Thursday 30 January 2014

Sinopsis Prime Minister and I Episode 14 Part 2

Ketiga Reporter berkumpul di restouran. Reporter Byun berterima kasih karena Boss Go dan Hee Chul sudah mentraktirnya makan. Ia heran kenapa Boss Go dan Hee Chul tiba-tiba baik padanya. Boss Go balik bertanya apa maksud Reporter Byun dengan tiba-tiba, “kami sudah lama ingin makan bersamamu. Benar kan, Hee Chul?”


“Tentu saja.” sahut Hee Chul. “Apa kau menyukai usus sapi, makanlah yang banyak!”
Reporter Byun melihat ada gelagat yang aneh pada kedua rivalnya ini. “Apa mungkin, kalian menemuiku untuk mencari tahu tentang Sekretaris Seo yang sekarang bekerja pada Park Joon Ki? Apa itu karena aku dekat dengan Park Joon Ki. Scandal News kan selalu mencari berita tentang hubungan gelap.”

Boss Go tak mengelak sama sekali, seperti yang ia harapkan ternyata Reporter Byun cepat menyadari maksudnya. “Sekretaris Seo dan ketua Park Joon Ki, mereka memiliki hubungan khusus kan?”

“Wah aku kurang tahu.” sahut Reporter Byun. Ia kemudian tertawa kalau dirinya tak boleh mengatakan apapun. Boss Go mendesak, “Ayolah, bukankah kita harus saling membantu. Mereka memiliki hubungan yang khusus kan?”

Reporter Byun : “Hmmm itu… itu no comment… (hahaha) terlibat dalam hubungan pribadi orang lain itu tak sesuai dengan karakterku sebagai wartawan politik kelas dunia.”
Hee Chul menebak apa jangan-jangan Reporter Byun ini sebenarnya tidak tahu apa-apa. “Benar kan? Kau juga bohong tentang kedekatanmu dengan Park Joon Ki kan? Kau pasti hanya menjilat Ketua Park Joon Ki, agar kau bisa mendapatkan keuntungan, iya kan?”
Reporter Byun tertawa, “ah yang benar saja, apa maksudmu?” Reporter Byun mulai kesal dan akan memukul Hee Chul dengan sendok tapi Boss Go melerai keduanya. Ia menenangkan reporter Byun dan meminta keduanya jangan bertengkar, bukankah mereka ini sama-sama wartawan.
Boss Go bertanya apa Reporter Byun tahu sesuatu tentang hubungan Sekretaris Seo Hye Joo dengan Ketua Park Joon Ki. Reporter Byun berkata kalau dari yang ia lihat antara ketua Park Joon Ki dan Seo Hye Joo tidak memiliki hubungan khusus. “Seo hye joo, dia adalah mata-mata Park Joon Ki.”

Boss Go terkejut, “Mata-mata?”
Seo Hye Joo berada di ruangan Park Joon Ki sendirian. Ia membuka-buka dokumen yang ada di meja kerja Joon Ki. Ia jelas mencari sesuatu, informasi gitu lah.
Hye Joo membuka salah satu map dan disana ada dokumen tentang hasil penyelidikan kondisi lingkungan yang ditinjau ulang oleh Perdana Menteri. Ia heran bukankah ini dokumen pelengkap yang ada di kantor perdana menteri, kenapa dokumen ini bisa ada disini. Ia pun menebak pasti In Ho yang melakukannya. “Ketua Kang kenapa kau melakukan ini?”

Di map yang sama dibalik dokumen itu ada identitas seseorang, Kang Soo Ho. Hye Joo penmasaran siapa Kang Soo Ho, ia berusaha mengingat-ingat. Tiba-tiba ada yang membuka pintu depan. Buru-buru Hye Joo merapikan kembali dokumen itu.
Park Joon Ki masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Hye Joo ada disana. Ia heran melihat Hye Joo yang datang lebih pagi.
Hye Joo memberi tahu kalau ia sudah menyiapkan jadwal dan semua berkas yang diperlukan dalam rapat sekretaris senior. Joon Ki mengucapkan terima kasih, Hye Joo permisi keluar ruangan.
Hye Joo kembali ke meja kerjanya. Ia penasaran dengan biodata pria yang bernama Kang Soo Ho tadi. “Kang Soo Ho, dia itu kan Psikiater-nya Na Young. Kenapa dia mempunyai profil Kang Soo Ho? Kang Soo Ho… Kang In Ho.” Hye Joo terkejut dengan tebakannya.
Untuk memastikan kecurigaannya ia pun membuka kembali data-data resume Kang In Ho yang masih ia simpan. Disana tertulis bahwa In Ho memiliki saudara laki-laki bernama Kang Soo Ho.

Hye Joo kemudian ingat pembicarannya dengan Joon Ki. Saat itu Joon Ki bertanya padanya apa dirinya pernah mendengar rumor mengenai Na Young yang mencintai pria lain. “Pria itu, apa saudaranya Ketua Kang?” tebak Hye Joo.
Da Jung dan Yool menjenguk ayah di rumah sakit. Ayah heran kenapa keduanya datang bersamaan, ia jadi tak enak dengan Yool yang pasti sibuk sekali. Yool berkata kalau ia ingin bermain Go-stop dengan ayah. (main kartu hehe) ayah tentu saja senang.

Tapi menurut ayah disaat seperti ini akan menyenangkan kalau mereka minum segelas soju. Da Jung langsung mendelik ke ayahnya. Ayah langsung meralat kalau ia hanya bercanda.
Yool menuangkan jus jeruk untuk ayah. Ayah juga gantian menuangkan jus itu ke gelas Yool. Keduanya bersulang, srupuuuttt aduh enak banget kayaknya. Da Jung senang melihat keakraban keduanya.
Ayah berkata kalau jus ini lebih enak daripada soju karena dituangkan oleh menantunya. Yool pun berjanji kalau ia akan menuangkan minuman setiap hari untuk ayah. Ayah heran apa Yool akan datang ke sini setiap hari. “Ya ampun ternyata perdana menteri kita ini punya banyak waktu luang.”

Yool bilang bukan begitu, dalam waktu dekat ini ia ingin mengajak ayah untuk tinggal bersamanya. Da Jung dan ayah terkejut mendengar rencana Yool. Yool merasa kalau seharusnya ia melakukan hal ini sejak dulu, tapi karena banyak sesuatu hal ia tak bisa segera membuat keputusan. Setelah ia mendapatkan rumah sakit yang sesuai untuk ayah, ia ingin ayah tinggal bersamanya. Kedatangannya kali ini pun sengaja untuk menyampaikan itu pada ayah.
In Ho dan Na Young bicara berdua. Na Young menjelaskan tentang kejadian setelah kecelakaan. Setelah keselakaan ia sendiri tak ingat bagaimana dirinya hidup. “Aku tak ingat siapa diriku dan kebingungan. Aku akhirnya mengingat siapa diriku karena mendengar suara tangisan bayi. Bayiku….” Air mata Na Young menetes, “Bayiku yang malang, apa yang kulakukan padahal aku punya Man Se?”

In Ho : “Saat itu kau bisa kembali, tapi kenapa…”
Na Young menyela, “Karena aku tahu bahwa Soo Ho dalam human vegetable (keadaan dimana seseorang tak bisa melakukan kemampuan fisik atau mental) aku minta maaf dan malu mengatakan ini. Tapi jika saja Soo Ho mati ketika kecelakaan itu terjadi aku mungkin bisa kembali. Tidak. Aku pasti sudah kembali. Meskipun suamiku tak akan pernah memaafkan aku. Meskipun aku tak punya hak sebagai ibu karena telah menelantarkan anak-anakku. Aku pasti akan kembali ke sisi anak-anakku apapun yang terjadi. Tapi Soo Ho terbaring seperti itu. Ketika melihat Soo Ho terbaring seperti itu karena kesalahanku, aku tak bisa kembali.”

In Ho : “Kau juga menjalani hidup seperti orang bodoh, Sepertiku.”

Na Young : “Aku tahu aku tak berhak meminta maaf. Tapi aku akan tetap meminta maaf padamu.”

In Ho : “Jika kau merasa bersalah padaku, jika kau benar-benar merasa bersalah pada kakakku, tolong berjanjilah satu hal padaku.”
Da Jung berada tak jauh dari sana melihat In Ho yang duduk sedang bicara dengan seseorang. Tapi Da Jung tak melihat dengan siapa In Ho bicara.
Seorang perawat menyapa Da Jung. Da Jung bertanya apa dokter Oh Ji Yeon ada di tempat. Perawat menjawa ada, tapi Da Jung harus menunggu sebentar. Ia pun mengantar Da Jung ke tempatnya dokter.
In Ho berkata kalau semua orang berpikir Na Young sudah meninggal. Bahkan PM dan anak-anak pun mengira Na Young sudah meninggal. “Mereka sudah melupakanmu dan hidup bahagia. Jadi jangan pernah menampakan dirimu di depan mereka. Bahkan jangan pernah diam-diam melihat mereka. Tolong.. jangan merusak kebahagiaan mereka.”

Air mata Na Young terus menetes, “Wanita yang dinikahinya, apakah dia mencintainya?” In Ho menunduk membenarkan, “Dia sangat mencintainya.” Na Young ingin tahu wanita seperti apa yang dinikahi Yool. In Ho berkata kalau wanita itu (Da Jung) wanita yang baik dan juga hangat. “Dia wanita yang sangat baik. Tapi jika kau muncul kembali dia mungkin akan menangis. Aku tahu perkataan ini mungkin terdengar kejam, tapi tolong jangan kembali sebagai Park Na Young.” pinta In Ho hingga tanpa terasa air matanya pun turut menetes.

“Aku tak akan kembali.” ucap Na Young. “Bagi anak-anak, aku tak punya hak sebagai ibu. Bagaimana mungkin aku bermimpi untuk kembali? Aku tak akan menampakan diriku. Aku juga tak akan diam-diam mengawasi mereka. Tapi izinkan aku merawat Soo Ho.” Na Young memohon pada In Ho, tolong izinkan dirinya melakukan itu.
Ayah dan Yool bermain kartu, tapi ayah selalu saja mendapatkan kartu yang jelek hehe.
Ayah kemudian membahas apa yang Yool katakan tadi, mengenai dirinya yang akan tinggal bersama keluarga Yool. “Menantu Kwon, terima kasih banyak. Aku benar-benar berterima kasih tapi aku sudah nyaman disini. Melihatmu dan Da Jung hidup dengan baik, itu sudah cukup bagiku. Jangan khawatirkan orang tua sepertiku dan jalani saja hidup kalian dengan baik. Itu sudah membuatku bahagia.”

Yool sudah bisa menduga kalau ayah akan mengatakan penolakan itu. Tapi ia melakukan ini karena keinginannya sendiri. “Nam Da Jung-ssi… bukan, saya tak ingin melihat istri saya menangis karena mengkhawatirkan keadaan anda.”

Ayah merasa tak enak, “Menantu Kwon?”

Yool : “Anda tahu peribahasa ‘tak ada orang tua yang menang melawan anaknya’, kan?”

Keduanya terus bermain kartu, ayah heran kenapa Da Jung keluar sangat lama padahal ia dan menantunya sudah memainkan kartu cukup lama. Yool menebak kalau Da Jung mungkin bertemu dengan Kang In Ho.
Da Jung keluar dari ruangan dokter. Ia melihat seorang wanita berjalan menjauh darinya, Na Young. Ia mengingat-ingat wajah wanita yang dilihatnya sekilas itu, mirip sekali dengan almarhumah istri Yool. Da Jung penasaran dengan apa yang dilihatnya. Ia mengejar wanita itu.
Setelah bicara dengan Na Young, In Ho berpapasan dengan perawat. Perawat bertanya apa In Ho sudah akan pulang. Ia memberi tahu kalau tadi Da Jung juga datang kesini, apa In Ho sudah bertemu dengan Da Jung. In Ho terkejut mendengar Da Jung ada disana.
Da Jung celingkan mencari Na Young. Ia melihat wanita itu keluar dari rumah sakit. Da Jung mengejarnya hingga keluar tapi sayang ia tak melihat wanita itu.
In Ho yang sampai di luar rumah sakit menyapa Da Jung, apa yang Da Jung lakukan di luar.
Yool keluar dari ruang rawat ayah mertuanya, ia celingukan. “Dimana ruangan kakaknya ketua Kang?” (sepertinya Yool mengira kalau Da Jung ada di ruang rawat kakaknya In Ho)
Da Jung yang terkejut merasa yakin dengan penglihatannya. Ia sangat yakin sudah melihat wanita itu karena ia sangat baik dalam mengingat wajah seseorang. “Dia mirip sekali dengan almarhumah istri perdana mentri.”

In Ho berusaha untuk menampilkan ekspresi tak percaya, “ah bagaimana mungkin, dia kan sudah meninggal.” Tapi Da Jung heran kenapa mereka sangat mirip sekali. In Ho menilai kalau Da Jung mungkin salah lihat orang.

In Ho bertanya kenapa Da Jung datang hari ini bukankah sebelumnya Da Jung mengatakan bahwa tak bisa datang. Da Jung mengatakan kalau PM ingin datang kesini. In Ho terkejut PM ada disini juga, dimana PM sekarang apa mungkin dia pergi ke…
Tiba-tiba Yool datang memanggil Da Jung, ia menghampiri keduanya. Yool berkata kalau tebakannya ternyata benar, Da Jung bersama In Ho. Ia sudah mencari Da Jung kemana-mana.
In Ho tampak khawatir melihat Yool ada disana. Tapi sebisa mungkin ia bersikap seperti baisanya. Yool menanyakan keadaan In Ho pasca sakit kemarin, apa sekarang sudah merasa lebih baik. In Ho menjawab ya dan minta maaf karena sudah membuat Yool khawatir.

Da Jung mengusulkan bagaimana kalau Yool melihat kakaknya In Ho dulu, bukankah Yool belum pernah bertemu dengan kakaknya In Ho. Yool bingung, bagaimana ya karena ia harus segera kembali bekerja. Ia berjanji akan mengunjungi kakaknya In Ho dilain kesempatan. Ia pun mengajak Da Jung pulang setelah berpamitan dengan ayah.
In Ho masuk ke ruang rawat kakaknya, “Kwon Yool dan Da Jung datang. Syukurlah dia tidak sempat bertemu denganmu dan Park Na Young. Hyung, apa kau tahu bahwa Park Na Young masih hidup? Itukah sebabnya kau bertahan selama ini?” tes tes tes air mata In Ho perlahan jatuh.
Yool berada di ruang kerjanya. Ia duduk dengan tatapan tajam. Ia mengingat ketika dirinya berada di rumah sakit tadi, di ruang rawat Kang Soo Ho. (OMG)
Ternyata Yool masuk ke ruang itu dan mungkin atas informasi perawat karena ia bertanya dimana ruang rawat kakaknya In Ho.
Yool melihat lebih dekat kakak In Ho yang terbaring. Ia terdiam heran melihat wajah Soo Ho seperti tak asing baginya. Untuk menghilangkan rasa penasaran, Yool pun melihat nama si pasien. Kang Soo Ho.
Mata Yool membesar melihat si pasien adalah pria yang ada di foto bersama istrinya.
Yool mengingat percakapannya dengan In Ho. Ia saat itu menanyakan pada In Ho apa yang terjadi pada kakak In Ho hingga di rawat di rumah sakit. In Ho mengatakan padanya bahwa kakaknya mengalami kecelakaan mobil bersama kekasihnya.

Yool juga mengingat ucapan In Ho, “jika ada foto yang memperlihatkan istrimu bersama pria lain saya kain anda pasti terganggu.”

Yool kemudian mengingat peringatan yang disampaikan Hye Joo agar ia berhati-hati terhadap In Ho.

Haiyaaa.. Yool akhirnya tahu kalau In Ho adalah adik dari pria yang menjadi selingkuhan istrinya. Tapi ketika menyapa In Ho di depan rumah sakit ia bersikap seolah belum tahu apa-apa.
Da Jung masuk ke ruang kerja Yool, mengajak Yool minum teh bersamanya.
Sambil minum teh Da Jung melihat wajah Yool tampak serius, ia bertanya apa yang sedang Yool pikirkan. Yool meminta pendapat Da Jung seberapa jauh Da Jung bisa mempercayai orang lain. “Bagaimana jika orang itu tidak seperti yang kau pikirkan?”
Da Jung heran siapa yang Yool bicarakan, “Apa sekretaris Seo?”

Yool menjawab tidak, hanya saja pikiran seperti itu tiba-tiba terlintas di otaknya. “Ini mungkin karena istriku. Terluka karena orang yang kupercaya adalah hal yang paling kutakutkan.”

Da Jung : “Tapi anda ingin mempercayai orang itu, kan?”

Yool membenarkan, ia ingin mempercayai orang itu. Da Jung berkata kalau begitu percayalah pada orang itu.

“Tanpa alasan apapun?” tanya Yool.

“Tanpa alasan atau keadaan apapun. Percayalah apa adanya.” jelas Da Jung. “Jika anda ingin dipercaya seseorang bukankah anda harus mempercayainya terlebih dahulu? Dan jika suatu saat dia mengkhianati anda, anda tidak bersalah karena mempercayainya.”
Yool tertawa mendengar pendapat Da Jung. Da Jung sewot karena Yool menertawakan pendapatnya. “Kenapa anda tertawa? Anda menertawakan pemikiranku yang sangat sederhana, kan?”

Yool bilang tidak, ia malah berterima kasih pada Da Jung. “Nam Da Jung-ssi, mulai sekarang aku menjulukimu sebagai pemecah semua masalahku. Kau bisa melakukannya kan?” Da Jung tersenyum dan tanpa ragu menjawab ya. Keduanya tertawa.

Da Jung kemudian berterima kasih pada Yool karena sudah mengajak ayahnya tinggal bersama mereka.
Yool : “Kau ini bilang apa, bukankah kita harus bersyukur ayahmu bisa tinggal bersama kita? Kita benar-benar akan menjadi keluarga sekarang. Aku ingin kau benar-benar menjadi istriku.”

Da Jung tertegun, “Perdana menteri?”

Yool : “Aku ingin kita benar-benar menikah.”
Yool berdiri di samping piano istrinya. Ia mengusap lembut piano itu. “Na Young-ah, aku ingin melepaskamu. Bolehkah aku bahagia sekarang? Bolehkah aku melupakanmu?” batin Yool.
Keesokan harinya Yool melihat In Ho seperti biasa datang menjemputnya. Tatapan mata Yool seakan-akan penuh tanya ke In Ho. Ia penasaran dengan orang kepercayaannya ini. Tapi ia berusaha untuk bersikap biasa dan tetap percaya pada In Ho. Sementara In Ho, sepertinya ia merasa tak enak hati.
Yool bicara berdua dengan In Ho di ruangannya. “Apa kau tahu kenapa aku memilihmu sebagai Ketua penanggung jawab tugas Perdana mentri?” tanya Yool. In Ho diam, ia juga ingin tahu alasannya.
“Matamu.” ucap Yool. “Karena matamu sangat jernih. Aku ingin tahu apakah ketika aku seusiamu aku juga memiliki mata sejernih itu. Aku merasa iri. Karena itulah aku memilihmu.”

In Ho tak mengerti kenapa Yool tiba-tiba membicarakan ini. Yool berkata bahwa orang yang memiliki mata sejernih itu tak bisa menyembunyikan lukanya. “Semua tersirat jelas dalam matamu. Sejujurnya aku tak tahu luka seperti apa yang kau simpan dalam hatimu. Tetapi, aku harap kau bisa tersenyum sekarang. Aku harap kau bahagia. Sebenarnya, seseorang pernah mengatakan ini padaku. ‘Kau bisa tersenyum, kau berhak merasa bahagia’ Ketika mendengarnya hatiku merasa lega. Karena itu aku ingin mengatakannya padamu. Aku percaya padamu dan aku ingin mengatakan bahwa kau berhak merasa bahagia.” 
In Ho keluar dari ruangan Yool dengan langkah lunglai. Ia merasa bersalah dengan perasaan dendamnya selama ini pada Yool. Tanpa terasa air matanya mengalir di pipinya.
Da Jung sudah berpakaian rapi bersiap akan pergi. “Jika kami benar-benar menikah berarti aku akan menjadi ibu bagi anak-anak. Apa aku bisa melakukannya dengan baik ya?”
Na Ra dan Woo Ri masuk ke rumah sekembalinya mereka dari gereja. Na Ra menangis keras. Da Jung heran kenapa Nara menangis begitu. Nara tak menjawab tangisannya malah semakin keras. Ia masuk ke kamarnya.

Da Jung bertanya pada Woo Ri apa yang terjadi dengan Nara. Woo Ri mengatakan itu karena Han Tae Woong yang di gereja. “Nara seperti itu karena tae woong akan masuk sekolah seminari.”

Da Jung heran, “sekolah seminari? Apa itu berati dia akan menjadi pendeta?”

Woo Ri membenarkan, “Karena Tae Woong, semua gadis di gereja bersedih dan menangis.” Da Jung merasa kalau Nara pasti sangat kecwa. Apa yang harus mereka lakukan untuk menghibur Nara.
Woo Ri kemudian menyampaikan kalau ketika ia dan Nara kembali dari gereja ada sesuatu yang aneh. “Tapi ini mungkin perasaanku saja, sepertinya ada seseorang yang mengikuti kami.”

Da JUng tekejut siapa yang mengikuti. Woo Ri berkata kalau itu sepertinya hanya perasaannya saja. Da Jung tak bisa mengabaikan ini mengingat insiden penusukan Yool. Ia meminta Woo Ri lebih berhati-hati. Ia juga meminta Woo Ri tetap berada di rumah sementara dirinya akan menjemput Man Se.
Hye Joo dan In Ho bertemu di restouran. In Ho benar-benar terkejut, ia ingin mengucapkan salam perpisahan ketika mendengar Hye Joo akan pergi berlibur. Ia tak menyangka kalau Hye Joo akan bekerja untuk Park Joon Ki.

Hye Joo berkata kalau ia melakukan itu karena In Ho. “Kang Soo Ho, Psikiater-nya Na Young, dia kakakmu, kan?”

In Ho terkejut, bagaimana kau…?

Hye Joo : “Kakakmu, apa kau berpikir bahwa Perdana mentri yang menyebabkan keadaannya seperti itu? Karena itukah kau mengawasinya dengan membentuk fans club. Dan kau juga mengajukan diri sebagai ketua penanggung jawab tugasnya. Apa kau juga menjadi mata-mata untuk Park Joon Ki? Berapa lama lagi kau akan menyembunyikannya?”
Di TK. Man Se dan teman-temannya bermain sepak bola. Ada seseorang yang memperhatikan Man Se. Park Na Young, dia melihat Man Se dengan tatapan sedih. Sedih karena harus melihat dari jauh putra kandung yang setelah sekian lama ditinggalkannya.
Bola itu menggelinding hingga ke kaki Na Young. Man Se berlari mengejar untuk mengambilnya. Na Young memberikan bola itu pada Man Se. Man Se mengucapkan terima kasih dengan sopan.

“Ahjumma kau datang lagi?” sahut Man Se ketika melihat wajah Na Young.

Na Young heran apa Man Se tahu siapa dirinya. Man Se menjawab ya, “ahjumma kau sering datang kesini. Aku melihatmu selalu berdiri disini. Ahjumma, kau ini ibunya siapa?”

Mata Na Young penuh air mata akhirnya bisa mengobrol langsung dengan putra bungsunya. “Aku… kau tak mengenalku, Man Se.” Man Se terkejut Na Young mengetahui namanya. Na Young menjawab tentu saja, “Kau itu Kwon Man Se.”
Yool sampai di gereja. Ia berdiri menatap depan meyakini apa yang menjadi keputusannya.
Na Young menangis menatap Man Se. Man Se heran kenapa wanita yang ada di depannya ini menangis. “Kenapa menangis? Apa kau lapar?” Na Young mengusap air matanya menjawab ya, ia menangis karena lapar.

Man Se : “Ahjumma-ku bilang kita harus memeluk orang yang sedang lapar. Katanya dengan begitu dia tak akan merasa lapar lagi.”

Na Young : “Ahjumma yang mengatakan itu pasti sangat baik.”

Man Se : “Ya, dia juga cantik. Aku sangat menyukainya.”
Dengan tangan gemetaran Na Young berusaha menggenggam tangan putranya. Air matanya terus mengalir.
Da Jung sampai di TK Man Se, ia memanggil Man Se. Mendengar panggilan Da Jung, Man Se langsung berseru kalau itu ahjumma-nya datang. Ia langsung berlari dan memeluk Da Jung.

Da Jung bertemu pandang dengan Na Young. Ia terkejut. Na Young pun sama terkejutnya. Tanpa pikir panjang Na Young segera pergi dari sana. Da Jung yang terkejut meminta Man Se tetap berada disini. Ia pun mengejar Na Young.
Na Young sembunyi dari kejaran Da Jung. Da Jung celingukan kesana kemari mencari keberadaan Na Young yang dengan cepat menghilang dari pandangannya. “Dia itu almarhumah istri perdana menteri. Itu pasti dia.”
Di gereja, Yool membuka kotak kecil berisi cincin. Ia tersenyum menatap cincin itu.
Kembali ke In Ho dan Hye Joo. Hye Joo berkata kalau ia tak akan memberitahukan ini pada PM karena ia mengerti bahwa In Ho pasti tak punya pilihan selain melakukan itu, akan tetapi bukan seperti ini caranya. In Ho berkata kalau ia sendiri yang akan mengurusnya. Ia harap Hye Joo memberinya sedikit waktu.
Ponsel In Ho berdering telepon dari Da Jung. Da Jung mengatakan pada In Ho bahwa ia melihat almarhumah istri PM. In Ho terkejut mendengarnya. Da Jung yang masih terkejut mengatakan pada In Ho kalau istri PM masih hidup.

In Ho berusaha menjawab tak percaya, “Bagaimana mungkin kau melihat Park Na Young? Tidak mungkin. Kau pasti salah lihat.”
Mendengar nama Na Young disebut Hye Joo terkejut.

Da Jung meyakini bahwa ia benar-benar melihat istri Yool. “Aku benar-benar melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.” In Ho mulai panik ia bertanya dimana Da Jung sekarang. Ia akan menemui Da Jung. Da Jung kembali menegaskan bahwa ia benar-benar melihat istri Yool.
In Ho akan pergi ke tempat Da Jung berada tapi Hye Joo menahannya. “Apa maksud perkataamu? Apa maksudmu Nam Da Jung melihat Na Young? Katakan padaku!”

In Ho menatap Hye Joo, “Park Na Young, dia masih hidup.”

Hye Joo tersentak kaget, matanya membesar.
Yool memandangi cincin yang akan ia berikan pada Da Jung. Ia yang menanti lama gelisah karena Da Jung tak kunjung datang.

Seseorang yang ditunggu pun membuka pintu gereja. Yool tersenyum senang dan melihat Da Jung yang baru saja datang.
Dengan langkah lemas Da Jung berjalan menghampiri Yool. Yool yang melihat ada kesedihan di wajah Da Jung menatapnya heran, kenapa Da Jung jadi sedih seperti itu.
Da Jung sampai di depan Yool, matanya berkaca-kaca. Ia hampir menangis, “Perdana menteri!” sebutnya dengan nada sedih.
Perlahan Da Jung mendekati Yool dan menjatuhkan diri ke pelukan Yool. Yool menahan tubuh Da Jung hingga membuat cincin yang di pegangnya jatuh mengelinding ke lantai. Ia tak mengerti kenapa tiba-tiba Da Jung seperti ini.
Da Jung menangis tersedu-sedu di pelukan Yool.

Komentar :

Ya ternyata Hye Joo menerima tawaran bekerja dengan Park Joon Ki memang ada udang di balik batunya. Hye Joo dan In Ho ini sepertinya memiliki kemampuan yang cukup baik jika terjun ke politik, tak hanya menjadi staf ataupun sekretaris saja. Keduanya bisa berkarir yang lebih maju lagi. hehe.

Akhirnya Yool tahu In Ho adik Kang Soo Ho yang merupakan pria selingkuhan istrinya. Tapi ia berusaha bersikap tak tahu apa-apa. Ia sepertinya ingin tahu apa tujuan In Ho terhadapnya. Tapi hati kecilnya mengatakan bahwa ia harus percaya pada In Ho. Dan seperti saran Da Jung, ia pun percaya pada In Ho. Jadilah In Ho galau sendiri, merasa bersalah pada seseorang yang ia tuduh bertanggung jawab terhadap kecelakaan kakaknya.


Walaupun di mulut Na Young berjanji tak akan mendekati anak-anaknya tapi ibu mana yang tak bakal rindu dengan anak-anaknya. Seberapa keras ia berusaha untuk tak ingin menemui anak-anaknya, ia hanyalah seorang ibu yang merasa bersalah sudah meninggalkan mereka. Semoga ada akhir yang baik untuk Na Young dan anak-anaknya, Meskipun saya tetap memilih Da Jung yang nantinya mengurus anak-anak. Setidaknya anak-anak bisa menerima kembali Na Young menjadi ibu mereka, ibu yang melahirkan mereka. Menerima disini bukan maksudnya bahwa Na Young kembali ke posisi semula, hanya saja saya ingin anak-anak tetap mengakui bahwa mereka masih memiliki ibu kandung.

22 comments:

  1. akhirnya bisa kebaca juga:D kalau episode15nyakapan yaa mba??

    ReplyDelete
  2. huaaaaaaaaaa, akhirnya muncul juga part 2nya...

    makasih

    ^_^nur

    ReplyDelete
  3. Gak tega lihat In Ho yg galau :(
    Terima kasih, mbak. Dari tadi bolak balik ke blog nya mbak :*

    ReplyDelete
  4. Kayaknya PM tetep bakal milih dajung soalnya PM kan janji apapun yg terjadi dia nggak akan ngelepasin tangan dajung ( pisah sm dajung ). Apalagi klo liat preview eps 16 bpknya dajung kayaknya meninggal jd PM bakal inget sm janji2nya k bpk dajung.. Klo dia nggak akan bikin dajung nangis n ninggalin dajung ( ngarepnya sih gitu hihi ). Tp cm opini aku j, maaf komennya kepanjangan mbak hehe ttp semangat mbak lanjutin sinopsisnya.. Gomawo

    ReplyDelete
  5. makasih mbak ,,

    ReplyDelete
  6. Mksh mba anis.semangat ya....

    ReplyDelete
  7. So sad.. Kalo G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ muncul Na young, psti d greja sweet bgd dh... SWnim πŶª kerennn...

    .Boucye.

    ReplyDelete
  8. Aktingnya Yoon Shi Yoon oppa keren banget.
    Makasih mba anis....

    ReplyDelete
  9. Masih nungguin romantic kiss, kpn ya? Kurang lengkp rasany,,

    ReplyDelete
  10. Oenni semangat,uda bc dr blog lain tp klu blom bc dr blognya oenni rsx kurang afdhol,,,
    Heheheee
    Semangat terus oenni

    ReplyDelete
  11. Tdk ada adegan kiss.. Mungkinkah krna LBS terlalu tua untk melakukanx dgn Yonna??? Hehehehhehe.. Penasaran gak ada adegan romantis yg berlanjut ke kiss.. Seperti saat yool ngakuin perasaanx sma dajung saat bangun tidur dikmar yool.. Kan bisa yool langsung peluk dajung dn langsung kiss lip.. Hehehhe.. Ni malah man se yg muncul.. Aich.. Tak ada adegan yg membuat penonton semakin wuuaaahhh kaget krna adegan tersebut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah kan udah dua kali kiss scene yg pertama dajung yg cium.karena nyuruh PM diam, dan kedua PM yg nyium karna nyuruh dajung diam saat ada 3 rempong hehe, cuma itu kiss terpaksa, kisss heart 2 heartnya belum hahay

      Delete
  12. yg ada adegan PM kissing da jung di bawah hjn smbl bw payung tuh episode brapa ya unnie..feeling aku itu stlh da jung ninggalin PM btl gaaa?aku ga rela klo hrs da jung yg terluka krn munculnya na young..

    @_@farida

    ReplyDelete
  13. Mksi bnyk utk sinopnya ya mbk...

    ReplyDelete
  14. Uuhhh kasian jg si Inho dan dajung jadinya #loh? Hehee gara2 si Na young ney semuannya jadi galau kan. Thx ya mba buat fast updatenya hehe lanjut baca pary 15 lah serruuuuu

    ReplyDelete
  15. akhhhheee.. :(
    galau, greget banget baca sinopnya...
    OMG ...
    menguras emosi bacanya...
    semangat mbak anis..

    ReplyDelete
  16. Sedih liat na young yg ngobrol sm man se...gak tega..tp aku lebih gak tega kalo da jung sedih. Semoga PM yool jd nikah beneran sm da jung...gak sabar nunggu endingnya
    Makasih mba anis
    Hwaiting ^_^

    ReplyDelete
  17. Yang PM nyium DJ dalam hujan itu hanya imaginasinya DJ untuk ngeles dari interogasi temen-temennya di scandal news. Ada di episode 2.

    ReplyDelete
  18. Kali ini Suka banget sama PM yool yeeeeii..

    ReplyDelete
  19. Ini pertama kalinya aku komen. Salam kenal mbak...
    Khamsahabnida buat sinopsisnya... Ini genre drama favoritku... sukaaaa. ^^

    ReplyDelete
  20. Daebak !! Episode ini bikin aku geregetan+senyum2 sendiri (so sweet bgt... ) Na young perusak suasana -_- , cuma bisa nyanyi lagu sherina buat na young ,pergilah kau ....pergi dari hidupnya ,bawalah semua rasa bersalahmu *eh abaikan

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.