Da Jung menemui dokter
yang merawat ayahnya. Dokter menyampaikan hasil kemoterapi ayah Da Jung sangat
bagus. Ayah Da Jung juga melakukannya baik. Da Jung lega mendengarnya dan
berterima kasih pada dokter.
Da Jung menyadari kalau dirinya
jarang mengunjungi ayahnya dan ia juga tak melakukan apapun yang terbaik untuk
ayahnya. Ia kembali mengucapkan terima kasih pada dokter.
Dokter berkata tak perlu berterima
kasih begitu, karena Perdana Menteri juga sudah berusaha melakukan yang
terbaik, jadi Da Jung tak perlu khawatir. Da Jung tak mengerti, perdana menteri
apa maksudnya. Dokter mengatakan kalau PM sering menelepon dan memperhatikan
jadwal pengobatan ayah Da Jung. Ia merasa Da Jung sudah menikah dengan orang
yang baik.
Da Jung tak menyangka PM begitu
perhatian pada ayahnya dan ia sama sekali tak tahu tentang ini. Da Jung
tersenyum senang.
Yool berada di kamarnya
membolak-balikan halaman buku yang tak konsentrasi ia baca. Ia melihat jam
tangannya. “Kapan wanita itu pulang?” Yool mengambil ponsel akan menghubungi Da
Jung untuk bertanya tapi gengsi-nya gede, ga jadi deh. “Ah aku rasa dia pasti
akan pulang kalau dia memang mau pulang.” (hahaha)
Boss Go dan Hee Chul masih
di rumah sakit untuk menyelidiki Da Jung dan In Ho. Boss Go heran kemana In Ho
pergi, dia kan bukan hantu.
“Kalian benar-benar
keterlaluan.” sahut In Ho mengagetkan Boss Go dan Hee Chul. “Aku tak tahu
tentang tempat lain tapi bukankah Scandal News tak seharusnya ada disini?” Boss
Go berusaha mengelak, “apa, apa yang kau katakan?”
In Ho : “Apa kalian
mengikuti Nam Da Jung dan aku kesini? Kalian ingin tahu apa ada sesuatu
diantara kami, benar kan?”
Hee Chul diam saja dan
terbatuk-batuk. Boss Go pura-pura mengalihkan pandangan ke arah lain. In Ho
menilai tindakan keduanya sungguh keterlaluan. “Bukankah dia (Da Jung) pernah
bekerja dengan kalian? Bagaimana bisa kalian melakukan ini? Bagaimana perasaan Nam
Da Jung jika mengetahui ini?”
Hee Chul berusaha
menjelaskan kalau maksudnya bukanlah seperti yang In Ho sangka. In Ho berkata
kalau ia akan pura-pura tak tahu, jadi ia harap Bos Go dan Hee Chul segera
pergi dari sini atau haruskah ia memanggil Da Jung kesini.
Bos Go kesal, “Apa kau
pikir kami ini orang yang mudah kau suruh datang atau pergi?” Ia pun mengajak Hee
Chul pergi dari sana. Sebelum pergi, Hee Chul meminta In Ho untuk merahasiakan pada
Da Jung kalau ia ada disini.
Setelah duo Scandal News
pergi, In Ho pun bertanya-tanya, “apa yang mewawancarai ayah Da Jung itu
wartawan dari Scandal News?”
Da Jung diam-diam mengambil
salju dan gantian melemparkannya ke arah In Ho. Keduanya pun saling lempar-lemparan
salju. Lari kesana-kesini tertawa gembira. (Sumpeh kenapa adegan ini harus diiringi
lagunya Taemin sih. Itu lagu kan buat Da Jung sama PM kalau lagi berduaan
>_<)
Sementara di rumah, Yool
menantikan Da Jung yang tak kunjung pulang. Membaca buku yang tak konsentrasi
dibaca, berulang kali melihat ponsel, siapa tahu ada sms atau telepon dari Da Jung.
Kembali ke Da Jung dan In
Ho yang masih lempar-lemparan salju. Tanpa Da Jung dan In Ho sadari,
kebersamaan keduanya dimanfaatkan oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Reporter Byun mengambil foto keduanya yang tengah bersama.
“Ini benar-benar berita
besar!” sahut Reporter Byun mengambil banyak foto dua orang yang tengah bermain
lempar-lemparan salju.
Karena bosan sendirian di
rumah, Yool pun mengisi waktunya dengan menjahit boneka yang dibuat Da Jung. Hingga
jari Yool ketusuk jarum jahit karena saking gelisahnya Da Jung yang tak kunjung
pulang.
Yool melempar boneka yang
di jahitnya, “Ah kenapa aku duduk disini dan melakukan ini? Ah Dasar…” Yool
melihat jam tangannya. “Sudah jam segini kenapa dia belum pulang?” omel Yool.
(ngomel apa kangen nih ya)
Yool keluar rumah dan
melihat Man Se berdiri di luar rumah menunggu seseorang. Ia menegur putra
bungsunya kenapa ada diluar dicuaca sedingin ini. Man Se mengatakan kalau ia
menunggu Ahjumma (da jung) Man Se balik bertanya, “Lalu bagaiman dengan ayah?
Apa ayah juga menunggu ahjumma?”
Ga mau donk ketahuan kalau
dia juga nungguin Da Jung. Yool pun berkata tidak, ia keluar rumah untuk
mencari udara segar. Ah segarnya, ucap Yool merasakan hembusan angin dingin. Hahaha.
Sebuah mobil berhenti di
depan rumah. Man Se berseru kalau Da Jung sudah pulang. Benar saja, Da Jung
keluar dari mobil itu disambut pelukan hangat Man Se.
Selain Da Jung, keluar
juga dari mobil itu Kang In Ho. Yool terkejut campur heran Da Jung pergi
bersama In Ho. “Kenapa kau bisa pulang dengan Ketua Kang?”
Da Jung akan menjelaskan
tapi In Ho menyela memberi tahu PM kalau kakaknya juga dirawat di rumah sakit
yang sama. Jadi ia meminta Da Jung untuk pergi bersamanya ke rumah sakit. Yool
pun baru tahu kalau kakak In Ho sakit dan dirawat di rumah sakit yang sama
dengan ayah Da Jung. In Ho berkata kalau mereka terlambat pulang karena jalanan
yang macet. In Ho pun pamit pulang.
Da Jung bertanya apa yang Yool
lakukan diluar rumah. Yool balik bertanya memangnya kenapa, “Apa kau pikir aku
diluar sini untuk menunggumu? Sama sekali tidak. Aku keluar untuk mencari udara
segar. Tanyakan saja pada Man Se, benar kan Man Se?”
Man Se menatap bingung
hahahaha. Ketiganya pun masuk ke rumah.
Yool dan Da Jung sampai di
kamar. Yool duduk di meja kerjanya. Ia bertanya-tanya, kakak In Ho ada dirumah
sakit, kenapa In Ho tak memberitahukan itu padanya. Da Jung menilai itu karena
bukan berita yang baik, kenapa In Ho harus mengatakannya. Ia sendiri juga
mengetahui itu dari ayahnya.
Yool mencari-cari dokumen
di meja kerjanya, tapi ia teringat kalau dokumen yang dicari tertinggal di
ruang kerja. Da Jung pun segera berlari ke ruang kerja untuk mengambil dokumen
yang dimaksud. Yool yang heran berterima kasih.
Da Jung pun langsung menyediakan
minuman yang diinginkan Yool. Yool kembali berterima kasih.
Yool bertanya apa Da Jung
sudah mengganti tissu kamar mandi. Da Jung langsung lari mengambil tisu dan
meletakannya di kamar mandi. Yool semakin heran melihat Da Jung yang tak kenal
lelah.
Da Jung pun segera
membereskannya.
Bantalnya juga dirapikan… Sofa
juga perlu dibereskan…
Da Jung melakukannya tanpa
keluhan sedikitpun. Yool aneh melihatnya, “Ada angin apa yang membuatmu
mendengarkan semua perintahku?” Da Jung berkata kalau ia akan selalu berbuat
baik pada Yool. Yool tak mengerti.
“Bercanda kok,” sahut Da Jung.
“Aku hanya sedang senang saja. Apa ada lagi yang harus ku lakukan?” Yool bilang
itu saja dan menyuruh Da Jung keluar kamar karena ia akan tidur. Da Jung berkata
kalau ia akan membantu Yool agar bisa tidur, baru setelah itu ia keluar kamar.
Yool Heran, membantuku
tidur?
Da Jung meminta Yool cepat
berbaring karena ia akan membacakan sebuah buku. Yool bilang tak usah lebih
baik Da Jung keluar kamar saja.
Da Jung menilai Yool sudah
keterlaluan, “Bagaimana bisa anda menolak kebaikan hati seseorang seperti itu?”
Yool bilang bukan begitu maksudnya.
“Anda akan berbaring
sendiri atau haruskah aku yang membuatmu berbaring?” Ancam Da Jung sambil
bergerak maju membuat Yool mundur dan terduduk di tempat tidur.
Yool pun akan berbaring
sendiri. Ia segera merangkak dan berbaring menutupi tubuhnya dengan selimut.
Da Jung heran apa Yool
akan tidur dengan pakaian itu, apa tak mau ganti baju dulu. Yool yang gugup
bilang tak perlu, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan hanya
menyisakan kepalanya saja yang kelihatan.
Da Jung berada di sebelah
Yool. Ia mengambil buku melewati tubuh Yool yang berbaring. Da Jung pun
melanjutkan membaca Hikayat 1001 Malam.
Saat malam pertama, Scheherazade
menceritakan sebuah kisah pada sang Sultan. Cerita tentang saudagar kaya dan Jin.
Jika sultan mengijinkanku
hidup keesokan harinya, dengan sennag hati besok malam akan aku ceritakan kisah
selanjutnya.
Setelah mendengar kisah
dari Scheherazade, Sang Sultan berpikir, aku akan menunggu sampai besok. Meskipun
begitu, setelah ia selesai mendengarkan seluruh ceritanya, aku pasti akan
membunuhnya.
Da Jung melihat Yool sudah
tertidur tenang. Ia tersenyum dan merasa membacakan cerita seperti ini sungguh
cara yang efektif.
Da Jung mengambil spidol
dan menuliskan sesuatu di perban yang membalut jari tangan Yool. “Terima kasih Perdana
Menteri, karena sudah peduli pada ayahku. Selamat malam.”
Da Jung keluar kamar pelan-pelan
agar tak menimbulkan suara yang bisa membuat Yool terbangun. Sebelum keluar
kamar ia mematikan lampu kamar dulu.
Perlahan Yool membuka
matanya (Dia tadi tidur belum ya) Ia melihat apa yang Da Jung tulis di perban
tangannya.
Perdana menteri, cepat
sembuh ya!
Yool tersenyum melihatnya.
Matanya terus terjaga.
“Ayah, sampai bertemu
nanti.” sapa Man Se dan Na Ra bersamaan. Yool heran melihat kedua putra-putrinya
menyapa dengan sopan padanya. Ia pun berpesan pada keduanya agar jangan terlalu
banyak bermain, kerjakan PR dengan baik.
Yool akan masuk ke mobil
tapi Man Se memanggilnya. Man Se membuka kedua tangannya. Yool yang heran diam
saja. Melihat ayahnya diam saja Man Se berkata kalau lengannya sudah lelah.
Yool pun mengerti, ia
segera memeluk putra bungsunya. Yool melihat Na Ra yang sepertinya juga ingin
dipeluk olehnya. Tapi Na Ra bilang tak apa-apa, lebih baik ayahnya memeluk Man Se
saja. Lagi pula ayahnya juga hanya datang ke pertunjukannya Man Se. “Ayah kan
tak peduli padaku.”
Yool tanya dimana Woo Ri.
Da Jung memberi tahu kalau Woo Ri ada di kamar. Dia itu sedang memasuki masa
puber. Da Jung mengingatkan Yool, kalau yang lainnya sudah menunggu, jadi Yool
harus segera berangkat.
Yool melepas pelukan Man Se
dan akan masuk ke mobilnya, tapi Da Jung memanggilnya. Da Jung meminta anak-anak
mengucapkan salam pada ayah mereka.
“Ayah, sampai nanti.” ucap
Na Ra dan Man Se bersamaan. Yool tertegun melihatnya, ia terharu. Ia pun masuk
ke mobil.
Yool menyapa ahjumma penjual
yang ada disana dengan menanyakan kondisi terkini pasar. Ahjumma penjual mengeluhkan
kalau keadaan di pasar benar-benar kurang bagus.
Yool juga mengunjungi
pedagang aksesoris. Yool membeli satu bando berwarna pink. Yool akan membayar
tapi si penjual yang senang sekali bertemu PM, meminta Yool mengambil saja tak
perlu bayar. Tapi Yool tetap membayarnya. Yool juga bertanya pada penjual,
untuk putrinya yang sudah kelas lima, kira-kira dia suka tidak ya dengan bando
ini. Ahjumma penjual menjawab tentu saja.
Yool melihat disana ada
jepit rambut. Ia mengambil satu jepit rambut dan dihitung dengan bando tadi.
In Ho menerima telepon
dari seseorang. Ia kemudian memberi tahu PM kalau Presiden sudah membuat
keputusan. Akan dilakukan peninjauan ulang terhadap kelayakan proyek. Yool lega
mendengarnya.
Wartawan pun bertanya
terkait keputusan Presiden, “Sepertinya Presiden setuju untuk bekerja sama. Bagaimana tanggapan anda?”
PM Kwon Yool : “Masyarakat menanggung kerusakan dan tanggung jawab yang berasal dari kebijakan
pemerintah yang salah. Karena Presiden sudah membuat keputusan, aku akan
berbagi tanggung jawab terhadap keputusan ini. Dan aku akan berusaha proyek ini
akan ditinjau secara adil.”
Wartawan masih memberondong
pertanyaan, tapi Yool sudah masuk ke mobilnya.
Sekretaris Bae memberi
tahu Joon Ki kedatangan tamu seorang reporter dari Goryeo Ilbo.
Reporter Byun berdiri di
luar ruangan Menteri Park. Ia mengingat informasi yang ia dapat dari dua polisi
di kantor polisi.
Flashback
Polisi menyampaikan kalau
benar PM pernah menyeret Reporter Nam ke kantor polisi dengan tuduhan penguntit
dan saat itu terjadi sebelum Yool mengadakan konferensi pers. Polisi
membenarkan. Polisi yang satunya memberi tahu kalau PM dan Da Jung bertengkar
seperti orang gila.
Reporter Byun juga mencari
informasi lewat ayah Da Jung. Ayah Da Jung mengatakan kalau PM dan putrinya berkencan
ia tahu itu dari koran. Reporter Byun bertanya jadi sebelum muncul berita di
koran, apa Ayah Da jung sama sekali tak tahu.
Dan yang terakhir
foto-foto antara Da Jung dan In Ho yang ia dapatkan.
Flashback end
Reporter Byun senang
sekali karena satu persatu bukti terkumpul. “Kalau bukan penipuan ini pasti
perselingkuhan.”
Sekretaris Bae keluar dari
ruangan Menteri Park mempersilakan Reporter Byun masuk.
Malam hari, di rumah PM.
Man Se mewek karena ayahnya tak membelikan hadiah untuknya dan hanya membelikan
hadiah untuk Na Ra.
“Kenapa ayah tak membelikanku
hadiah?” tangis Man Se. “Aku benci ayah. Aku benar-benar membenci ayah.” Yool
berjanji kalau ia akan membelikan Man Se hadiah. Tapi Man Se sewot menangis
masuk ke kamarnya. Na Ra yang senang sekali mendapatkan hadiah dari ayahnya
berkata tak usah khawatir, Man Se memang cengeng kok.
Yool mengeluarkan jepit
rambut yang juga dibelinya. Na Ra bertanya apa itu. Yool menjawab bukan apa-apa,
ia menyimpan jepit rambut itu ke saku jas-nya. Yool menyesal karena lupa membelikan
hadiah untuk Man Se.
Da Jung keluar dari dapur
membawa minuman, “Mana Man Se?” Ia penasaran dengan, kenapa tiba-tiba Yool memberikan
hadiah untuk Na Ra. Yool berkata kalau ia hanya jalan-jalan di pasar dan
melihat ada bando jadi ia membelinya.
Da Jung menilai itu hadiah
yang bagus dan berharap Yool mau mengurangi tugas rumah yang Yool berikan pada
anak-anak. “Apa anda tak merasa tugas yang anda berikan itu sangat banyak?” Na Ra
tersenyum senang karena Da Jung membelanya dan berkata begitu pada ayahnya.
Yool malah menegur Da Jung
tentang tugas yang ia berikan, “Kau seharusnya memikirkan tugasmu sendiri.
Laporan harian. Apa kau sudah menulisnya dengan baik?”
“Tentu saja.” jawab Da Jung.
Yool akan memeriksa tugas Da
Jung. Ia meminta Da Jung membawakan laporan harian itu. Da Jung tampak menahan
kesal.
Yool masuk ke ruang
kerjanya diikuti Da Jung yang membawa laporan harian. Da Jung mengatakan kalau
ia sudah melihat berita di TV dan mengucapkan selamat pada Yool.
Sambil membaca laporan
harian yang dibuat Da Jung, Yool berencana mengundang Hye Joo dan In Ho untuk
minum bersama sambil membahas itu.
Mendengar kata minum, Da Jung senang sekali. Menurutnya itu ide yang bagus. “Untuk hari yang baik ini, maka So-maek lah yang terbaik.” (campuran soju dan bir)
Mendengar kata minum, Da Jung senang sekali. Menurutnya itu ide yang bagus. “Untuk hari yang baik ini, maka So-maek lah yang terbaik.” (campuran soju dan bir)
Yool memegang saku jas
tempat dimana ia menyimpan jepit rambut. Da Jung berkata kalau ia akan
menyiapkan cemilan.
Da Jung akan keluar
ruangan tapi Yool berkata yang tak tahu apa yang mau dia katakan. Bingung gitu
deh mau ngomongnya gimana.
Da Jung berbalik bertanya,
apa ada yang ingin Yool katakan padanya. Yool pun terbata-bata mengatakannya…
kau tahu…
Ah iya… Da Jung menilai
kedua minuman itu terlalu sederhana untuk hari baik seperti ini. Alkohol, ia
akan menyiapkan minuman yang beralkohol.
Da Jung akan keluar tapi Yool
kembali mengatakan sesuatu yang tak jelas… “Maksudku… kepala…”
Da Jung cemas, “Apa kepala
anda sakit lagi?”
Yool kesal karena Da Jung
selalu memotong ucapannya, “Dengarkan aku dulu. Maksudku, pasti kau tak nyaman
karena rambutmu panjang.”
Da Jung heran, “Oh
rambutku.. aku nyaman-nyaman saja.” Da Jung menyentuh rambutnya.
Yool : “apa aku pernah
mengatakannya, apa kau tak ingin mengikat rambutmu dengan sesuatu atau apapun
itu namanya? Jadi, kau bisa… benar… kau seharusnya mengikatnya dengan jepit
rambut.”
“Benar.” ucap Yool yang
tangannya merogoh saku jas untuk mengambil jepit rambut yang dibelinya.
Da Jung : “Ah aku paling
benci kalau menjepit rambutku. Kenapa aku harus menggunakan jepit rambut? Memangnya
aku anak SD?”
Yool terkejut dan tak jadi
mengeluarkan jepit rambut itu, “Anak SD? Apa aku anak SD?”
Da Jung : “Bukan. Maksudku,
apa aku ini anak SD?”
Yool jadi emosi dah, “kalau
begitu, mau rambutmu digerai atau tidak, aku tak peduli. Kau mau mengikatnya
atau tidak, lakukan sesukamu. Dan juga, ini laporan harianmu, apa kau tak
menulisnya dengan benar? Tulis ulang satu halaman penuh.”
Da Jung heran kenapa
tiba-tiba Yool marah, ia akan mengambil laporan hariannya dari tangan Yool tapi
Yool yang kesal meletakan itu di meja.
Yool melihat Da Jung masih
di ruang kerjanya, “Apa yang kau lakukan, kenapa tak keluar?”
“Iya ya aku pergi.” ucap Da
Jung sebel.
Di luar ruangan, Da Jung
heran apa ia harus melawan ucapan Yool. Ia pun menenangkan hatinya supaya lebih
sabar menghadapi emosi Yool yang naik turun tiba-tiba. Tapi Da Jung merasa ada
yang aneh dari sikap Yool barusan.
Yool mengeluarkan jepit
rambut itu dari saku jasnya. Ia tak mengerti kenapa dirinya membeli benda itu, “sekarang,
aku… apa yang baru saja kulakukan?”
Reporter Byun : “Pernikahan
PM Kwon Yool, apa anda pikir ini pernikahan sungguhan? Bagaimana jika ini
adalah pernikahan palsu? Bagaimana jika aku menemukan buktinya?”
“Pernikahan palsu,” gumam
Joon Ki. “Konferensi pers besok pasti akan sangat menarik.”
Ponsel Park Joon Ki bunyi,
ada telepon dari Blue House. Presiden meminta Joon Ki menemuinya sekarang.
Kwon Yool, Da Jung, Hye Joo
dan In Ho minum bersama. Yool memuji kedua staf nya sudah bekerja keras. Ia
seharusnya bisa menyelesaikannya lebih baik lagi. Tapi ia menyadari dirinya tak
terlalu bisa menangani sendirian.
Da Jung bergumam pelan
ternyata Yool tahu tentang diri sendiri. Yool mendengar apa yang Da Jung
gumamkan, ia mendelik ke arah Da Jung.
Yool menuangkan minuman
untuk Hye Joo, “waktu itu kau mengundangku makan siang, aku minta maaf karena
sudah menolaknya.” Hye Joo yang melihat ada tulisan di perban tangan Yool menjawab
kalau itu bukan sesuatu yang perlu disesalkan.
Yool juga menuangkan
minuman untuk In Ho, “Kau sudah bekerja keras, Ketua Kang. Pasti sangat lelah
bekerja bersamaku, kan?” In Ho menjawab sama sekali tidak, tidak melelahkan. Ia
malah sangat menyukainya, katanya sambil menoleh sebentar ke Da Jung.
Yool juga memuji Da Jung
yang sudah bekerja keras. Tapi Yool tak jadi menuangkan minuman ke gelas Da Jung,
“Tidak tidak, kau minum pelan-pelan saja. Kalau kau terlalu banyak minum dan mabuk.
Lalu siapa yang akan membersihkannya? benar kan?” (hahaha)
Da Jung : “Memangnya anda
pernah melihatku mabuk?”
Yool mengingatkan tentang
kekacauan besar yang Da Jung akibatkan ketika Da Jung mabuk, apa Da Jung sudah
lupa itu. (ketika Da Jung muntah di wajah Yool)
Da Jung tertawa mengingat
itu, “Baiklah aku mengerti. Aku tak akan minum.” Da Jung meletakan gelas dan
mengambil cemilan saja.
Yool terkekeh melihat
tingkah Da Jung, ia pun menuangkan minuman untuk Da Jung. “Aku akan menuangkan
setengah gelas untukmu. Jadi, kau minumlah pelan-pelan.” Da Jung sanang sekali,
ia akan meminumnya pelan-pelan.
In Ho dan Hye Joo diam
memperhatikan keduanya.
Hye Joo mengajak Da Jung menyiapkan
lebih banyak cemilan. Da jung melihat kalau cemilan yang ada di meja sudah
cukup untuk mereka. Hye Joo memberi kode supaya Da Jung ikut keluar ruangan
bersamanya. Da Jung yang mengerti pun mengikuti Hye Joo.
Da Jung dan Hye Joo
menyiapkan cemilan. Da Jung langsung mencoba melahapnya. Sambil menyiapkan cemilan,
Hye Joo bertanya tentang Da Jung yang hidup bersama PM. Da Jung yang awalnya
terkejut dengan pertanyaan Hye Joo mengatakan kalau PM itu pria yang baik,
walaupun agak sedikit sulit.
Hye Joo membenarkan, Yool
itu orang yang sulit. “Sejak aku megenalnya, aku tak pernah melihatnya rapi
seperti sekarang. Tidak pernah sekalipun dalam 20 tahun.”
“20 tahun?” Da Jung
terkejut mengetahui Hye Joo sudah lama sekali kenal dengan Yool.
Hye Joo mengatakan pertama
kali ia dan Yool bertemu itu ketika SMP, “Itu waktu yang sudah sangat lama kan?
Walaupun dia seniorku, dia orang yang sulit didekati. Tapi dia orang yang paling
dihormati. Sepertinya kau juga sangat menghormatinya, seperti aku.” Da Jung terbata-bata
membenarkan, ia sangat menghormati PM.
Hye Joo : “Kalau begitu,
kau pasti lebih mengetahui bahwa tak akan lebih dari hal itu kan?”
Beralih ke dalam ruangan
dimana dua pria sedang minum sambil bercakap-cakap. Yool ingin tahu bagaimana
Kakak In Ho bisa dirawat di rumah sakit.
In Ho cukup terkejut
dengan pertanyaan Yool, “Dia mengalami kecelakaan mobil. Saat itu dia sedang
bersama wanita yang dicintainya dan dia mengalami kecelakaan mobil.”
Yool : “kecelakaan mobil?
Lalu bagaimana dengan wanita itu?”
In Ho : “Dia meninggal.”
Yool turut merasa sedih
itu buruk sekali.
In Ho : “Sampai sekarang
aku masih merasa menyesal. Aku seharusnya tidak boleh membiarkan kakakku pergi
dengan wanita itu. Apa anda pernah menyesal selama hidup anda?”
Yool : “Kenapa tidak? Setiap
orang pasti memiliki sesuatu yang tidak berjalan seperti yang mereka inginkan.”
In Ho penasaran ingin
tahu, apa itu.
Yool : “Setiap orang
mempunyai rahasia yang tak ingin diketahui oleh orang lain. Paling tidak ada
satu. Bisa dibilang aku juga seperti itu.”
Da Jung masuk ke ruangan
mambawa cemilan. Yool tanya dimana Sekretaris Seo. Da Jung berkata kalau Hye Joo
ingin memantau berita tentang Yool. Ia heran melihat kedua pria ini tak ada
yang minum.
Da Jung meminum segelas
minuman untuk menghilangkan kegundahan hatinya dan mengingat ucapan Hye Joo
tadi.
Da Jung : “Apa maksudmu?”
Hye Joo : “Untuk berjaga-jaga
saja, Jika kau merasakan perasaan yang lebih dari sekedar rasa hormat pada PM.
Aku berbicara ini padamu karena aku peduli. Ini karena…. Karena… PM tak akan
bisa melupakan istrinya. Tak peduli siapapun wanita itu, dia tak akan memasuki
hatinya. Tak peduli berapa lama waktu yang berlalu. Aku mengatakan hal ini
untuk kebaikanmu.”
Flashback end
Park Joon Ki bersama Presiden di Blue House. Presiden merasa tak enak pada Myung Shim Grup (perusahaan mertuanya Park Joon Ki) yang mengerjakan proyek ini. “kau bisa mengatakan penyesalan kami secara langsung pada presdir Na, Menteri Park!”
Park Joon Ki : “Dengan terus
menurunnya suara untuk partai penguasa dan pihak kepresidenan, saya yakin kalau
Presdir akan mengerti bahwa tak ada lagi yang bisa dilakukan.”
Presiden penasaran apa Presdir
Na bisa berpikir seperti itu.
Joon Ki berkata karena
baginya ada sesuatu yang lebih mengganggunya, “sehubungan dengan PM yang mendapatkan
dukungan dan popularitas dibandingkan presiden. Apa anda merasa baik-baik saja?”
Presiden terdiam, ia juga
sepertinya tak suka karena Perdana menteri lebih mendapatkan banyak dukungan
dan popularitas. (lha yang kerja siapa coba)
Kembali ke kediaman PM. Sambil
minum, mereka membuat permainan mengungkapkan harapan masing-masing untuk tahun
baru. Da Jung mengungkapkan bahwa yang menjadi harapannya di tahun baru adalah
dunia tanpa PR. (hahaha)
Da Jung mengeluh pada PM
kalau menulis laporan harian lima halaman itu sangat menyulitkan. “Bisakah anda
mengurangi tugasku, perdana menteri?”
“Tidak akan.” tegas Yool
membuat Da Jung sebel. Da Jung tahu kalau Yool pasti akan mengatakan itu.
Da Jung bertanya pada Hye Joo
apa yang menjadi harapan Hye Joo di tahun baru nanti. Hye Joo berpikir sejenak,
“Harapanku adalah pernikahan kontrak ini bisa berakhir dengan baik. Jadi
perdana menteri bisa melanjutkan hidupnya dan Nam Da Jung juga bisa melakukan
hal yang sama. Itulah harapanku.”
Da Jung heran, “Harapan
macam apa itu? Kalau misalnya pernikahan kontrak ini tidak berakhir dengan
baik. Apa yang akan kau lakukan?”
Hye Joo : “Aku terkejut
mendengarnya, Nam Da Jung apa jangan-jangan kau tak punya rencana terhadap masa
depan? Atau jangan-jangan kau berpikir bahwa pernikahanmu dengan perdana
menteri sebagai sebuah jaminan asuransi untukmu iya kan?”
In Ho menegur apa maksud
perkataan Hye Joo. “Aku tak percaya kau bisa mengatakan hal itu. kau harus
manjaga mulutmu.”
Hye Joo mendelik ke In Ho,
“Ketua Kang?”
Yool melerai keduanya. Ia
sendiri tak tahu apa yang akan terjadi setelah pernikahan kontrak ini berakhir,
“Jika kontrak ini berakhir apapun jalan yang dipilih oleh Nam Da Jung aku akan
menjaga dan tetap menolongnya.” Yool menatap Da Jung, “Jadi tak usah terburu-buru
dan pikirkan baik-baik.”
Da Jung meminat Yool tak
usah khawatir padanya. “Setelah pernikahan ini berakhir? Aku akan memikirkan
masalah itu. Bagiku, aku akan berpikir apa yang terjadi saat ini.
Mengkhawatirkan sesuatu yang tak pasti terjadi bukanlah gayaku.” Da Jung menilai ini semua
gara-gara dirinya maka suasana jadi suram begini.
Da Jung kemudian bertanya
pada In Ho, “Ketua Kang yang keren, baik dan pandai berbahasa Spanyol, apa
harapanmu?” Da Jung mengacungkan sendok sebagai mic ke arah In Ho.
In Ho : “Aku akan… menyatakan
perasaanku yang sebenarnya pada wanita yang kusukai.”
Da Jung terkesan mendengarnya,
wah….
Acara minum bersama pun
usai. Hye Joo dan In Ho keluar dari kediaman PM. Hye Joo menebak kalau wanita
yang In Ho maksud pasti Nam Da Jung. “Wanita yang kau cintai. Tapi harus
bagaimana, hati Nam Da Jung untuk pria lain.” In Ho berdiri mematung di
tempatnya berdiri.
Da Jung yang sedikit mabuk
berjalan-jalan di luar. “Dia bilang ingin mengakui perasaannya. Ketua Kang
sangat berani. Bagaimana bisa dia berpikir untuk melakukan itu?”
Tiba-tiba terngiang dalam
benak Da Jung ucapan Hye Joo, “Perdana menteri tak akan pernah bisa melupakan
mendiang istrinya. Tak peduli siapa wanita itu, tidak ada yang bisa memasuki
hatinya.”
“Aku tak akan mengakui
perasaanku.” sahut Da Jung merasa berkebalikan dengan sikap In Ho yang akan
berani mengakui perasaan pada orang yang disukai. “Tidak akan, aku tak akan
melakukannya.”
“Nam Da Jung-ssi!” Yool
datang melemparkan jaket ke arah Da Jung. “Apa yang kau lakukan disini? Kalau kau
tak ingin mati kedinginan, cepatlah masuk!”
Yool akan masuk ke rumah
tapi Da Jung mmanggilnya. Da Jung ragu menanyakannya, “ah itu… ada sesuatu yang
ingin kukatakan padamu.”
Yool : “Kalau kau ingin
membicarakan mengenai tugas harianmu, hanya satu jawabanku. Tidak.”
Da Jung : “Istri anda, apa anda masih mencintainya? Itukah alasan kenapa anda melarang orang lain masuk ke ruang
piano dan melarang Woo Ri bermain musik, iya kan?
Yool berbalik menatap Da Jung.
Da Jung : “Terkadang, anda terlihat sedih apa itu karena karena mendiang istrimu. Apa Karena anda memikirkan istri, benar kan?”
Yool tak menjawab apapun. Ia
memalingkan wajah sedihnya dan berlalu dari sana.
Yool masuk ke rumah, ia
menarik nafas panjang.
Da Jung yang merasa sedih
berusaha mengusir kesedihannya dengan sedikit berolahraga. Ia melihat In Ho
datang menghampirinya. In Ho tanya apa yang Da Jung lakukan disini. Da Jung
berkata seperti yang In Ho lihat, ia sedang berolahraga. Karena ia ingin
mengumpulkan kesadarannya.
“Bolehkah aku bergabung karena
sepertinya aku sedikit mabuk? Seperti ini?” In Ho pun memperagakan gerakan olahraga.
Da Jung membenarkan dan mengikuti gerakan In Ho.
Da Jung menilai siapapun
gadis itu pasti dia sangat beruntung. “Wanita yang akan menerima pengakuanmu
betapa beruntungnya gadis itu bisa dicintai oleh pria sepertimu.”
In Ho pun mengumpulkan
segenap keberaniannya, “Haruskah aku memberitahumu siapa wanita yang kusukai?”
Da Jung antuasias ingin
tahu, “Benarkah? Siapa? Wanita seperti apa dia?”
In Ho : “Orang yang
kusukai itu orang yang sangat aneh dan lucu.”
aneh dan lucu, Da Jung
merasa itu sama dengannya.
In Ho : “sejujurnya aku
tak pernah lagi tertawa setelah kecelakaan yang dialami kakakku. Tapi gadis
itu, selalu membuatku tersenyum. Karena dia, aku sering tertawa. Dan karena dia
aku selalu gembira. Anehnya, aku tidak bisa lagi bahagia semkipun aku melihatnya.
Hatiku terasa sakit, orang itu… orang yang aku sukai…”
“Oh iya aku baru sadar
ternyata sudah larut malam ya,” sela Da Jung yang menyadari siapa wanita yang In
Ho maksud. Ia tak ingin In Ho mengatakan itu lebih jauh. “Lain kali saja aku
mendengarnya, Ketua Kang.”
Da Jung akan pergi dari
sana tapi In Ho mengejar dan memeluknya dari belakang. Da Jung yang kaget dan
terdiam mematung.
In Ho : “Wanita yang aku
sukai itu adalah kau, Nam Da Jung-ssi.”
Da Jung berlari masuk ke
rumah. Ia tampak linglung dengan apa yang barusan terjadi. Ia akan minum air tapi
airnya habis. Ia pun meminum alkohol sisa minuman tadi. Perasannya campur aduk jadi
aneh setelah pengakuan In Ho padanya. Apa yang terjadi dengan hatinya sekarang.
Ia menyentuh jantungnya yang berdegup.
“Istri anda, apa anda
masih mencintainya?”
Yool membuka piano itu dan
menatapnya sedih.
Flashback
Yool melihat foto-foto
istrinya bersama pria lain (bisa kita lihat kalau di foto itu kakaknya In Ho)
foto itu diambil sebelum istrinya mengalami kecelakaan.
Kecelakaan itu sepertinya
melibatkan istri Yool dengan pria itu. Posisi Na Young berada di sebelah kanan,
sementara yang mengemudi di sebelah kiri. Itu adalah kecelakaan yang merenggut
nyawa Na Young.
Fashback end
Yool keluar dari ruang piano
dan melihat Da Jung duduk tertidur bersandar di meja. Yool dengan suara pelan membangunkan
Da Jung. Ia menyentuh pelan pundak Da Jung, agar Da Jung bangun. Tapi Da Jung
yang mabuk tak juga bangun.
Yool melihat botol minuman
yang isinya habis, “Apa dia meminum semua ini? Nam Da Jung bangunlah!” Tapi Da Jung
tak juga bangun.
Yool menatap sedih Da Jung
yang mengingau menyebut dirinya. “Nam Da Jung… apa yang harus kulakukan padamu?
Pekerjaan rumahku yang sebenarnya adalah kau.” Ucap Yool dalam hati.
Bersambung ke episode 19
Komentar :
Da Jung, sepertinya dia mulai merasakan perasaan yang lain ke PM, tapi disaat hatinya mulai berbunga
Hye Joo seolah mematahkan tangkai bunga yang baru saja mekar itu. hati Da Jung
pun bertambah galau mendengar ungkapan perasaan In Ho.
Hye Joo, dia menyadari
kalau Da Jung mulai menyukai Yool. Tak ingin Da Jung seperti dirinya, ia pun
mengatakan kalau Yool tak akan mudah melupakan mendiang istrinya. Jadi maksud
Hye Joo disini agar Da Jung tak kecewa nantinya.
Kwon Yool, walaupun sering
cek cok jika bersama tapi terlihat jelas kalau dia mengharapkan Da Jung selalu
berada di sisinya.
Kang In Ho, uangkapan
perasaannya yang berani akankah membuat hubungannya dengan Da Jung semakin
dekat, atau malah sebaliknya justru semakin jauh karena hati Da Jung sudah
terisi orang lain.
Jelas terlihat kalau pria
yang ada di foto bersama Park Na Young itu kakaknya In Ho (Kang Soo Ho) In Ho
memang mengatakan kalau kakaknya kecelakaan dengan wanita yang dicintai, apa Na
Young benar-benar menjalin hubungan dengan Kang Soo Ho? Bagaimana kecelakaan
itu bisa terjadi, apakah ketika di dalam mobil, dua orang ini terlibat
percekcokan. Jadi, apakah ketika Da Jung membacakan cerita Hikayat 1001 Malam,
Yool merasa melihat sebagian kisahnya.
Kkk Before Morning Shift Open Onni Blog kkk I Got a Smile and strong kkkkk
ReplyDeleteOnni ° • · ♥·♡ τнänκ чöü ♥·♡ · • °
Lanjut truss yah
Yeeeaayaaayyyy first Comment subuhh iniii
#@__RibkaLisa #Icha #Bighug for duo amazing maker kkkkk Onni Anis & Inda
WOAAAAAHHHH ^^"
DeleteAwalnya biasa aja dengan drama ini, ga sengaja ketonton sekalinya ketagihan,,,seruu cari sana sini yang bikin sinopsis, untung ada postingan mba fanny, akhirnya ketemu deh ma bloknya mba anis......salam kenal mba - icha.
ReplyDeletehihihi kena deh :D
DeleteSebelum sarapan pagi dpt suguhan sinopsis sm mba anis, gomawo mba^^
ReplyDeleteBerharap kecelakaan yg trjadi antara kakak in ho & mendiang istri PM Yool bukanlh ulah PM Yool tapi murni kecelakaan. Semoga kakaknya in ho jg bangun dr komanya. Biar bisa menjelaskan kejadiannya yg srbenarnya.
Akankh di episode 9 pernikahan kontrak da jung sm PM yool kebongkar ya secara reporter sm mentri joon ki mau mmbuka skandal itu...
In ho.. oh in ho... gx nyangka scepet itu menyatakan peraasaan mu pd da jung.
Mb anis & mb inda terima kasih sinopsisnya..
Ditunggu Priview & sinopsis episode 9 nya... gomawo mba^^
amin,
Deletesemoga bisa bangun -> membuat masalah jelas -> membuat in ho berhenti melakukan hal2 yang buruk ke PM
em, sebelum terbongkar pernikahan kontrak, kayaknya bakal ada isu hubungan terlarang deh LOL
kalo in ho masih gini, meskipun dia second male saya gak terpengaruh sama pernyataannya wkwkwkwk
dia bilang suka sama da jung, dia sepertinya tau da jung juga mulai suka PM, terus dia mau ngejahatin PM, kan da jung juga kena efeknya
no, no, no *nyanyi
pagi2 udah muncul part 2nya....ditunggu preview eps 9nya Sista.....
ReplyDeleteWaaaaah udah muncul recapnya. Makasih kak.
ReplyDeletePM bilang PR dia yg sebenarnya itu Dajung. Berarti, PM udah mulai punya perasaan ke Dajung gtu y?? jadi dia bingung menyelesaikan PR-nya.?? Wkkkk~ tapi suka sikap bertanggungjawabnya dia nyempetin diri buat ngecek kabar kesehatan ayah Dajung selama ini, perhatian :-D.
ReplyDeleteHyejo keknya memperingatkan Dajung bukan ngasih tau agar Dajung gak kecewa nantinya deh mbk, menurutku Hyejo memperingtkan Dajung karena Hyejo juga pasti sadar kalau PM sekarang sedikitnya berubah setelah ada Dajung, dia bilang selama 20th kenal PM, PM gak pernah serapi sekarang(?) *k' q berasa ini kata2 nyindir y*XDDD #LoL
mungkin Hyejo menyadari PM bisa saja menyukai Dajung nantinya, dia merasa terancam/cemburu juga sebagai orang yang mencintai PM dan berada didekat PM selama ini tapi gak bisa meluluhkan hati PM, tapi Dajung wanita yang baru datang dikehidupan PM dan hanya menikah kontrak sudah bisa menggoyahkan hati PM. Hehehh
Kalau q jadi Dajung mah pilih In Ho si Misterius Guy :-D. Si PM sadis, tiap hari/minggu(?) musti nulis PR 5halaman. -_-"
¤amrelisha¤
akhirnya lanjutan episode 8nya ada juga.
ReplyDeletemakasih ya mbak anis....
fighting ya mbak
hahaha...... lucu ya lihat pm nungguin da jung
ReplyDeletedi tunggu ep selanjutnya :)
^_^nur
Makasih Чªªªª mbak... Ak selalu menunggu postinganmu...
ReplyDeleteΉ¡Î‰¡¸.•°Î‰¡Î‰¡¸.•°Î‰¡Î‰¡¸.•° (´▽`ʃƪ)
keren keren. Kang In Ho, cintamu mungkin tak terbalaskan oleh Da Jung. karena Tuhan sudah mentakdirkanmu untuk berjodoh denganku. haha
ReplyDeleteditunggu episod selanjutnya yah :D
Gomawo mbak Anis...drakor bikin hr q berwarna sprti drakor ini.....tmbh seru......q tggu eps 9 nya mbak ^_^
ReplyDeleteAku jarang2 suka dengan drama korea, hanya drama tertentu yang dapat menarik hatiku,dan gubrak ! Drama ini telah memikatku dengan storyline dan pemainnya . Sukses buat pembuat sinopsis ini .Di good drama udah keluar episode 9, tapi walaupun sudah nonton , ga afdhol rasanya kalau belum baca sinopsisnya . Ditunggu segera sinopsis ep 9 nya ya. :)
ReplyDeleteHuaaaHhh.. Makin n makin seru aja.. Thx u anis :)
ReplyDelete.Boucye.
Trim's mbak,,,,,tata bahasa nya aku suka.
ReplyDeleteHmm, di part ini yang paling mengagetkanku adalah foto tentang istri PM. Hadeh, mungkin aja Na Young itu dijebak dan kakaknya In Ho itu merupakan tangan kanan PM
ReplyDeletesetelah dipikir2, cerita 1001 malam itu dibuat mirip sama cerita PM. Sang PM terlihat trauma berat hingga insomnia. entahlah, dia berada di situasi dimana ia mengira sang istri meninggal karena selingkuh atau dia berada di situasi dimana ia begitu mencintai sang istri atau mngkin keduanya
ah, semakin pelik semakin bagus
In Ho juga masalah lain bagi hubungan keduanya
ya ya ya, sekian
terima kasih
Putpit
wah yool sudah nunjukin perasaannya tuh kak tanda2 bunga asmara berbunga..... yaitu merindukan dy ketika g ada disisinya hahahahahaha
ReplyDeletewah kak koq aku jadi takut yah kl ntar yool ngira dajung suka ma inho n dy kecewa nganggep dajung kayak mendiang istrinya yg sama pria lain.... salah paham gitu kak ma da jung.... padahal kan di hati dajung cuman ada seorang pria yaitu lee sung gi... eh salah PM yool maksudnya hihihihi
-pu2d-
huhu lebih milih baca sinopsis ini dari pada belajar buat ujian besok. @_@
ReplyDeleteMakin tambah semangat nunggu ni drama oeni hwaiting
ReplyDeletewaahhhh daebaaakk,, gomawo y mbak aniss,, semangat terus y mbakk untuk sinopsis selanjutnya,, :D
ReplyDeleteiiihhh tambah seru yah mbak cerita'y, gomawo mbak ^^
ReplyDeletein ho! fighting!
ReplyDelete