Ketiga Reporter berkumpul
di restouran. Reporter Byun berterima kasih karena Boss Go dan Hee Chul sudah
mentraktirnya makan. Ia heran kenapa Boss Go dan Hee Chul tiba-tiba baik
padanya. Boss Go balik bertanya apa maksud Reporter Byun dengan tiba-tiba, “kami
sudah lama ingin makan bersamamu. Benar kan, Hee Chul?”
“Tentu saja.” sahut Hee Chul.
“Apa kau menyukai usus sapi, makanlah yang banyak!”
Reporter Byun melihat ada
gelagat yang aneh pada kedua rivalnya ini. “Apa mungkin, kalian menemuiku untuk
mencari tahu tentang Sekretaris Seo yang sekarang bekerja pada Park Joon Ki?
Apa itu karena aku dekat dengan Park Joon Ki. Scandal News kan selalu mencari
berita tentang hubungan gelap.”
Boss Go tak mengelak sama
sekali, seperti yang ia harapkan ternyata Reporter Byun cepat menyadari
maksudnya. “Sekretaris Seo dan ketua Park Joon Ki, mereka memiliki hubungan
khusus kan?”
“Wah aku kurang tahu.”
sahut Reporter Byun. Ia kemudian tertawa kalau dirinya tak boleh mengatakan apapun.
Boss Go mendesak, “Ayolah, bukankah kita harus saling membantu. Mereka memiliki
hubungan yang khusus kan?”
Reporter Byun : “Hmmm itu…
itu no comment… (hahaha) terlibat dalam hubungan pribadi orang lain itu tak
sesuai dengan karakterku sebagai wartawan politik kelas dunia.”
Hee Chul menebak apa
jangan-jangan Reporter Byun ini sebenarnya tidak tahu apa-apa. “Benar kan? Kau
juga bohong tentang kedekatanmu dengan Park Joon Ki kan? Kau pasti hanya
menjilat Ketua Park Joon Ki, agar kau bisa mendapatkan keuntungan, iya kan?”
Reporter Byun tertawa, “ah
yang benar saja, apa maksudmu?” Reporter Byun mulai kesal dan akan memukul Hee Chul
dengan sendok tapi Boss Go melerai keduanya. Ia menenangkan reporter Byun dan
meminta keduanya jangan bertengkar, bukankah mereka ini sama-sama wartawan.
Boss Go bertanya apa Reporter
Byun tahu sesuatu tentang hubungan Sekretaris Seo Hye Joo dengan Ketua Park Joon
Ki. Reporter Byun berkata kalau dari yang ia lihat antara ketua Park Joon Ki
dan Seo Hye Joo tidak memiliki hubungan khusus. “Seo hye joo, dia adalah mata-mata
Park Joon Ki.”
Boss Go terkejut, “Mata-mata?”
Seo Hye Joo berada di
ruangan Park Joon Ki sendirian. Ia membuka-buka dokumen yang ada di meja kerja Joon
Ki. Ia jelas mencari sesuatu, informasi gitu lah.
Hye Joo membuka salah satu
map dan disana ada dokumen tentang hasil penyelidikan kondisi lingkungan yang
ditinjau ulang oleh Perdana Menteri. Ia heran bukankah ini dokumen pelengkap
yang ada di kantor perdana menteri, kenapa dokumen ini bisa ada disini. Ia pun
menebak pasti In Ho yang melakukannya. “Ketua Kang kenapa kau melakukan ini?”
Di map yang sama dibalik
dokumen itu ada identitas seseorang, Kang Soo Ho. Hye Joo penmasaran siapa Kang
Soo Ho, ia berusaha mengingat-ingat. Tiba-tiba ada yang membuka pintu depan.
Buru-buru Hye Joo merapikan kembali dokumen itu.
Park Joon Ki masuk ke
ruangannya dan terkejut melihat Hye Joo ada disana. Ia heran melihat Hye Joo yang
datang lebih pagi.
Hye Joo memberi tahu kalau
ia sudah menyiapkan jadwal dan semua berkas yang diperlukan dalam rapat sekretaris
senior. Joon Ki mengucapkan terima kasih, Hye Joo permisi keluar ruangan.
Hye Joo kembali ke meja
kerjanya. Ia penasaran dengan biodata pria yang bernama Kang Soo Ho tadi. “Kang
Soo Ho, dia itu kan Psikiater-nya Na Young. Kenapa dia mempunyai profil Kang Soo
Ho? Kang Soo Ho… Kang In Ho.” Hye Joo terkejut dengan tebakannya.
Untuk memastikan
kecurigaannya ia pun membuka kembali data-data resume Kang In Ho yang masih ia
simpan. Disana tertulis bahwa In Ho memiliki saudara laki-laki bernama Kang Soo
Ho.
Hye Joo kemudian ingat
pembicarannya dengan Joon Ki. Saat itu Joon Ki bertanya padanya apa dirinya
pernah mendengar rumor mengenai Na Young yang mencintai pria lain. “Pria itu,
apa saudaranya Ketua Kang?” tebak Hye Joo.
Da Jung dan Yool menjenguk
ayah di rumah sakit. Ayah heran kenapa keduanya datang bersamaan, ia jadi tak
enak dengan Yool yang pasti sibuk sekali. Yool berkata kalau ia ingin bermain
Go-stop dengan ayah. (main kartu hehe) ayah tentu saja senang.
Tapi menurut ayah disaat
seperti ini akan menyenangkan kalau mereka minum segelas soju. Da Jung langsung
mendelik ke ayahnya. Ayah langsung meralat kalau ia hanya bercanda.
Yool menuangkan jus jeruk
untuk ayah. Ayah juga gantian menuangkan jus itu ke gelas Yool. Keduanya
bersulang, srupuuuttt aduh enak banget kayaknya. Da Jung senang melihat
keakraban keduanya.
Ayah berkata kalau jus ini
lebih enak daripada soju karena dituangkan oleh menantunya. Yool pun berjanji
kalau ia akan menuangkan minuman setiap hari untuk ayah. Ayah heran apa Yool
akan datang ke sini setiap hari. “Ya ampun ternyata perdana menteri kita ini
punya banyak waktu luang.”
Yool bilang bukan begitu,
dalam waktu dekat ini ia ingin mengajak ayah untuk tinggal bersamanya. Da Jung
dan ayah terkejut mendengar rencana Yool. Yool merasa kalau seharusnya ia
melakukan hal ini sejak dulu, tapi karena banyak sesuatu hal ia tak bisa segera
membuat keputusan. Setelah ia mendapatkan rumah sakit yang sesuai untuk ayah,
ia ingin ayah tinggal bersamanya. Kedatangannya kali ini pun sengaja untuk
menyampaikan itu pada ayah.
In Ho dan Na Young bicara
berdua. Na Young menjelaskan tentang kejadian setelah kecelakaan. Setelah
keselakaan ia sendiri tak ingat bagaimana dirinya hidup. “Aku tak ingat siapa
diriku dan kebingungan. Aku akhirnya mengingat siapa diriku karena mendengar
suara tangisan bayi. Bayiku….” Air mata Na Young menetes, “Bayiku yang malang,
apa yang kulakukan padahal aku punya Man Se?”
In Ho : “Saat itu kau bisa
kembali, tapi kenapa…”
Na Young menyela, “Karena
aku tahu bahwa Soo Ho dalam human vegetable (keadaan dimana seseorang tak bisa melakukan kemampuan fisik atau mental) aku minta maaf dan malu mengatakan ini. Tapi jika
saja Soo Ho mati ketika kecelakaan itu terjadi aku mungkin bisa kembali. Tidak.
Aku pasti sudah kembali. Meskipun suamiku tak akan pernah memaafkan aku.
Meskipun aku tak punya hak sebagai ibu karena telah menelantarkan anak-anakku.
Aku pasti akan kembali ke sisi anak-anakku apapun yang terjadi. Tapi Soo Ho
terbaring seperti itu. Ketika melihat Soo Ho terbaring seperti itu karena kesalahanku,
aku tak bisa kembali.”
In Ho : “Kau juga menjalani
hidup seperti orang bodoh, Sepertiku.”
Na Young : “Aku tahu aku
tak berhak meminta maaf. Tapi aku akan tetap meminta maaf padamu.”
In Ho : “Jika kau merasa
bersalah padaku, jika kau benar-benar merasa bersalah pada kakakku, tolong
berjanjilah satu hal padaku.”
Da Jung berada tak jauh
dari sana melihat In Ho yang duduk sedang bicara dengan seseorang. Tapi Da Jung
tak melihat dengan siapa In Ho bicara.
Seorang perawat menyapa Da
Jung. Da Jung bertanya apa dokter Oh Ji Yeon ada di tempat. Perawat menjawa
ada, tapi Da Jung harus menunggu sebentar. Ia pun mengantar Da Jung ke
tempatnya dokter.
In Ho berkata kalau semua
orang berpikir Na Young sudah meninggal. Bahkan PM dan anak-anak pun mengira Na
Young sudah meninggal. “Mereka sudah melupakanmu dan hidup bahagia. Jadi jangan
pernah menampakan dirimu di depan mereka. Bahkan jangan pernah diam-diam
melihat mereka. Tolong.. jangan merusak kebahagiaan mereka.”
Air mata Na Young terus
menetes, “Wanita yang dinikahinya, apakah dia mencintainya?” In Ho menunduk
membenarkan, “Dia sangat mencintainya.” Na Young ingin tahu wanita seperti apa
yang dinikahi Yool. In Ho berkata kalau wanita itu (Da Jung) wanita yang baik
dan juga hangat. “Dia wanita yang sangat baik. Tapi jika kau muncul kembali dia
mungkin akan menangis. Aku tahu perkataan ini mungkin terdengar kejam, tapi
tolong jangan kembali sebagai Park Na Young.” pinta In Ho hingga tanpa terasa
air matanya pun turut menetes.
“Aku tak akan kembali.”
ucap Na Young. “Bagi anak-anak, aku tak punya hak sebagai ibu. Bagaimana
mungkin aku bermimpi untuk kembali? Aku tak akan menampakan diriku. Aku juga
tak akan diam-diam mengawasi mereka. Tapi izinkan aku merawat Soo Ho.” Na Young
memohon pada In Ho, tolong izinkan dirinya melakukan itu.
Ayah dan Yool bermain
kartu, tapi ayah selalu saja mendapatkan kartu yang jelek hehe.
Ayah kemudian membahas apa
yang Yool katakan tadi, mengenai dirinya yang akan tinggal bersama keluarga
Yool. “Menantu Kwon, terima kasih banyak. Aku benar-benar berterima kasih tapi
aku sudah nyaman disini. Melihatmu dan Da Jung hidup dengan baik, itu sudah
cukup bagiku. Jangan khawatirkan orang tua sepertiku dan jalani saja hidup
kalian dengan baik. Itu sudah membuatku bahagia.”
Yool sudah bisa menduga
kalau ayah akan mengatakan penolakan itu. Tapi ia melakukan ini karena
keinginannya sendiri. “Nam Da Jung-ssi… bukan, saya tak ingin melihat istri
saya menangis karena mengkhawatirkan keadaan anda.”
Ayah merasa tak enak, “Menantu
Kwon?”
Yool : “Anda tahu
peribahasa ‘tak ada orang tua yang menang melawan anaknya’, kan?”
Keduanya terus bermain
kartu, ayah heran kenapa Da Jung keluar sangat lama padahal ia dan menantunya
sudah memainkan kartu cukup lama. Yool menebak kalau Da Jung mungkin bertemu
dengan Kang In Ho.
Da Jung keluar dari
ruangan dokter. Ia melihat seorang wanita berjalan menjauh darinya, Na Young.
Ia mengingat-ingat wajah wanita yang dilihatnya sekilas itu, mirip sekali dengan
almarhumah istri Yool. Da Jung penasaran dengan apa yang dilihatnya. Ia
mengejar wanita itu.
Setelah bicara dengan Na Young,
In Ho berpapasan dengan perawat. Perawat bertanya apa In Ho sudah akan pulang.
Ia memberi tahu kalau tadi Da Jung juga datang kesini, apa In Ho sudah bertemu
dengan Da Jung. In Ho terkejut mendengar Da Jung ada disana.
Da Jung celingkan mencari Na
Young. Ia melihat wanita itu keluar dari rumah sakit. Da Jung mengejarnya
hingga keluar tapi sayang ia tak melihat wanita itu.
In Ho yang sampai di luar
rumah sakit menyapa Da Jung, apa yang Da Jung lakukan di luar.
Yool keluar dari ruang
rawat ayah mertuanya, ia celingukan. “Dimana ruangan kakaknya ketua Kang?”
(sepertinya Yool mengira kalau Da Jung ada di ruang rawat kakaknya In Ho)
Da Jung yang terkejut merasa
yakin dengan penglihatannya. Ia sangat yakin sudah melihat wanita itu karena ia
sangat baik dalam mengingat wajah seseorang. “Dia mirip sekali dengan
almarhumah istri perdana mentri.”
In Ho berusaha untuk
menampilkan ekspresi tak percaya, “ah bagaimana mungkin, dia kan sudah
meninggal.” Tapi Da Jung heran kenapa mereka sangat mirip sekali. In Ho menilai
kalau Da Jung mungkin salah lihat orang.
In Ho bertanya kenapa Da Jung
datang hari ini bukankah sebelumnya Da Jung mengatakan bahwa tak bisa datang. Da
Jung mengatakan kalau PM ingin datang kesini. In Ho terkejut PM ada disini
juga, dimana PM sekarang apa mungkin dia pergi ke…
Tiba-tiba Yool datang
memanggil Da Jung, ia menghampiri keduanya. Yool berkata kalau tebakannya
ternyata benar, Da Jung bersama In Ho. Ia sudah mencari Da Jung kemana-mana.
In Ho tampak khawatir
melihat Yool ada disana. Tapi sebisa mungkin ia bersikap seperti baisanya. Yool
menanyakan keadaan In Ho pasca sakit kemarin, apa sekarang sudah merasa lebih
baik. In Ho menjawab ya dan minta maaf karena sudah membuat Yool khawatir.
Da Jung mengusulkan
bagaimana kalau Yool melihat kakaknya In Ho dulu, bukankah Yool belum pernah
bertemu dengan kakaknya In Ho. Yool bingung, bagaimana ya karena ia harus
segera kembali bekerja. Ia berjanji akan mengunjungi kakaknya In Ho dilain
kesempatan. Ia pun mengajak Da Jung pulang setelah berpamitan dengan ayah.
In Ho masuk ke ruang rawat
kakaknya, “Kwon Yool dan Da Jung datang. Syukurlah dia tidak sempat bertemu
denganmu dan Park Na Young. Hyung, apa kau tahu bahwa Park Na Young masih
hidup? Itukah sebabnya kau bertahan selama ini?” tes tes tes air mata In Ho
perlahan jatuh.
Yool berada di ruang
kerjanya. Ia duduk dengan tatapan tajam. Ia mengingat ketika dirinya berada di
rumah sakit tadi, di ruang rawat Kang Soo Ho. (OMG)
Ternyata Yool masuk ke
ruang itu dan mungkin atas informasi perawat karena ia bertanya dimana ruang
rawat kakaknya In Ho.
Yool melihat lebih dekat
kakak In Ho yang terbaring. Ia terdiam heran melihat wajah Soo Ho seperti tak
asing baginya. Untuk menghilangkan rasa penasaran, Yool pun melihat nama si
pasien. Kang Soo Ho.
Mata Yool membesar melihat si pasien adalah pria yang ada
di foto bersama istrinya.
Yool mengingat
percakapannya dengan In Ho. Ia saat itu menanyakan pada In Ho apa yang terjadi
pada kakak In Ho hingga di rawat di rumah sakit. In Ho mengatakan padanya bahwa
kakaknya mengalami kecelakaan mobil bersama kekasihnya.
Yool juga mengingat ucapan
In Ho, “jika ada foto yang memperlihatkan istrimu bersama pria lain saya kain
anda pasti terganggu.”
Yool kemudian mengingat
peringatan yang disampaikan Hye Joo agar ia berhati-hati terhadap In Ho.
Haiyaaa.. Yool akhirnya tahu
kalau In Ho adalah adik dari pria yang menjadi selingkuhan istrinya. Tapi
ketika menyapa In Ho di depan rumah sakit ia bersikap seolah belum tahu apa-apa.
Da Jung masuk ke ruang
kerja Yool, mengajak Yool minum teh bersamanya.
Sambil minum teh Da Jung
melihat wajah Yool tampak serius, ia bertanya apa yang sedang Yool pikirkan. Yool
meminta pendapat Da Jung seberapa jauh Da Jung bisa mempercayai orang lain. “Bagaimana
jika orang itu tidak seperti yang kau pikirkan?”
Da Jung heran siapa yang Yool
bicarakan, “Apa sekretaris Seo?”
Yool menjawab tidak, hanya
saja pikiran seperti itu tiba-tiba terlintas di otaknya. “Ini mungkin karena
istriku. Terluka karena orang yang kupercaya adalah hal yang paling kutakutkan.”
Da Jung : “Tapi anda ingin
mempercayai orang itu, kan?”
Yool membenarkan, ia ingin
mempercayai orang itu. Da Jung berkata kalau begitu percayalah pada orang itu.
“Tanpa alasan apapun?” tanya
Yool.
“Tanpa alasan atau keadaan
apapun. Percayalah apa adanya.” jelas Da Jung. “Jika anda ingin dipercaya
seseorang bukankah anda harus mempercayainya terlebih dahulu? Dan jika suatu
saat dia mengkhianati anda, anda tidak bersalah karena mempercayainya.”
Yool tertawa mendengar
pendapat Da Jung. Da Jung sewot karena Yool menertawakan pendapatnya. “Kenapa
anda tertawa? Anda menertawakan pemikiranku yang sangat sederhana, kan?”
Yool bilang tidak, ia
malah berterima kasih pada Da Jung. “Nam Da Jung-ssi, mulai sekarang aku
menjulukimu sebagai pemecah semua masalahku. Kau bisa melakukannya kan?” Da Jung
tersenyum dan tanpa ragu menjawab ya. Keduanya tertawa.
Da Jung kemudian berterima
kasih pada Yool karena sudah mengajak ayahnya tinggal bersama mereka.
Yool : “Kau ini bilang
apa, bukankah kita harus bersyukur ayahmu bisa tinggal bersama kita? Kita benar-benar
akan menjadi keluarga sekarang. Aku ingin kau benar-benar menjadi istriku.”
Da Jung tertegun, “Perdana
menteri?”
Yool : “Aku ingin kita
benar-benar menikah.”
Yool berdiri di samping
piano istrinya. Ia mengusap lembut piano itu. “Na Young-ah, aku ingin
melepaskamu. Bolehkah aku bahagia sekarang? Bolehkah aku melupakanmu?” batin
Yool.
Keesokan harinya Yool
melihat In Ho seperti biasa datang menjemputnya. Tatapan mata Yool seakan-akan
penuh tanya ke In Ho. Ia penasaran dengan orang kepercayaannya ini. Tapi ia
berusaha untuk bersikap biasa dan tetap percaya pada In Ho. Sementara In Ho,
sepertinya ia merasa tak enak hati.
Yool bicara berdua dengan In
Ho di ruangannya. “Apa kau tahu kenapa aku memilihmu sebagai Ketua penanggung
jawab tugas Perdana mentri?” tanya Yool. In Ho diam, ia juga ingin tahu
alasannya.
“Matamu.” ucap Yool. “Karena
matamu sangat jernih. Aku ingin tahu apakah ketika aku seusiamu aku juga
memiliki mata sejernih itu. Aku merasa iri. Karena itulah aku memilihmu.”
In Ho tak mengerti kenapa
Yool tiba-tiba membicarakan ini. Yool berkata bahwa orang yang memiliki mata
sejernih itu tak bisa menyembunyikan lukanya. “Semua tersirat jelas dalam
matamu. Sejujurnya aku tak tahu luka seperti apa yang kau simpan dalam hatimu.
Tetapi, aku harap kau bisa tersenyum sekarang. Aku harap kau bahagia. Sebenarnya,
seseorang pernah mengatakan ini padaku. ‘Kau bisa tersenyum, kau berhak merasa
bahagia’ Ketika mendengarnya hatiku merasa lega. Karena itu aku ingin
mengatakannya padamu. Aku percaya padamu dan aku ingin mengatakan bahwa kau
berhak merasa bahagia.”
In Ho keluar dari ruangan
Yool dengan langkah lunglai. Ia merasa bersalah dengan perasaan dendamnya
selama ini pada Yool. Tanpa terasa air matanya mengalir di pipinya.
Da Jung sudah berpakaian
rapi bersiap akan pergi. “Jika kami benar-benar menikah berarti aku akan
menjadi ibu bagi anak-anak. Apa aku bisa melakukannya dengan baik ya?”
Na Ra dan Woo Ri masuk ke
rumah sekembalinya mereka dari gereja. Na Ra menangis keras. Da Jung heran
kenapa Nara menangis begitu. Nara tak menjawab tangisannya malah semakin keras.
Ia masuk ke kamarnya.
Da Jung bertanya pada Woo Ri
apa yang terjadi dengan Nara. Woo Ri mengatakan itu karena Han Tae Woong yang
di gereja. “Nara seperti itu karena tae woong akan masuk sekolah seminari.”
Da Jung heran, “sekolah
seminari? Apa itu berati dia akan menjadi pendeta?”
Woo Ri membenarkan, “Karena
Tae Woong, semua gadis di gereja bersedih dan menangis.” Da Jung merasa kalau Nara
pasti sangat kecwa. Apa yang harus mereka lakukan untuk menghibur Nara.
Woo Ri kemudian
menyampaikan kalau ketika ia dan Nara kembali dari gereja ada sesuatu yang
aneh. “Tapi ini mungkin perasaanku saja, sepertinya ada seseorang yang
mengikuti kami.”
Da JUng tekejut siapa yang
mengikuti. Woo Ri berkata kalau itu sepertinya hanya perasaannya saja. Da Jung
tak bisa mengabaikan ini mengingat insiden penusukan Yool. Ia meminta Woo Ri
lebih berhati-hati. Ia juga meminta Woo Ri tetap berada di rumah sementara
dirinya akan menjemput Man Se.
Hye Joo dan In Ho bertemu
di restouran. In Ho benar-benar terkejut, ia ingin mengucapkan salam perpisahan
ketika mendengar Hye Joo akan pergi berlibur. Ia tak menyangka kalau Hye Joo
akan bekerja untuk Park Joon Ki.
Hye Joo berkata kalau ia
melakukan itu karena In Ho. “Kang Soo Ho, Psikiater-nya Na Young, dia kakakmu,
kan?”
In Ho terkejut, bagaimana
kau…?
Hye Joo : “Kakakmu, apa
kau berpikir bahwa Perdana mentri yang menyebabkan keadaannya seperti itu?
Karena itukah kau mengawasinya dengan membentuk fans club. Dan kau juga
mengajukan diri sebagai ketua penanggung jawab tugasnya. Apa kau juga menjadi
mata-mata untuk Park Joon Ki? Berapa lama lagi kau akan menyembunyikannya?”
Di TK. Man Se dan teman-temannya
bermain sepak bola. Ada seseorang yang memperhatikan Man Se. Park Na Young, dia
melihat Man Se dengan tatapan sedih. Sedih karena harus melihat dari jauh putra
kandung yang setelah sekian lama ditinggalkannya.
Bola itu menggelinding
hingga ke kaki Na Young. Man Se berlari mengejar untuk mengambilnya. Na Young
memberikan bola itu pada Man Se. Man Se mengucapkan terima kasih dengan sopan.
“Ahjumma kau datang lagi?”
sahut Man Se ketika melihat wajah Na Young.
Na Young heran apa Man Se
tahu siapa dirinya. Man Se menjawab ya, “ahjumma kau sering datang kesini. Aku
melihatmu selalu berdiri disini. Ahjumma, kau ini ibunya siapa?”
Mata Na Young penuh air
mata akhirnya bisa mengobrol langsung dengan putra bungsunya. “Aku… kau tak
mengenalku, Man Se.” Man Se terkejut Na Young mengetahui namanya. Na Young
menjawab tentu saja, “Kau itu Kwon Man Se.”
Yool sampai di gereja. Ia
berdiri menatap depan meyakini apa yang menjadi keputusannya.
Na Young menangis menatap Man
Se. Man Se heran kenapa wanita yang ada di depannya ini menangis. “Kenapa
menangis? Apa kau lapar?” Na Young mengusap air matanya menjawab ya, ia
menangis karena lapar.
Man Se : “Ahjumma-ku
bilang kita harus memeluk orang yang sedang lapar. Katanya dengan begitu dia
tak akan merasa lapar lagi.”
Na Young : “Ahjumma yang
mengatakan itu pasti sangat baik.”
Man Se : “Ya, dia juga
cantik. Aku sangat menyukainya.”
Dengan tangan gemetaran Na
Young berusaha menggenggam tangan putranya. Air matanya terus mengalir.
Da Jung sampai di TK Man Se,
ia memanggil Man Se. Mendengar panggilan Da Jung, Man Se langsung berseru kalau
itu ahjumma-nya datang. Ia langsung berlari dan memeluk Da Jung.
Da Jung bertemu pandang
dengan Na Young. Ia terkejut. Na Young pun sama terkejutnya. Tanpa pikir
panjang Na Young segera pergi dari sana. Da Jung yang terkejut meminta Man Se
tetap berada disini. Ia pun mengejar Na Young.
Na Young sembunyi dari
kejaran Da Jung. Da Jung celingukan kesana kemari mencari keberadaan Na Young
yang dengan cepat menghilang dari pandangannya. “Dia itu almarhumah istri
perdana menteri. Itu pasti dia.”
Di gereja, Yool membuka
kotak kecil berisi cincin. Ia tersenyum menatap cincin itu.
Kembali ke In Ho dan Hye Joo.
Hye Joo berkata kalau ia tak akan memberitahukan ini pada PM karena ia mengerti
bahwa In Ho pasti tak punya pilihan selain melakukan itu, akan tetapi bukan
seperti ini caranya. In Ho berkata kalau ia sendiri yang akan mengurusnya. Ia harap
Hye Joo memberinya sedikit waktu.
Ponsel In Ho berdering telepon
dari Da Jung. Da Jung mengatakan pada In Ho bahwa ia melihat almarhumah istri
PM. In Ho terkejut mendengarnya. Da Jung yang masih terkejut mengatakan pada In
Ho kalau istri PM masih hidup.
In Ho berusaha menjawab
tak percaya, “Bagaimana mungkin kau melihat Park Na Young? Tidak mungkin. Kau
pasti salah lihat.”
Mendengar nama Na Young
disebut Hye Joo terkejut.
Da Jung meyakini bahwa ia
benar-benar melihat istri Yool. “Aku benar-benar melihatnya dengan mata
kepalaku sendiri.” In Ho mulai panik ia bertanya dimana Da Jung sekarang. Ia
akan menemui Da Jung. Da Jung kembali menegaskan bahwa ia benar-benar melihat
istri Yool.
In Ho akan pergi ke tempat
Da Jung berada tapi Hye Joo menahannya. “Apa maksud perkataamu? Apa maksudmu Nam
Da Jung melihat Na Young? Katakan padaku!”
In Ho menatap Hye Joo, “Park
Na Young, dia masih hidup.”
Hye Joo tersentak kaget,
matanya membesar.
Yool memandangi cincin
yang akan ia berikan pada Da Jung. Ia yang menanti lama gelisah karena Da Jung tak
kunjung datang.
Seseorang yang ditunggu
pun membuka pintu gereja. Yool tersenyum senang dan melihat Da Jung yang baru
saja datang.
Dengan langkah lemas Da Jung
berjalan menghampiri Yool. Yool yang melihat ada kesedihan di wajah Da Jung
menatapnya heran, kenapa Da Jung jadi sedih seperti itu.
Da Jung sampai di depan Yool,
matanya berkaca-kaca. Ia hampir menangis, “Perdana menteri!” sebutnya dengan
nada sedih.
Perlahan Da Jung mendekati
Yool dan menjatuhkan diri ke pelukan Yool. Yool menahan tubuh Da Jung hingga
membuat cincin yang di pegangnya jatuh mengelinding ke lantai. Ia tak mengerti
kenapa tiba-tiba Da Jung seperti ini.
Da Jung menangis tersedu-sedu
di pelukan Yool.
Komentar :
Ya ternyata Hye Joo
menerima tawaran bekerja dengan Park Joon Ki memang ada udang di balik batunya.
Hye Joo dan In Ho ini sepertinya memiliki kemampuan yang cukup baik jika terjun
ke politik, tak hanya menjadi staf ataupun sekretaris saja. Keduanya bisa
berkarir yang lebih maju lagi. hehe.
Akhirnya Yool tahu In Ho
adik Kang Soo Ho yang merupakan pria selingkuhan istrinya. Tapi ia berusaha
bersikap tak tahu apa-apa. Ia sepertinya ingin tahu apa tujuan In Ho
terhadapnya. Tapi hati kecilnya mengatakan bahwa ia harus percaya pada In Ho.
Dan seperti saran Da Jung, ia pun percaya pada In Ho. Jadilah In Ho galau
sendiri, merasa bersalah pada seseorang yang ia tuduh bertanggung jawab
terhadap kecelakaan kakaknya.
Walaupun di mulut Na Young
berjanji tak akan mendekati anak-anaknya tapi ibu mana yang tak bakal rindu
dengan anak-anaknya. Seberapa keras ia berusaha untuk tak ingin menemui
anak-anaknya, ia hanyalah seorang ibu yang merasa bersalah sudah meninggalkan mereka.
Semoga ada akhir yang baik untuk Na Young dan anak-anaknya, Meskipun saya tetap
memilih Da Jung yang nantinya mengurus anak-anak. Setidaknya anak-anak bisa
menerima kembali Na Young menjadi ibu mereka, ibu yang melahirkan mereka. Menerima
disini bukan maksudnya bahwa Na Young kembali ke posisi semula, hanya saja saya
ingin anak-anak tetap mengakui bahwa mereka masih memiliki ibu kandung.
akhirnya bisa kebaca juga:D kalau episode15nyakapan yaa mba??
ReplyDeletehuaaaaaaaaaa, akhirnya muncul juga part 2nya...
ReplyDeletemakasih
^_^nur
Gak tega lihat In Ho yg galau :(
ReplyDeleteTerima kasih, mbak. Dari tadi bolak balik ke blog nya mbak :*
Kayaknya PM tetep bakal milih dajung soalnya PM kan janji apapun yg terjadi dia nggak akan ngelepasin tangan dajung ( pisah sm dajung ). Apalagi klo liat preview eps 16 bpknya dajung kayaknya meninggal jd PM bakal inget sm janji2nya k bpk dajung.. Klo dia nggak akan bikin dajung nangis n ninggalin dajung ( ngarepnya sih gitu hihi ). Tp cm opini aku j, maaf komennya kepanjangan mbak hehe ttp semangat mbak lanjutin sinopsisnya.. Gomawo
ReplyDeletemakasih mbak ,,
ReplyDeleteMksh mba anis.semangat ya....
ReplyDeleteSo sad.. Kalo G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ muncul Na young, psti d greja sweet bgd dh... SWnim πŶª kerennn...
ReplyDelete.Boucye.
Gomawo mbak anis...
ReplyDeleteAktingnya Yoon Shi Yoon oppa keren banget.
ReplyDeleteMakasih mba anis....
Masih nungguin romantic kiss, kpn ya? Kurang lengkp rasany,,
ReplyDeleteOenni semangat,uda bc dr blog lain tp klu blom bc dr blognya oenni rsx kurang afdhol,,,
ReplyDeleteHeheheee
Semangat terus oenni
Tdk ada adegan kiss.. Mungkinkah krna LBS terlalu tua untk melakukanx dgn Yonna??? Hehehehhehe.. Penasaran gak ada adegan romantis yg berlanjut ke kiss.. Seperti saat yool ngakuin perasaanx sma dajung saat bangun tidur dikmar yool.. Kan bisa yool langsung peluk dajung dn langsung kiss lip.. Hehehhe.. Ni malah man se yg muncul.. Aich.. Tak ada adegan yg membuat penonton semakin wuuaaahhh kaget krna adegan tersebut
ReplyDeleteLah kan udah dua kali kiss scene yg pertama dajung yg cium.karena nyuruh PM diam, dan kedua PM yg nyium karna nyuruh dajung diam saat ada 3 rempong hehe, cuma itu kiss terpaksa, kisss heart 2 heartnya belum hahay
Deleteyg ada adegan PM kissing da jung di bawah hjn smbl bw payung tuh episode brapa ya unnie..feeling aku itu stlh da jung ninggalin PM btl gaaa?aku ga rela klo hrs da jung yg terluka krn munculnya na young..
ReplyDelete@_@farida
Mksi bnyk utk sinopnya ya mbk...
ReplyDeleteUuhhh kasian jg si Inho dan dajung jadinya #loh? Hehee gara2 si Na young ney semuannya jadi galau kan. Thx ya mba buat fast updatenya hehe lanjut baca pary 15 lah serruuuuu
ReplyDeleteakhhhheee.. :(
ReplyDeletegalau, greget banget baca sinopnya...
OMG ...
menguras emosi bacanya...
semangat mbak anis..
Sedih liat na young yg ngobrol sm man se...gak tega..tp aku lebih gak tega kalo da jung sedih. Semoga PM yool jd nikah beneran sm da jung...gak sabar nunggu endingnya
ReplyDeleteMakasih mba anis
Hwaiting ^_^
Yang PM nyium DJ dalam hujan itu hanya imaginasinya DJ untuk ngeles dari interogasi temen-temennya di scandal news. Ada di episode 2.
ReplyDeleteKali ini Suka banget sama PM yool yeeeeii..
ReplyDeleteIni pertama kalinya aku komen. Salam kenal mbak...
ReplyDeleteKhamsahabnida buat sinopsisnya... Ini genre drama favoritku... sukaaaa. ^^
Daebak !! Episode ini bikin aku geregetan+senyum2 sendiri (so sweet bgt... ) Na young perusak suasana -_- , cuma bisa nyanyi lagu sherina buat na young ,pergilah kau ....pergi dari hidupnya ,bawalah semua rasa bersalahmu *eh abaikan
ReplyDelete