Hae Joo masuk ke rumah dalam keadaan mabuk. Ibu tengah memotong sayuran ketika Hae Joo memanggilnya keras, “Ibu!” Jelas saja ibu kaget.
Hae Joo yang mabuk langsung memeluk dan menciumi ibunya. Ibu risih apalagi ia mencium aroma alkohol, “Apa kau minum-minum?”
Hae Joo berkata kalau sekarang ia merasa sedikit senang jadi ia minum-minum sedikit.
Hae Joo kembali menciumi ibunya dan berkata kalau aroma ibunya ini enak. Ibu risih dan menyuruh hae joo masuk ke kamar kemudian tidur. Tapi Hae Joo malah mengajak ibunya bermain tak perlu membuka warung. Ibu heran kenapa Hae Joo hari ini aneh.
Hae Joo berdiri dan berteriak memanggil adik-adiknya, “Chun Young Joo, Chun Jin Joo keluar. Ayo ke karaoke dan bermain!”
Hae Joo kembali menciumi ibunya dan berkata kalau aroma ibunya ini enak. Ibu risih dan menyuruh hae joo masuk ke kamar kemudian tidur. Tapi Hae Joo malah mengajak ibunya bermain tak perlu membuka warung. Ibu heran kenapa Hae Joo hari ini aneh.
Hae Joo berdiri dan berteriak memanggil adik-adiknya, “Chun Young Joo, Chun Jin Joo keluar. Ayo ke karaoke dan bermain!”
Young Joo dan Jin Joo keluar setelah mendengar teriakan kakaknya. Hae Joo menarik ibunya agar mau pergi ke karaoke dan bermain. Young Joo heran minum dimana Hae Joo sampai mabuk seperti ini.
Jin Joo tentu saja senang akan diajak ke karaoke, “Apa kita benar-benar akan pergi ke karaoke hari ini?” Hae Joo bilang tentu saja dan ia yang akan membayarnya.
Hae Joo yang mabuk berdiri sempoyongan. Tak lama kemudian ia pun tergeletak membuat Young Joo terheran-heran. Bukankah Hae Joo sendiri yang mengajak tapi kenapa Hae Joo malah tak sadarkan diri. Jin Joo merasa kalau sekarang Hae Joo terlihat sangat senang. (ga juga kok) Ibu menyuruh Young Joo dan Jin Joo masuk. Ia juga membangunkan Hae Joo menyuruhnya masuk dan tidur di kamar.
Hae Joo yang mabuk berdiri sempoyongan. Tak lama kemudian ia pun tergeletak membuat Young Joo terheran-heran. Bukankah Hae Joo sendiri yang mengajak tapi kenapa Hae Joo malah tak sadarkan diri. Jin Joo merasa kalau sekarang Hae Joo terlihat sangat senang. (ga juga kok) Ibu menyuruh Young Joo dan Jin Joo masuk. Ia juga membangunkan Hae Joo menyuruhnya masuk dan tidur di kamar.
Hae Joo perlahan membuka mata dan menatap ibunya. Ibu heran berapa banyak Hae Joo minum sampai mabuk seperti ini.
Hae Joo berkata kalau ia tak memerlukan apapun selama keluarganya berada disini. “Ibu yang melalui berbagai kesulitan, kakak yang kubenci tapi aku kasihani. Si cantik Young Joo yang ingin aku berikan banyak hal padanya tapi aku tak bisa. Si kecil Jin Joo yang kusayangi. Ibu, aku sungguh tak apa-apa selama aku memiliki keluarga ini. Aku serius bu, kubilang aku tak apa-apa asal aku punya keluarga ini.” Hae Joo menangis mengatakannya.
Ibu ikut sedih melihatnya, “Dia sudah gila. Kebiasaan minum seperti apa ini.”
Ibu ikut sedih melihatnya, “Dia sudah gila. Kebiasaan minum seperti apa ini.”
In Hwa berada di butiknya. Ia duduk santai sambil melihat-lihat majalah tapi matanya terbelalak ketika ia melihat sepasang model yang berfoto berciuman. Ia pun jadi teringat ciumannya dengan Chang Hee.
In Hwa jadi gugup. Ia dengan cepat membuka lembar halaman selanjutnya. Ia berusaha menenangkan diri dan tak memikirkannya tapi ia kembali melihat foto model pria yang bertelanjang dada.
Ia pun teringat ketika melihat Chang Hee bertelanjang dada. Ia kembali gugup. Ia berdiri dan menyenggol gelas minumannya hingga airnya tumpah.
In Hwa menyentuh kedua pipi dengan tangannya. Kipas-kipas deh Hahaha lucu... apa In Hwa udah mulai fall in love ke Chang Hee.
In Hwa sampai di depan rumah. Ia melihat mobil Chang Hee datang, ia mencegatnya. In Hwa menatap marah. Ia ingin bicara dengan Chang Hee sebentar.
In Hwa langsung menanyakan kenapa Chang Hee melakukan itu padanya (menciumnya gitu). Chang Hee diam, ia hanya menoleh menatap In Hwa. In Hwa mendesak Chang Hee untuk mengatakan alasannya.
Bukannya menjawab Chang Hee malah bertanya apa In Hwa begitu penasaran tentang itu. In Hwa berkata kalau tidak penasaran apa Chang Hee pikir ia begitu banyak waktu untuk bertanya pada Chang Hee disini.
Chang Hee mengaku kalau ia menyukai In Hwa sejak kecil. In Hwa jelas kaget dan menilai Chang Hee sudah gila.
Chang Hee menatap In Hwa dan berkata apa In Hwa ingat ketika masih SD ia dipukul oleh Il Moon tanpa alasan. Bukankah waktu itu In Hwa sendiri yang mengoleskan obat di wajahnya.
In Hwa berkata kalau saat itu ia melakukannya karena Chang Hee terlihat begitu menyedihkan.
Chang Hee mengatakan ketika itu ia tak punya orang lain yang seperti itu, “Sejak hari itu aku hanya melihatmu. Melihatmu bermain piano, ice skeating, berlari-lari dan tertawa. Semuanya terukir di hatiku.”
In Hwa berkata kalau saat itu ia melakukannya karena Chang Hee terlihat begitu menyedihkan.
Chang Hee mengatakan ketika itu ia tak punya orang lain yang seperti itu, “Sejak hari itu aku hanya melihatmu. Melihatmu bermain piano, ice skeating, berlari-lari dan tertawa. Semuanya terukir di hatiku.”
In Hwa tak percaya dan meminta Chang Hee jangan mengatakan omong kosong. Ia tahu kalau selama 15 tahun ini Chang Hee menyukai Hae Joo.
Chang Hee mengungkapkan itu karena In Hwa berada di tempat yang tinggi. Ia sadar kalau dirinya hanyalah seorang anak pelayan. Karena ia berfikir yang namanya kerang harus bersama dengan kerang juga (kerang itu maksudnya orang miskin). “Kau berada di tempat yang sulit kucapai. Meskipun aku berusaha keras untuk mencapainya tetap aku tak bisa.”
In Hwa masih belum percaya. Chang Hee berkata kalau In Hwa membenci untuk mempercayainya maka tak usah percaya. “Entah kau percaya atau tidak yang pasti orang yang kusukai hanya kau.” (hah cewek mana coba yang ga bakal tersentuh, senjata Chang Hee mematikan dalam memanfaatkan In Hwa nih)
Chang Hee mengungkapkan itu karena In Hwa berada di tempat yang tinggi. Ia sadar kalau dirinya hanyalah seorang anak pelayan. Karena ia berfikir yang namanya kerang harus bersama dengan kerang juga (kerang itu maksudnya orang miskin). “Kau berada di tempat yang sulit kucapai. Meskipun aku berusaha keras untuk mencapainya tetap aku tak bisa.”
In Hwa masih belum percaya. Chang Hee berkata kalau In Hwa membenci untuk mempercayainya maka tak usah percaya. “Entah kau percaya atau tidak yang pasti orang yang kusukai hanya kau.” (hah cewek mana coba yang ga bakal tersentuh, senjata Chang Hee mematikan dalam memanfaatkan In Hwa nih)
In Hwa tetap tak percaya apa Chang Hee akan mempermainkannya terus sampai akhir, beraninya orang seperti Chang Hee mengatakan itu padanya. In Hwa akan menampar tapi Chang Hee menangkap tangannya.
Chang Hee mengingatkan bukankah ia sudah mengatakannya kalau In Hwa memukulnya lagi ia tak akan tinggal diam. In Hwa jelas saja takut kalau-kalau Chang Hee akan menciumnya lagi. Ia berusaha menarik tangannya tapi Chang Hee malah yang menariknya lebih dekat.
Chang Hee mengingatkan bukankah ia sudah mengatakannya kalau In Hwa memukulnya lagi ia tak akan tinggal diam. In Hwa jelas saja takut kalau-kalau Chang Hee akan menciumnya lagi. Ia berusaha menarik tangannya tapi Chang Hee malah yang menariknya lebih dekat.
Chang Hee mendekatkan wajahnya membuat In Hwa gugup dan menunduk memejamkan mata (ini mau apa nolak ya)
Chang Hee mengangkat tangan menyentuh wajah In Hwa. Bagai terkena sengatan listrik seluruh tubuh In Hwa bergetar terkena sentuhan lembut Chang Hee.
Tapi Chang Hee tak melakukan apa-apa hanya menyentuh wajahnya saja kemudian meninggalkan In Hwa sendirian disana.
In Hwa membuka matanya perlahan dan menatap Chang Hee yang berlalu dengan tatapan penuh tanda tanya, apa benar ucapan yang dikatakan Chang Hee.
Jung Woo dan Gi Chul bertemu. Jung Woo menanyakan kebenaran yang dikatakan penjahat itu, menculik dan menjual manusia. Apa Gi Chul tahu kejinya kejatahan itu. Ia ingin tahu apa alasan Gi Chul melakukannya. Gi Chul berkata kalau ia sudah mengatakan semua alasannya pada Hae Joo. Kalau Jung Woo mau silakan menangkapnya.
Jung Woo menggebrak meja membentak menyuruh Gi Chul diam. Gi Chul berkata kalau ia tahu batas waktu berlakunya kasus itu sudah berakhir. Ia tahu kalau dirinya ini orang jahat, karena itu lakukan saja apa yang Jung Woo inginkan.
Jung Woo tak mengerti apa yang membuat Park Gi Chul menjadi seperti ini. Karena Park Gi Chul yang ia kenal dulu adalah orang yang bahkan tak mampu membunuh semut. Apa karena Gi Chul tinggal di rumah Jang Do Hyun begitu lama sehingga Gi Chul menjadi seperti Jang Do Hyun (ah orang kayak Gi Chul kenapa masih dipanggil Hyung sama Jung Woo)
Jung Woo tak mengerti apa yang membuat Park Gi Chul menjadi seperti ini. Karena Park Gi Chul yang ia kenal dulu adalah orang yang bahkan tak mampu membunuh semut. Apa karena Gi Chul tinggal di rumah Jang Do Hyun begitu lama sehingga Gi Chul menjadi seperti Jang Do Hyun (ah orang kayak Gi Chul kenapa masih dipanggil Hyung sama Jung Woo)
Park Gi Chul mengingatkan agar Jung Woo tak usah mengkhawatirkan orang lain, lebih baik khawatirkan diri Jung Woo sendiri. Kalau Jung Woo terus mengganggu Presdir Jang, Jung Woo juga tak akan aman.
Gi Chul pamit, Jung Woo bertanya apa Gi Chul yang mengirimkan foto itu ke Hae Joo. Gi Chul tak mengerti foto apa. Jung Woo mengatakan sebuah foto dari kecelakaan mobil. Gi Chul berkata kalau ia tak tahu apa yang Jung Woo bicarakan. Ia pun meninggalkan Jung Woo sendirian.
Jung Woo kembali ke kantornya. Bawahannya bertanya apa Jung Woo menyuruhnya untuk tetap mengawasi telepon ‘cannon’ itu. Jung Woo membenarkan, begitu bawahannya menemukan kalau nomor itu dipakai lagi segera laporkan padanya.
Bawahannya mengeluh itu akan menjadi pekerjaan yang banyak karena mereka harus memeriksa setiap base station dan...
Jung Woo mendelik menatap bawahannya, “Ohooo sejak kapan teman yang satu in begitu cerewet?” Bawahannya menunduk mengerti. Hehe.
Il Moon pulang ke rumah (kayak orang mabuk nih coz agak sempoyongan gitu jalannua) Di ruang tamu ia berpapasan dengan ayahnya. Presdir Jang meminta Il Moon bicara sebentar dengannya.
Keduanya berada di ruang kerja Presdir Jang. Presdir Jang menyuruh Il Moon kembali bekerja di kantor. Tapi Il moon tak mau bukankah ayahnya yang menyuruhnya keluar. Ia berharap ayahnya berbaik-baik dengan Chang Hee.
Presdir Jang bertanya apa Il Moon masih tak tahu alasannya menempatkan Chang Hee berada diatas Il Moon itu demi kebaikan Il Moon. Ia minta Il Moon merenungkan kesalahan dan bekerja keras. Il Moon berkata kalau ia sudah merenungkannya.
Presdir Jang bertanya apa Il Moon masih tak tahu alasannya menempatkan Chang Hee berada diatas Il Moon itu demi kebaikan Il Moon. Ia minta Il Moon merenungkan kesalahan dan bekerja keras. Il Moon berkata kalau ia sudah merenungkannya.
Presdir Jang kesal dan berkata kalau Il Moon ini anaknya, tak peduli Il Moon ini berkompeten atau tidak yang pasti Il Moon akan menjadi penerusnya di Cheon Ji. Apa Il Moon pikir ia akan menyingkirkan putranya sendiri dan menempatkan orang lain di tempat Il Moon. Ia melakukannya karena ada sesuatu yang ia perlu manfaatkan dari Chang Hee. Kalau Il Moon merasa itu tak adil lebih baik kuatkan hati Il Moon saja dulu. Saat Il Monn sudah mengembangkan kemampuan dan menjadi penerusnya yang sukses, Il Moon bisa langsung menyingkirkan Chang Hee.
Presdir Jang menyentuh wajah putranya sambil menatap tajam, “Percayalah pada ayahmu. Kau satu-satunya putraku!”
Il Moon ingin tahu alasan kenapa ayahnya mempertahankan Hae Joo. Presdir Jang heran kenapa Il Moon mempedulikan gadis itu.
Il Moon berkata itu karena ia tak menyukai Hae Joo dan dia juga sangat dekat dengan ibu. Presdir Jang berkata bukankah Hae Joo itu temannya In Hwa. Presdir Jang merasa kalau Hae Joo juga bisa dimanfaatkan untuk sesuatu. Il Moon heran dimanfaatkan bagaimana. Presdir Jang mengatakan kalau Kang San membutuhkan pabrik baling-baling. Ia melakukan ini karena hal itu. Il Moon tak mengerti apa yang ayahnya rencanakan.
Il Moon berkata itu karena ia tak menyukai Hae Joo dan dia juga sangat dekat dengan ibu. Presdir Jang berkata bukankah Hae Joo itu temannya In Hwa. Presdir Jang merasa kalau Hae Joo juga bisa dimanfaatkan untuk sesuatu. Il Moon heran dimanfaatkan bagaimana. Presdir Jang mengatakan kalau Kang San membutuhkan pabrik baling-baling. Ia melakukan ini karena hal itu. Il Moon tak mengerti apa yang ayahnya rencanakan.
Jung Woo sampai di rumah dan masuk ke kamarnya. Ia terkejut melihat selimut baru terpasang di tempat tidurnya. Terdengar suara ibu meminta izin masuk ke kamar Jung Woo.
Jung Woo bertanya pada ibu kenapa selimut ini bisa ada disini. Ibu berkata kalau tak ada orang lain selain satu orang yang akan membelinya. Jung Woo tahu siapa yang dimaksud ibu. “Ah wanita itu!” sahut Jung Woo.
Jung Woo menanyakan apa ada yang ingin ibu katakan padanya karena sepertinya ada sesuatu yang ingin ibu sampaikan sampai harus menemuinya di kamar. Ibu mempertanyakan foto Jung Woo. Jung Woo bingung, foto?
Jung Woo mengambil foto dirinya bersama Hak Soo, Geum Hee dan si kecil Yoo Jin. Ibu bertanya bukankah wanita ini Nyonya dari Cheon Ji Group. Jung Woo membenarkan. Ibu heran kenapa Jung Woo dan Geum Hee terlihat bersama di foto itu.
Jung Woo menatap foto dan berat menjelaskannya. Ibu menunjuk foto gadis kecil yang bersama mereka, anak ini dan pria yang bersama Geum Hee siapa mereka? tanya ibu.
Jung Woo mengatakan kalau yang laki-laki itu kakaknya. Apa Bong Hee tak memberi tahu ibu kalau dulu Nyonya Cheon Ji Group ini adalah kakak iparnya dan anak yang ada di foto ini adalah keponakannya yang bernama Yoo Jin, Jung Woo mengatakan kalau Yoo Jin sudah tak ada lagi di dunia.
Ibu tercengang mendengarnya dan sekali lagi menatap foto Yoo Jin yang tak lain adalah anak kecil itu yang dibawa suaminya dulu.
Ibu duduk di samping Hae Joo yang terlelap. Ia menatap wajah putrinya lekat-lekat. Ia juga mengusap lembut Hae Joo penuh kasih.
“Kasihan, mengapa takdirmu begitu tak beruntung? Orang yang kau panggil samchoon, dia benar-benar samchoon-mu. Darah memang lebih kental daripada air, bagaimaana bisa di dunia ini....”
Chang Hee bersiap berangkat ke kantor. Ia melihat rombongan kejaksaan datang ke rumah Presdir Jang. Penjaga (pelayan) disana menanyakan ada masalah apa.
Chang Hee bersiap berangkat ke kantor. Ia melihat rombongan kejaksaan datang ke rumah Presdir Jang. Penjaga (pelayan) disana menanyakan ada masalah apa.
Jung Woo maju dan melihat sekeliling rumah. Ia bertanya apa Jang Il Moon ada di rumah. Penjaga menjawab ya dengan terbata-bata. Jung Woo memberi kode pada anak buahnya untuk masuk ke rumah itu.
Penjaga mencoba menghalangi, “Aku tanya ada apa? Kalian tak bisa langsung masuk begitu saja.”
Chang Hee yang melihat itu menghampiri Jung Woo. Jung Woo berkata kalau ia mendengar Chang Hee sekarang menjadi Direktur di Cheon Ji Group.
Chang Hee bertanya apa yang membawa Jung Woo kesini. Jung Woo merasa kalau Chang Hee tahu kenapa ia datang kesini. Ia menepuk Chang Hee dan berlalu dari sana untuk masuk ke rumah Presdir Jang.
Presdir Jang menanyakan jam berapa pesawat Bong Hee yang menuju Jepang. Tapi pertanyaannya ini berubah menjadi keterkejutan ketika ia melihat rombongan dari kejaksaan masuk ke rumahnya.
Bawahan Jung Woo menunjukan surat penangkapan untuk Il Moon. Surat penangkapan dari pengadilan atas kasus penggelapan dana dan penyalahgunaan kekuasaan. Dan karena ada kemungkinan penghancuran barang bukti maka Il Moon ditahan.
Geum Hee dan yang lain shock melihatnya. Il Moon langsung diborgol. Geum Hee tak mengerti apa yang terjadi. Ia menayakan pada suaminya kenapa Il Moon dituduh seperti itu. In Hwa juga menanyakan kenapa kakaknya ditahan. Presdir Jang tak bisa menjawab, ia mendesah pasrah.
Il Moon diseret keluar, ia berteriak memanggil ayahnya. Geum Hee panik.
sampai di luar pun Il Moon meronta meminta dilepaskan, apa mereka tahu siapa dirinya. Ia berteriak memanggil ayahnya.
Geum Hee menyusul Jung Woo mempertanyakan kasus apa yang membuat Il Moon ditangkap seperti ini, kesalahan apa yang sudah Il Moon lakukan. Jung Woo tak menjawab ia pergi meninggalkan kediaman keluarga Jang bersama Il Moon sebagai tahanannya.
Presdir Jang dan Chang Hee berada di ruang kerja presdir. Presdir Jang jelas marah atas penangkapan Il Moon. Ia menggebrak meja bagaimana ini bisa terjadi, bukankah ia terus mengatakan pada Chang Hee untuk menghalangi Jung Woo tapi apa yang sudah Chang Hee lakukan seajauh ini ketika Chang Hee tak melakukan apapun mereka menyerang terlebih dahulu.
Chang Hee berjanji kalau ia akan menghentikan penahanannya. Kita bisa menutupi tuduhan atas penggelapan dan kelalaian tugas. Ia bisa menjelaskan bahwa memang ada kebijakan dari perusahaan untuk menggunakan dana pengambangan ke penelitian ladang minyak. Tapi masalahnya uang yang Il Moon gelapkan itu masuk ke rekening pribadi Il Moon.
Presdir Jang marah bagaimana Jung Woo bisa mengetahui hal itu. Chang Hee menebak ini karena Ryan Kang. Selain dirinya orang yang mengetahui kebenaran ini hanya Kang San. Presdir Jang geram, “Kang San.”
Jin Joo menunjukan tas dan jam tangan pada Hae Joo. Hae Joo heran dimana Jin Joo menemukan barang-barang ini. Jin Joo berkata kalau ia menemukan ini tersembunyi di dalam kloset di kamar tidur utama. Ia menebak bukankah ini barang-barang mahal.
Hae Joo tahu siapa pemiliknya, ia melabrak Young Joo yang tengah sarapan bersama ibu dan Sang Tae. Ia melempar tas dan jam tangan menanyakan, “Apa ini? dimana kau mendapatkan ini?” Hae Joo membentak, “Kenapa kau tak mengatakan apa pun?”
Young Joo kaget campur takut.
Hae Joo memarahi adiknya, apa Young Joo mencuri uang orang lagi. Young Joo bilang tidak, barang-barang itu hadiah dari seseorang. Hae Joo tanya siapa yang memberikan barang-barang ini. Young Joo diam tak bisa mengatakannya.
Hae Joo tambah marah karena Young Joo tak mau mengatakannya. Ia memukul-mukul adiknya. Young Joo menghindar dan berlindung di belakang ibu.
Sang Tae yang dari tadi diam menyuruh mereka semua makan, “Orang bilang kau tak boleh mengganggu anjing kalau sedang makan.”
Hae Joo yang kesal meminta kakaknya tak usah menghiraukan, makan saja dan cepat pergi kerja. Sang Tae jelas marah mendengar perkataan Hae Joo ini, memangnya siapa Hae Joo menyuruhnya untuk bekerja. Ia yang kepala keluarga di rumah ini.
Hae Joo berkata maka dari itu ia menyuruh kakaknya untuk pergi bekerja mencari uang. Memangnya menurut Sang Tae kepala keluarga itu apa. Itu adalah orang yang menghasilkan uang untuk memberi makan keluarga. Sang Tae tambah kesal, “Jadi apa karena itu kau menempatkanku di tempat kerja yang parah itu?”
Hae Joo tak mengerti kenapa tempat itu disebut tempat yang parah. Ia merasa seharusnya kakaknya ini berterima kasih karena bisa bekerja di tempat itu. Kekesalan Sang Tae tentu saja bertambah karena Hae Joo terus bicara. Ia mengatakan kalau ia tak akan bekerja disana lagi. Hae Joo ikut marah, jadi kakaknya mau mengatakan kalau akan berhenti bekerja bahkan belum sampai sebulan sekalipun.
Hae Joo berkata maka dari itu ia menyuruh kakaknya untuk pergi bekerja mencari uang. Memangnya menurut Sang Tae kepala keluarga itu apa. Itu adalah orang yang menghasilkan uang untuk memberi makan keluarga. Sang Tae tambah kesal, “Jadi apa karena itu kau menempatkanku di tempat kerja yang parah itu?”
Hae Joo tak mengerti kenapa tempat itu disebut tempat yang parah. Ia merasa seharusnya kakaknya ini berterima kasih karena bisa bekerja di tempat itu. Kekesalan Sang Tae tentu saja bertambah karena Hae Joo terus bicara. Ia mengatakan kalau ia tak akan bekerja disana lagi. Hae Joo ikut marah, jadi kakaknya mau mengatakan kalau akan berhenti bekerja bahkan belum sampai sebulan sekalipun.
Ibu ikut berdiri dan memarahi Sang Yae karena akan keluar dari pekerjaan. Sang Tae mengatakan kalau tempat itu kotor dan murahan jadi ia memutuskan untuk berhenti.
Hae Joo tak mengerti bahkan setelah mengatakan itu, apa Sang Tae masih bisa mengatakan kalau Sang Tae ini kepala keluarga. Kakaknya bahkan tak bisa bekerja selama seminggu, bagaimana kakaknya bisa memberi makan keluarga. Hae Joo membentak meminta kakaknya sadar.
Sang Tae habis kesabaran ia membalikan meja makan dengan kakinya. Melihat itu Hae Joo tambah marah, kenapa Sang Tae menendang meja. Apa kakaknya ini pernah membeli sebutir nasi. “Aku tanya padamu apa kau pernah membelinya?” Hae Joo yang marah memukul-mukul kakaknya.
Sang Tae yang juga marah menampar dan membentak Hae Joo, “Kau kira kau siapa berani memukulku? Kau bahkan bukan adikku.”
Semua terkejut mendengar perkataan Sang Tae. Bahkan Kang San yang datang juga terkejut melihat keributan keluarga ini.
Giliran ibu yang memukul-mukul Sang Tae, “Apa kau sudah gila, apa kau sudah tak waras, apa kau menaruh makananmu di telinga bukan di mulut?”
Giliran ibu yang memukul-mukul Sang Tae, “Apa kau sudah gila, apa kau sudah tak waras, apa kau menaruh makananmu di telinga bukan di mulut?”
Sang Tae mengatakan kalau telinganya tak tertutup. Ia mendengar sendiri semuanya dengan telinganya. Ibu membentak memangnya apa yang Sang Tae dengar.
Sang Tae berkata kalau ia mendnegar percakapan ibu dan Hae Joo yang membahas ibu kandung Hae Joo. Hae Joo memiliki ibu yang berbeda dengannya, ia mendengar itu sangat jelas di telinganya.
“Apa itu benar?” tanya Young Joo ingin tahu. “Jadi apa yang dikatakan kakak benar?”
Jin Joo menilai Oppa-nya sudah gila, kenapa seperti ini.
Sang Tae menantang Hae Joo apakah ia gila atau tidak lebih baik katakan pada mereka dengan jujur apakah ia sudah berkata bohong. Hae Joo menunduk diam.
Ibu marah apa Sang Tae tak bisa menutup mulut. Meskipun Sang Tae sangat marah bagaimana mungkin Sang Tae bicara seperti ini. Ibu menyuruh Sang Tae segera keluar untuk berangkat kerja.
Sang Tae meminta ibu bicara jujur, apa perkataannya tadi salah. Kenapa ibu dan Hae Joo tak bisa bicara untuk menjelaskannya. Sang Tae kembali membentak, bukankah yang ia katakan itu benar.
Sang Tae tak mau melihat wajah Hae Joo lagi. Ia mengusir Hae Joo keluar dari rumah. Ia mengusir karena Hae Joo bukan adiknya.
Hae Joo menangis dan segera lari keluar. Di depan pintu ia melihat Kang San sudah berdiri disana mendengarkan dari tadi. Hae Joo langsung keluar, San khawatir dan mengejarnya.
Ibu terduduk lemas, akhirnya seluruh keluarganya tahu kalau Hae Joo bukan putri kandungnya.
Hae Joo berjalan lemas dan terjatuh. San memeganginya, ia khawatir apa Hae Joo tak apa-apa. Hae Joo berkata sedih kalau kakinya tak mau mendengarkannya.
San menanyakan apa perkataan Sang Tae tadi benar. Hae Joo menangis menunduk yang artinya ia membenarkan apa perkataan Sang Tae.
Ibu yang khawatir menyusul Hae Joo. Ia melihat Hae Joo dari kejauhan. Karena sudah ada San yang menghibur ibu kembali ke rumah.
Ibu berbicara dengan foto mendiang suaminya, “Hae Joo.... setelah dia dicampakkan oleh pria yang dicintainya selama 15 tahun. Agar bisa melewatinya dia menahan semua dan menyimpannya di dalam hati. Sekarang semua anggota keluarga bahkan menusuknya.
Ibu menangis, “Aku.. bukankah aku terlalu egois? Aku tak bisa menahan Hae Joo lebih lama lagi kan? Benarkah aku harus melepaskan Hae Joo pergi sekarang? Katakan padaku, suamiku. Katakan padaku, katakan padaku.”
San membawa Hae Joo ke kapal pesiarnya. Ia mengambilkan minuman untuk Hae Joo. San masih mencemaskan Hae Joo, “Apa sekarang kau sudah baik-baik saja?” Hae Joo diam melamun.
San berusaha menghibur Hae Joo. Ia menawarkan apa Hae Joo mau berlayar ke laut karena ia melihat cuaca hari ini menyenangkan. Hae Joo tetap diam saja.
San kembali menawarkan haruskah ia membuatkan makanan untuk Hae Joo, bukankah Hae Joo belum sarapan. Hae Joo menggeleng tanpa bicara. San mengerti perasaan Hae Joo.
San kembali menawarkan haruskah ia membuatkan makanan untuk Hae Joo, bukankah Hae Joo belum sarapan. Hae Joo menggeleng tanpa bicara. San mengerti perasaan Hae Joo.
Hae Joo mulai bicara, “Oppa apa kau tahu kalau bersabar adalah kebiasaanku sejak kecil. Meskipun seseorang memukul atau memandangku rendah karena miskin dan tak berpendidikan, aku masih bisa bersabar. Chang Hee-Oppa yang bersama denganku selama 15 tahun meminta untuk putus pun aku berfikir kalau aku masih bisa bertahan. Itu karena aku memiliki keluargaku. Karena aku memiliki tempat untuk pulang. Tapi sekarang, keluargaku melemparku keluar. Aku bukan saudara mereka, untuk apa aku hidup.” Hae Joo menangis.
San pindah duduk di samping hae Joo dan meraihnya untuk menangis bersandar padanya, “Menangislah. Menangislah sampai kau merasa lebih baik.”
Dari kejuahan In Hwa melihat San memeluk Hae Joo yang sedang menangis. (Tapi In Hwa ga tahu kalau Hae Joo lagi nangis) In Hwa segera pergi dari sana.
Ibu mendatangi rumah keluarga Presdir Jang. Ibu sampai di depan gerbang rumah besar itu. Ia teringat ucapan Geum Hee padanya yang mengatakan kalau Geum Hee seperti ini karena kehilangan Yoo Jin. Ibu juga mengingat perkataan Geum Hee yang merasa kalau Yoo Jin masih hidup di suatu tempat. (Apa ibu akan mengatakan kalau Hae Joo itu Yoo Jin)
Ibu akan membuka pintu gerbang tapi ia sepertinya berfikir lagi. (ah ga tahu nih apa yang ibu pikirkan, apa ibu benar-benar menemui Geum Hee)
Ibu akan membuka pintu gerbang tapi ia sepertinya berfikir lagi. (ah ga tahu nih apa yang ibu pikirkan, apa ibu benar-benar menemui Geum Hee)
Perasaan Hae Joo sudah lebih baik. San menceritakan tentang dirinya yang diberi tahu kalau ibunya adalah tukang las. Hal yang ia ketahui tentang ibunya hanya itu. Ia tak tahu siapa nama ibunya, ia juga tak tahu seperti apa wajah ibunya.
San merasa bukankah Hae Joo jauh lebih baik daripada dirinya. Bagaimanapun entah dia itu ibu kandung atau bukan ibu kandung apa itu penting. Kalau dirinya sama sekali tak memiliki itu. Ia adalah orang yang benar-benar tak punya tempat untuk pulang.
Hae Joo berkata kalau ia tak percaya diri untuk bertemu dengan Sang Tae. San meminta Hae Joo tak perlu khawatir, ia yang akan mengatasi Sang Tae.
San mengajak Hae Joo pulang. Ia yakin kalau Sang Tae mengatakan itu karena dia sedang emosi. Ia juga yakin kalau sekarang Sang Tae pasti sedang menyesalinya. Bukankah anak-anak keluarga Chun memiliki darah ayah Hae Joo. (hmm mereka belum tahu siapa ayah kandung Hae Joo, kecuali Ibu nih)
Presdir Jang berada di kantornya. Ia bertanya apa Sekertaris Choi sudah mengirimkannya. Sekertaris Choi menjawab ya. Presdir Jang berkata kalau ia akan menunjukan apa konsekuesnsinya setelah memprovokasi dirinya. Dia harus merasakan rasanya di neraka. (Mengirim apa? Mengirim ke siapa?) Ada yang mengetuk pintu ruangan Presdir. Chang Hee masuk ke ruangan Presdir Jang.
Chang Hee mangatakan kalau ia menemukan sebuah cara untuk menangkap Yoon Jung Woo. Presdir Jang tertarik ingin tahu, cara apa itu. Ia tersenyum senang.
Hae Joo pulang ke rumah. Jin Joo menunggu dan ketika melihat kakaknya datang dia langsung memeluknya. Jin Joo menangis menanyakan kebenaran Hae Joo bukan anak kandung ibu. Katakan padanya kalau yang Sang Tae katakan itu salah.
Hae Joo membenarkan apa yang dikatakan Sang Tae. Meskipun ibu bukan ibu kandungnya. Tapi bukankah ayah mereka sama. Bukankah dirinya, Jin Joo dan yang lain tetap memiliki hubungan darah. Jadi ia minta Jin Joo jangan bersedih.
San memarkir mobilnya di parkiran apartemen. San akan membuka pintu apartemen tapi terkejut karena di depan pintu ada kardus mencurigakan tanpa nama pengirim. Ia mengambil dan mengocok kira-kira apa isinya. San membawa kotak kardus itu masuk.
San membuka kardus itu. Isinya sebuah buku memorandum (hah itu kan buku yang kemarin dibuka sama Presdir Jang, ini toh yang dikirim sama Presdir Jang. kira-kira apa maksudnya ya trus apa isi buku itu)
San heran buku apa ini, ia pun membukanya. Di halaman pertama buku itu tertulis, 'untuk teman baikku Hak Soo dari Kang Woon.'
Hae Joo di kamar memandang foto ayahnya. Ibu masuk ke kamarnya, Hae Joo langsung meletakkan foto itu ke tempat semula dan bertanya dari mana saja ibunya. Ibu diam tak mengatakan kalau ia tadi ke rumah keluarga Jang (hmm sepertinya ibu ga jadi masuk ke rumah itu ya)
Hae Joo merasa kalau ia dan ibunya terlihat seperti orang bodoh. Kalau Sang Tae mengatakan seperti itu mereka berdua seharusnya mengatakan kalau itu tidak benar. Ia tak bisa membuka mulutnya, tapi apa yang ibu lakukan.
Hae Joo merasa kalau ia dan ibunya terlihat seperti orang bodoh. Kalau Sang Tae mengatakan seperti itu mereka berdua seharusnya mengatakan kalau itu tidak benar. Ia tak bisa membuka mulutnya, tapi apa yang ibu lakukan.
Ibu menyuruh Hae Joo untuk keluar dari rumah ini. Hae Joo tak mengerti apa yang ibu bicarakan. Ibu tanya apa Hae Joo tak mengerti apa yang ia katakan. “Kubilang padamu untuk keluar dari rumah ini.”
Hae Joo tentu saja tak mau, kenapa ia harus keluar. Keluarganya ada disini.
Ibu menatap tajam Hae Joo, “Kau bukan keluargaku!”
Hae Joo tak mengerti kenapa ibu juga bersikap seperti ini. Apa yang akan ayah lakukan kalau dia mendengarnya. Hae Joo menangis.
Ibu masih menatap Hae Joo dan berkata kalau ayah yang selama ini Hae Joo kira ayah kandung ternyata juga bukan ayah kandung Hae Joo.
Hae Joo kaget, Apa?
Ibu : “Chun Hong Chul bukan ayah kandungmu?”
Hae Joo : “Ibu apa maksudmu?”
Ibu kembali menatap Hae Joo, “Ayah kandungmu adalah seseorang yang bernama Yoon Hak Soo dan ibu kandungmu adalah Lee Geum Hee. Nyonya Presdir Grup Cheon Ji. Benar, wanita itu ibumu...”
Hae Joo kaget, Apa?
Ibu : “Chun Hong Chul bukan ayah kandungmu?”
Hae Joo : “Ibu apa maksudmu?”
Ibu kembali menatap Hae Joo, “Ayah kandungmu adalah seseorang yang bernama Yoon Hak Soo dan ibu kandungmu adalah Lee Geum Hee. Nyonya Presdir Grup Cheon Ji. Benar, wanita itu ibumu...”
Mata Hae Joo membesar. Ia shock, terkejut, kaget, tak percaya atas apa yang baru saja didengarnya.
Komentar :
ah sumpah greget nih... apa Chang Hee sudah mulai melancarkan aksinya dengan membuat In Hwa terpikat padanya. Pengakuan itu bohong kan bahwa Chang Hee sudah menyukai In Hwa sejak kecil. Pasti ini hanya dilakukannya agar In Hwa menyukainya dan dia pun melancarkan aksinya pada Presdir Jang.
Tapi Presdir Jang juga memanfaatkan Chang Hee untuk tujuannya. Hmm seru nih.. Chang Hee memanfaatkan In Hwa sedangkan Presdir Jang memanfaatkan Chang Hee.
Anak-anak keluarga Chun dan Kang San tahu kalau Hae Joo bukan anak kandung Jo Dal Soon. Bahkan ibu juga mengatakan yang sebenarnya pada Hae Joo, apa Hae Joo akan langsung percaya. Makin seruuuuuu....
lanjutkan mba sinopsis nya aplgi makin seru nih cerita nya owh iya mba di episode 28 nanti in hwa ma changhe nikah ya ksian si haejo tpi nggak apa2 kan msh ad san oppa -flo-
ReplyDeleteIya di episode itu ada acara pernikahan. In Hwa cantik banget...
DeleteSan n Hae joo tar lebih deket lagi... Pokoknya cute deh..
semoga aja san dan haejo jadian kan changhe udh nikah ma inhwa..
Deletetks utk sinopsisnya, ditunggu episode berikutnya yaa...two thumbs up 4 u...
ReplyDeleteThanks... Mudah2an kalau saya ga terlalu sibuk tiap hari bisa di update...
DeleteJadi penasaran... gimana reaksi He Joo setelah dia tahu kalau Geum Hee itu ibu kandungnya... Mba Annis itu kok ibu angkatnya He Joo malah mengusir dia kenapa ya?
ReplyDeleteIbu angkat nyuruh hae joo pergi supaya hidup hae joo lebih enak dengan ibu kandung.
Deleteapa benar yah klo changhe suka inhwa sejak kecil :o
ReplyDeleteTnggu klnjut'n.a.
ReplyDeleteFighting. ;)
semangat mba buat sinopsis selanjutnya ,,cuman di blog mba anis aja dech kya nya yg bikin sinopsis may queen,,hmmm ceritanya makin seru aja nih.. -flo-
ReplyDeletegomawo eonni sinopsis nya
ReplyDeletehu'um makin serrrruuuuuu bgt,,,jd g sbr nggu eps slnjutnya,,
ReplyDeleteayo mb ttp semangat bikin sinopsisnya, makasihh....