Disaat istirahat siang, di
ruangan tim pemasaran dan penjualan. Kyu Jin dan Jung Han heran melihat mereka
yang mengerumuni Miss Kim dan Tn Go.
Ternyata Miss Kim tengah
membaca garis tangan Tn Go. Dara menyampaikan pada Kyu Jik dan Jung Han kalau Miss
Kim ini peramal yang sudah memiliki sertifikat. (eh jadi inget K-Drama Flower Boy
Ramyun Shop, disana kan di episode 1 Kim Hye Soo jadi cameo, jadi peramal yang
meramal yang Yang Eun Bi hahaha) Jung Han terkesan mendengarnya, tapi Kyu Jik
malah mencibir.
Miss Kim konsentrasi membaca garis tangan Tn Go (backsound musiknya The X Files hahaha) “Anda baru saja menginvestasikan uang kan?” tanya Miss Kim pada Tn Go. Tn Go terkejut bagaimana Miss Kim bisa tahu. Ia mengatakan kalau hanya sedikit investasi saham. Temannya mengatakan kalau itu menjanjikan, jadi ia menginvestasikan seluruh bonusnya. Miss Kim menyarankan lebih baik Tn Go segera menjual saham itu sebelum akhir bulan ini karena setelah itu investasi yang Tn Go lakukan akan menurun.
Ok, selanjutnya yang mau
diramal adalah Jung Joo Ri. Mereka bahkan sudah mendapatkan nomor antriannya
hahaha.
Miss Kim membaca garis tangan Joo Ri. Joo Ri heran melihat raut wajah Miss Kim ketika membaca garis tangannya. “Kenapa? Apa ada hal yang buruk?” Miss Kim mengatakan kalau Joo Ri sebentar lagi akan menjadi sorotan. Joo Ri tak mengerti menjadi sorotan bagaimana.
Miss Kim : “Kau ditakdirkan untuk mendapatkan banyak perhatian di posisi teratas.”
Joo Ri tak percaya tapi ia tersenyum senang, “aku?” Teman-temannya menebak kalau Joo Ri pasti akan sukses.
Ok yang diramal
selanjutnya, Min Goo meminta Kyu Jik mencoba diramal oleh Miss Kim. Kyu Jik
menolak tapi mereka mendesak. Kyu Jik pun mau juga pake nomor antriannya Min
Goo. Ia menggerutu kalau dirinya tak peduli dengan hal-hal sepeti ini, garis
tangannya tak perlu dibaca.
Miss Kim mulai membaca garis tangan Kyu Jik. “Manajer Kepala Kubis, dikehidupan anda sebelumnya….. anda menjelajahi hamparan tanah yang luas.”
“Gengis Khan?” tebak mereka. Kyu Jik menahan senyum bangga.
Miss Kim menatap Kyu Jik, “Anda adalah seekor lalat.”
Wakakakaka… semuanya berusaha menahan tawa. Sementara Kyu Jik menahan emosi.
“Dan saya…” Miss Kim
melepas tangan Kyu Jik seolah ia baru saja menyentuh kotoran, “…harus mencuci
tangan saya.” Miss Kim berlalu dari sana membuat Kyu Jik benar-benar marah.
“Hei…!” teriak Kyu Jik. “Berhenti
disana. Hei hei Kim-ssi.” Jung Han dan Tn Go menahan tubuh Kyu Jik.
Wakakakakak…
Sudah 16 tahun sejak krisis keuangan Asia. Sekarang Korea memiliki 8 juta pegawai kontrak. Impian utama warga Korea Selatan bukan lagi penyatuan bangsa melainkan pendapatkn posisi tetap. Disaat orang lain ingin menjadi karyawan tetap, ada satu orang yang rela memilih menjadi pekerja kontrak. Miss Kim adalah orang Korea pertama yang memilih menjadi pekerja kontrak. Miss Kim tidak pernah bekerja secara gratis. Dia tidak menjalin hubungan antar pribadi yang rumit. Setelah masa kontrak 3 bulannya berakhir, dia selalu meninggalkan Korea. Tapi tidak ada yang tahu kenapa dia menyebut dirinya Miss Kim dan memilih menjadi pekerja kontrak berkelanjutan.
Di jam istirahat para
pegawai perusahaan pergi makan siang, tak terkecuali pegawai Y-Jang. Dara
mengecek ponselnya, ia mengeluh kenapa gajinya belum masuk ke rekeningnya juga
padahal sekarang sudah lewat tengah hari. Ia mengatakan kalau Super Home shopping
hari ini ada tas Luxuitton yang didiskon 20%. Ia harus mendapatkan tas itu
sebelum terjual habis.
Bong Hee bertanya pada Joo Ri bukanlah hari ini Joo Ri menerima gaji pertama. Joo Ri dengan semangat menjawab ya. Ji Rang ingin tahu apa yang akan Joo Ri lakukan dengan gaji pertama itu. Joo Ri berkata kalau ia ingin membelikan pakaian yang hangat untuk orang tuanya, membayar sewa, dan ia juga ingin membeli tas. Ketiga teman Joo Ri secara bersamaan menyahut kalau itu pemikiran yang bagus (membeli tas).
Bong Hee melihat kalau tas yang Joo Ri kenakan sudah usang. Ji Rang membenarkan, “di jaman sekarang tak ada orang yang memiliki tas sepertimu.”
Dara berkata meskipun kita kekurangan uang, kita tak boleh mengurangi anggaran kebutuhan dasar kita. Ia harap Joo Ri membeli tas baru dengan gaji pertama itu. Joo Ri menjawab tentu saja.
Ponsel mereka bunyi, ada
sms masuk pemberitahuan dari bank Daehan bahwa gaji mereka sudah masuk ke
rekening masing-masing. Joo Ri terkejut membaca sms yang masuk di ponselnya. “Kenapa
begini?” teman-temannya memandang heran.
Joo Ri menelepon seseorang
di toilet. Ia menilai ini tak adil. Yang ditelepon Joo Ri tanya tak adil
bagaimana, bukankah Joo Ri meminjam uang ketika masih menjadi mahasiswa. Jadi
sudah menjadi kewajiban Joo Ri untuk membayarnya. joo ri tahu itu, apa tak bisa
ia membayanya dengan cicilan yang lebih ringan lagi, kenapa tega mengambuil
gajinya seperti ini.
Mereka bilang kalau mereka melakukan ini demi kebaikan Joo Ri. Semakin lama Joo Ri membayar maka akan semakin tinggi bunga yang harus dibayar. Dan lagi, bagaimana kalau Joo Ri lalai membayar hutang, maka Joo Ri akan semakin sengsara.
Joo Ri bingung, lalu bagaimana ia bisa bertahan selama sebulan ini. Mereka mencibir Joo Ri, inilah salahnya anak muda zaman sekarang. “Saat kau masih muda, kau harus hidup untuk mimpimu, bukan hidup untuk makan.” Joo Ri menilai mimpi itu tak bisa dimakan. Joo Ri mengeluh lemas, ia kembali membaca saldo gajinya yang hanya tersisa 16.200 won.
Joo Ri melihat di kamar mandi
ada Miss Kim yang tengah menggosok gigi. Ia mendekati Miss Kim, meskipun
sebenarnya agak ragu. “Sunbaenim, bolehkah aku meminjam… ah tidak.. tidak apa-apa…”
ucap Joo Ri meninggalkan kamar mandi tak jadi mengutarakan maksudnya.
Min Goo menelepon pacarnya,
ia yang sudah gajian berencana membelikan sesuatu untuk pacaranya. Ia pun
janjian ketemuan dengan pacarnya di mall sepulang kerja. Ji Rang menguping apa
yang Min Goo obrolkan dengan sang pacar.
Ji Rang : “Min Goo-ssi, sepertinya kau menawarkan barang yang lain lagi untuk pacarmu.”
Dara : “Beberapa orang
dari kita berusaha keras untuk mendapatkan tas baru, tapi bagi yang lainnya,
memiliki tas baru tinggal melakukan panggilan telepon saja. Oh ya ampun, hidup
sangat tak adil.” (hahaha betul sekali)
Min Goo merasa kalau ia-lah yang paling menderita karena dirinya tak pernah menikmati bonus dari pekerjaannya. Rasanya seperti uang dalam permainan.
Ji Rang berkata bukankah Young Shik juga baru gajian, apa Young Shik juga memberikan hadiah untuk pacar Young Shik. Young Shik menjawab tidak perlu karena ia sudah melayani pacarnya dengan tubuh bagusnya setiap hari.
Bong Hee mencibir, “Aku penasaran apa pacarmu itu setuju dengan pemikirkanmu.” Young Shik langsung diam. Bong Hee heran ia tak tahu bagian mana dari tubuh Young Shik yang bagus. (hahahaha)
“Bicara tentang menjaga
tubuh seseorang, lihatlah dia!” Ucap Tn Go sambil melihat ke arah Miss Kim yang
melakukan senam.
Bong Hee heran, berapa
banyak yang yang ingin dia hasilkan. Ji Rang juga penasaran, Miss Kim sudah
menghasilkan banyak uang dengan semua pekerjaan lemburnya. Bong Hee tanya
berapa banyak. Ji Rang bertanya apa Bong Hee tak pernah mendengar gosipnya, “dia
menghasilkan uang sampai…..” Jirang berbisik ke telinga Bong Hee.
“Benarkah?” suara Bong Hee meninggi karena saking kagetnya. Ia langsung berdiri dan menatap Miss Kim, “Dia benar-benar luar biasa. Mereka yang disana pun ingin tahu berapa banyak uang yang dihasilkan Miss Kim.
Joo Ri menuliskan apa saja
yang menjadi pengeluarannya di bulan ini. Sewa rumah 400rb won, makan 200rb
won, transportasi 80rb won.
Kyung Woo malu-malu mendekati Joo Ri. Ia bertanya apa Joo Ri menikmati makan siang tadi. Joo Ri menjawab ya dan balik bertanya bagaimana dengan Kyung Woo. Kyung Woo tersenyum mengatakan kalau ia juga menikmati makan siangnya.
Kyung Woo memberikan sebuah hadiah di kotak kecil merah pada Joo Ri. Joo Ri terkejut, apa ini. Kyung Woo berkata bukankah katanya kita harus memberikan gaji pertama kita untuk keluarga, baginya Joo Ri adalah keluarganya di tempat kerja. Ia tak tahu apa Joo Ri akan menyukai hadiah darinya. Joo Ri tak enak karena ia belum memberikan apa-apa untuk Kyung Woo. Ia pun berterima kasih. Kyung Woo tersenyum senang.
Joo Ri membuka kotak merah kecil itu, isinya batu. Joo Ri heran kenapa hadiahnya batu. Kyung Woo tahu kalau Joo Ri berualng tahun di bulan Maret, Aquamarine adalah batu kelahiran bagi orang yang lahir di bulan Maret. Joo Ri menilai kalau ini pasti batu yang mahal, berapa harganya? Gumam Joo Ri.
Apa? Kyung Woo tak mendengar apa yang Joo Ri tanyakan. Joo Ri berkata kalau maksudnya batu ini sangat cantik.
Kyu Jik dan Jung Han
menghadap Dir Hwang. Jung Han menyerahkan faktur dan produk-produk promosi
untuk Super Home Shopping. Dir Hwang melihat kalau rapat perdananya akan
dilaksanakan sore ini. Ia menilai masa depan cuka merah Y-Jang tergantung pada
acara ini. Jika kita tak mendapatkan waktu tayang, maka ini tak akan selamat. Jadi
kalian harus membuatnya berhasil. Kyu Jik dan Jung Han mengerti.
Di ruangan Tim Penunjang
semuanya tampak sibuk. Jung Han menatap ke arah Miss Kim. Ia teringat ucapan Ho
Boon bahwa Miss Kim dipecat dari Bank tempat dulu Miss Kim bekerja.
Tiba-tiba miss kim menoleh
ke Jung Han, “Manajer Moo, jika ada yang ingin anda katakan tolong katakan dengan
mulut anda, bukan dengan mata anda.” Ucap Miss Kim tegas tahu kalau sedari tadi
ia terus diperhatikan oleh Jung Han.
Jung Han terkejut Miss Kim tahu diperhatikan olehnya. Miss Kim berkata kalau dari tadi Jung Han teris menatapnya. Jung Han jadi salah tingkah dan bingung sendiri, “Oh itu.. kita harus pergi berbelanja bersama-sama. Maksudku.. kita harus menghadiri rapat home shopping.” Miss Kim membenarkan ia sudah menyiapkan semuanya.
Di gedung Super Home Shopping,
kedua manajer berjalan di depan, sementara Miss Kim di belakang membawa produk-produk
Y-Jang. Jung Han merasa produk-produk yang dibawa Miss Kim itu berat, ia
menawarkan akan membawa salah satunya. Tapi Miss Kim menolak, karena membawa
barang-barang seperti ini adalah tanggung jawabnya.
Kyu Jik mengingatkan Miss Kim,
“Kau harus menjaga tingkahmu hari ini dan jangan membuat masalah. Jangan teriak-teriak
seperti yang kau lakukan di rapat bersama orang Rusia. Bersikaplah sopan,
karena mereka yang memiliki kuasa.”
“Jangan tersenyum, jangan lakukan itu!” larang Kyu Jik yang terkejut melihat senyum Miss Kim. “Mereka tak akan tanda tangan kalau kau melakukannya….” Miss Kim pun langsung menutup mulutnya dan berjalan lebih dulu. Kyu Jik ngomel-ngomel, “Kau itu jangan pergi dulu saat ada orang yang bicara.”
Miss Kim menyajikan salah satu produk Y-Jang. Choi Da Sung mencicipi produk Y-Jang. Kyu Jik bicara sopan meminta bantuan pihak Super Home Shopping untuk membantu menjualkan produk-produk mereka, ia berjanji akan bekerja secara optimal juga.
Choi Da Sung memeriksa dokumen-dokumen, “20 botol perkotak, beli satu kotak gratis satu.” Ia mengatakan kalau dirinya perlu beberapa lusin kecap Y-Jang untuk dijadikan sebagai bonus. “Sebuah rencana bebas bunga tiga bulan dan diskon 10rb won pada pesanan ARS. Dan juga, dua belas kotak mie instan sebagai hadiah special.” (nih orang banyak maunya)
Kyu Jik dan Jung Han terdiam melongo deh.. bingung…
“Dan bawakan juga smarphone untuk diberikan sebagai hadiah utama.” sambung Choi Da Sung. (wakakak keterlaluan nih perusahaan Home shopping)
Jung Han menilai itu bisa merugikan perusahaannya.
Pria disebelah Choi Da Sung, Han Jung Soo berkata kalau begitu kesepakatan diantara mereka batal saja. Kyu Jik berusaha bersikap sopan dan berkata kalau maksudnya bukan begitu, “Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk meletakan paketnya bersama-sama. Kami akan mengandalkan kalian berdua untuk menjual seluruh persediaan.”
“Tentu saja jangan khawatir.” sahut Han Jung Soo. “Setiap menit aku akan melakukan penawaran terbatas dan mengharapkan terjual habis.”
Rapat usai, Kyu Jik menilai kalau pihak Super Home Shopping sangat tangkas sekali. Musim liburan tahun lalu, mereka meminta lebih banyak paket hadiah kita. Jung Han tanya apa Kyu Jik akan mengabulkan permintaan mereka. Kyu Jik menilai tak ada pilihan lain, anggap saja itu biaya pemasangan iklan.
Ada seorang yang mendorong
produk minuman jus dan menabrak Miss Kim, padahal Miss Kim sudah berusaha
menghindar, kotorlah celana Miss Kim terkena tumpahan jus. Wanita itu minta
maaf. Jung Han tanya apa Miss Kim tak apa-apa. Miss Kim bilang tak apa-apa. Jung
Han melihat celana panjang Miss Kim basah karena tumpahan jus.
Jung Han yang akan melihat lebih dekat dicegah oleh Miss Kim. Wanita tadi memberikan ganti sebuah rok pendek pada Miss Kim. Miss Kim tanya apa punya celana panjang, tapi wanita itu tak punya. Miss Kim pun mengembalikan rok itu dan tak mengganti celananya yang basah. Ia minta ijin pada Jung Han akan ke toilet sebentar untuk mengelap sisa jus dengan tisu.
Kyu Jik heran melihat Miss
Kim yang pergi ke toilet, “Dia tak pernah memakai rok saat bekerja, iya kan?”
Jung Han berusaha mengingat-ingat, “Sepertinya tidak. Aku hanya melihatnya
memakai celana.”
Kyu Jik ingat hari ketika
ia jatuh di depan bar bersama Miss Kim, saat itu kaki Miss Kim terluka. Ketika
ia ingin melihat luka itu Miss Kim melarang, tak boleh menyentuh kakinya.
Kyu Jik menebak-nebak, “Benar
kakinya… apa menurutmu mungkin kakinya….”
Jung Han terkejut dengan
tebakan Kyu Jik, “Apa? Pergelangan kakinya besar?” Kyu Jik membenarkan kalau
tidak kenapa Miss Kim hanya memakai celana panjang. Kyu Jik memperagakan
goyangan salsa Miss Kim, “Kau ingat? Dia juga memakai gaun panjang saat kita
melihatnya berdansa di bar.”
Jung Han membenarkan, “Aku pikir Miss Kim mungkin punya kaki yang bagus juga.”
Kyu Jik heran, “Apa kau berpendapat kalau dia itu cantik?”
Jung Han : “Apa aku bilang begitu? Tapi tidakkah semua orang menanggap kalau Miss Kim itu sangat cantik?”
Kyu Jik menepuk pundak Jung
Han, “Jung Han.. cantik adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan manusia.”
Jung Han : “Lalu kenapa kau menciumnya?”
Kyu Jik menegaskan kalau itu bukan ciuman, “Itu hanya kecelakaan. Seperti bagaimana kau secara kebetulan menabrak tiang telepon.”
Jung Han : “Jadi apa kau benar-benar sembuh darinya?”
Kyu Jik : “Apa ada yang harus disembuhkan? Aku hanyalah seekor lalat di bibirnya dan dia hanyalah tiang telepon yang kutabrak. Setelah itu selesai.”
Di jam pulang, Joo Ri menyusul
Miss Kim. Ada seseuatu yang ingin ia minta dari Miss Kim. Miss Kim mengingatkan
Joo Ri jangan pernah meminta sesuatu darinya. Joo Ri bingung harus
mengatakannya bagaimana, ia terbata-bata meminta tolong meminjamkan uang
padanya. “Setelah membayar upah lemburmu dan membayar panjaman mahasiswaku,
uangku hanya tinggal 16.200 won di bank. Itu bahkan tak cukup untuk membeli air
minum dan makanan.”
Joo Ri menunduk memejamkan mata memohon, “Jika kau mau mengembalikan sedikit dari upah lembur, aku akan mengembalikannya sedikit demi sedikit.” Miss Kim mengabaikannya, ia berlalu meninggalkan Joo Ri yang masih menunduk. Ketika Joo Ri membuka mata, Miss Kim sudah tak ada di hadapannya.
Joo Ri membuntuti Miss Kim
sampai di depan bar Machu Picchu. Miss Kim menyadari seseorang mengikutinya. Joo
Ri langsung sembunyi agar Miss Kim tak mengetahui keberadaannya.
Joo Ri heran Miss Kim masuk ke sebuah bar. “Apa ini? Machu Picchu? Apa Miss Kim berpesta di tempat seperti ini dengan gaji yang susah payah kudaptkan?” Joo Ri pun masuk ke dalam bar.
Joo Ri yang sudah di dalam
bar bingung campur tercengang melihat suasana bar dengan beberapa pasang pria
dan wanita yang tengah bersalsa. Julisesa menyapa Joo Ri. Ia terkejut melihat Joo
Ri bukan pelanggan tetap bar itu. Ia bertanya apa Joo Ri sedang mencari
pasangan untuk berdansa. Joo Ri malah bingung. Julisesa pun menawarkan diri apa
Joo Ri mau berdansa dengannya. Joo Ri terbata-bata menjawab tidak,
kedatangannya kesini untuk mencari seorang wanita yang baru saja masuk. Dia
tinggi dan memakai sanggul rambut. Julisesa tahu kalau Joo Ri sedang mencari Sun.
Joo Ri bingung dengan panggilan Sun, Jum Sun? Julisesa memberitahu kalau Kim Jum
Sun mungkin sedang berganti pakaian.
Julisesa bertanya apa Joo Ri mau minum. Joo Ri bilang tidak, ia kesini hanya untuk bertemu Miss Kim. Julisesa menuangkan minuman untuk Joo Ri. Joo Ri cemas karena ia tak punya uang. Julisesa bilang ini gratis. Joo Ri awalnya menolak tapi pada akhirnya ia pun minum juga hingga mabuk.
Joo Ri pun bicara dalam
mabuknya, “Apa kau tahu, betapa Kim Jum Sun telah menyakitiku? Dia menagihku
untuk upah lembur yang dia lakukan. Tapi dia belum pernah mentraktirku makan.”
Julisesa dan Ho Boon yang ada disana tertawa geli mendengar ocehan mabuk Joo Ri.
Ho Hoon ke kamar Miss Kim
dan menyarankan lebih baik Miss Kim turun ke bar untuk menemui Joo Ri yang
sepertinya sedang kesulitan. Miss Kim berkata kalau jam kerjanya sudah berakhir
jadi ia tak peduli karena itu bukan urusannya.
Ho Boon bertanya apa Joo Ri itu pegawai kontrak baru. Miss Kim membenakan, dia itu masih polos. Ho Boon merasa kalau Joo Ri itu mengingatkannya pada Miss Kim ketika pertama kali memulai semuanya. Miss Kim terkejut kapan ia seperti Joo Ri. Ho Hoon khawatir Joo Ri besok bisa bekerja karena mabuk, ia menyarankan sebaiknya Miss Kim mengantar Joo Ri pulang. Miss Kim meminta Ho Boon membiarkan saja Joo Ri seperti itu, ia juga akan membayar tagihan minuman yang diminum Joo Ri.
Keesokan harinya di
kontrakan Joo Ri. Bangun tidur Joo Ri menerima pesan di ponselnya. Ia menerima
kiriman uang sebesar 400rb won dari seseorang bernama Kim Suk Ja, sepertinya
itu Ibunya.
Ada yang datang ke rumah Joo Ri, pengantar paket. Pengantar paket membawakan paket kiriman tas untuk Joo Ri. Joo Ri pun menghubungi ibunya, ia khawatir bukankah ibunya harus membayar hutang kenapa mengirim uang dan mengirimkan tas untuknya. Terdengar suara ibu bertanya kenapa Joo Ri tak cerita kalau uang Joo Ri tak cukup untuk membayar sewa rumah. Joo Ri tanya apa pemilik kontrakan yang mengatakannya.
Ibu kemudian berkata mengenai tas yang ia kirimkan untuk putrinya. Ia diberitahu kalau tas itu mirip dengan yang aslinya. Ia membeli tas itu seharga 150rb won. Joo Ri terkejut, apa ibunya menghabiskan uang hanya untuk tas ini, bukankah seharusnya uang itu digunakan untuk mengobati punggung ibunya yang sering sakit.
Ibu berkata kalau Joo Ri baru saja mendapatkan gaji pertama, jadi orang-orang akan mengharapkan itu dari Joo Ri. “Ditambah lagi kau bekerja di perusahaan besar di kota Seoul. di perusahaan kecap terbesar korea. Kau tak bisa hanya menggunakan tas yang sudah usang. Harga dirimu dipertaruhkan.” Joo Ri hampir mennagis mendengar perkataan ibunya.
Joo Ri memakai tas barunya
ke kantor. Bong Hee, Dara dan Jirang terkejut melihat tas baru Joo Ri. Jirang
bertanya apa tas ini asli. Joo Ri menjawab bukan. Dara juga menilai itu barang
tiruan dan menebak harganya sekitra 150rb won, tapi menurutunya tas itu
lumayan. Joo Ri menyampaikan kalau ibunya yang menghadiahkan tas ini untuknya.
Dan jrenggg… Bitna sampai
di kantor dengan tas yang sama seperti punya Joo Ri. Model dan warnanya sama
persis. Dara dan Jirang langsung berbisik kalau tasnya bitna itu produk yang
asli. Luxuitton terbaru seharga 3,9 juta won. Joo Ri terperanjat mendengar harga
tas asli itu.
Bong Hee berkata bukankah Bitna sudah punya tas yang seperti itu. Bitna membenarkan hanya beda warnanya saja, kalau yang dulu warnanya biru langit dan sekarang hijau mint. Ia sengaja memanjakan diri karena mendapatkan gaji pertama. Bitna melihat kalau Joo Ri juga membeli tas yang sama seperti dirinya. Joo Ri pun jujur kalau tas-nya itu hanya barang tiruan.
Pegawai tim penunjang mengepak
barang yang akan mereka bawa ke Super Home Shopping. Dir Hwang bertanya apa
semuanya sudah siap untuk rapat kedua dengan super home shopping. Kyu Jik
mengiyakan, mereka sudah siap berangkat. Direktur berkata kalau masa depan cuka
merah mereka dipertaruhkan pada transaksi ini.
Mereka pun berangkat
menuju Super Home Shopping. Miss Kim yang mengendarai mobilnya. Dan baaaatttt Miss
Kim ngebut hingga membuat Jung Han, Joo Ri dan Kyung Woo terpelanting hahaha.
Miss Kim pun ngerem mendadak.
Jung Han langsung berpegangan, “Miss Kim kudengar kau mengemudikan bis, apa mungkin itu sebabnya gaya mengemudimu agak kasar.” Miss Kim berkata kalau ia tak pernah mengendarai mobil berpenumpang sejak mendapatkan sim hahaha. Jung Han yang terkejut berkata lebih baik ia saja yang menyetir. Tapi Miss Kim melarang karena ini merupakan tugasnya. Kencangkan saja sabuk pengaman kalian. Joo Ri dan Kyung Woo pun langsung memasang sabuk pengaman. Settt… Miss Kim ngebut dah.
Sementara di mobil lain, Kyu
Jik dan Bitna hanya berdua di mobil menuju Super Home shopping. Kyu Jik bertanya
apa Bitna sudah mengecek kembali jumlah barang yang mereka bawa. Bitna menajwab
sudah.
Kyu Jik kemudian bertanya apa rambut Bitna tak apa-apa karena mereka terpaksa memotong rambut Bitna beberapa hari yang lalu. Bitna berkata kalau ia sudah ke salon untuk mengatasi rambutnya. Kyu Jik merasa ketika ia menyuruh Bitna keluar dari Y-Jang, ia merasa sudah kelewatan, ia pun minta maaf. Bitna bilang tak apa-apa, ia seharusnya bisa memisahkan pekerjaan dengan kehidupan pibadinya. Saya minta maaf, manajer Jang. Ia berjanji tak akan mengungkit hal-hal yang tak ada hubungannya dengan kantor.
Sesampai di Super Home
Shopping Choi Da Sung mengecek barang-barang yang pihak Y-Jang siapkan. Ia
memuji Kyu Jik tak pernah mengecewakannya, karena Kyu Jik sudah membawa apa
yang menjadi permintaannya kemarin. Kyu Jik berkata kalau Y-Jang melakukan yang
terbaik untuk meyakinkan Super Home Shopping dan betapa Y-Jang sangat
menghargai bantuan Choi Da Sung.
Merasa pekerjaan disana sudah tak banyak, Jung Han menyuruh Bitna dan Kyung Woo kembali ke kantor. Tapi sebelum keduanya pergi, Han Jung Soo datang memberi tahu Choi Da Sung kalau mereka memiliki masalah dengan barang peragaan. Mereka kehilangan tas Luxuitton tiruan yang sudah mereka pesan.
Choi Da Sung terkejut, “Lalu apa yang harus kita lakukan? Bukankah kita harus membandingkan yang palsu dengan yang asli di pertunjukan ini. Kenapa tak menyuruh orang untuk membeli tas tiruan itu?” Han Jung Soo berkata kalau acara mereka sebentar lagi tayang 5 menit lagi jadi tak ada waktu untuk pergi membelinya.
Choi Da Sung melihat tas
yang Bitna pakai. “Aghassi, ini tiruan kan?” Bitna menjawab tentu saja bukan.
Joo Ri langsung menyembunyikan tas miliknya di balik tubuhnya. Tapi Kyu Jik
melihat tas Joo Ri, ini palsu kan?”
Han Jung Soo melihat tas
itu dan berkata kalau itu sama seperti barang tiruan mereka yang hilang. Mereka
pun ingin panjam tas Joo Ri. Joo Ri melarang karena ia baru mendapatkan tas itu
beberapa hari yang lalu. Kyu Jik membolehkannya, tapi Jung Han tak mengijinkan
karena Joo Ri tak membolehkan tas itu dipinjam.
Choi Da Sung pun mengancam kalau mereka tak diperbolehkan meminjam tas tiruan ini maka cuka merah Y-Jang tak akan masuk ke acara penjualan di Super Home Shopping. Joo Ri pun terpaksa meminjamkan tasnya.
Acara produk tas. Joo Ri, Kyu
Jik dan Jung Han melihat di belakang kamera. Joo Ri tampak was-was dengan
tasnya. Jung Han minta maaf pada Joo Ri karena tas Joo Ri yang dipinjam, ia
mengatakan kalau mereka berjanji tas itu hanya digunakan sebagai pembanding
saja jadi Joo Ri tak usah khawatir.
MC acaranya berkata kalau
kedua tas yang mereka tunjukan itu sama persis. Mereka memuji tas asli yang
jahitan dan bahannya bagus. Dan sebagai pembanding jikalau pemirsa meragukan
keasliannya maka sebagai barang tiruan tas yang palsu pun diuji. Terksturnya
kasar, sletingnya rusak, dan jahitannya tak kuat.
Joo Ri jelas saja marah
tas pemberian ibunya di rusak seperti itu. Ia langsung berlari ke tengah acara
live itu. Ia langsung merebut tas miliknya. Terjadilah kehebohan di acara live
tersebut. Jung Han yang terkejut berusaha mengamankan Joo Ri. Sutradara
langsung meminta programer meng-cut acara yang ditayangkan live tersebut.
Wohoho, atas insiden ini
apa yang akan terjadi selanjutnya? apa pihak Super Home Shopping akan tetap membantu
menjual produk Y-Jang melalui acaranya? Bagaimana nasib Joo Ri, apa dia akan
dipecat dari Y-Jang?
Bersambung ke episode 6
Part 2
lanjutkan mb anis. semangat ya!! love it :*
ReplyDeletehani
Seruuu bgt mba anis... tetep smangat lanjutin sinopsis'y ya mba ^^
ReplyDeletemakin dibuka blognya makin tidak semangat krna gk ada sinopsis lanjutannya
ReplyDeletesemangat mba anis utk buat sinopsis ini pliss :(