aku sudah tua, aku menyesalinya setiap kali aku makan.”

Ny Hong : “Hidup tanpa ada rasa penyesalan itu ibarat menanam pohon yang tidak pernah tumbuh. Tidak menyenangkan dan membosankan.”
Kakek tiba-tiba berhenti dan membuka jaketnya, anginnya begitu dingin. Ia ingin Ny Hong masuk ke jaket yang sama dengannya. Ny Hong terkejut malu, ia melihat sekeliling. Karena sepi ia pun masuk satu jaket bersama kakek hehehe.

Suara Han Gyul : ‘Seseorang yang membiarkan kau tahu itu masih belum terlalu terlambat.’
Na Young mencoba gaun pengantinnya. Ia sebentar lagi akan menikah dengan Lee Dong Shik. Dong Shik meraih tangan Na Young. Na Young yang selalu saja ceroboh jadi hilang keseimbangan, jatuhlah ia ke pelukan Dong Shik. And then… Dong Shik pun emnciumnya. (lha sepanjang 20 episode ga ada kissu eh di ending dikasih kissu)

Suara Han Gyul : ‘Seseorang yang bisa mencintai aku apa adanya’
Proyek kerja sama yang dilakukan antara Gatsby dan JK pun sukses.

Suara Han Gyul : ‘Kesempatan untuk melindungi keluarga yang mereka cintai.’
Song Hwa menjadi relawan bersama warga negara asing lain, ia akan membangun rumah singgah (kayaknya)

Suara Han Gyul : ‘Waktu untuk memaafkan kesalahan yang mereka lakukan.’
Doo Gyul berhasil masuk ke sekolah kuliner.
Doo Gyul  tampak serius belajar, Se Gyul membawakan minuman untuk hyung nya. Se Gyul juga belajar sangat rajin. Ia kini masuk ke SMP Internasional berkat kepintarannya.

Suara Han Gyul : ‘Seseorang yang mengaku seberapa keras mereka telah mencoba.
Hye Gyul menggambar kenangannya bersama Bok Nyeo. Ia juga menulis Di buku itu, "hari ini adalah hari Bok Nyeo-nim meninggalkan kami. Bok Nyeo-nim, kapan kau akan membunyikan bel pintunya tiga kali?”

Suara Han Gyul : Dan… bel pintunya berdering tiga kali… kami menyebutnya keajaiban kaerena itu bisa saja terjadi.”
Keluarga Gyul tak pernah menyewa pembantu lagi. Untuk pekerjaan rumah tangga mereka berlima melakukannya bersama-sama. Pagi itu mereka menyiapkan sarapan. Ayah menyiapkan nasi, Doo Gyul memasak. Han Gyul menyajikan hidangan sarapannya. Se Gyul dan Hye Gyul menyiapkan peralatan makannya. Mereka mengerjakan itu bersama sama.
Tiba-tiba… ting nong… terdengar suara bel pintu sekali.. Mereka menoleh ke arah pintu menghentikan apa yang mereka kerjakan.

Ting nong… suara bel kedua… dalam pikiran mereka bertanya-tanya, siapa itu…

Ting nong… suara bel ketiga pun bunyi…

Hye Gyul tersenyum sumringah dan segera berlari ke pintu untuk melihat siapa yang datang. Mereka juga menyusul Hye Gyul.
Hye Gyul membuka pintu penuh senyuman mengira yang datang adalah Bok Nyeo. Tapi bukan, itu bukan Bok Nyeo melainkan tetangga sebelah yang baru saja pindahan. Ahjumma tetangga baru memberikan kue untuk tetangganya.’ Hye Gyul menerima kue itu dengan perasaan kecewa.
Hye Gyul akan menutup pintu tapi tiba-tiba ia membukanya lagi karena merasa melihat seseorang di luar. Bok Nyeo berdiri di luar pagar tersenyum pada Hye Gyul. “Bok Nyeo-nim!” seru Hye Gyul berlari keluar menemui Bok Nyeo. Ayah dan kakak-kakaknya pun ikut keluar menemui Bok Nyeo.
Hye Gyul memeluk Bok Nyeo erat. Ia juga mencium pipi Bok Nyeo.
“Bok Nyeo-nim, Hye Gyul menyukaimu juga..” ucap Hye Gyul mengatakan apa yang ingin ia sampaikan pada Bok Nyeo. Keduanya tersenyum, Hye Gyul kembali memeluk Bok Nyeo. Mereka juga ikut senang Bok Nyeo kembali hadir ditengah-tengah mereka.
Sang Chul yang senang Bok Nyeo kembali, ia berharap Bok Nyeo tak akan pernah meninggalkan mereka lagi.

“Apa itu perintah?” tanya Bok Nyeo.

Sang Chul tersenyum, “Ya itu perintah!”

“Saya akan melakukan perintah anda.” ucap Bok Nyeo sambil tersenyum.
Anak-anak senang melihat Bok Nyeo hadir kembali diantara mereka.
Bok Nyeo pun tak pernah ragu ataupun takut menunjukan senyum indahnya.

Tamat

Akhirnya selesai juga sinopsisnya. Ending yang berbeda dari doramanya dan itu membuat saya suka sekali. Senang melihat Bok Nyeo akhirnya tersenyum lagi untuk selamanya. Lagi males komentar panjang-panjang, yang pasti lewat drama ini kita akan tambah sayang sama keluarga. Ayo ayo peluk keluarga kita. Ayah, ibu, kakak, adik dan semuanya.

32 comments:

  1. HUAHHHH, , ,T_T
    Finally , , , ending yang awesome bgt, , ,
    Buat mbk Anis , , Fighting y,,,

    ReplyDelete
  2. Jujur aku gak terlalu ikutin drama ini, aku langsung baca endingnya aja takut gak seru hihiii
    Tapi pas liat endingnya gak terlalu mengecewakan ko

    ReplyDelete
  3. waa mksh bnyak mba anis sdh brsdia mnyelesaikan sinopsis drama SH,
    SH emg bnr2 keren terutama Choi Ji Woo sm Song Jong Ho, cocok tuh jd couple #ngarep
    skali lg tengkyu ya mba, fighting!
    -hany

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha song jong ho, song jong ho..
      emang gak ketuaan ya sama choi ji woo?

      Delete
    2. Song Jong Ho kelahiran 1976 klo Choi Ji Woo kelahiran 1975,jd Song Jong Ho lebih muda setahun dari Choi Ji Woo.Choi Ji Woo malah pernah punya pacar yg 6 tahun lebih muda.

      Sari

      Delete
  4. Mba.. mau nanya .. emang ending drama nya kayak gimana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ending dorama-nya Mita tetep bersikap seperti semula n kerja di keluarga lain. Sinopsisnya bisa baca di pelangi drama judul doramanya Kaseifu no Mita

      Delete
  5. "♏ǽĶĄą©iiii°Ä¦ mbk sudah dbuat sinopny ampe akhir...iya untung aja gak sprti gak sprti doramany y mbk...klw ending ny sprti dorama kurang seru deh..itu mnrt q sech mbk

    ReplyDelete
  6. Jeongmal kamsahamida mba anis ^^
    proyek selanjutnya apa nih??

    ReplyDelete
  7. Endingnya bikin terharu bacanya :) Seandainya,ceritanya dilanjut,Seo Ji Hoon bebas dari penjara,dia akan kembali jd CEO di perusahaan Gatsby kah? Dan kembali terobsesi sama Bok Nyeo kah? Klo iya,mgkn kehidupan Bok Nyeo akan kembali tdk tenang? Pengen re-read,tapi mulai dari episode 9 part 2 saja yg mulai ada Song Jong Ho nya hehe :) soalnya banyak adegan romantis mereka berdua tapi rusak krn ada cerita dendamnya haha

    Makasih banyak ya Mbak Anis udh berjuang selesain sinopnya The Suspicious Housekeeper sampai tamat :)

    Sari

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha ternyata banyak yang suka meski dia kejem banget LOL

      Delete
    2. Kejam tapi mempesona hahaha,orangnya ngangenin hehe.

      Sari

      Delete
    3. itu dia, saya sebenarnya penasaran kalau se ji hoon bebas dari penjara gimana ya. hahaha....

      Delete
    4. Mbak Anis penasaran?? Sama..saya juga :D *gaya uya kuya..hahaha :D

      Sari

      Delete
    5. Haha iya Sari, saya jadi penasaran sama drama barunya yg Full Sun, nanti mau ngintip lah kalau udah tayang... Hehe...

      Delete
    6. Full Sun itu mulai main tanggal brp ya? Biar bisa ngecek siapa tau ada yg buat sinopsisnya,krn klo nonton saja aku gak ngerti mereka ngomongnya apaan :|

      ~Sari~

      Delete
    7. The Full Sun mulai tayang 10 Februari menggantikan Prime MInister and I. Saya mau ngintip dramanya ah hehe...

      ya ampun itu komen diatas saya lupa ga nyantumin nama hahaha....

      Delete
    8. Saking penasaran sampai lupa nyantumin nama ya mbak hehe :) Kalo udah ngintip,di share ke blognya ya mbak,setdknya sinopsis singkatnya,dramanya bercerita tentang apa :)

      ~Sari~

      Delete
    9. #guling2 di tempatnya mbak anis
      baru tau song jong ho itu gak jauh lebih muda dari choi ji woo, wah berarti termasuk yang awet muda^^
      itu mbak anis cuma mau ngintip karena melodrama? apalagi yang nulis nice guy dan thank you LOL
      saya juga mau ngintip ah, song jong ho jadi second lead male lagi? hihihi gemes banget...

      Delete
    10. Kalo gitu yuk kita ngintip rame2 dramanya hehe :) Msh berharap nanti ada yg buatin sinopnya krn aku kalo nonton drakor di internet biasanya gak ada subtitle jd abis nonton pasti browsing sinopnya deh

      ~Sari~

      Delete
    11. Lagi diskusi sama Inda buat sinopsis drama The Full Sun. Mudah2an terealisasi hehehe. Do'a in ya....


      Anis Suchie

      Delete
    12. Iya didoain semoga rencananya bisa terealisasi dgn lancar biar aku dan yg lainnya bisa baca :)

      ~Sari~

      Delete
  8. *peluk mbak anis too
    ketauan kok mbak ga mau komen panjang2, sinopnya aja ga panjang hehe
    makasih banyak ya mbak karena gak mutus sinop ini, karena seleranya mbak anis yang sering beda ma yang lain, jadinya sinop drama ini juga langka LOL
    next ditunggu QoH.nya >.<
    Drama timeline jadi drama rom-com nih^^"

    ReplyDelete
  9. Akhirnya happy ending... Hooorrraaayyy.... \(^0^)/
    Makasi untuk sinopsisnya.... ^_^

    ReplyDelete
  10. Nangis bombay liat Bok Nyeo Nim senyum. hua....makasih sdh buat sinopsisnya mb anis. :)

    ReplyDelete
  11. Akhir yg bahagia...tengkyuuu mba. Di tunggu sinopsis drakor yg lainnya. :)


    Winda

    ReplyDelete
  12. haha...nagis banget eps 20 ini...hiks...mb Anis makasih yah....udah buat sinop the houskeeper.....

    san

    ReplyDelete
  13. Terimakasih sinopsisnys membuatku menangis terharu ...( ina )

    ReplyDelete
  14. Terimakasih mba anis ... menangis terharu episode terakhir ....

    ReplyDelete
  15. Wahh Mba anis keren banget buat sinopsisnyaa!!terus berkarya yaa..kebenaran saya udh ntn dua2nya dan masing2 punya kelebihan sdr...tp kalo diliat scr keseluruhan buat saya yg versi Jepang lebih terasa misterinya dan lebih mencekam walau bukan film horror atau thriller...dan selain itu dr segi kualitas akting, saya angkat topi deh buat Nanako Matsushima yg begitu bisa menghidupkan tokoh Mita Akari dengan outstanding bangett!! Kalo yg versi Koreanya, Cho Ji Woo masih kurang cool n flat krn dalam beberapa adegan masih keliatan memperlihatkan ekspresi..sdgkan Nanako dr awal sampe mau beberapa episode terakhir bisa bener2 flat, dingin, dan tidak berekspresi sama sekali...sugoi!! Tp klo dari scene film Korea lebih asyik memang..krn terlihat modern dan endingnya bagus. sedangkan yg Jepang endingnya kurang klimaks...tp ini drama ok banget buat ditonton! Ngga tau mau beli dvd orinya dimana nih? Soalnya bagus buat dikoleksi...

    ReplyDelete
  16. Sy baru cari sinopsis sekarang setelah kemarin liat tayang di tv episode 4, eh malah asik baca sinopsis nya mbak anis, btw semoga sukses dengan sinopsis lainnya ya,,

    ReplyDelete
  17. Sy baru cari sinopsis sekarang setelah kemarin liat tayang di tv episode 4, eh malah asik baca sinopsis nya mbak anis, btw semoga sukses dengan sinopsis lainnya ya,,

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.