Hae Joo menemui Presdir Jang. Ia menerima tawaran posisi Ketua Tim yang Presdir Jang tawarkan padanya.
Hae Joo akan membuat azimuth thruster di Cheon Ji. Tapi ia memiliki syarat. Pelarangan terhadap San yang tak boleh memasuki pabrik, ia minta Presdir Jang membantu mencabutnya.
Presdir Jang meyakinkan kalau masalah itu bukan timbul karena dirinya. Ia tak ada hubungannya dengan itu, Hae Joo sudah salah paham padanya.
Hae Joo tak peduli itu salah paham atau bukan, tapi tolong selamatkan pabrik San dan sebagai gantinya ia akan membuat azimuth thruster disini.
Presdir Jang juga memiliki syarat yang harus dilakukan Hae Joo, “Kau tak boleh membuat azimuth thruster bersama Kang San. Kau harus membuatnya disini!”
Hae Joo tahu itu karena bagaimanapun juga Presdir Jang tak akan menyediakan bahan material yang dibutuhkan di pabrik San. Bukankah Presdir Jang juga tak mengijinkan pembuatannya di laboratorium penelitian. Meskipun San ingin membuatnya tapi sekarang dia tak bisa. Dan juga selama azimuth thruster dibuat ia adalah pegawai Choen Ji.
Presdir Jang menilai kalau untuk membatalkan penyitaan pabrik itu akan membutuhkan uang yang banyak.
Hae Joo : “Kalau begitu kenapa anda tak menyerah saja tentang aku? Memecat teknisi kelas satu hanya akan merugikan anda!”
(wow aku suka gaya Hae Joo menantang Presdir Jang)
Presdir Jang tertawa karena sikap Hae Joo selalu membuatnya terkejut. Ia berfikir kalau Hae Joo itu hanya seorang teknisi berbakat tapi ternyata Hae Joo juga memiliki bakat bisnis dan teknologi. “Kau sungguh hebat!” Presdir Jang pun setuju.
Presdir Jang memperkenalkan Hae Joo sebagai Ketua Tim yang baru di Penelitian and Pengembangan. Il Moon yang menjabat sebagai Ketua Tim terkejut, ia protes bagaimana dengan dirinya.
Presdir Jang menatap putranya, “Kau mulai kembali dari bawah!” (wakaka puas Il Moon jabatannya turun lagi)
Berhubung pegawai disana sudah mengenal Hae Joo, Presdir tak perlu memperkenalkan Hae Joo lebih lanjut. Mulai sekarang semua pegawai harus memberi Hae Joo dukungan yang penuh dalam pembuatan azimuth thruster.
Setelah mengatakan itu Presdir Jang keluar dari ruangan. Il Moon yang tak menyukai keputusan Presdir Jang menyusul ayahnya.
Hae Joo menatap semua pegawai disana. Ia berkata kalau ia memiliki banyak kekurangan tapi ia sudah dipercaya untuk melakukan tugas besar jadi ia mohon bantuan dan kerja sama semua pihak.
Asisten Yang tersenyum menyambut Hae Joo dan memanggilnya dengan sebutan Ketua Tim. Ia tahu karena saat pertama kali melihat Hae Joo, ia sudah menduga kalau Hae Joo bukan orang biasa karena Hae Joo lebih cepat dipromosikan dari biasanya (haha apa asisten Yang menjilat lagi atau ini ucapannya yang tulus)
Jo Min Kyung protes pada Chang Hee selaku pimpinan disana. Apa ini masuk akal bagaimana bisa Hae Joo menjadi Ketua Tim. Chang Hee menatap tajam Wakil Jo, ia yang sudah tahu hal ini akan terjadi berkata apa Jo Min Kyung tak mendengar perkataan Presdir tadi lakukan saja sesuai permintaan Presdir. Chang Hee masuk ke ruangannya.
Il Moon yang masih protes atas penurunan jabatannya tak mengerti, ayahnya ingin membuatnya serendah apa lagi supaya puas. Presdir Jang berkata kalau ia sudah memberi Il Moon kesempatan bukan hanya sekali tapi berkali-kali. Tapi apa yang sudah Il Moon lakukan, Il Moon malah menggunakan orang bodoh seperti Sang Tae. Itu sebabnya Il Moon tak menemukan apapun. Makanya sekarang mereka tahu kalau kita yang mencurinya. Satu-satunya yang bisa Il Moon lakukan hanya membuat kekacauan pada perusahaan.
“Apa ayah pernah memperhatikan pekerjaanku?” Tanya Il Moon.
Presdir Jang menilai kalau Il Moon tak punya kemampuan tapi hanya bisa berkerja keras itu sama saja bohong. Lebih baik lupakan tentang latar belakang pendidikan, Il Moon seharusnya lebih banyak belajar dari Hae Joo. Ia menyuruh Il Moon memulai semuanya dari bawah lagi.
Jung Woo menyerahkan nama mantan anggota Badan Keamanan Nasional Jepang pada kakek. Namanya Kim Jong Bo yang sekarang tinggal di Seoul. Kakek tanya siapa ini. Jung Woo berkata kalau orang ini dikenali dari data yang diberikan oleh kakek.
Jung Woo : “Ada beberapa nama mantan anggota badan keamanan nasional Jepang. Dia memiliki banyak hutang karena gegabah dalam menjalankan bisnis. Saat ini dia sedang di Seoul, dia kesulitan mencari nafkah. Kalau dia mendapatkan uang ada kemungkinan dia akan buka mulut.”
Kakek terlihat lemas mendengar kata uang karena pabriknya sedang kacau. Jung Woo tanya apa ada masalah karena ia melihat kakek terlihat tak sehat. Kakek bilang tidak apa-apa, ia akan menemui orang itu.
San terkejut Hae Joo akan bekerja di Cheon Ji untuk membuat azimuth thruster. Hae Joo berkata kalau Presdir Jang berjanji akan menyelamatkan pebrik San kalau ia membuat azimuth thruster di Cheon Ji.
San : “Jadi, apa kau melakukan itu demi aku?”
Hae Joo berkata bagaimana pun juga keduanya harus menyelamatkan pabrik San. Kalau pabrik ditutup maka apapun teknologinya itu tak ada gunannya. Terlebih lagi San sudah mengundurkan diri dari Noble.
San marah apapun yang terjadi padanya, ia tak akan mau menerima sepeserpun dari Jang Do Hyun. Hae Joo mengingatkan agar San jangan memikirkan harga diri, kalau pabriknya ditutup bagaimana dengan para pekerja, apa San memikirkan itu. San harus memikirkan perasaan mereka yang bekerja untuk memberi makan keluarga dan anak-anak mereka.
San : “Aku tak tahu itu. Daripada menerima uang Cheon Ji lebih baik mereka kelaparan!”
Hae Joo : “Oppa?”
San : “Kau tak pernah bertanya kenapa kakekku menjadi seperti itu kan? Apa kau tahu kenapa aku ke Amerika? Itu karena Presdir Jang Do Hyun.”
Hae Joo kaget, apa?
San : “Presdir Jang menghancurkan Hae Poong dan membangun Cheon Ji. Tapi sekarang apa kau mau aku menerima uang mereka dan membiarkan mereka merebutmu dariku? Meskipun aku membuat thruster, aku tak akan pernah menjualnya pada Cheon Ji. Aku akan menjualnya pada perusahaan lain dan membangun Hae Poong kembali.”
Hae Joo yang baru tahu tentng ini mengerti bagaimana perasaan San. Tapi sekarang San harus mempertimbangkan ini, kalau kita tak melakuakn ini kita tak akan bisa membangun kapal pengebor yang San cita-citakan. “Kau harus tetap hidup untuk melakukan sesuatu!”
Tapi San tak bisa melakukan itu dengan cara yang akan Hae Joo tempuh. “Kau melakukan semua ini untukku, ini hanya membuatku merasa semakin buruk. Kalau sudah begini mungkin bagus juga, kau pergi ke sisi mereka karena aku tak lagi bisa melakukan apapun untukmu.”
San marah meninggalkan Hae Joo. Ia mengendarai motornya mengabaikan panggilan Hae Joo.
Kakek sampai di pabrik menaiki sepeda. Sang Tae heran kenapa kakek baru datang sekarang karena mereka sudah mencabut stiker sita-annya. Jadi kita bisa bekerja kembali.
Kakek tak mengerti apa maksud perkataan Sang Tae. Ia bertanya pada Sekertaris Kim apa maksudnya. Sekretaris Kim menyampaikan kalau semua perusahaan yang memberi pinjaman membatalkan semua tuntutan hukum mereka. Kakek tak percaya, Benarkah?
Sang Tae mengungkapkan apa yang disampaikan San padanya dulu. Kalau ia bisa bertahan selama sebulan kakek akan memberinya posisi ketua tim, apa benar begitu.
Kakek heran omong kosong apa itu, Sang Tae bingung apa kakek tak mendengar itu dari San, apa San lupa menyampaikannya pada kakek karena dia terlalu sibuk.
Kakek berkata kalau Sang Tae ingin menjadi Ketua Tim setidaknya Sang Tae harus bekerja selama 2 bulan lagi setelah itu baru ia akan mempertimbangkannya.
Sang Tae terkejut, “Dua bulan? Ya ampun, aku dibohongi!” haha.
Kakek membentak, “Dasar anak ini, apa kau mau kuhajar!”
Kakek bertanya pada Sek Kim dimana San. Sek Kim memberi tahu kalau San tak berada disini tapi Hae Joo ada di kantor pabrik. Kakek akan kesana menemui Hae Joo.
Sebelum pergi ia menendang pantat Sang Tae dulu, “Dasar anak ini kerja sana!” hahaha.
“Ah kakek itu benar-benar keterlaluan!” seru Sang Tae memegang pantatnya haha.
Kakek pun akhirnya tahu alasan penyitaan dibatalkan. Hae Joo minta maaf karena ia tak membahasnya lebih dulu dengan kakek. Kakek menilai itu tak masalah baginya Hae Joo sudah melakukan tindakan yang benar.
Hae Joo berkata kalau San marah besar mengetahui hal ini. Kakek menyahut kalau San itu tak tahu banyak tentang hidup, “Dia tak tahu betapa berharganya uang. Dia itu orang yang tak akan menyerah. Dia mungkin terlihat pintar tapi dia memiliki banyak kekurangan, itulah kenapa dia mudah menunjukkan perasaan yang sesungguhnya. Tindakanmu 100% benar!”
Hae Joo senang kakek mendukungnya. Karena kakek bicara begitu ia seperti mendapatkan energi baru. Kakek berpesan meskipun Hae Joo bertengkar dengan San ia harap Hae Joo tidak marah dan tetap memperlakukan San dengan baik.
Kakek menarik nafas, kalau saja ibu San masih hidup. Kalau saja ia lebih pengertian semuanya pasti akan jauh lebih baik. Ia mengeluh kalau ia sudah semakin tua dan mulai pikun. Ia berfikir kalau saatnya untuk pergi sudah tiba. Hae Joo memandang kakek dengan tatapan bingung.
In Hwa makan malam bersama Chang Hee di restourannya. Ia meminta pendapat Chang Hee tentang makanan restourannya bukankah rasanya enak. Chang Hee diam.
In Hwa tanya apa ini, apa Chang Hee hanya berusaha membuatnya senang. Karena Chang Hee tak banyak bicara menurutnya Chang Hee terlihat semakin keren, “Aku pasti benar-benar menyukaimu. Apapun yang kau lakukan itu terlihat keren.”
Chang Hee berkata kalau ia berpikir ini tak akan berhasil. In Hwa tanya apanya yang tak akan berhasil. Chang Hee kembali berkata kalau ia dan In Hwa tidak mungkin bersama, jadi sebaiknya ia melepaskan In Hwa saja sebalum ia terlalu banyak menyakiti In Hwa. In Hwa sedih apa yang Chang Hee bicarakan, apa ini karena ibunya.
Chang Hee : “Karena aku menyukaimu, aku menjadi semakin serakah. Nyonya bahkan menentang kita, aku tak bisa menemuimu. Pernikahan seperti itu tidak akan bahagia.”
In Hwa hampir menangis, apa ini. Bukankah ia bilang akan mengatasi hal ini. Kenapa Chang Hee menjadi lemah seperti ini, pria macam apa yang bersikap lemah. Chang Hee berkata ini karena ia tahu bahwa pernikahan seperti apa yang akan terjadi nanti kalau ditentang keluarga.
In Hwa : “Kalau kau mencintaiku, maka jangan melepaskanku. Itulah cinta. Melarikan diri seperti pengecut, cinta seperti apa itu?”
“Meskipun aku mencintaimu semuanya tak akan berubah!” Chang Hee meninggikan suaranya. Tapi sesaat kemudian ia memelankan suaranya kembali, “Semuanya hanya akan membawa kepedihan. Aku ingin melarikan diri denganmu tapi aku tak bisa meninggalkan ayahku. Jadi sebaiknya kita hentikan saja.”
In Hwa manangis ia tak bisa melakukannya. Setelah Chang Hee menggetarkan hatinya bagaimana bisa kata-kata seperti itu keluar dari mulut Chang Hee. “Meskipun aku mati, aku tak bisa.”
In Hwa menunduk menagis, Chang Hee berdiri di samping In Hwa dan memeluknya. Lihat tatapan dinginnya. Dalam hati mungkin Chang Hee bilang yes sukses.
In Hwa sampai di rumah. Ia langsung mengungkapkan sikap kekecewaan pada ibunya. Kenapa ibunya tega berbuat seperti ini padanya. Geum Hee bingung apa yang In Hwa bicarakan, tiba-tiba datang dan marah seperti itu.
In Hwa meninggikan suaranya, “Ibu menyuruh Chang Hee putus denganku. Kenapa ibu menentang pernikahanku? Aku menyukai Chang Hee. Jadi kenapa ibu melakukan itu?”
Presdir Jang yang bersiap akan makan marah dengan sikap putrinya yang kurang ajar, “Kenapa bicara begitu di meja makan? Kau bahkan membentak ibumu!”
Il Moon menyahut ia yakin semua ini demi kebaikan In Hwa. In Hwa kesal dengan mereka semua, kenapa semua ikut campur dengan kehidupannya. “Apa kalian yang akan mencintai dan menikahiku. Kalian tak bisa melakukannya jadi kenapa kalian menentang pernikahanku!”
Geum Hee meminta In Hwa bicara lebih tenang dan dengarkan penjelasannya. In Hwa mengancam kalau keluarganya menentang pernikahanya maka ia akan meninggalkan rumah ini. Tidak, In Hwa meralat bukan meninggalkan rumah tapi ia akan membunuh dirinya sendiri.
In Hwa yang marah menjatuhkan bunga yang ada di ruang makan. Presdir Jang marah dengan kelakuan putrinya, Geum Hee menenangkan suaminya. Ia yang akan bicara dengan In Hwa. Geum Hee menyusul In Hwa ke kamar. Il Moon tersenyum puas.
In Hwa menangis di kamar. Geum Hee meminta putrinya untuk tenang dan mendengarkan penjelasannya. In Hwa yang menangis berkata kalau penjelasan ibunya ini tentang menyuruhnya putus dengan Chang hee, maka lupakan saja. “Ini pertama kalinya aku mencintai seseorang yang juga mencintaiku. Tapi bagaimana bisa ibu mencoba menghentikannya?”
Geum Hee mencoba menjelaskan kalau ia melakukan ini bukan karena hubungan masa lalu Chang Hee dengan Hae Joo tapi ada alasan lain. In Hwa ingin tahu alasan apa itu. Geum Hee berkata kalau Chang Hee pernah mencoba menangkap ayah In Hwa, jadi bagaimana ia bisa mempercayai Chang Hee.
“Menangkap?” In Hwa menilai itu mungkin karena kesalahan ayahnya, bukankah ketika itu Chang Hee seorang jaksa. Untuk apa Chang Hee menangkap tanpa alsan yang jelas, kalau bukan ayahnya yang bersalah.
Geum Hee tak mengerti bagaimana bisa In Hwa berkata begitu tentang ayah In Hwa sendiri.
In Hwa : “Ibu, apa kau sungguh ibu kandungku?”
Geum Hee terkejut mendengar pentanyaan In Ha, “Apa maksudmu?”
In Hwa : “Kalau ibu menentang pernikahanku, maka kau bukan ibuku!”
In Hwa merasa seperti ingin mati. Kalau ia memikirkan dirinya tak bisa lagi bersama Chang Hee, ia merasa nafasnya sesak. Geum Hee ikut sedih merasakan kesedihan putrinya, ia mengerti betapa besar cinta In Hwa untuk Chang Hee.
Chang Hee berbincang dengan ayahnya, ia meminta pendapat ayahnya. Siapa kepala keluarga di rumah itu. Gi Chul menjawab tentu saja Presdir Jang.
Chang Hee berkata bukan, karena menurutnya yang menjadi kepala keluarga di rumah itu adalah Nyonya Presdir. Karena meskipun kita mendapat persetujuan dari Presdir jang tapi kalau Geum Hee masih menentang maka pernikahan itu akan sulit. Ia membutuhkan bantuan ayahnya.
Gi Chul tanya apa yang harus dilakukannya.
Chang Hee berkata kalau Geum Hee itu sangat lemah ketika ayahnya meminta bantuan. Bukankah Geum Hee awalnya memilih dirinya menjadi calon menantu jadi ia berharap ayahnya mencoba mengambil simpati Geum Hee.
Gi Chul tak yakin, kalau ia melakukannya apa itu akan berhasil. Chang Hee menyarankan dengan memperlihatkan air mata tentang perjalanan hidup ayahnya itu salah satu cara yang menurutnya sudah cukup.
Chang Hee : “Aku harus menikah dengan In Hwa. Kalau aku ingin menghancurkan Jang Do Hyun aku harus menjadi bagian dari keluarga itu!”
Gi Chul akan mencobanya. Tapi kalau ia berhasil mendapatkan persetujuan dari Geum Hee, bagaimana dengan Il Moon. Bukankah Il Moon juga sangat menentangnya.
Chang Hee bilang kalau Il Moon akan menyerah begitu dia lelah.
“Kesempatan akan segera datang!” Chang Hee manatap tajam.
San berada di bar, Mario datang menemuinya. San bertanya kenapa Mario menemuinya bukankah Mario tak perlu membahasnya lagi. Mario ingin tahu apa San meninggalkan Noble hanya demi pabrik seperti itu.
San : “Apa? Memangnya apa salahnya? Itu mimpiku!”
Mario mengungkapkan kalau Presdir Noble tak akan menerima pengunduran diri yang San ajukan. “Apa kau tak tahu dia begitu menyukai dan mendukungmu?” Ia mendengar kalau pabrik San juga tak berjalan lancar.
San tersenyum dan menawarkan Mario minum. Mario tersenyum, keduanya minum bersama.
San terkejut Mario mengungkapkan ketertarikan Presdir Noble tentang hak pengeboran minyak. San tanya lalu apa hubungan ini dengan kembalinya ia menjadi kepala pengawas di Cheon Ji. (jadi Mario ingin San tetap berada di Noble dan kembali menjadi kepala pengawas di Cheon Ji yang dikirim dari Noble)
Mario mengatakan kalau Cheon Ji sedang berusaha memperoleh hak ijin pengeboran minyak. Kalau San melanjutkan pekerjaan di Cheon Ji dan berharap bisa memberikan informasi tentang semua pergerakan Cheon Ji.
San tertawa, “Apa kau memintaku menjadi spy?”
Mario berkata kalau sejauh yang ia tahu San tak pernah menyukai Cheon Ji. Apa San mau Cheon Ji yang mendapatkan hak ijin pengeboran itu. San tampak memikirkan perkataan Mario.
Di kantor, Jo Min Kyung menanyakan keterlambatan Il Moon. Il Moon menatap tajam Jo Min Kyung dan Asisten Yang, “Kalian berdua. Kalau terjadi sesuatu padaku kalian tak punya masa depan di perusahaan ini, kalian tahu itu kan?”
Keduanya berpandangan. Il Moon berkata kalau mereka bertiga berbagi nasib yang sama. “Kita satu tim, jadi apapun yang kuperintahkan kalian harus melakukannya!”
Il Moon bertanya pada Jo Min Kyung, dana rahasia yang berjumlah yang lebih dari 1 triliun yang disembunyikan Presdir di Perusahaan K bukankah kau sudah mendengar rumornya?”
Jo Min Kyung membenarkan. Il Moon memerintahkan untuk segera mengambil dokumen itu bersama Asisten Yang. Jo Min Kyung tanya kenapa. Il Moon tak menjawab dan meminta keduanya jangan banyak bertanya. Kalau ia bilang ambilkan ya ambilkan kata Il Moon sambil membentak.
Asisten Yang menilai itu tindakan yang berbahaya kalau sampai Presdir tahu tentang ini.
Il Moon menatap marah, “Apa kau tak punya otak. Aku bilang lakukan apapun yang kusuruh. Percaya saja padaku dan laksanakan. Kalau tidak, kita semua mati!”
Ibu, Hae Joo dan yang lain membuat kimchi dalam jumlah yang banyak. Jung Woo sampai di rumah dan terkejut mereka sudah selesai membuat kimchi yang disediakan untuk persediaan musim dingin, seharusnya ia pulang cepat agar bisa membantu.
Mereka pun bersiap akan makan. Bong Hee keluar dari dapur membawakan daging untuk Jung Woo. Bong Hee membungkus daging dan kerang. Ia memberikannya pada Jung Woo. Bukan memberikannya tapi akan menyuapi Jung Woo.
Jung Woo diam saja, “Apa yang kau lakukan disini? Kenapa masih disini? Bukankah seharusnya kau di rumahmu?”
Bong Hee tak menanggapi pertanyaan Jung Woo dan berkata kalau makanan di tangannya sudah hampir jatuh. Bong Hee akan menyuapi Jung Woo.
Sang Tae berkata kalau Jung Woo harus cepat memakannya karena semua ini Bong Hee yang membelikannya. Ia minta Jung Woo harus makan supaya semuanya juga bisa makan.
Ibu membenarkan dan mengatakan kalau Jung Woo harus menghargai usaha yang Bong Hee lakukan. Karena Bong Hee sudah menghabiskan setengah hari untuk membuatnya.
Jung Woo akan memakannya tapi ia tak makan, makanan yang ada di tangan Bong Hee. Ia mengambil sumpit, tapi Bong Hee menepis sumpit itu dan kembali menyodorkan makanan yang ada di tangannya.
Kini giliran Jung Woo yang menepisnya hingga membuat makanan yang ada di tangan Bong Hee jatuh. Semua terdiam.
Sang Tae berseru dan mengambilnya, “Kenapa di buang? Bukankah ini mahal!”
Jung Woo diam saja. Bong Hee menatapnya kecewa. Ibu heran dengan keduanya karena suasanya menjadi aneh. Jung Woo berkata pada Bong Hee kalau ia sedang tak ingin membahasnya dan menyarankan agar Bong Hee segera pulang.
Jung Woo akan masuk ke rumah. Bong Hee bertanya apa itu artinya Jung Woo tak ingin lagi bertemu dengannya. Jung Woo tak menjawab, ia segera masuk ke rumah.
Bong Hee hampir menangis. Sang Tae menuangkan minuman dan menyarankan Bong Hee meminumnya karena ini obat yang ampuh untuk mengatasi kondisi perasaan yang seperti ini.
Hae Joo membenarkan ia meminta agar Bong Hee tenang saja. Samchoon bersikap seperti itu karena dia baru pulang kerja.
Ibu malah meminta Bong Hee melupakan saja. Apa ini pertama kalinya Jung Woo bersikap begitu. Ia menyarankan agar Bong Hee melupakan Jung Woo, “Dia itu bukan hanya patung buddha tapi patung besi!”
Bong Hee yang menangis mengusap air matanya. Ia meminum minuman yang dituangkan Sang Tae tadi. Hae Joo menatapnya sedih.
Bong Hee yang tidur bersama ibu, terbangun. Ia tak bisa tidur. Ia keluar dari kamar.
Ibu juga terbangun, sepertinya ibu juga belum tidur. Ibu bergumam, “Benar lebih baik mabuk. Kalau tidak seperti itu, 100 tahun juga tak akan cukup.” Ibu menarik nafas panjang dan berkata kalau ia merasa iri.
Bong Hee masuk ke kamar Jung Woo. Disana Jung Woo sudah terlelap. Ia duduk di tepi tempat tidur.
“Apa ini? sejak kapan kau menjadi seperti ini? Ketika kita masih SMA, diantara kita semuanya baik-baik saja. Kita bahkan melakukan ciuman pertama kita. Kenapa kau berubah seperti ini?”
Bong Hee mengangkat tangan akan mengusap kepala Jung Woo tapi niat itu ia urungkan. Bong Hee menahan tangis dan segera keluar dari kamar Jung Woo.
Setelah Bong Hee keluar kamar Jung Woo membuka matanya. Ia ternyata belum tidur. Jung Woo memiringkan tubuhnya. (Apa samchoon juga nangis ya?)
Hae Joo di kamarnya, ia belum tidur. Sementara adiknya sudah terlelap. Ia tengah mempelajari sesuatu. Hae Joo mengingat ucapan kekecewaan San tadi siang. San kecewa Hae Joo kembali lagi ke Cheon Ji. San merasa dia tak bisa berbuat apapun untuk Hae Joo. Hae Joo mengambil ponselnya, ia akan menghubungi San.
San berada di kantor pabrik tengah membaca buku memorandum ayahnya. Ponselnya berdering, dari Hae Joo. San tak menjawabnya.
Hae Joo pun meninggalkan pesan suara, “Oppa kau sangat sedih kan? Kalau kau sedih karena aku, aku minta maaf. Aku sejujurnya mendapatkan banyak hal darimu, kenyamanan. Kau menghiburku saat aku terluka. Karena itu, aku jadi memiliki perasaan padamu (aku menyukaimu)”
Hae Joo terkejut dengan apa yang baru saja ia ucapkan. Ia segera mematikan ponselnya. “Itu tak masuk akal, jangan seperti ini!” Hae Joo menggelengkan kepala berusaha menghilangkan pikiran yang menurutnya bodoh.
Keesokan harinya di kediaman keluarga Jang. Keluarga itu tengah sarapan. Bong Hee sampai di rumah kakaknya dan mencium aroma wangi makanan. Ia langsung ikut bergabung di meja makan. Ia mengeluh kalau ia kelaparan dan rasanya hampir mati. Ia berteriak menyuruh Bibi pembantu membawakan nasi untuknya.
Geum Hee heran melihat adiknya, “Kau ini kenapa?” Bong Hee berkata kalau rumah itu tak nyaman ia tak betah disana makanya ia pergi dari sana.
Semua terdiam menatap Bong Hee. Bong Hee heran kenapa semua melihatnya seperti itu, apa mereka baru pertama kali melihatnya.
Karena Bong Hee datang Presdir Jang langsung membahas tentang perusahaan. Bong Hee menyela kalau mulai hari ini ia akan kembali bekerja di perusahaan. Presdir tentu saja menyambutnya dengan senang.
Bong Hee bertanya ketika ia pergi tak ada hal aneh yang terjadi kan. In Hwa langsung mengambilkan makanan untuk Bibinya dan bertanya bukankah Bibinya ini selalu berada dipihaknya untuk mendukungnya. Bong Hee heran ada apa karena tiba-tiba perasaannya jadi tak enak.
In Hwa tersenyum dan mengatakan kalau ia akan menikah dengan Chang Hee. Il Moon kesal karena adiknya membahas omong kosong itu lagi.
Il Moon meyakinkan Bibinya, bukankah bibinya tahu betapa buruknya Chang Hee.
Bong Hee yang terkejut kembali memakan makanannya, “Apapun yang ingin kau lakukan, lakukan saja semaumu!” Ucap Bong Hee tak peduli.
Semua terdiam menatap Bong Hee yang makan lahap seperti orang yang sudah lama tak makan. Hehe.
Asisten Yang menghadap Chang Hee. Ia bingung dan takut apa ia bisa mengatakan hal ini pada Chang Hee. Ia melihat sekeliling takut ada yang tiba-tiba masuk ke ruangan Chang Hee.
Asisten Yang terbata-bata mengatakan kalau hal ini bukanlah sesuatu yang harus Chang Hee rahasiakan. Ia mengadu kalau Ketua Tim Jang Il Moon sedang melakukan penyelidikan tentang dana rahasia milik Presdir Jang.
Chang Hee heran bukankah seharusnya hal ini Asisten Yang laporkan sendiri pada Presdir. Asisten Yang merasa kalau ia melakukan itu keadaannya akan... Asisten Yang ga berani bicara nih.
Chang Hee berdiri di samping Asisten Yang. Ia menilai bukankah Asisten Yang ini berada dipihak Jang Il Moon. “Kenyataan kalau kau mengkhianati Manajer Jang, apa dia tak akan tahu?”
Wajah Asisten Yang berubah takut dan terbata-bata mengatakan bukan itu maksudnya.
Chang Hee membenarkan, “Kalau seseorang menilai tentang gaji kau harus memilih sisi mana yang menguntungkan hidupmu. Jadi apa kau mau berpindah posisi?”
Asisten Yang meyakinkan kalau bukan itu maksudnya.
Chang Hee menatapnya tajam. Ia meminta Asisten Yang bicara jujur, “Apa kau mau berada di sisiku dan setia padaku atau kau hanya mau berpindah-pindah saja?”
Asisten Yang berkata kalau tentu saja ia akan memberikan kesetiannya pada Direktur Park Chang Hee. (ah ni orang menjilat sana sini)
Chang Hee tersenyum dan menyentuh dasi Asisten Yang. Sentuhan dasi ini seperti sebuah ancaman, “Aku bisa percaya padamu kan?” Asisten Yang tegang dan membungkuk mengiyakan.
Park Gi Chul menemui Geum Hee di rumah karena ada yang ingin ia bicarakan dengan Geum Hee. Gi Chul berkata kalau ia mendengar Geum Hee menentang pernikahan In Hwa dengan Chang Hee. Geum Hee mengerti kalau Gi Chul kecewa tapi ia juga memiliki banyak alasan, jadi ia berharap Gi Chul melupakan hal itu.
Gi Chul menebak apa Geum Hee menentang pernikahan mereka karena statusnya yang seorang pelayan. Geum Hee berkata bukan itu, di jaman sekarang kenapa Gi Chul berfikir begitu.
Gi Chul membenarkan dari awal memang Geum Hee tak pernah melihatnya sebagai seorang pelayan tapi memperlakukannya layaknya sahabat Hak Soo.
Geum Hee : “Kenapa kau bicara begitu?”
Gi Chul berkata apa Geum Hee tak tahu siapa yang membunuh ayahnya di medan perang. “Ditengah kekacauan, itu dilakukan oleh ayah Nyonya (ayahnya Geum Hee)”
Selama ini ia diperlakukan seperti binatang. Ia yang memiliki latar belakang seperti ini, orang pertama yang memperlakukannya seperti manusia hanya Hak Soo.
Hak Soo mengijinkannya tinggal di rumahnya sampai ia bisa memeluk Chang Hee disaat istrinya pergi. Ia tahu Geum Hee juga membesarkan Chang Hee seperti putra sendiri. Karena itulah Chang Hee tumbuh dnegan baik.
Gi Chul : “Kalau memikirkan hidup kami dulu, kami bahkan tak bisa bermimpi seperti sekarang. Aku membesarkannya dengan baik hingga dia bermimpi bisa menikahi In Hwa. Tapi apa aku tetap seorang pembantu? Binatang?”
Geum Hee sedih mendengarnya bukankah ia sudah bilang bukan begitu.
Gi Chul berkata kalau Chang Hee putus dengan Hae Joo karena keserakahannya. Ia tak ingin Chang Hee hidup seperti dirinya. Itu adalah keinginanannya. “Nyonya, Apa anda tak mengerti?”
Gi Chul menangis berlutut. Geum Hee menyuruhnya bangun kenapa Gi Chul begini.
“Nyonya perlakukanlah aku seperti manusia separti yang dilakukan Hak Soo dulu. Tak Bisakah anda memandang Chang Hee sedikit saja? Bukankah kau pernah membesarkannya seperti anakmu sendiri? Kematian ayahku yang tak adil, ayah... ayah... ayah...." Gi CHul menangis menyebut ayahnya. "Tolong pikirkan ayahku. Tolong berfikirlah dengan baik. Ayah... aku mohon Nyonya!”
Geum Hee menangis bingung apa yang harus dilakukannya.
Bersambung ke part 2
Komentar :
Ah Park Gi Chul kau ternyata berhasil membuat Geum Hee bimbang. Ternyata dua pria keluarga Park ini berhasil membuat dua wanita keluarga Jang galau hehe.
Hae Joo – San berantem lagi? oh tidak hehe.
Hae Joo mengungkapkan kalau ia juga menyukai San nih, tapi tiba-tiba dia berusaha menepis perasaannya. Yakinlah kalau Hae Joo udah mulai suka, tapi masih belum percaya diri dengan perasaannya dan juga rasa takut yang masih menyerangnya.
Asisten Yang, kau seperti benalu. Merubah warna tergantung tempatmu. Pandai sekali kau mencari peluang. Haha. Makin banyak aja orang yang nyebelin. Jo Min Kyung aja udah nyebelin ditambah lagi Asisten Yang mulai nyebelin juga.
wow. hae joo dah mulai suka sama kang san,,, ini nih yang aku tungguin dari belasan bahkan puluhan episode...
ReplyDeletetengkyu mbak sinopsisnya
ReplyDeletesemangat y mbak
hore.. udh mulai keliatan suka nh... heheh
ReplyDelete26part 2 nya ??
umzzzz,,,,, hae joo sama san,,,, jadian na episode kebrapa ya?????.....
ReplyDeletetdk sabar nunggu sinopsis berikutnya..:D
ReplyDeletetuh kan,,bantuan hae joo justru melukai San,,kasihan kasihan kasihan.. :(
ReplyDeleteakhirnya udah melalui 25 episode perasaan itu muncul juga.. :D
terima kasih mbak anis,,semangat yak.. ~~^^