Joo Ri menceritakan pada Bit Na apa yang terjadi di
ruang rapat. Ia benar-benar
kagum dan memuji kalau Miss
Kim sungguh hebat. “Dia bahkan bisa berbahasa Rusia.” Bit Na menilai kalau Miss Kim adalah tipe pekerja
keras.
Joo Ri pun
ingin belajar berbahasa Rusia.
“Eh katanya ekspor kita ke Rusia akan semakin
berkembang tahun depan.”
Bit Na mengamati kalau Joo Ri sungguh tertarik pada
apa yang terjadi di perusahaan. Joo Ri
bilang tentu saja karena siapa tahu
dirinya akan bekerja di perusahaan ini seumur hidup. Tapi lain dengan Bit Na. Bit Na mengatakan ia akan
berhenti bekerja kalau ia menikah nanti. Joo Ri
tanya kenapa Bit
Na membuang pekerjaan yang
diidam-idamkan. Bit Na merasa kalau kerja
kantoran itu bukan karakternya.
Bit Na melihat sepatu yang Joo Ri kenakan, “Kenapa kau memakai sepatu
kets untuk bekerja? kau akan lebih cantik kalau memakai hak tinggi.”
Joo Ri mengatakan kalau sepatu
hak tinggi itu tidak nyaman untuk naik kereta bawah tanah. Bit Na heran bukankah di kereta
bawah tangan ada temapat duduk, bukankan Joo
Ri bisa duduk di kereta.
Joo
Ri berkata ya memang ada
sih, tapi selalu penuh di jam-jam
sibuk. Joo Ri menebak apa Bit Na belum pernah naik kereta
bawah tanah. Bit Na
membenarkan ia belum pernah
naik.
Joo Ri kaget, “Benarkah? kenapa?” Bit Na bilang tak tahu, mungkin karena belum
ditakdirkan untuk menaikinya.
Kyu Jik dan Jung Han pulang bersama. Kyu Jik benar-benar tak mengerti bagaimana Miss Kim bisa melakukannya, “Apa yang dia pikirkan,
bagaimana kalau jadinya malah berantakan?”
Kyu Jik menatap ponselnya, “Karena kita tak punya nomor
ponselnya aku tak bisa menelepon
dan menanyakannya.”
Ia tiba-tiba meninggikan suaranya,
“Kenapa kita tak punya
nomornya? Memangnya dia itu artis.”
Jung Han mengusulkan kenapa
keduanya tidak menemui Miss
Kim saja. Kyu Jik bertingkah sok tak tertarik, “Ah lupakan saja, untuk apa aku melakukannya? Kenapa?
aku tak mau ditampar lagi. Lupakan
saja. Memangnya aku tertarik padanya.”
Tapi pada akhirnya Kyu Jik ikut ke bar Machu Picchu untuk menemui Miss Kim. Suasana disana cukup
ramai ada beberapa pasangan menari
salsa.
Kyu Jik memesan minuman tapi
pesanan itu tak ada di sini. Julisesa menyerahkan daftar menu yang ada di bar. Kyu Jik heran mana mungkin di
bar tidak menyediakan wiski. Jung
Han berbisik pada Kyu Jik, “Apa menurutmu dia orang Korea?” keduanya melihat daftar
menu.
Jung Han melihat Miss Kim keluar dengan dandanan
seksi tersenyum mengecup
pipi-pria yang ditemuinya. Itu
dia. Kedua pria ini terkejut melihat Miss
Kim mencium pipi semua pria
sambil tersenyum. Miss Kim
pun akhirnya melihat keberadaan Jung
Han dan Kyu Jik.
Kyu Jik dan Miss Kim bicara berdua di luar bar. Kyu Jik akan mengatakan maksud
kedatangannya, tapi ia tak sanggup berkata-kata
ketika memandang wajah Miss
Kim. “Jadi.... alasanku
kesini...” Kyu Jik kehilangan kata-kata.
Jung Han heran, “Jadi apa kau tak mengatakan
apa-apa padanya?” Kyu Jik bilang tidak. “Dia sangat bebeda
dibandingkan saat di kantor. Dia benar-benar
wanita yang berbeda.”
Jung Han : “Jadi apa kau benar-benar tak bicara sepatah katapun?”
Kyu Jik : “Tidak juga. Ada
mengatakan sesuatu.”
Flashback
Kyu Jik : “Jadi... aku datang untuk...
memberikan kartu namaku.” (hahaha)
Kyu Jik menyerahkan kartu
namanya pada Miss
Kim, “Kau tak punya kartu namaku
kan?”
Flashback end
Jung Han benar-benar tak menyangka dan memuji kalau insting
penjualan Kyu
Jik memang lain dari yang
lain. Kyu
Jik bilang karena itulah
kenapa ia memberikan Miss
Kim kartu namnya sebagai promosi
penjualan. Jung Han tertawa.
Di bar Miss Kim melamun sambil memegang
kartu nama Kyu
Jik. Ho Boon bertanya apa itu kartu
nama si kepala kubis. Miss Kim
mengiyakan. Ho Boon
kembali bertanya ada apa, “Ini
pertama kalinya teman kerjamu datang kesini. Siapa pria yang di sampingnya. Temannya?
mereka kutub yang berlawanan.”
Miss Kim setuju pendapat Ho Boon kalau kedua pria itu
kutub yang berlawanan. Yang satu anak kecil yang satunya lahir seperti anak domba yang
penurut. Ho Boon
merasa kalau si kepala kubis itu lebih menyukai Miss Kim
dari pada si penurut. “Kenapa
tidak kau kejar saja dia, dia cukup cute.”
Miss Kim berpesan kalau mereka
datang lagi katakan saja kalau dirinya tak ada. “Dan juga, apa menurutmu si kepala kubis itu
cute? Ah yang benar saja.”
Pagi-pagi buta Kyu Jik terbangun karena dering
ponselnya. “Siapa
kau bicara kotor padaku pagi-pagi
begini?” Kyu
Jik langsung terbangun
begitu menyadari siapa yang menelepon, “Sarashiva?”
Pagi-pagi Kyu Jik segera menuju kantor.
Disana sudah ada Jung
Han dan beberapa pegawai
lain yang disuruh berangkat
pagi sekali. Kyu Jik
bertanya ada apa,
bukankah penandatanganan kontrak dengan Sarashiva seharusnya
dilakukan pukul 3 sore.
Jung Han memberi tahu kalau Sarashiva harus segera
melakukan penerbangan pagi ke Rusia
karena ada sesuatu di kantor sana. Kyu
Jik tanya lagi jam berapa Sarashiva akan datang
kesini. Jung Han
berkata kalau kita sudah mengatakan semuanya
akan siap pada pukul 9. Kyu Jik
ngedumel kesal, “ah
dia selalu seenaknya saja.”
Jung Han yang sedang membereskan
dokumen bertanya dimana fakturnya. Kyu Jik
tak mengerti bukankah faktur itu diletakan
bersama dokumen-dokumen
yang ada. Jung
Han bilang kalau fakturnya
tak ada diantara
dokumen. Kyu Jik
ingat kalau Bit
Na yang memegang faktur itu
sebelum rapat dan meletakannya ditumpukan dokumen itu.
Jung Han teringat insiden Bit Na yang jatuh menabrak Joo Ri dan tumpukan dokumen itu kemungkinan
ikut terbawa ke lemari penyimpanan. Kunci
lemari itu ia serahkan pada Joo
Ri.
Jung Han : “Saat dia tersandung itu
pasti tercampur dengan dokumen lain dan masuk ke lemari perlengkapan.”
Kyu Jik : “dimana kunci lemari perlengkapannya?”
Jangan khawatir
kata Jung Han akan mengambil kunci
itu di laci penyimpanan tempat Joo
Ri menyimpannya. Tapi kunci
itu tak ada disana. “Seharusnya
ada disini?”
Jung Han panik.
Usai mandi Joo Ri menerima telepon dari Jung Han, “Manajer Moo kenapa kau meneleponku
pagi-pagi sekali? Oh kunci
lemari perlengkapan?
Bit Na yang terakhir kali menggunakannya. Katanya
dia akan meletakannya kembali. Apa? tak ada disana?”
Bit Na di kamarnya tengah
mengeringkan rambut. Karena alat pengering rambut ia tak mendengar suara panggilan
teleponnya.
Kyu Jik yang terus-menerus mencoba
menghubungi Bit
Na menahan cemas. Para pegawai
lain pun sudah datang. Mereka
ikutan cemas.
Min
Goo masuk ke ruangan memberi tahu kalau semua tukang kunci di wilayah ini
sedang berada di Yeouido. Kyu Jik tanya untuk apa mereka semua ada disana.
Young Shik mengatakan kalau disana ada 700 kompleks apartemen keluarga yang
sedang memasang sistem kartu kunci baru. Jadi mereka tak akan ada yang datang
kesini untuk melakukan hal sepele.
Tiba-tiba
terdengar sahutan Bitna menjawab telepon. Loadspeaker ponsel Kyu Jik
diaktifkan. “Bitna…!” sahut mereka bersamaan.
Bitna
berjalan santai keluar dari rumah menuju mobilnya. “Kunci lemari perlengkapan?
Ya ada padaku.” ucap Bitna mengambil kunci yang dimaksud dari tasnya. Ia
mengatakan kalau dirinya sedang dalam perjalanan menuju kantor.
“apa?
daerah Nambu?” Young Shik melihat jam tangannya. Bong Hee juga sama, ia melihat
jam tangannya. Young Shik merasa kalau Bitna tak akan bisa sampai tepat waktu
karena lalu lintas di kawasan itu sangat padat.
Jung
Han berbicara pada Bitna, “Bitna kau harus naik kereta bawah tanah agar sampai
disini pukul 9.00.”
Bitna
: “Kereta bawah tanah?”
Kyu
Jik tanya apa Bitna bisa melakukannya. Bitna menjawab tentu saja, tak ada yang
sulit untuknya.
Bitna
sampai di stasiun kereta bawah tanah. Ia bangga melihat kartu penumpang yang
dibawanya hehehe. Ia melihat orang-orang yang berlalu-lalang masuk dan keluar
lewat pintu.
Bitna
akan masuk melewati pintu masuk sambil meletakan kartu tapi terdengar suara
mesin itu berbunyi meminta Bitna memindai kembali kartunya. Bitna pun pindah ke
mesin pemindai sebelahnya. Sama, terdengar suara meminta Bitna untuk memindai
ulang kartu. Pintu tak bisa dilewati olehnya.
Bitna
heran, apa memindainya harus pelan-pelan. Ia pun mendekatkan kartunya ke mesin
pemindai sepelan mungkin. Tiba-tiba ada seorang pria yang akan lewat, ia
menegur Bitna, “Ini pintu keluar!” sahutnya. Wakakakaka.
Bitna
pindah ke pintu sebelah, sekali saja kartunya ia dekatkan ke mesin pemindai,
pintu terbuka.
Joo
Ri yang juga dalam perjalanan menuju kantor berlari secepat mungkin di stasiun
kereta bawah tanah. Sambil berlari menelepon Jung Han, “Manajer Moo, apa anda
bisa menghubungi Bitna?” ia tersenyum lega mendengar Jung Han berhasil
menghubungi Bitna.
Tapi
langkah Joo Ri langsung terhenti begitu mendengar sesuatu, “Jadi dia naik
kereta bawah tanah. Apa? Dia pingsang?”
Di
Y-Jang, Kyu Jik menahan nafas cemas.
Terdengar
Jung Han yang masih berbicara dengan Joo Ri di telepon, “Ya, itu pengalaman
pertama dia naik kereta bawah tanah. Dia pingsan dan sekarang berada di stasiun
Gangnam. Joori, kau ada si Stasiun Nakseongdae, kan? Pergilah ke stasiun Gangnam
dan bawa kuncinya kesini!”
Joo
Ri sampai di stasiun Gangnam, ia masuk ke ruangan informasi di stasiun itu. Disana
ia terkejut melihat Bitna terkapar pingsan. Petugas mengeluh, selama tujuh tahun ia
bekerja di stasiun, ia sudah banyak melihat orang muntah, tapi dia (Bitna) yang
pertama pingsan. Joo Ri minta maaf ke petugas.
Joo
Ri berusaha membangunkan Bitna yang pingsan. Bitna perlahan membuka matanya. Ia
perlahan bangun, “Joo Ri, aku hampir saja mati. Ada apa dengan hari ini? Begitu
banyak orang yang memadati kereta…” Joo Ri yang tahu kondisi kereta yang penuh
sesak meminta Bitna jangan memabhas itu dulu. Dimana kuncinya, tanya Joo Ri.
“Kunci?
Tadi ada di tanganku.” Bitna melihat tangannya kosong. “Dimana ya?” Bitna
celingukan. Dan munculah si kunci itu tersangkut di rambut panjangnya Bitna.
Jung
Han yang ada di kantor kaget mendengar kuncinya nyangkut di rambutnya Bitna,
tidak mau lepas pula.
Joo
Ri bingung harus bagaimana, “Aku sudah menyarankan untuk memotong rambutnya
tapi dia tidak mau.”
Jung
Han melihat jam dinding, sudah pukul 8.20. Tiba-tiba Direktur Hwang datang, “Ada
apa ini? Kenapa dokumen penting diletakan dalam lemari perlengkapan?” bentak Dir
Hwang marah. “Siapa yang memegang kunci lemari perlengkapan?”
Kyu
Jik mengatakan kalau Jung Joo Ri sedang dalam perjalanan membawa kunci itu
kesini. Direktur tambah marah, “Lagi-lagi dia?” Jung Han berusaha menjelaskan
kalau itu bukan kesalahan Joo Ri. Direktur tak mau mendengar, ia mencemaskan
perusahaan yang akan kehilangan transaksi besar tanpa dokumen itu. “Kalau Jang Joo
Hee tidak datang pada waktunya, pecat dia!”
Joo
Ri yang mendengar itu lemas. Jung Han pun meminta Joo Ri agar membawa Bitna cepat
sampai kantor jam 9.00. Joo Ri menyanggupinya, ia tak ingin kehilangan
pekerjaannya. “Baik Manajer Moo, bila perlu saya akan memasukkan dia ke tas
saya.” Bitna melongo terkejut.
Semua
pegawai pemasaran dan penjualan membuka laptopnya. Mereka mengaktifkan rute
perjalanan yang harus Joo Ri lalui. Mereka mencari jalan supaya Joo Ri sampai
di kantor tepat waktu.
Kyu
Jik yang panik bertanya, “Rute mana yang paling sedikit melakukan transit?”
“Dari
stasiun Gangnam kesini, paling sedikit dua kali transit.” jelas Young Shik.
“Perkiraan
waktunya?” tanya Kyu Jik.
“Jika
mengambil rute itu, akan memakan waktu sekitar 34 menit.” sambung Min Goo.
Kyu
Jik menilai itu akan lebih lama karena Joo Ri dan Bitna akan berjalan dari
stasiun ke kantor. Bong Hee menyahut kalau mereka berdua bisa naik bis nomor
4011 di stasiun Sadang. Karena bis menggunakan jalur khusus mereka bisa sampai
kesini dalam 28 menit.
Joo
Ri memasang earphone di telinganya sebagai penghubung komunikasinya dengan
rekan-rekannya di kantor. Ia juga mengencangkan tali sepatunya, mengikat
rambutnya, dan menyelampang tasnya.
“Dimana
Miss Kim?” tanya Kyu Jik karena disaat genting seperti ini satu pegawainya
belum hadir.
“Kita
tak punya nomor ponselnya.” sahut Kyung Woo.
“Ah….
Mereka kesal…
“Kalau
begitu, kita lakukan dengan cara kita.” ucap Kyu Jik.
Joo
Ri mengambil sapu tangannya. Ia meraih tangan Bitna dan mengikatnya dengan sapu
tangan yang ia bawa. Bitna terkejut tak mengerti, untuk apa itu? Joo Ri
mengingatkan Bitna, kalau mulai sekarang tak ada yang namanya rengekan atau pun
pertanyaan, Ikuti saja dirinya dan bertahanlah.
Joo
Ri langsung lari menarik Bitna yang larinya kocar-kacir. Joo Ri sekuat tenaga
berlari secepat mungkin. Bitna berteriak ketakutan. (Backsoundnya Mission Imposible
hahaha)
Di
Y-Jang, Oh Ji Rang memberi tahu Joo Ri jalan pintas tercepat, gunakan pintu 6-1,
itu tempat terdekat ke halte transit. Joo Ri mengerti dan langsung menarik Bitna
secepat kilat. Keduanya sudah masuk ke kereta, dan bergerak maju mengikuti
arahan dari mereka yang di Y-Jang.
Kyu
Jik tanya berapa banyak waktu yang mereka miliki. Mereka melihat jam dinding,
30 menit lagi.
Di
dalam kereta penuh sesak. Bitna sampai terhimpit sana-sini. Jung Han berteriak
memberi tahu Joo Ri, “Kalau kau naik bis ini selanjutnya, kau bisa tiba disini pukul
8.50.”
Joo
Ri langsung bergerak menuju pintu. Ketika kereta berhenti dan pintu terbuka, Joo
Ri langsung lari keluar tetap menarik Bitna yang kepayahan.
Keduanya
sampai di luar dan segera naik bis. “Kami sudah di bis.” ujar Joo Ri memberi
tahu mereka yang di kantor.
Horeeeeee
mereka bersorak kegirangan.
Bitna
yang kepayahan duduk di bangku bis. Joo Ri yang juga ngos-ngosan melihat di bis
itu ada Miss Kim yang duduk santai sambil memejamkan mata, “Sunbae-nim!” Joo Ri
terkejut senang. Miss Kim membuka matanya dan melihat ada Joo Ri dan Bitna
disana.
Joo
Ri menyarankan lebih baik Bitna memotong rambut dimana kunci itu tersangkut.
Tapi Bitna menolak, “Siapapun tak boleh memotong rambutku.” Joo Ri tanya lalu
bagaimana, karena kuncinya tak bisa lepas dari rambut Bitna. Tapi Bitna tetap
menolak, tak boleh ada yang memotong rambutnya. Tiba-tiba Pak supir ngerem
mendadak.
Jung
Han yang menerima kabar dari Joo Ri terkejut bukan main, “Apa?” Ia berbalik
menatap yang lainnya, “Supir bis-nya mengalami diare.” (wakakakakaka) Kyu Jik
pusing memegang kepalanya, ia melihat jam dinding, jam 9 kurang 20 menit.
Joo
Ri dan penumpang lainnya memohon pada Pak supir untuk terus mengemudi. Diantara
para penumpaang juga ada yang terburu-buru karena akan melakukan wawancara
kerja, mereka memohon. Tapi pak supir sudah tak tahan lagi, ia sudah menahannya
sejak tadi pagi. Pak supir pun langsung ngacir keluar memagangi perut dan pantatnya.
(wakakak jadi inget sama Reporter Byun di PMAI wakakaka) Joo Ri terduduk lemas,
“Bagaimana ini. Tamatlah riwayat kita. Bitna rambutmu akan dipotong dan aku
akan dipecat.”
Miss
Kim memakai sarung tangan dan kaca mata hitamnya, ia berjalan ke depan, ke
tempat kemudi. Ia kemudian menunjukan kartu anggota Supir bis. Miss Kim si Supir
Bis. “Kembalilah ke tempat duduk kalian!”
Joo
Ri dan Bitna melongo.
“Cepat!”
perintah Miss Kim. Mereka pun segera duduk ke bangku masing-masing.
Miss
Kim pun mangambil allih kemudi bis. Laju jalannya cepat. Bener-benar gesit deh.
Cepet banget sampai penumpang terpukau lah.
Bis
sampai di halte dimana Joo Ri dan Bitna turun. Miss Kim akan turun juga, tapi
penumpang lain meminta Miss Kim mengantar mereka sampai ke tujuan. Miss Kim pun
kembali ke kursi supir. Joo Ri bertanya apa Miss Kim tak ikut turun. Miss Kim
berkata kalau hari ini ia akan terlambat masuk kantor. Miss Kim pun melanjutkan
menyupir bis mengantar penumpang lain. Joo Ri dan Bitna pun segera lari menuju
kantor yang sudah dekat.
Pukul
9 kurang 3 menit lagi. Mereka sudah cemas menunggu sambil berusaha sekuat
tenaga untuk membuka lemari perlengkapan. Tapi tetap saja lemari itu tak bisa
terbuka. Palu, obeng dan perlengkapan lain sudah dicoba tapi tetap tak bisa
membukanya.
“Ini
kuncinya ada disini!” teriak Joo Ri berlari sambil menarik Bitna.
“Joo
Ri-ssi..!” seru Kyung Woo mengambil gunting dan tes…. Tanpa ba bi bu dia
langsung menggunting rambut Bitna yang mati-matian tak mau digunting. Bitna
terdiam melongo melihat rambutnya digunting.
Penandatanganan
kontrak pun berhasil dilaksanakan dengan Sharasiva. Sharasiva pamit akan
kembali ke rusia. Kyu Jik mengucapkan salam perpisahan menggunakan Bahasa Rusia.
Miss
Kim sampai di depan kantor ketika Sharasiva baru saja pergi. Dir Hwang heran
melihat Miss Kim datang terlambat. Miss Kim minta maaf. Dir Hwang tambah heran
kenapa akhir-akhir ini semua orang datang terlambat. Dir Hwang pun masuk lebih
dulu. Miss Kim menoleh sejenak menatap Kyu Jik, tanpa menyapa ia langsung masuk
ke kantor.
Kyu
Jik bicara berdua dengan Bitna di dekat tangga, ia menegur Bitna, “Apa bekerja
di kantor itu hanya main-main untukmu?” Bitna menunduk minta maaf. Kyu Jik
berkata kalau Bitna bekerjanya seperti ini lebih baik berhenti saja karena
disini bukanlah taman bermain. Bitna menunduk kembali meminta maaf.
Kyu
Jik terus menyalahkan Bitna, “Hampir saja kehilangan kontrak besar. Itu gara-gara
kau dan rambut bodohmu, kau bisa potong rambutmu dan mengeluarkan kuncinya.”
“Oppa,
kau suka rambut panjang.” sahut Bitna tak memanggil Kyu Jik dengan sebutan
manajer. “Karena kau aku tak memotongnya. Aku tak bisa karena kau menyukai wanita
rambut panjang.” Kyu Jik mengingatkan kalau disini tempat kerja jadi hentikan
bicara hal seperti itu. Bitna masih ingin ia dan Kyu Jik memulai hubungan
mereka kembali. Kyu Jik menegaskan Bitna
jangan pernah mengungkit masalah ini lagi disini. Bitna bertanya apa Kyu Jik
menyukai orang lain.
Miss
Kim terlihat tengah mengepel lantai didekat tangga dimana Kyu Jik dan Bitna
bicara.
Waktu
menunjukan pukul 6 sore. Tapi Miss Kim terus bekerja, Pegawai tim penunjang
heran karena biasanya begitu pukul 6 tepat Miss Kim akan langsung pulang.
Kenapa dia belum pulang? tanya Kyung Woo. Ga tahu jawab Tn Go.
Dir
Hwang pamitan akan pulang lebih dulu. Tapi ia berbalik, “Jang Joo Hee-ssi,
mulai hari ini kau tak boleh terlambat lagi!” tegur Dir Hwang. Joo Ri mengerti.
Jung Han berusaha meluruskan kalau nama Joo Ri itu bukan Jang Joo Hee tapi Jung
Joo Ri. Dir Hwang terkejut, benarkah? Joo Ri juga tersentuh nih Jung Han membelanya.
Miss
Kim akhirnya akan pulang juga. Ia permisi pulang, keterlambatannya yang 14
menit 20 detik sudah ia tebus. Jung Han berkata kalau kerja Miss Kim sudah
bagus. Miss Kim pun permisi. Tn Go terkesan ternyata Miss Kim orang yang akurat
juga.
Joo
Ri menyusul memanggil Miss Kim, “Sunbae-nim… terima kasih. Kapan kau belajar
mengemudi bus? Kau tinggal dimana? Kita naik bus yang sama, kau pasti tinggal
di sekitar Nakseongdae atau Sillim?” Miss Kim diam saja dan terus berjalan.
Joo
Ri : “Kau selalu memakai sanggul itu terus atau kau menggantinya setiap hari?
Kalau kita tinggal di daerah yang sama, apa kau mau pergi belanja bersamaku?”
Miss
Kim menghentikan langkahnya dan berkata kalau ia tak pergi belanja. Hanya pakaian
ini saja yang ia perlukan dimedan perang. Sebelum pergi, Miss Kim berkata kalau
hari ini Joo Ri sudah bekerja dengan baik. Joo Ri senang sekali menerima pujian
dari Miss Kim dan kembali menyusul tapi Miss Kim berbalik memperingatkan Joo Ri
jangan mengikutinya.
Miss
Kim berada di tepi jalan, ia akan menyebrang. Kyu Jik menghampirinya, “Hei Kim-ssi,
kudengar pagi ini kau mengendarai bus. Wah kau juga bisa mengendari bus?”
Miss
Kim tanya apa yang ingin Kyu Jik katakan padanya. Kyu Jik mengatakan kalau
kejadian di taman malam itu, apa yang Miss Kim pikirkan. Miss Kim berkata kalau
ia tak memikirkan apa-apa.
Kyu
Jik terkejut, “Kita berciuman….ciuman. Bukankah kau seharusnya marah, kesal
atau mungkin senang begitu? Seharusnya ada sedikit respon emosiaonal. Kau itu
kan bukan patung. Kenapa kau tak merasakan apa-apa?”
Miss
Kim menoleh menatap Kyu Jik, “Saya tak tertarik untuk menafsirkan kejadian
konyol yang berasal dari keingintahuan kekanak-kanakan anda.”
Kyu
Jik : “Apa? Keingintahuan kanak-kanak? Benarkah? Bagaimana dengan kejadian di
bar? Kau memakai pakaian yang potongannya serendah ini dan mencium semua pria
disana. Jadi apa karena itu ciumanku malam itu bukanlah ciuman sungguhan
bagimu?”
Miss
Kim menilai pembicaraannya dengan Kyu Jik ini hanya membuang waktunya. Ia
permisi akan pulang. Miss Kim akan menyebrang jalan tapi Kyu Jin menarik
tangannya. Ia akan mentratir Miss Kim makan malam.
Kyu
Jik pun sadar kalau sudah memegang tangan Miss Kim, ia perlahan melepas tangan
Miss Kim. “Sejak ciuman saat itu, aku jadi penasaran padamu. Aku ingin tahu kenapa
kau sampai belajar mengoperasikan eskavator dan mengendarai bus. Aku ingin tahu
kenapa kau mempunyai begitu banyak sertifikat. Aku ingin makan malam denganmu,
minum kopi denganmu, dan mengobrol denganmu.”
Miss
Kim mengingatkan kalau 3 bulan lagi, ia tak akan ada di perusahaan ini lagi. “Simpan
saja pergaulan anda itu untuk pegawai tetap seperti anda.” Miss Kim pun berlalu
dari sana, dia menyebrang jalan.
Kyu
Jik berteriak, “Kita bahkan berciuman, makan malam itu tak akan membunuhmu. Kau
punya kartu namaku kan? Telepon aku!” Dari kejauhan Jung Han melihat apa yang Kyu
Jik lakukan.
Jung
Han berkunjung ke Macchu Picchu sendirian. Ho Boon terkejut melihat Jung Han
dan menyapa Jung Han dengan sebutan Manajer Lembek. Ho Boon tanya apa
kedatangan Jung Han kesini untuk bertemu Miss Kim, tapi hari ini Miss Kim tak ada.
Ia mengatakan kalau bar-nya juga belum buka. Jung Han tahu itu karena sekarang
baru jam 6 lewat.
Jung
Han ingin menanyakan beberapa hal tentang Miss Kim. Apa anda ibunya Miss Kim.
Ho Boon tertawa ia menjawab kadang-kadang iya, kadang-kadang juga bukan. Jung Han
tak mengerti maksudnya. Ho Boon kemudian bertanya apa yang ingin Jung Han
ketahui.
Miss
Kim sampai di kamarnya, ia melepas jepit rambut yang menjadi sanggulnya. Ia
meletakannya di meja dan terus menatap benda itu.
Flashback
Dulu,
Miss Kim bekerja disebuah bank. Rambutnya terurai panjang dan cantik. Ia melirik
ke pegawai pria yang ia sukai. Pegawai pria itu menoleh pada Miss Kim. Miss Kim
tersenyum malu. Tapi tiba-tiba ia bereterak karena rambut panjangnya tertarik
ke mesin penghitung uang. Hahaha.
“Kim
Jum Sun apa yang kau lakukan?” tegur Manajer. Manajer mengomeli Miss Kim, “Kau
kesini itu untuk bekerja apa untuk peragaan busana?”
Pegawai
wanita senior yang ada disana (sebut saja Ny Jin) menggantikan Miss Kim meminta
maaf. Ia akan bicara dengan Miss Kim. Ny Jin menatap marah meminta Miss Kim
ikut dengannya.
Ny
Jin menyisir rambut Miss Kim dan memakaikan jepit rambut. Miss Kim menolak
karena ia akan terlihat jelek kalau rambutnya diikat ke belakang. Ny Jin
berkata memangnya siapa yang peduli pada penampilan Miss Kim di medan perang.
Ia kesal karena Miss Kim selalu saja membuat masalah. “Bagaimana kau akan
membuat Won menyukaimu jika kau terus seperti ini?”
Miss
Kim terkejut Ny Jin mengetahui kalau ia menyukai Won Joo Hwan. Ny Jin bilang
mana mungkin orang lain tak tahu karena Miss Kim memperlihatkannya dengan jelas
kalau Miss Kim menyukai Won Joo Hwan. Ny Jin terus merapikan rambut Miss Kim
seperti seorang ibu merapikan rambut putrinya.
Flashback
end
Jung
Han pun tahu dari Ho Boon kalau Miss Kim pernah bekerja di bank. Ho Boon memberi
tahu kalau Miss Kim sudah bekerja di bank cukup lama dan sudah memiliki posisi
tetap. Jung Han heran, lalu kenapa Miss Kim berhenti bekerja di bank. Ho Boon
berkata kalau Miss Kim dipecat dari sana dan membuat Miss Kim trauma dengan
pengalaman itu.
Julisesa
bicara pada Ho Boon menggunakan bahasa Prancis (kayaknya). Ia mengingatkan Ho Boon
untuk berhenti menceritakan hal itu pada orang lain karena Miss Kim akan marah.
Ho Boon berkata kalau Jung Han ini sepertinya pria yang baik, jadi tak masalah
menceritakan hal itu.
Ho
Boon pun meminta Jung Han untuk merahasiakan apa yang baru saja ia katakan.
Jung Han mengerti ia akan merahasiakannya.
Semua
orang terluka saat di medan perang. Bagi sebagian orang, luka itu mungkin cinta
yang membrikan mereka harapan untuk hari esok.
Bitna
berada di kamarnya menatap foto kebersamaan dirinya bersama Kyu Jik.
Bagi
sebagian lagi, itu bisa menjadi penyemangat bahwa mereka masih bertahan esok
hari.
Joo
Ri sampai di rumah kontrakannya. Ia merebahkan tubuhnya melepas lelah. Ia
menerima telepon dari ibunya. Ia mengatakan kalau hari-harinya seperti biasa
yang ia lalui sebelumnya.
Miss
Kim masih berada di kamarnya mengeluarkan kartu nama Kyu Jik dari saku bajunya.
Tapi kemudian Miss Kim membuang kartu nama Kyu Jik ke tempat sampah.
Dan
bagi yang lainnya, mungkin itu menjadi harapan supaya tak dibodohi lagi.
Keesokan
harinya terlihat orang-orang berlalu-lalang menuju tempat kerja mereka. Salah
satunya Kyung Woo yang akan berangkat bekerja menggunakan kereta bawah tanah.
Ia tampak tergesa-gesa supaya tak terlambat.
Di
dalam kereta, Tn Go sudah ada disana duduk sambil memejamkan mata.
Di
gerbong kereta lain, Bong Hee, Da Ra dan Ji Rang juga menuju tempat kerja
mereka. Dalam perjalanan di kereta Bong Hee terus makan, ia bertanya bagaimana
kencan buta Da Ra semalam.
Bitna,
yang masih menggunakan kendaraan pribadi untuk berangkat bekerja meminta supir
untuk berhenti. Supir heran karena mereka belum sampai. Bitna bilang kalau ia
akan turun disini saja dan selebihnya ia akan jalan kaki.
Apapun
lukanya, sedalam atau separah apapun, kita terus muncul dihari kerja
berikutnya.
Kyu
Jik yang melihat Miss Kim memanggilnya, “Kau tak pernah menelepon. Apa kau
kehilangan kartu namaku?” Miss Kim menjawab ya. Kyu Jik bertanya lagi apa Miss Kim
sudah memikirkan apa yang ia katakan, “Tentang perasaanmu atas kejadian di
taman.” Miss Kim berkata kalau ia memikirkan hal itu. Kyu Jik terlihat senang
mendapat respon dari Miss Kim.
Miss
Kim : “Dan kesimpulannya adalah seperti bertabrakan dengan lalat.”
Kyu
Jik tak mengerti, “lalat?”
Miss
Kim : “Ya. Tak ada alasan untuk marah, kesal, atau senang terhadap lalat kecil
yang kebetulan mendarat di bibir saya selama sekian detik.”
“Lalat.”
ucap Kyu Jik tak percaya. “Lalat?” Kyu Jik mulai emosi.
Miss
Kim membenarkan, “Saya memutuskan untuk mengartikannya sekecil lalat yang
mendarat di bibir saya dalam sekejap mata.” Miss Kim permisi.
Kyu
Jik tak terima disebut lalat, “Berhenti kau disana!” teriak Kyu Jik. Ia mengejar
Miss Kim dan ngomel-ngomel, Jika aku lalat maka kau adalah tiang telepon. Aku juga
tak sengaja menabrak tiang telepon.” Tapi Miss Kim berlalu saja mengabaikan
ocehan marah Kyu Jik.
Jung
Han yang melihat keributan itu menarik tubuh Kyu Jin dan mengingatkan kalau ini
tempat kerja. Kyu Jik terus mencak-mencak, “Aku tak tahu apa yang sudah aku
pikirkan. Kau dan sanggul bodohmu itu. Siapa juga yang tertarik dengan anjing
liar sepertimu?”
Miss
Kim cuek, ia masuk ke dalam lift untuk menuju ruangan kerja tim penunjang.
Bersambung ke episode 6
akhirnya sdikit demi sedikit masa lalu miss kim terkuak
ReplyDeletelanjutkan nuna
hwating ....
tetep smangat bikin lnjutanya. suka banget ma drama ini. makasih. hani :)
ReplyDeleteMbak. Sinopsis prime minister and i episode 10 bukan mbak lagi yang nulis ya....
ReplyDeletelanjutannya kapan mba? pengen bgt cepet baca lanjutannya.
ReplyDelete