Kang In Ho yang menyadari
dirinya dijebak bersama Da Jung di hotel berusaha untuk meninggalkan Myungshim
hotel. Keduanya harus meninggalkan hotel itu tanpa ketahuan siapapun, apalagi akan
ada wartawan yang diyakini sudah ada disana untuk menjebak mereka.
Na Yoon Hee and the gank
ada di hotel itu untuk melabrak Park Joon Ki yang mungkin ada disana bersama
Seo Hye Joo. Ketiga wanita ini berpapasan dengan In Ho dan Da Jung, tapi tak
menyadari kalau itu mereka. Karena In Ho dan Da Jung menyembunyikan wajah mereka.
Tapi sial bagi In Ho dan Da
Jung karena rombongan wartawan menemukan mereka. Reporter Byun langsung
mengajukan pertanyaan pada Da Jung terkait keberadaan keduanya di hotel malam-malam
hanya berdua.
In Ho yang terkejut
melihat seseorang mengatakan kalau kedatangan Da Jung ke hotel untuk menemui PM
Kwon Yool. Dan munculah PM Kwon Yool di belakang para wartawan. PM menanyakan
apa yang dilakukan para wartawan disini, ia meminta istrinya datang ke hotel
ini untuk merayakan 100 hari pernikahan mereka. Ia berterima kasih pada In Ho
karena sudah mengantar Da Jung. Yool pun membawa Da Jung menuju kamar hotel.
Di sebuah kamar hotel,
dimana Na Yoon Hee and the gank berada. Ny Jang tanya apa Yoon Hee yakin ini
adalah tempat dimana Seo Hye Joo bertemu dengan Menteri Park. Yoon Hee yakin
sekali, kalau tidak apa alasan Sek Bae memesan kamar ini. Ia ini putri tunggal
Myung Shim grup. Ia menahan geram karena mereka bahkan tak memesan tempat di
hotel lain melainkan hotel keluarganya.
Ny Lee mengumpat, ia akan
membuat Hye Joo menyesal karena sudah menyakiti perasaan Yoon Hee, jadi Yoon
Hee tak usah khawatir. Yoon Hee mengingtakan keduanya kalau kali ini mereka
harus melakukannya dengan benar.
Ada yang membuka pintu
kamar, Yoon Hee dan kedua temannya panik. Ketiganya harus sembunyi agar tak
ketahuan dan ketiganya pun sembunyi di dalam lemari. Ketiganya mengira kalau
yang masuk ke hotel itu Menteri Park dan Seo Hye Joo.
Ternyata itu Kwon Yool dan
Da Jung. Yool tanya apa yang sebenarnya terjadi. Da Jung menunduk diam, masih shock
dengan kejadian tadi.
Kang In Ho keluar dari
hotel, ia bertemu dengan Hye Joo dan Pengawal PM. Hye Joo tanya apa In Ho sudah
bertemu dnegan PM. In Ho balik bertanya bagaimana Hye Joo bisa tahu kalau ia
dan Da Jung ada disini. Hye Joo mengatakan kalau Reporter dari Scandal News, Park
Hee Chul yang memberi tahu mereka. Ia merasa In Ho harus menjelaskan padanya
mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
In Ho yang marah karena
dirinya dijebak dengan Da Jung oleh Menteri Park tak mengatakan apapun pada Hye
Joo. Ia yang diliputi kemarahan segera masuk ke mobilnya mengabaikan panggilan
Hye Joo. In Ho mengendarai mobilnya menuju suatu tempat.
Di kamar hotel, Da Jung merasa
kalau Yool pasti berpikir semua itu kesalahannya, “Karena itu anda marah padaku,
kan? Kalau memang anda membenciku…..”
Yool tiba-tiba menarik Da Jung
kepelukannya. Da Jung terdiam terkejut.
Yool : “Aku tak berpikir
bahwa ini kesalahanmu. Aku juga tak marah padamu. Aku hanya… marah pada diriku
sendiri.”
Da Jung : “Perdana
menteri…?”
Yool melepas pelukannya,
ia minta maaf karena sudah membuat Da Jung berada pada situasi seperti ini. Da Jung
merasa Yool tak perlu minta maaf. Tiba-tiba Yool melihat sesuatu di lemari. Ia
melihat potongan pakaian yang terlihat keluar dan berusaha ditarik ke dalam
lemari. Ia pun tahu kalau di dalam lemari itu ada orang. (bajunya Ny Lee hehe)
Da Jung berkata bahwa
sejak awal ia menikah ia sudah mengira kalau hal seperti ini pasti akan
terjadi.
“Nam Da Jung tunggu
sebentar!” sela Yool. Tapi Da Jung yang tak tahu apa-apa berkata kalau ia ingin
mengatakan apa yang ingin ia katakan.
Da Jung : “Meskipun kau
menikah karena aku…..”
“Nam Da Jung, kau diamlah.”
Yool kembali menyela meminta Da Jung diam. Ia akan melihat lemari itu tapi Da Jung
berkata, kalau ia harus mengatakannya sekarang kalau tidak ia tak akan punya
keberanian lagi untuk mengatakannya. “Anda tahu kan kalau aku sangat menghormati
anda?”
Yool melihat sepotong kain
itu ditarik ke dalam lemari dan yakinlah ia kalau didalam sana ada orang. Ia
panik karena Da Jung terus saja bicara tentang pernikahan mereka.
Da Jung : “Perdana
menteri, aku benar-benar menghormati anda. Jadi meskipun pernikahan ini adalah
pernikahan kont…”
Yool yang panik Da Jung
bicara macam-macam segera membungkam mulut Da Jung dengan mulutnya. Da Jung
terdiam terkejut, kemudian terdengar gumaman dari dalam lemari, omo omo omo… eh
eh sstttt ssstttt..
“Perdana menteri?” Da Jung
terkejut kenapa tiba-tiba Yool meciumnya.
Yool : “Nam Da Jung, kau
terlalu banyak bicara.”
Yool menuju lemari yang ia
curigai. Perlahan ia membuka pintu lemari dan braallll… munculah Yoon Hee dan
kedua pengikutnya. Yool dan Da Jung kaget melihat istri-istri menteri sembunyi
didalam lemari.
Ketiga istri menteri ini
jadi salah tingkah karena salah memergoki orang. Yool heran apa yang ketiganya
lakukan disini. Yoon Hee gelagapan, ia beralasan kalau dirinya salah masuk
kamar. Ia segera keluar disusul kedua pengikutnya. Hahahah pasti malu banget
dah mereka.
Ketiga Nyonya ini malu
banget dah. “Apa Sek Bae salah memberi tahu nomor kamar?” tanya Ny Jang. Yoon Hee
menilai itu tak mungkin, kamar 1324, ia sudah memeriksanya 10 kali.
Ny Lee : “Tapi kalian
lihat kan tadi. Perdana Menteri baru saja menciumnya.”
Ny Jang tak menyangka
kalau Perdana menteri ternyata memiliki sifat yang romantis juga. Yoon Hee kesal
karena kedua temannya membicarakan hal itu disaat seperti ini. Ia pun mencari-cari,
kira-kira dimana suaminya berada.
In Ho yang diliputi
kemarahan akan menemui Menteri Park, tapi Sek Bae menghalangi karena Menteri Park
Joon Ki sedang rapat dengan Presdir. Jadi ia meminta In Ho menunggu. In Ho tak
mau menunggu, ia akan menerobos masuk tapi dua penjaga menghalanginya. In Ho
yang tak ingin dihalangi langsung menghajar mereka.
In Ho membuka pintu dimana
menteri Park Joon Ki tengah rapat. Ia menatap marah Joon Ki yang ada disana.
Da Jung dan Yool masih
berada di kamar hotel. Da Jung bertanya kenapa ketiga istri menteri itu ada di
kamar hotel ini. Yool garuk-garuk kepala, ia tak tahu. Yool menerima telepon
dari Hye Joo yang memberi tahu bahwa reporter sudah tak ada di lingkungan
hotel. Ia pun mengajak Da Jung segera keluar dari kamar hotel.
Tapi masih ada yang ingin Da
Jung katakan, tentang ketiga istri menteri yang bersembunyi di dalam lemari,
apa Yool sudah tahu kalau mereka ada di dalam lemari itu. “Dan itukah alasannya
kenapa anda menutup mulutku dengan ciuman?”
Yool jadi gelagapan dan menjawab
tentu saja. “Kenapa aku harus melakukannya jika bukan karena itu.” Da Jung
heran kenapa Yool tak menutup mulutnya dengan tangan saja, kenapa harus dengan
ciuman. Yool jadi salah tingkah, tidak tahu.
Da Jung kemudian menebak, “Kalau
begitu, saat anda memelukku tadi dan menenangkanku dengan mengatakan kalau ini
bukan salahku, apa anda melakukannya karena ada mereka, itukah maksud anda?”
Yool menjawab tentu saja, “Lalu
apa kau pikir aku memelukmu karena aku terpesona padamu? Aku melakukannya
karena tak punya pilihan lain.” (padahal pas pelukan Yool belum tahu ada orang
di lemari)
“Tak punya pilihan lain?”
Da Jung menahan kesal. “Baiklah kalau begitu, aku akan menjaga jarak 100
langkah dari anda. Tapi, anda seharusnya menghentikanku dengan tangan kenapa
malah menciumku. Bukankah itu jelas-jelas melanggar kontrak?”
Yool : “Melanggar kontrak?
Kalau kau mengatakan begitu, berarti kau lah yang pertama kali melanggar kontraknya.
Menabrak mulutku, apa kau tak ingat? Saat itu situasinya sama seperti sekarang.”
Da Jung memprotes sama
apanya, “Waktu itu anda terus-menerus menahan tanganku dan aku tak punya
pilihan lain. Tapi sekarang, situasinya berbeda.”
Yool membenarkan kalau
waktu itu ia menahan tangan Da Jung, tapi bukankah tadi ia sudah bilang pada Da
Jung untuk berhenti bicara. “Apa sih masalahnya itu kan hanya sedikit sentuhan
di bibir.”
“sedikit sentuhan di
bibir?” Da Jung benar-benar kesal. “Bukankah anda yang mengatakan sendiri untuk
tidak melakukan sesuatu yang melewati batas. Da Jung yang kesal keluar kamar
lebih dulu.
Di luar hotel Da Jung
bertemu Hye Joo yang sudah menunggu. Hye Joo akan mengatakan sesuatu tapi Da Jung
yang lagi kesal langsung ngomel kalau Hye Joo pasti menyalahkannya karena masalah
ini. Ia tambah kesal, apa sebenarnya yang ia lakukan. Ia sama sekali tak melakukan
kesalahan hari ini. Hye Joo heran kenapa Da Jung ngomel-ngomel begitu, ia sama
sekali belum mengatakan apa-apa.
Pengawal membukakan pintu
mobil untuk Da Jung, tapi Da Jung yang lagi emosi tak mau duduk beriringan dengan
Yool di mobil. Ia pindah ke kursi di sebelah supir.
Yool keluar dari hotel, Hye
Joo berkata kalau In Ho tadi bilang… belum sempat Hye Joo menjelaskan Yool
menyela meminta Hye Joo mengatakan itu besok saja. Yool pun masuk ke mobil. Hye
Joo heran kenapa semua orang bersikap seperti ini. Mobil rombongan PM pun pergi
meninggalkan hotel.
Kang In Ho bicara berdua
dengan Park Joon Ki. Joon Ki menebak kalau In Ho pasti sangat marah karena
berani menerobos masuk seperti itu. In Ho mengingatkan kalau sasarannya adalah
PM bukan Da Jung. Joon Ki membenarkan, In Ho sudah mengatakan itu padanya, tapi
kenapa ia harus mendengarkan In Ho karena In Ho sendiri juga tak memperlihatkan
kartu (rahasia) In Ho padanya.
“Jadi apa maksudnya anda akan
tetap menggunakan cara ini. Baik, kalau begitu aku tak punya pilihan lain.” In Ho
menunjukan rekaman Park Joon Ki yang meminta dirinya membawakan bukti bahwa
pernikahan Kwon Yool itu palsu. (bukti pembicaraan Joon Ki dengan In Ho
sebelumnya)
Joon Ki cemas mendengarnya.
In Ho dengan nada mengancam berkata apa Joon Ki pikir ia hanya punya rekaman
ini. Ia merekam semua pembicaraan Joon Ki dengan dirinya.
Dasar Brengsek… Joon Ki
jelas marah.
In Ho mencibir, “JIka aku
menyebarkan rekaman ini, anda yang rugi atau aku? Aku rasa anda yang akan lebih
rugi. Dengan kejadian ini, sepertinya tidak mungkin jika hubungan kita
diteruskan. Dengan sangat menyesal, kita akhiri kerja samanya.”
In Ho meninggalkan Joon Ki
yang diliputi kemarahan karena ancaman itu. “Apa kau pikir semuanya akan berakhir
semudah ini?” ia langsung menghubungi anak buahnya (kayaknya Sek Bae) untuk
mencari informasi tentang Kang In Ho.
Di dalam mobil dalam perjalanan
pulang, Da Jung terus saja cemebrut. “Dia bahkan tak tahu kesalahan yang dia
lakukan, hebat sekali..” gerutu Da Jung.
Yool : “Apa kau akan terus
bicara sendiri seperti itu? itu sudah cukup.”
“Tak akan termaafkan
walaupun dia minta maaf, tapi apa yang dia katakan?” Da Jung terus menggerutu.
Yool : “Maaf? Siapa? Aku? Tak
masuk akal.”
Supir Shim pun tahu kalau
dua orang ini lagi berantem. Ia pun berinisiatif menyalakan musik dengan lagu
romantis.
“Supir Shim?” sahut Da Jung
dan Yool bersamaan. Keduanya kesal hahaha.
Supir Shim mengerti ia
segera mamatikan musiknya. “Sepertinya keadaannya agak gimana ya. Jadi…” Yool
menyela sebaiknya Supir Shim jangan mempedulikan itu, Da Jung bersikap seperti
itu karena alasan yang tak masuk akal.
Da Jung kesal dan meminta
Supir Shim menghentikan laju mobilnya. Tapi Yool melarang. Da Jung memaksa Supir
Shim menghentikan mobil. Mobil pun berhenti.
Da Jung yang kesal campur
kecewa keluar dari mobil, Yool ikut keluar mengejarnya. “Kau mau kemana?” tanya
Yool sambil menahan tangan Da Jung. Da Jung berkata kalau sekarang ia tak ingin
bicara dengan Yool. Ia menepis tangan Yool dan berjalan pergi.
Da Jung masuk ke sebuah klub
malam. Yool yang melihat Da Jung masuk ke dalam akan menyusul tapi penjaga
menghalangi, “Anda tak boleh masuk!” larang penjaga.
Yool heran, “Apa maksudmu
aku tak boleh masuk?”
Penjaga : Pria berusia
diatas 30 tahun dilarang masuk. Anda pria paruh baya kan? Anda tak boleh masuk.”
(wakakakaka)
Yool : “Apa? Apa diatas 30
tahun tak boleh masuk ke dalam klub malam? Negara seperti apa yang membuat peraturan
seperti itu? aku minta maaf, tapi aku harus masuk ke dalam.”
Yool memaksa masuk tapi
penjaga tetap melarang, “Aku bilang pria paruh baya ber-jas dilarang masuk. Apa
anda tak bisa melihatnya?” ucap penjaga sambil menunjukan selabaran yang
bertuliskan usia diatas 30 tahun tak boleh masuk dan pakaian resmi juga
dilarang hahaha. Yool menarik nafas kesal. (eh jadi ingat A Gentleman’s Dignity
pas keempat ahjussi mau ngelabrak cewek2 mereka di klub malam)
Di dalam klub Da Jung
minum sendirian, “Ah apa yang akan kulakukan disini sekarang?”
Seorang pria mendekati Da
Jung. “Aku sudah melihatmu dari tadi, kau datang sendirian kan? Bagaimana kalau
kita menari bersama?” ajak pria itu. Da Jung malas menanggapinya, ia minta maaf
dan mengatakan kalau ia ini wanita yang sudah menikah. “Ah aku sudah gila
karena datang ke tempat seperti ini.” keluh Da Jung.
Da Jung akan pergi tapi
pria itu menahan tangannya. Da Jung meminta dengan sopan pada pria itu untuk
melapaskan tanganya. Pria itu tak percaya Da Jung sudah menikah, kenapa wanita
yang sudah menikah datang ke klub malam, ia menilai Da Jung hanya membual.
“Aku bilang lepaskan!” Da
Jung mulai marah.
Supaya bisa masuk ke klub
malam, Yool dan dua pengawalnya berganti kostum. Gaya anak muda gitu. Pake
jeans, jaket kulit, dan syal ala Giring Nidji yang melingkar di lehernya plus
tatanan rambut yang tentu saja gaya anak muda.
Yool melihat Da Jung diganggu
seorang pria. Ia melihat pria itu memaksa Da Jung.
Yool menarik tangan pria
itu, “Hei lepaskan tangannya!” Da Jung menoleh terkejut melihat Yool ada
disana.
Pria itu marah, “Siapa kau
berani menyuruhku?”
Yool menyingkirkan tangan
pria itu, “Aku? Aku suami wanita ini, dan kau siapa?”
“Aku?” Pria itu dan teman-temannya
akan melawan Yool. Dua pengawal Yool langsung maju menghalau mereka.
Da Jung heran bagaimana
Yool bisa masuk ke klub dengan pakaian seperti itu. Yool berkata kalau orang
yang memakai setelan jas di larang masuk jadi ia ke toko baju seberang membeli
baju dulu. Sekarang ia melakukan semua ini karena Da Jung. Da Jung berkata
kalau begitu kenapa Yool tak pergi saja, kenapa malah datang kesini.
Yool yang tak ingin bertengkar
dengan Da Jung disini mengajak pulang. Tapi Da Jung tak mau karena ia masih
ingin disini, kalau Yool ingin keluar silakan keluar sendiri.
Dua pengawal PM pun
membawa paksa Da Jung keluar. “Nyonya maaf ya…” (hahaha)
Sampai di rumah Da Jung masih
dikawal ketat oleh dua pengawal yool. Keduanya memegangi Da Jung supaya tak
lari. “Kami minta maaf Nyonya, kami benar-benar minta maaf.” Ucap si pengawal.
Setelah pengawal pergi Da
Jung yang masih kesal bertanya apa Yool harus melakukan semua ini padanya. Yool
minta maaf. Da Jung heran Yool tiba-tiba minta maaf padanya.
Yool : “Aku sudah
memikirkannya, aku pikir aku yang salah. Tidak… aku memang salah. Aku akan
minta maaf padamu.”
Da Jung tak mengerti,
kalau Yool memang mau minta maaf kenapa harus melakukan ini semua dan lagi apa
hanya begini saja permintaan maaf Yool.
Yool : “Lalu, apa lagi
yang harus kulakukan?”
Da Jung berkata kalau ia
ingin memukul mulut Yool yang kasar itu sekali saja (hahaha). Yool jelas saja
kaget, “Baiklah. Silakan pukul kalau itu bisa memperbaiki keadaan.” Yool
menyodorkan wajahnya siap dipukul oleh Da Jung.
Kini gliliran Da Jung yang
terkejut karena Yool membolehkan dirinya memukul. “Benarkah? Aku akan beneran
memukul lho.” ucap Da Jung sambil menunjukan kepalan tangannya. Yool
mempersilakan. Da Jung berkata kalau Yool tak boleh menarik kata-kata itu. Yool
berkata tentu saja, ia sudah siap. Jadi silakan pukul.
Da jung yang sudah
menyiapkan kepalan tangan terlihat ragu-ragu, ga tega hahaha. Keduanya malah
tertawa. Hahaha.
Di dalam rumah anak-anak
berkumpul bersama ahjumma pembantu. Na Ra melihat kalau akhir-akhir ini oppanya
terlihat mencurigakan. Bukankah sekarang libur kenapa setiap hari oppanya
selalu pergi. Woo Ri malas menanggapi omongan adiknya, ia meminta Na Ra
berhenti mengganggunya. Na Ra tanya oppanya ini tak pergi nge-band tanpa
sepengetahuan ayah mereka kan. Woo Ri tak menjawabnya, ia kesal adiknya begitu
cerewet.
Yool dan Da Jung masuk ke
rumah. Anak-anak dan ahjumma terkejut sekaligus heran melihat pakaian yang Yool
kenakan.
“Ayah. Apa kau benar ayah
kami?” tanya Man Se.
Yool melihat
penampilannya, “Kenapa jam segini kalian masih disini? Cepat tidur sana!” Yool
berlalu masuk kamar.
Na Ra bertanya pada Da Jung,
kenapa ayahnya jadi seperti itu. Da Jung bilang itu karena ada alasannya. Ahjumma
pembantu merasa kalau apapun pasti bisa terjadi. Ia tak menyangka PM memakai
pakaian seperti itu.
Yool masuk ke kamarnya, ia
menarik nafas panjang. Ia melepas syal ala Giring Nidji-nya, melepas jaket dan
mengibas-ibaskan rambut dengan tangannya.
Yool yang sudah berganti
pakaian duduk di meja kerjanya. Ketika tengah memeriksa dokumen, ia teringat
sesuatu. Ia menghubungi seseorang. “Joon Ki, ini aku.”
Keesokan harinya di Scandal
News. Reporter Byun mendatangi tempat itu menuduh Hee Chul mencuri foto-foto
miliknya. Hee Chul tak terima dituduh begitu (padahal iya) ia heran kenapa Reporter
Byun tiba-tiba menuduhnya seperti ini. Ia tak mengerti apa yang Reporter Byun
bicarakan.
Reporter Byun emosi, “Kau
mencuri fotoku dan membawanya ke Perdana menteri kan? Dan juga, kemunculan
perdana menteri Kwon di hotel, kau yang memberitahunya kan?”
Hee Chul masih berusaha bersikap
sabar, “ Karena kau sudah menyebutnya, seharusnya kau menjaga sikapmu.” Hee
Chul ikutan emosi, “Kenapa kau harus melakukan hal sejahat itu? Apa kau tak
malu pada dirimu sendiri?” Hee Chul meninggikan suara sambil nunjuk-nunjuk. Reporter
Byun tambah emosi, kenapa Hee Chul menunjuk-nunjuk seperti itu padanya.
“Kau, siapa yang menghasutmu
sampai melakukan hal seperti ini? Apa pernah berpikir olehmu apa yang terjadi
kalau aku membuka permainan kotormu ini? Hidupmu akan berakhir. Kenapa?
Haruskah aku melakukannya?” gertak Hee Chul.
Reporter Byun kesal, “Ah
kau ini benar-benar Reporter Park. Aku memang salah.” Tiba-tiba reporter Byun
nyalinya jadi ciut dan segera pergi dari sana. Ia berpapasan dengan Boss Go dan
membungkuk memberi salam lalu pergi.
Boss Go bertanya pada Hee Chul
ada apa, ia sudah mendengar yang Hee Chul dan Reporter Byun bicarakan. Jadi ia
ingin mendengar penjelasan dari Hee Chul. Ada apa dengan hotel? Ada apa dengan
foto-foto itu?
Di ruang kerja PM, In Ho
menunjukan foto-foto dirinya bersama Da Jung yang diambil secara sembunyi-sembunyi
oleh Reporter Byun. In Ho menjelaskan kalau semuanya karena foto ini.
In Ho : “Reporter Byun sepertinya
menghubungi menteri Park untuk memberikan foto-foto ini. Karena itu, aku mencoba
menemui Menteri Park dan berusaha bernegosiasi dengannya. Tapi aku tak berpikir
aku akan dijebak seperti ini. Aku minta maaf perdana menteri.”
Yool berkata kalau itu
bukanlah kesalahan In Ho. Ini adalah salahnya karena target menteri Park Joon Ki
adalah dirinya. “Apa yang sudah kau dan Nam Da Jung lakukan itu salah?
In Ho : “Setelah melihat
foto-foto ini, kenapa anda tak bertanya apapun? Kenapa kami bisa di foto itu? Hubungan
apa antara aku dan Nam Da Jung? apa anda sama sekali tak penasaran?”
Yool diam.
In Ho : “Benar.
Bagaimanapun ini hanya pernikahan kontrak. Jika istri anda yang sebenarnya berfoto
bersama pria lain, hati anda pasti akan terbakar cemburu, kan?”
Yool tetap diam, tapi
pikirannya melayang ke masa lalu dikala dirinya melihat foto-foto Na Young
bersama pria lain.
In Ho : “JIka aku berada
di posisi anda, aku tak akan membiarkan pria itu.”
Yool : “Apa gunanya? Hatinya
sudah ada pria lain. Semua yang kau lakukan akan sia-sia.”
(huwaaa jadi beneran ya
Yool tahu kalau istrinya menjalin hubungan dengan pria lain)
Di luar, In Ho bertemu Da Jung.
Da Jung heran melihat In Ho pagi-pagi sudah berada di kediaman PM. In Ho merasa
kalau Da Jung pasti terkejut dengan kejadian semalam, ia minta maaf karena Da Jung
harus mengalami kejadian itu karena dirinya. Da Jung berkata In Ho tak perlu
minta maaf karena itu bukanlah kesalahan In Ho. Ia sendiri baik-baik saja kok,
jadi In Ho tak perlu khawatir.
In Ho : “Apa kau sungguh baik-baik
saja atau pura-pura baik-baik saja?”
Da Jung heran, “ada apa?”
In Ho : “Kau melakukannya
karena ayahmu dan bagaimana kau berusaha keras melakukan yang terbaik demi
pernikahan kontrak ini. Tapi kau harus mengalami kejadian kemarin, aku berpikir
ini tak benar untukmu, Da Jung.”
Da Jung : “Kalau begitu,
apa yang harus kulakukan? Ketika aku memutuskan menikah dengan perdana menteri,
aku tak berpikir hal baik saja yang akan terjadi. Tentu saja, aku juga tak
menyangka kejadian seperti kemarin akan terjadi. Bagiku, aku tak tahu kalau aku
memang orang yang sederhana tapi aku hanya ingin memikirkan hal yang baik saja.
Aku senang ketika ayahku bahagia, aku suka dengan pekerjaanku dan semua hal
yang kulakukan disini. Dan juga, aku senang berada disini. Aku disini karena
aku menyukainya.”
Ucapan Da Jung ini
sepertinya membuat In Ho menyadari kalau Da Jung mulai menyukai PM.
Da Jung menebak kalau In Ho
pasti belum sarapan karena pagi-pagi sudah sampai disini. Ia mengajak In Ho
masuk ke rumah dan sarapan bersama.
“Tidak usah, Nyonya!”
sahut In Ho sopan pada Da Jung. Ia menyadari karena masalah kemarin ia dan Da Jung
seharusnya menjaga jarak. “Mulai sekarang aku berjanji tak akan membuatmu berada
di posisi yang tidak menyenangkan. itulah yang terbaik yang bisa kulakukan
untukmu, Da Jung.”
In Ho pamit akan pergi
tapi Da Jung memanggilnya, “Bisakah kita kembali seperti sebelumnya? Aku suka
bicara denganmu. Aku ingin merasa nyaman lagi denganmu seperti sebelumnya. Aku
ingin merasa nyaman dengan mu sama seperti dulu. aku egois kan?” In Ho diam, Da
Jung pun berlalu dari sana.
Na Yoon Hee menunggu
suaminya keluar dari kamar sambil membawakan vitamin. Ketika suaminya keluar
dari kamar, ia meminta suaminya meminum vitamin itu. Joon Ki heran kenapa tiba-tiba
Yoon Hee melakukan ini.
Yoon Hee : “Apa maksudmu?
Aku akan melakukan semua yang bisa membuatmu tersenyum. Tapi, kau bilang akan
pulang terlambat karena ada perjalanan bisnis, kenapa cepat pulang?”
Joon Ki balik bertanya apa
Yoon Hee tak suka ia pulang cepat. Yoon Hee bilang bukan begitu, ia tentu saja
menyukainya. Joon Ki pun berangkat kerja.
“Karena dia tak mengatakan
apapun, aku yakin dia tak tahu kalau aku bertemu PM Kwon. Kalau sampai dia
tahu, bisa-bisa ini jadi masalah, ah apa yang harus kulakukan?” Tiba-tiba Yoon Hee
mendapatkan ide.
Yoon Hee and the gank
mengajak Da Jung bertemu. Da Jung heran kenapa tiba-tiba Yoon Hee ingin bertemu
dengannya. Yoon Hee berusaha bersikap manis, “Tentu saja kota berada dalam situasi
yang mengharuskan untuk saling bertemu, kan?”
Ny Jang berkata walau
bagaimanapun akan ada bazar. Da Jung bertanya apa karena itu mereka
menghubunginya. Yoon Hee bilang bukan hanya itu saja, “Tentang kita bertemu di
kamar hotel, aku pikir akan lebih baik jika PM pura-pura tak tahu. Bisakah kau
memberitahukan itu pada PM?” Da Jung meminta ketiga nyonya tak perlu
mengkhawatirkan itu. PM bukan orang yang suka menyebarkan gosip. Ketiga nyonya
menarik nafas lega.
Da Jung penasaran apa yang
ketiga nyonya ini lakukan di kamar hotel. Tiba-tiba Ny Lee menjawab, “Kami kesana
untuk memberi pelajaran pada Sekretaris Seo karena sering bertemu dengan Menteri
Park.”
“Nyonya Lee..!” tiba-tiba
Yoon Hee membentak setelah mendengar Ny Lee bicara keceplosan. Ny Lee yang menyadari
mulutnya sudah nyerocos langsung diam menyesal. Yoon Hee meminta Da Jung
menganggap tak pernah mendengarkan apa-apa dari Ny Lee. Yoon Hee berusaha
meluruskan kalau Menteri Park itu terlalu popoler. Da Jung mengerti itu dan
menilai kalau Sek Seo tak akan melakukan hal seperti itu, “Kenapa wanita yang
cantik dan pintar ingin bersama pria yang sudah menikah?”
“Tunggu dulu. Maksudmu,
apa Menteri Park bukan pria yang menarik?” tanya Yoon Hee. Da Jung bilang bukan
begitu maksudnya, “Maksudku anda mungkin salah paham.”
Yoon Hee meninggikan
suaranya sambil mencengkeram gelas, “Maksudmu, apa aku ini terlalu terobsesi
pada suamiku?” Da Jung bilang bukan begitu maksudnya.
Di ruangan PM, Yool tampak
memandang ke luar jendela. Ia mengingat perbincangannya dengan Park Joon Ki.
Joon Ki : “Jadi dengan
kata lain, maksudmu jangan pernah melibatkan wanita itu? Kenapa semua orang
mengkhawatirkan wanita itu?”
Yool tanya apa maksud Joon
Ki. Joon Ki berkata kalau Yool tak perlu tahu itu.
“Kalau kelemahanmu adalah
wanita itu, aku tak akan tinggal diam. Aku ingin melihat berapa lama kau akan
bertahan.” Ucap Joon Ki memberi peringatan pada Yool.
Yool tak mengerti apa
maksud perkataan Joon Ki, tapi pikirannya mulai melayang cemas.
Hye Joo masuk ke
ruangannya mengingatkan kalau seharusnya mereka mengambil tindakan hukum atas
perlakukan Menteri Park. Yool tak tahu apa yang harus dilakukan, apa dan
bagaimana ia harus mengambil langkah hukum ketika posisi Joon Ki adalah
samchoon-nya anak-anak. Lebih dari itu, kejadian ini melibatkan Nam Da Jung dan
ini membuatnya sangat khawatir.
Ada sesuatu yang ingin Hye
Joo sampaikan pada Yool. Ia menyerahkan sebuah dokumen pada Yool. “Kita sudah
terlalu sibuk sampai belum mendaftarkan pernikahan ini. Aku rasa anda lah yang
harus melakukannya sekarang.” Ia menabak ini adalah sesuatu yang pasti akan
diungkit oleh Menteri Park. Setelah menyerahkan dokumen pendaftaran pernikahan,
Hye Joo keluar ruangan.
Yool membaca dokumen
pendaftaran pernikahan yang belum terisi namanya atau nama Da JUng. Diluar
ruangan Hye Joo berkata pada dirinya sendiri bahwa ia harus melakukan ini demi
perdana menteri. Hye Joo menerima telepon dari Da Jung. Ia bertanya kenapa Da Jung
menghubunginya. Da Jung meminta Hye Joo
bertemu dengannya.
Keduanya pun bertemu. Hye Joo
terkejut mendengar dari Da Jung kalau Na Yoon Hee sudah salah paham padanya. Da
Jung berkata kalau pada waktu itu ketiga nyonya bersembunyi di kamar hotel. “Dia
berpikir kalau Menteri Park yang menemuimu dan ingin melabrakmu. Aku merasa kau
harus tahu tentang ini.” Hye Joo tak menyangka, ini benar-benar keterlaluan.
Da Jung : “Tapi Sek Seo,
antara kau dan Menteri Park…..?”
Hye Joo menegaskan kalau
ia tak memiliki hubungan apapun dengan menteri Park Joon Ki. Da Jung tertawa lega
mendengarnya karena ia sudah mengira hal itu tak mungkin. Ia berharap Hye Joo
lebih berhati-hati, ketiga ahjumma itu benar-benar bisa menjambak rambut Hye
Joo. Hye Joo berkata kalau ia tak akan tinggal diam. Da Jung ingin tahu apa yang
akan Hye Joo lakukan.
Hye Joo : “Mata diganti
mata, gigi diganti gigi. Bukankah seharusnya aku membalas mereka? Tapi apa kau
kesini hanya ingin memberitahuku tentang hal ini?”
Da Jung membenarkan, ia
hanya kebetulan lewat saja dan Hye Joo tak perlu berterima kasih padanya karena
sudah memebri tahu ini. Hye Joo mengingatkan akan banyak orang yang melihat Da
Jung disini, “Bukankah sebaiknya anda pergi sekarang, Nyonya? Tidak baik untuk
bawahan PM melihatmu berjajalan-jalan di kantornya.” Da Jung mengerti.
Hye Joo menyampaikan kalau
PM sudah ke rumah sakit untuk melepas perbannya, dia kesana sendirian. Da Jung
terkejut karena ia tak tahu, ia pun pamit pulang.
Hye Joo menahan geram
dengan tingkah Yoon Hee. Ia mencengkeram gelas plastik minumannya.
Malam hari Yool sampai di
rumah, ia melihat Da Jung menidurkan Man Se di punggungnya. Yool tersentuh
melihat Da Jung yang begitu sabar dan pengertian menghadapi anak-anaknya dengan
penuh kasih sayang.
Mendengar pintu terbuka Da
Jung menoleh dan melihat Yool sudah pulang. “Anda sudah pulang, perdana menteri?”
tanya Da Jung. Yool menjawabnya dengan senyuman.
Yool membantu Da Jung
merebahkan Man Se yang tertidur. Yool melihat boneka katak yang sudah banyak Da
Jung buat berserakan di kamar Man Se. Da Jung memberi tahu kalau besok Lily
Club mengadakan bazar. Ia sudah selesai membuat bonekanya dan ia akan
membereskannya.
Yool melihat ada yang aneh
dengan beberapa boneka katak itu. “Apa ini? kenapa tangan dan kakinya beda?” Da
Jung terkejut cemas, “Bagaimana ini?”
Keduanya pun merombak
beberapa boneka yang pemasangan kaki dan tangannya keliru. Yool malah mengajari
Da Jung menjahit arah jahitannya supaya benar. Da Jung tersenyum berterima
kasih karena Yool sudah membantunya.
Yool pun kembali bersikap
jutek, “Aku membantumu bukan karena aku menyukaimu. Tapi karena melihatnya saja
itu membuatnya kesal.” Da Jung bilang tetap saja, ia berterima kasih karena Yool
sudah membantunya.
Da Jung pun teringat
sesuatu, bagaimana dengan itu? PR anda. Yool terdiam terkejut dan menatap Da Jung.
Da Jung tanya apa Yool sudah menyelesaikan PR Yool. Yool berkata kalau ia
merasa akan menyelesaikan RP itu sampai selesai. “Kau lihat kan, aku sudah
menemukan jawabannya.” Da Jung tersenyum ikut senang.
Da Jung menebak apa PR Yool
itu tentang Menteri Park Joon Ki. “Tak bisakah kalian berbaikan?” Yool merasa
akan lebih bagus kalau hal itu bisa terjadi tapi kelihatannya itu akan sulit.
Yool balik bertanya apa Da
Jung tak takut dengan situasi yang melibatkan Da Jung jika berada di sisinya.
Dengan tegas Da Jung menjawab ia sama sekali tak takut. “Anda ada disini, aku
bukan seseorang yang mudah untuk menyerah.”
Da Jung kemudian memuji
keahlian Yool mengkombinasikan pakaian benar-benar keren. “Perayaan 100 hari pernikahan
kita, bagaimana anda bisa mendapatkan ide itu?” Yool berkata kalau ia
mengatakan itu hanya untuk membuat alasan saja.
Da Jung bertanya apa Yool
tahu kalau hari ke 100 pernikahan mereka itu terjadi pada hari sabtu ini. Yool
heran Da Jung bahkan menghitung itu. “Ya ampun kau ini menyedihkan sekali. Aku
tak peduli, kau selesaikan sisanya.”
Yool akan keluar dari
kamar Man Se tapi ia teringat sesuatu dan akan mengatakannya pada Da Jung. Tapi
ketika melihat wajah Da Jung, ia tak jadi mengatakannya, bukan apa-apa.
Da Jung heran kenapa tak
jadi bicara, “Kalau memang ada sesuatu yang ingin dikatakan sebaiknya katakan
saja.” Yool bilang nanti saja, ia berjanji akan memberitahukan itu pada Da Jung
nanti.
Keesokan harinya di kantor
perdana menteri. Yool menatap formulir pendaftaran pernikahan dengan perasaan
bimbang.
Di tempat lain, Bazar Lily
Club diadakan. Da Jung mengundang Scandal News untuk meliput kegiatan mereka.
Boss Go yang sudah datang bersama Hee Chul bertanya apa boneka ini dijual
dengan harga 5rb won. Hee Chul juga bertanya bagaimana Da Jung akan menjual
boneka sebanyak ini.
Boss Go yang sudah
mendengar dari Hee Chul berkata pada Da Jung kalau Hee Chul sudah menyelamatkan PM dan Da Jung dari kejadian
memalukan. Sebagai gantinya apa Da Jung hanya memberikan mereka laporan
eksklusif tentang Bazar Lily Club. Ini benar-benar tak masuk akal. Boss Go pergi
melihat barang-barang lain yang dijual di bazzar ini.
Da Jung berterima kasih
pada Hee Chul, jika bukan karena Hee Chul ia dan PM pasti mendapatkan masalah
besar. Hee Chul beranya apa Da Jung benar-benar tak ada hubungan dengan Kang In
Ho. Da Jung menjawab tentu saja, kang In Ho itu selalu membantunya, dia orang
yang baik dan ia sangat berterima kasih pada In Ho. Hee Chul menilai itu bagus
dan berpesan agar Da Jung lain kali lebih berhati-hati.
Hee Chul menoleh melihat
ketiga nyonya sudah datang. Ia juga memperingatkan Da Jung agar berhati-hati
pada ketiga ahjumma itu. Ia berlalu dari sana untuk melihat barang-barang lain yang
dijual di bazar.
Ketiga nyonya berdiri di
depan bazar boneka. Da Jung menyapa ketiganya ramah tapi ketiganya jutek. Da Jung
dengan penuh senyuman berterima kasih karena mereka sudah meluangkan waktu
untuk datang. Ia bertanya apa ketiga nyonya ini sudah membuat bonekanya.
Yoon Hee memanggil Supir Kim.
Lalu muncullah Supir Kim membawa seplastik besar berisi boneka katak. Da Jung
tak menyangka kapan ketiganya membuat boneka ini. Ny Lee berkata bagaimana
mungkin mereka membuatnya, mereka menyuruh orang untuk melakukannya.
Da Jung kemudian bertanya
apa ketiganya siap menyambut para tamu. Yoon Hee heran, “Siap untuk apa? Kau
meminta kami membuat pancake Korea atau apa?” Ketiganya tertawa remeh.
Da Jung pun menggunakan
wewenangnya sebagai ketua, “Kelihatannya kalian tak akan mendengarkanku.” Yoon
Hee menantang, “Memangnya kenapa? Kalau kami tak mau apa kau akan menelepon PM?”
Da Jung berkata kalau ia
mungkin akan menelepon PM. “PM ingin sekali datang kesini tapi aku bilang tak
usah. Kalau begitu aku merasa kalau aku harus meneleponnya untuk datang.” Kata Da
Jung sambil memainkan ponselnya.
Ketiga Nyonya langsung
panik, “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau melakukan itu?” cegah Yoon Hee. Ia pun
akan membuat pancake-nya.
Da Jung beneran nelepon Yool
lho. Tapi bukan buat ngaduin ketiga nyonya. Yool terkejut mendengar Da Jung yang
mengeluh karena belum menjual satu pun boneka katak. Yool tanya bagaimana Da Jung
akan menjual semua boneka itu. Da Jung berkata kalau khawatir sebaiknya Yool
kesana dan membantunya. Ia sudah sedih karena belum ada yang terjual.
Yool berkata kalau Da Jung
yang ia kenal tidak pernah merasa sedih dengan hal seperti ini. “Tidak mungkin
kau menyuruhku menjualnya kan? Maaf,
tapi aku bukan orang seperti itu.”
Da Jung kesal, siapa juga
yang menyuruh Yool untuk menjualnya. Ia hanya mengatakan saja kalau bonekanya
belum terjual. Memangnya tak boleh ia mengatakannya. Yool tak mau tahu pokoknya
Da Jung harus melakukan yang terbaik untuk menjual boneka itu. Kalau kau bisa
menjual semuanya aku akan mentraktirmu sesuatu yang enak.”
“Benarkah? Anda akan
mentraktirku?” Da Jung jadi semangat nih. Yool berkata apa pernah ia
mengingkari janji, sudah ya. Lagi sibuk nih. Yool menutup telepon.
(entah kenapa nih telepon-teleponan
sweetu banget. Istri lagi curhat karena jualannya belum laku dan si suami
walaupun jutek kelihatan banget men-suport bahkan janji bakal ngasih hadiah
kalau si istri berhasil hahaha)
Da Jung menyemangati
dirinya, kalau ia pasti bisa menjual semua boneka ini hari ini.
Kang In Ho mengingat
permintaan Da Jung padanya yang meminta agar hubungan keduanya tampak seperti
dulu lagi. Nyaman tanpa rasa canggung.
In Ho melihat Supir Shim
tampak sibuk, ia bertanya apa Supir Shim akan pergi. Supir Shim mengatakan
kalau ia akan menjemput Nyonya (Da Jung). PM menyuruhnya menjemput Da Jung
karena sekarang sedang hujan. In Ho berkata kalau ia sedang tak sibuk, bolehkah
ia ikut dengan Supir Shim.
Sampai acara bazar selesai
Da Jung tak bisa menjual bonekanya. Ia tertunduk lesu, tak semangat. Hee Chul
yang masih ada disana menilai kalau semua orang sudah jahat sekali, bukankah
yang menjual boneka ini istrinya PM, apa meraka tak bisa membeli itu walaupun hanya
sekedar untuk sopan santun saja.
Boss Go sudah bisa menebak
sejak awal kalau menjual boneka itu tak akan berhasil. Tidak masuk akal menjual
boneka pada istri pejabat kelas atas. “Reporter Nam, kau sudah salah konsep.
Benar-benar salah konsep.”
Hee Chul kesal dengan Boss-nya
kenapa malah menambahkan minyak ke atas api, kenapa Da Jung yang sudah sedih dibuat
semakin down lagi. Da Jung bilang tak apa-apa kok. Ia pun bicara dengan
semangat untuk menyemangati dirinya, “kalian tahu kan siapa aku? Aku ini Nam Da
Jung. Jangan khawatir, aku bisa pergi ke Myung Dong dan menjual semuanya.”
Boss Go merasa Da Jung tak
akan mudah menjualnya karena sekarang cuacanya sedang hujan. Hee Chul semakin
kesal karena Boss Go selalu saja mematahkan semangat Da Jung. Ia pun permisi pada
Da Jung mengajak Boss-nya pergi supaya tak mengatakan hal-hal yang membuat Da Jung
tambah patah semangat. Sebelum pergi Hee Chul memberi ucapan semangat pada Da Jung.
Da Jung yang sekarang sendirian menunduk sedih melihat tumpukan boneka katak di
depannya.
Gagalnya Da Jung menjual
boneka menjadi bahan olok-olok ketiga nyonya. Yoon Hee berkata bukankah ia
sudah bilang istri kelas atas tak akan membeli benda seperti itu, ia memberi
tahu para istri pejabat untuk tak membeli boneka itu. Ny Jang memuji Yoon Hee
yang memiliki pengaruh besar diantara istri pejabat. Ia kesal pada Da Jung yang
sudah membuat mereka untuk membuat pancake Korea.
Ketiganya melihat Da Jung
keluar sambil membawa sekantong plastik besar boneka. Ketiganya tertawa. Yoon Hee
mengajak kedua nyonya ikut dengannya menghampiri Da Jung.
Da Jung yang berada diluar
gedung kesal karena hari ini hujan lebat. Ia bingung apa yang harus dilakukannya.
Tiba-tiba Yoon Hee
menyenggol Da Jung dengan sengaja hingga terlepaslah plastik berisi boneka itu
dari tangan Da Jung dan jatuh ke lantai yang basah. Yoon Hee minta maaf, ia
pura-pura tak tahu disana ada Da Jung. “Siapa yang menyuruhmu berdiri di depan
pintu seperti itu?” Da Jung pun tahu kalau Yoon Hee sengaja mendorongnya. Yoon Hee
berkata ia tak sengaja mendorong Da Jung, ia hanya memberi tahu agar Da Jung minggir
dari sana.
Ny Jang mencibir, “Apa
yang akah kau lakukan dengan boneka-boneka ini? kau bahkan tak bisa menjualnya
satupun.”
Ny Lee : “Benar. Aku kan
sudah bilang, kau tak akan bisa memenuhi standar kami.”
Da Jung meminta ketiga
nyonya tak perlu khawatir pada bonekanya. Ia sendiri yang akan mengurusnya. Ia
pun berterima kasih pada ketiganya karena sudah ikut bekerja keras untuk acara
bazar kali ini dan ia juga minta maaf karena tak bisa mengimbangi standar
mereka. “Tapi aku tak akan memenuhi standar kalian untuk hari-hari berikutnya.
Aku tetap berpikir bahwa sumbangan dari produk-produk terkenal tak cocok dengan
acara amal Lily Club kita.”
Yoon Hee bilang bukan itu,
“Yang tidak cocok dengan acara amal Lily Club adalah kau sendiri, istri perdana
menteri.”
Ny Jang meminta Yoon hee mengabaikan
Da Jung, karena PM Kwon juga tak akan berada di posisi ini selamanya. Yoon Hee tertawa
membenarkan ia sama sekali lupa kalau posisi perdana menteri bisa saja lepas
dari tangan Kwon Yool.
Sebelum pergi Ny Lee
bahkan menendang tumpukan boneka Da Jung hingga basah terkena hujan. Da Jung
menahan marah melihatnya, ia tak menyangka sebegitu kasar perlakukan para istri
pejabat itu.
Da Jung memunguti satu
persatu boneka yang kehujanan dan memasukannya kembali ke plastik. In Ho
melihat itu dengan perasaan sedih. (ok ini ost baru ya, sedih denger ost ini)
In Ho memayungi Da Jung
yang kehujanan karena memunguti boneka. Da Jung yang terkejut mendongakkan
wajahnya. Ia semakin terkejut melihat kalau yang disana itu In Ho. In Ho tanya
apa yang Da Jung lakukan. Ia meminta Da Jung memegingi payung dan ia yang akan
membereskan boneka-boneka itu.
Da Jung pun memegangi
payung sedangkan In Ho memasukan boneka-boneka itu ke plastik.
PM masih di kantornya browsing
mencari restouran yang bagus untuk makan malam. Untuk apa? Untuk mencari tempat
yang bagus dan bagaimana membuat acara peringatan 100 hari pernikahan yang
bagus.
Untuk menghibur Da Jung
yang sedih, In Ho membelikan sandwich super jumbo. Da Jung takjub melihat
sandwich gede itu. Ia menebak kalau Man Se pasti akan menyukai ini. In Ho
sengaja membawa Da Jung ke tempat ini dan pasti Da Jung akan menyukainya. Ia
melihat Da Jung sudah bisa tersenyum.
In Ho memberikan sepotong
sandwich super jumbo itu pada Da Jung dan bertanya apa sekarang Da Jung sudah
baik-baik saja. Da Jung membenarkan, “seperti yang kukira. Makanan adalah
pelepas stres yang paling tepat. Aku pikir aku sanggup memakan semuanya.” Da Jung
melahap potongan sandwich itu.
In Ho kemudian berkata
kalau ia merasa sedikit menyesal. Da Jung tanya menyesal kenapa. In Ho menyesal
kenapa ia harus mengungkapkan perasaannya pada Da Jung waktu itu. “Aku
seharusnya menjadi teman baikmu daripada mengungkapkan perasaanku.”
Da Jung tanya tak bisakah
ia dan In Ho seperti itu. “Ketua kang, tak bisakah kita seperti dulu, menjadi teman yang baik?”
“Aku tak mau.” jawab In Ho.
“Aku tak suka menjadi temanmu dan aku juga tak suka menjadi guardian angel-mu.”
Da Jung : “Ketua kang?”
In Ho tertawa, “aku
bercanda kok. Aku sudah bilang padamu kan, kalau aku tak akan membuatmu tidak
nyaman. Kalau itu keinginanmu, kita bisa memulainya dari awal.”
Da Jung : “Benarkah?”
In Ho : “JIka kau ingin
aku menjadi temanmu, maka aku akan begitu. Jika kau suka aku menjadi guardian
angelmu, maka aku akan tetap menjadi guardian angel-mu. Sampai pernikahan
kontrak ini berakhir.”
Da Jung menilai kalau
sekarang In Ho pasti sedang dalam masalah, “Kau sangat terpesona dengan kharisma-ku
kan, apa yang akan kau lakukan?” In Ho tertawa, “Benar sekali aku punya masalah
besar sekarang.”
Da Jung merasa kalau
pernikahan kontrak ini berakhir dirinya akan menjadi wanita yang tinggal di
rumah dikenal sebagai Janda Nasional. Ia tak tahu apa yang akan In Ho lakukan
setelah itu. In Ho juga tak tahu apakah nantinya perasaannya akan berubah atau
tidak karena akan sulit baginya menebak perasaannya nanti.
Da Jung meminta pendapat In
Ho, apa tidak apa-apa baginya jika ia seperti ini. Apa In Ho berpikir kalau ia
ini wanita yang tak tahu malu. In Ho balik bertanya pernahkah Da Jung punya
rasa malu. Tak tahu malu itu pesonamu. Hahaha.
Da Jung menerima telepon
dari seseorang dan terkejut, benarkah? Ia senang sekali dan berterima kasih.
In Ho tanya telepon dari
siapa, kenapa Da Jung senang sekali. Da Jung memberi tahu kalau itu telepon
dari balai kota. Seseorang membeli semua boneka di bazar. (hoho siapa yang
membelinya)
Supir Shim melapor pada PM
bahwa berdasarkan yang PM perintahkan ia sudah melaksanakan tugas dari PM tanpa
identitas sedikitpun. Ia sudah membeli semuanya. (Nah lho jadi yang beli
bonekanya PM ya)
Yool senang mendengarnya,
ia harap Supir Shim pura-pura tak tahu di depan Da Jung nanti. Supir Shim
tersenyum mengerti. Ia permisi akan membawa boneka itu diam-diam ke mobil. Ia
akan menyumbangkan boneka itu untuk panti asuhan.
Ketika Supir Shim akan
keluar dari ruang kerja PM, Man Se masuk ke ruang kerja ayahnya mengajak
ayahnya makan sandwich bersama.
Da Jung mengeluarkan
sandwich besar yang dibeli tadi. Ia memotongkan sandwich besar itu untuk Na Ra
dan Man Se, keduanya tampak senang. Da Jung juga memotongkan sandwich untuk
diberikan pada Woo Ri. Anak-anak membawa sandwich itu untuk dimakan bersama.
Da Jung juga akan
memotongkan sandwich untuk Yool. Yool yang menopang dagu berkata kalau
perasaaan Da Jung sedang bagus. Da Jung menjawab tentu saja karena di akhir
acara, semua boneka terjual, apalagi yang bisa membuatnya bahagia.
Yool : “Benarkah? Ya
syukurlah kalau begitu.”
Da Jung berkata kalau sejujurnya
ia tak bisa menjual satupun. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang membeli semua
bonekanya. Siapa ya dia?
Yool : “Aku pikir dia
pasti seseorang yang ingin menjual boneka itu kembali dengan harga murah.”
Da Jung menatap sinis ke Yool,
“Tidak seperti seseorang yang banyak alasan bahwa dia tak bisa menjualnya. Aku rasa
orang itu pasti jauh berbeda darinya. Dia pasti memiliki hati yang baik dan
berhati mulia.” (hahaha)
Yool tertawa, “Bagaimanapun,
baguslah kalau kau bisa menjual bonekanya. Tapi tunggu, bukahkah kau bilang
sabtu ini adalah hari ke 100 pernikahan kita? Ayo kita makan di luar pada hari
itu.”
Da Jung terkejut, “Kenapa
tiba-tiba?”
Yool : “Bukankah aku sudah
bilang akan mentraktirmu makan jika kau bisa menjual semua bonekanya. Aku akan
mentraktirmu saat itu, karena ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu.”
Da Jung senang sekali, “Perdana
Menteri, kau harus membelikanku sesuatu yang mahal dan enak ya?”
Hye Joo membaca artikel di
internet, Pelabuhan GMC Internasional yang di evaluasi ulang, memiliki opini
yang bersitegang dari kedua belah pihak. Hye Joo merasa kalau ia harus
melaporkan ini pada PM.
Park Joon KI tiba disana. Ia
heran kenapa Hye Joo meneleponnya. Apa ini karena Kwon Yool. Hye Joo menjawab
bukan, “Aku hanya ingin bicara denganmu sunbae,”
“Sunbae?” Joon Ki tertawa
karena ini tak biasanya.
Hye Joo tanya kenapa Joon Ki
memandangnya begitu, ia datang kesini sebagai Hoobae Joon Ki ketika kuliah. “Karena
kita sudah disini, haruskah kita bernostalgia dan melakukannya seperti dulu?”
Hye Joo pindah tempat
duduk di sebelah Joon Ki. Joon Ki semakin heran dengan sikap Hye Joo yang tiba-tiba
seperti ini padanya. Hye Joo berkata bahwa dulu ketika masih sekolah bukankah
keduanya duduk seperti ini dan sering mengobrol, apa Joon Ki sudah lupa itu
tanya Hye Joo sambil mendekatkan wajahnya untuk menatap Joon Ki.
Hye Joo melihat kalau Joon
Ki sudah terlihat tua. “Ketika kita di sekolah, kau sangat populer di kalangan para
gadis. Tapi melihatmu sedekat ini, ternyata kau punya banyak sekali kerutan dan….”
Joon KI menyela, “Seo Hye Joo,
kenapa kau melakukan ini?”
Hye Joo : “Waktu itu, kau
bilang padaku jika aku datang padamu kau akan meninggalkan semuanya. Kata-kata
itu, apa masih berlaku?”
Joon Ki tertawa, “Jadi kau
bertingkah seperti ini karena Kwon Yool. Kau bersedia melakukan hal seperti ini
untuk melindungi Kwon Yool. Itu kan maksudmu?”
Hye Joo melihat di
belakangnya ada Na Yoon Hee. Bukannya menghindar dari Joon Ki, Hye Joo malah
memanas-manasi Yoon Hee. Ia seolah mengambil sesuatu yang menempel di baju Joon
Ji, “Aku tak yakin, kita bisa membicarakan itu nanti. Kau punya tamu sekarang.”
Joon Ki menoleh ke
belakang dan terkejut melihat istrinya ada disana. Yoon Hee yang hatinya panas
melihat itu menghampiri mereka. Hye Joo menyapa Yoon Hee dengan sopan. Hye Joo
berkata kalau ia menelepon Joon KI dan memberi tahu kalau ia ingin bertemu.
Yoon Hee tampak menahan
marah dengan kelakuan Hye Joo yang terlihat olehnya menggoda suaminya. Joon Ki
tahu kalau istrinya pasti berpikiran yang tidak-tidak, ia menilai kalau Yoon Hee
sudah salah paham. Ia akan menjelaskan semuanya dan meminta Yoon Hee tenang.
Yoon Hee jelas saja marah,
“Tenang? bagaimana aku harus tenang? Aku jelas-jelas melihat dengan mataku
sendiri."
Yoon Hee menatap marah Hye
Joo, “Kau bilang kau tak tertarik dengan pria yang sudah menikah. Apa yang
kalian berdua lakukan? Aku tak akan melepaskanmu hari ini.”
Yoon Hee akan memukul Hye Joo
tapi Joon Ki menahannya. Yoon Hee semakin marah, “Apa kau memihak wanita ini?”
Hye Joo masih bersikap tenang,
ia merasa kalau Joon Ki dan Yoon Hee perlu bicara berdua, jadi ia permisi dulu.
Yoon Hee berteriak meminta Hye Joo berhenti. Melihat Hye Joo pergi, Joon Ki
mengejarnya. Yoon Hee dengan mata berkaca-kaca berteriak memanggil suaminya
yang lari mengejar Hye Joo.
Joon Ki menarik tangan Hye
Joo untuk menahan wanita itu agar tak pergi dulu, “Apa yang kau lakukan?”
Hye joo mengingatkan, apa Joon
Ki sudah lupa kalau Joon Ki sudah mengirim Nam Da JUng dan Kang In Ho ke kamar
hotel. Walaupun Perdana Menteri bilang akan membiarkan itu, tapi ia berbeda dengan
PM, ia tak akan melepaskan Joon Ki begitu saja kareana sudah melakukan itu. “Karena
aku sudah dituduh sebagai wanita jalang maka tak ada alasan aku tak bisa
melakukan ini. Kau seharusnya berterima kasih karena aku tak menyuruhmu datang
ke kamar hotel.”
Hye Joo pergi dari hadapan
Joon Ki. Joon Ki terdiam mengetahui kalau ini Hye Joo lakukan agar ia ribut
dengan istrinya. Yoon Hee menyusul suaminya dan plak, ia menampar suaminya. Hye
Joo yang masih belum jauh dari sana melihat itu. Yoon Hee yang marah dan kecewa
menilai suaminya benar-benar pria jahat. Joon Ki terdiam kesal karena ia diadu dengan
istrinya oleh Hye Joo.
Di rumah Da Jung mengira-ngira,
apa ya yang akan Yool katakan padanya ketika makan malam nanti. Ia pun mulai
berimajinasi.
Da Jung dan Yool makan
malam romantis bersama, keduanya minum wine.
Yool : “Nam Da Jung-ssi
selama 100 hari ini aku sangat berterima kasih padamu karena sudah bekerja
keras untukku dan untuk anak-anakku. Aku ingin mengatakan ini padamu.”
Da Jung tersenyum malu.
Kembali ke kenyataan, Da Jung
menilai itu tak mungkin. Yool tak akan mengatakan hal seperti itu. Lalu Da Jung
berimajinasi lagi.
Keduanya makan malam, Yool
makan sangat lahap. “Apa yang bisa kukatakan padamu? Ya ampun, bersihkan dirimu
baik-baik dan rambutmu jangan beterbangan. Harus berapa kali aku mengatakannya
padamu?” Katanya sambil memasukan makanan ke mulutnya. (hahaha)
Kembali ke kenyataan, Da Jung
mengira tak mungkin Yool mengajaknya makan malam hanya untuk mengatakan itu. Ah
jangan jangan… Da Jung berimajinasi lagi.
Keduanya makan malam
romantis. Da Jung senyum-senyum.
“Nam Da Jung-ssi, hari ini
aku akan mengatakan ini padamu.” Yool memberikan bunga untuk Da Jung, “Jadilah
wanitaku.”
Da Jung ngakak dengan
imajinasi liarnya. “Ah.. Nam Da Jung kau sudah berpikir terlalu jauh. Tapi apa
ya? Ya ampun aku penasaran sekali.”
Da Jung melihat Woo Ri
akan pergi. Ia bertanya mau kemana Woo Ri. Tapi Woo Ri tak menjawab.
Na Ra mengatakan pada Da Jung
kalau akhir-akhir ini oppa-nya terlihat begitu aneh. Dia pergi ke gereja
katolik. Da Jung juga heran mendengarnya. Na Ra membenarkan, ia merasa aneh
karena kakanya bukan tipe orang yang mau pergi ke gereja.
Da Jung dan Na Ra
membuntuti kemana Woo Ri pergi. Da Jung heran kenapa Na Ra mengikutinya. Na Ra
berkata kalau ia akan meminta pada kakaknya 10rb won asalkan ia bisa menemukan
kelemahan kakaknya. Da Jung dan Na Ra tertawa. (ya ampun manis sekali hehe)
Da Jung dan Na Ra terkejut
melihat Woo Ri benar-benar datang ke gereja.
Di dalam gereja, Da Jung
dan Na Ra celingukan mencari keberadaan Woo Ri. Gereja itu tampak sepi tak ada
siappaun. Tapi tiba-tiba terdengar suara alunan piano. Keduanya mencari dimana
sumber suara itu.
Da Jung dan Na Ra melihat Woo
Ri berdiri di lantai 2 tengah menyanyikan sebuah lagu.
Na Ra melihat siapa yang
memainkan piano itu. Seorang pemuda tampan yang langsung membut Na Ra
terpesona. Da Jung tersenyum melihat
dan mendengar Woo Ri menyanyi. Sementara Na Ra tersenyum melihat pria tampan
yang memainkan piano.
Hye Joo menyampaikan pada Yool
kalau masalah peninjauan ulang Proyek Pelabuhan Internasional juga banyak
dicemooh. Berita di internet juga penuh dengan komplain masyarakat dan sekarang
situasinya menjadi lebih sensitif. Yool merasa tak perlu terlalu sensitif,
mulai sekarang ia meminta Hye Joo untuk memperhatikan dengann baik apa yang menjadi
opini publik. Hye Joo mengerti.
Hye Joo berkata kalau ia melihat
Yool mengosongkan jadwal untuk malam ini, “Apa ada sesuatu yang ingin anda
lakukan?” tanya Hye Joo.
Yool berkata kalau ada
sesuatu yang harus ia katakan pada Da Jung. “Sek Seo, karena kau sudah
mengenalku sejak lama, apapun keputusan yang kubuat kau pasti akan memahamiku,
kan?”
“Tentu saja.” jawab Hye Joo.
“Tapi, apa keputusan itu melibatkan Nam Da Jung?”
Yool mengangguk, “Ada sesusatu
yang sudah aku putuskan.”
Sampai di rumah Woo Ri menanyakan
apa yang Da Jung lakukan di gereja. “Apa kau mengawasiku?” Da Jung bilang kalau
ia tak mengawasi Woo Ii, ia hanya kesana karena ia khawatir. “Tapi kau benar-benar
bernyanyi dengan baik.” Puji Da Jung.
Na Ra tak setuju, “Apa
maksudmu bagus? Oppa yang di sampingnya 100 kali jauh lebih baik. Tapi, dia
terlihat seperti Suho Oppa dari EXO. Oppa, siapa namanya?” Tanya Na Ra. (iya itu Suho EXO beneran hahaha)
“tahu ah.” jawab Woo Ri.
Na Ra menarik baju kakaknya ingin tahu siapa yang bermain piano itu. “Oppa, apa
dia temanmu, sekolah dimana dia? Kelas berapa dia?” Woo Ri malas menjawabnya,
ia masuk ke kamar. Na Ra terus mengekor ingin tahu siapa Oppa yang bermain
piano itu.
Da Jung menerima telepon
dari PM, Ia heran bersiap-siap untuk apa. Da Jung terkejut, “Ah iya benar. Kita
seharusnya makan malam hari ini kan?”
Da Jung pun bersiap-siap
di kamar, memilih-milh baju mana yang tepat ia kenakan. Wakakaka berantakan
banget, bingung mau milih baju yang mana. Pas dandan juga dia bingung mau pakai
gaya rambut yang bagaimana.
In Ho berada di rumah
sakit, ia makan bersama ayah Da Jung. Ayah berkata bukankah ia sudah bilang
kalau Da Jung itu tak pandai memasak jadi kenapa dia membungkusnya seperti ini.
In Ho berkata kalau rasanya tetap enak meskipun tidak rapi.
Ayah heran karena ia tak
melihat anggota keluarga In Ho yang lain. In Ho berkata kalau ayahnya sudah lama
meninggal dan ibunya juga sudah meninggal ketika ia masih sekolah. “Kakakku lah
yang merawatku.” Ayah turut sedih mendengarnya, “Melihat keadaan kakakmu
seperti itu, itu menyedihkan sekali.”
In Ho menyampaikan kalau Da
Jung tak bisa datang dan akan kesini besok pagi. Ayah tahu itu karena Da Jung
bilang padanya akan pergi makan malam dengan menantu Kwon. In Ho terkejut,
makan malam. Ayah membenarkan itu makan
malam untuk memperingati 100 hari pernikahan mereka. Ia tak menyangka kalau
waktu berjalan begitu cepat. “Ketika aku melihatnya memperlakukan Da Jung,
menantu Kwon benar-benar orang yang tulus. Apa kau tak berpikir seperti itu?”
In Ho masuk ke ruang rawat
kakak-nya tapi ia terkejut karena tak melihat kakaknya ditempat tidur. Ia yang
panik langsung keluar bertanya pada perawat dimana kakaknya. Perawat memberi
tahu kalau ada seorang pria yang membawa kakak In Ho jalan-jalan keluar untuk
mencari udara segar. In Ho terkejut, seorang pria? Perawat membenarkan, dia
bilang dia mengenal kakakmu dengan baik.
In Ho berlari kesana
kemari mencari keberadaan kakaknya. Ia terkejut begitu melihat seseorang mendorong
kursi roda dimana kakaknya duduk.
Pria itu Park Joon Ki, “Kang
Soo Ho, dia kakakmu, kan? jadi alasan kenapa kau mendekati Kwon Yool apa karena
kakakmu?” In Ho terdiam terkejut melihat Joon Ki tiba-tiba ada disana bersama
kakaknya.
Joon Ki mendekat ke In Ho,
“Katakan padaku alasan pribadi yang tak bisa kau katakan padaku, apa sebenarnya
itu?” In Ho diam menatap tajam Joon Ki.
Da Jung dan Yool sampai di
depan restouran tempat makan malam mereka. Yool melihat pakaian yang ia
kenakan, haruskah ia memakaai semua ini. Da Jung membenarkan a memuji kalau Yool
terlihat sangat tampan. “Anda harus melakukannya supaya orang-orang tak
mengenali anda.” Da Jung terkesan dengan tempat makan malamnya, ia mengajak Yool
untuk cepat masuk. (aih liat tatapan PM menghanyutkan hahaha)
Di dalam restouran sangat
romantis. Disana ada seorang pria yang lagi melamar ceweknya. Hahaha. Dan itu
mendapatkan tepuk tangan dari pengunjung lain.
Da Jung bertanya bagaimana
Yool tahu ada tempat sebagus ini. Yool berkata kalau ia juga tak tahu dengan
tempat ini, ia hanya bertanya pada Supir Shim untuk membuat reservasi di suatu
tempat yang enak untuk makan malam. Da Jung merasa kalau ini tempat yang sangat
menyenangkan.
Pria yang melamar
wanitanya itu menyanyikan lagu untuk si wanita.
MC kemudian mengumumkan
kalau yang akan maju ke panggung selanjutnya adalah Kwon Chong Ri dari Seoul.
Yool yang lagi minum kaget, kok namanya mirip dengan dia.
MC mengatakan kalau Kwon Chong
Ri akan menyanyikan sebuah lagu untuk istrinya sebagai perayaan hari
pernikahannya yang ke 100 hari. Yool terkejut campur heran, apa-apaan ini?
Di dalam mobil di parkiran,
Supir Shim tersenyum, “Meskipun ini hanya hari pernikahan mereka yang ke 100, paling
tidak dia harus melakukan ini.”
Yool tak beranjak dari
tempat duduknya padahal MC berulang kali memanggil nama Kwon Chong Ri. Da Jung
tertawa geli, keempat pengawal yang tahu kalau itu adalah PM juga ikut tertawa
hihi…
Da Jung berkata pada Yool
kalau MC terus menerus memanggil Yool. “Cepat pergi kesana dan nyanyikan
sesuatu.”
Yool : “Ah… nyanyi apaan?”
Yool bertanya ke
pengawalnya, apa mereka yang melakukan ini. Pengawal gendut menebak kalau ini
pasti Supir Shim yang melakukannya. Yool menahan kesal, “Ah Supir Shim keterlaluan.”
MC terus menerus memanggil
nama Kwon Chong Ri, tapi yool berusaha menutupi wajahnya. Ia tak mau naik ke
panggung. Da Jung yang masih tertawa geli menyuruh Yool sebaiknya naik ke
panggung saja.
Yool pun apa boleh buat,
naik ke panggung deh. MC menilai kalau nama Yool sangat unik, Kwon Chong Ri. “Tapi
aku rasa aku pernah melihat anda sebelumnya.” Yool berusaha tak ketahuan ia
tertawa, “ah bagaimana mungkin. Wajahku sama sekali tak mirip siapapun.” MC pun
mempersilakan Yool untuk mengatakan sesuatu pada sang istri dan nyanyikanlah
sebuah lagu dengan baik.
Yool tak tahu harus
mengatakan apa, ia sama sekali belum pernah melakukan hal seperti ini jadi ia
tak yakin dengan apa yang akan ia katakan.
Yool : “Ketika aku
menikah, aku berjanji pada ayah mertuaku. Walaupun aku tak bisa berjanji bahwa
aku tak akan membuat putrinya menderita atau aku tak bisa berjanji akan membuatnya bahagia. Tapi aku berjanji tidak akan pernah membuatnya menangis. Tapi.... aku justru sering
membuatnya menangis. Bagaimanapun, dia adalah seseorang yang lebih baik jika tersenyum. Jadi untuk istriku yang telah menangis dan tersenyum untukku.
Aku akan menyanyikan lagu ini untuknya.”
Yool pun menyanyikan
sebuah lagu dengan suara merdunya. Up
to the Sky / Sky High (Jeollamhwe) lagu miliknya Kim Dong Ryul.
Sambil menyanyi tergambar
gambaran bagaimana Da Jung dan Yool awal bertemu, mendapatkan masalah,
memutuskan menikah dan hidup bersama.
[Translate indo di sub]
Saat aku merasakan banyak beban
kau datang ke pikiranku
berjalan bersama, minum kopi
hidup terasa sama saja
sebelum aku tahu aku sudah lelah
walaupun kita tak bisa bertemu lagi
kau menjadi sumber kekuatan rahasiaku
ingatan tentangmu, selalu menemaniku
menjadi sesuatu yang menenangkanku.
malam saat kau kembali
aku sangat ingin terbang menuju langit
dengan bintang bintang bersinar cerah
tak ada apapun
tak ada suara
menuju langit malam
jauh di langit, menjulang tinggi
ke tempat yang aku tak akan pernah kembali
Da Jung terharu matanya berkaca-kaca.
Yool pun selesai menyanyi,
ia menatap Da Jung.
Bersambung ke episode 11
Komentar :
Tidak sah ah untuk kissunya karena ini seperti apa yang Yool bilang, tabrakan mulut hahaha. Da Jung jelas saja kecewa dengan penjelasan Yool mengenai kejadian di hotel. Sebagai wanita pasti ngambek donk ya, apalagi kalau kita sudah mulai suka sama tuh cowok hehehe.
Karena Park Joon Ki tak mau diajak kerja sama dan malah menjebaknya, In Ho pun memutuskan untuk berjalan masing-masing. Ia bahkan mengancam Joon Ki dengan bukti rekaman yang di dapatnya. Bukan Joon Ki donk kalau dia hanya berpangku tangan saja dengan ancaman In Ho. Terbukti, dia langsung menemukan kang Soo Ho di rumah sakit berkat bantuan anak buahnya. Apa In Ho akan kembali bekerja sama dengan Joon Ki, atau ia tetap tak gentar dan lanjut melawan Joon Ki.
In Ho sepertinya mulai menyerah terhadap perasaannya, walaupun ia menyukai Da Jung tapi ia tak memaksa Da Jung untuk menyukainya. Ia pun akan menerima Da Jung kembali sebagai teman baiknya. Ya, dengan cara seperti itulah ia bisa menjadi guardian angel bagi Da Jung karena ia menyadari kalau dalam hati Da Jung ada pria lain.
Tidak sah ah untuk kissunya karena ini seperti apa yang Yool bilang, tabrakan mulut hahaha. Da Jung jelas saja kecewa dengan penjelasan Yool mengenai kejadian di hotel. Sebagai wanita pasti ngambek donk ya, apalagi kalau kita sudah mulai suka sama tuh cowok hehehe.
Karena Park Joon Ki tak mau diajak kerja sama dan malah menjebaknya, In Ho pun memutuskan untuk berjalan masing-masing. Ia bahkan mengancam Joon Ki dengan bukti rekaman yang di dapatnya. Bukan Joon Ki donk kalau dia hanya berpangku tangan saja dengan ancaman In Ho. Terbukti, dia langsung menemukan kang Soo Ho di rumah sakit berkat bantuan anak buahnya. Apa In Ho akan kembali bekerja sama dengan Joon Ki, atau ia tetap tak gentar dan lanjut melawan Joon Ki.
In Ho sepertinya mulai menyerah terhadap perasaannya, walaupun ia menyukai Da Jung tapi ia tak memaksa Da Jung untuk menyukainya. Ia pun akan menerima Da Jung kembali sebagai teman baiknya. Ya, dengan cara seperti itulah ia bisa menjadi guardian angel bagi Da Jung karena ia menyadari kalau dalam hati Da Jung ada pria lain.
Kereeen banget waktu PM nyanyi buat Da Jung
ReplyDelete✽̶┉♏∂ƙ∂șîħ┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴, ℳϐªk anis
Tmbh keren ini drakor...jongriNim rambutx keren...gomawo udh share...d tggu eps 11 nya mbak anis
ReplyDeleteGomawo mba inda~~~
ReplyDeleteAkhirnya diposting juga sdh bolak-balik dr hari selasa kemaren.
Ditunggu priview episode 11 nya mba.
Semoga sehat selalu mba...
Hwaiting ^^
hmm, jd penasaran... kira2 pm mau mendaftarkan pernikahannya gak ya???
ReplyDeletekl pm mendaftarkan pernikahannya, berarti pernikahan pm dan da jung bukan lg kontrak dong... hehehe
^-^ nur
Gomawo onnie.......akhirnya ada sinopsis episode 10......semoga mbak sehat selalu. Ditunggu sinopsis ep 11........
ReplyDeleteGumawo unne. Drama ini makin seru,makin cinta dgn pm yool d da jung,kira2 apa pm yool mau sampaikan sm da jung moga2 hal yg bagus dee..semangat mba nulis sinopsisi ini
ReplyDeleteLucu ya PM kita ini, kmaren2 nyuekin Da Jung, besoknya langsung lupa klo lagi berusaha nyuekin Da Jung, hahaha... Chong ri-nim... chong ri-nim...
ReplyDeleteLucu pas Da Jung ngambek. hihihi...
Dita
Alhamdulillah.....akhirnya keluar jua, setelah bolak balik blog dari selasa kemarin......gomawo unie......semakin suka.....Yool-Da Jung.....
ReplyDeleteAnis eps 10 dijadikan full yah...
ReplyDeletemakin sweet aja sih mereka ... waktu telp2an boneka nya ga terjual beneran sweet .. simple tapi sweet bgt .. betul sekali Nis...
Omo,, tatapannya PM ga nahan.. kayak lihat tatapan Shin Ha Kyun waktu natap Lee Min Jung "Young Couple"
Suaranya PM enak juga yah, baru tahu arti lirik nya itu... pas baca kata Yool sebelum nya terus baca arti lirik nya, mata saya sempet berkaca2...
artinya mendalam banget .. cocok buat mereka.. :)
omo omo omo PM cakep bingit plus romantis pula... aih mikin cinta ma nie drama...
ReplyDeleteyeee dah ad eps 10.
ReplyDeletePM Sweeetttt bgt sie....
Si sweet bgt pas PM.a nyanyi haduh romantis euy
ReplyDeleteupss hampir aja keceplosan maw nyeritain preview episode 11 klo mba anis ga warning..hehe yg jelas PM kt ni lg galau,gelisah antara lanjudh or udahan nkh kontraknya..diterusin joon ki pst ngincer dajung sasaranya,ga diterusin udah kadung cinta ma Da jung-ssi.anak2nya jg udah nyaman dg Da jung..bnr2 dilema wat PM..but aku gemesss sm PM yg msh jaim dg perasaanya pdhl udah "hug n' kiss" da jung tp koq yo msh ngeles aja..cb PM sejujur in Ho yg brani nyatain prasaanya sm da jung..diterima ataw ga itu urusan belakangan...hahahaha..gumawoo unnie..*farida*
ReplyDeleteSuka banget liat dandanan PM pas masuk kediskotik itu jadi lebih kereeeeen xixixixixi.... gomawoyo chinguya sinopnya fighting!!!
ReplyDelete~순다리~
Terima kasih dah posting episode 10 keren ... senyum2 sendiri saat baca da jung mengkhayal ...ditunggu ya episode selanjutnya...
ReplyDeleteEonni maaf ya.. Kalo bisa episodenya jangan langsungan gitu bisa gak?? Ni hape ku gak kuat buka blog.. Yahh namanya juga hape jadul.. Hehe.. Eonni-eonni cemungut yah ngelanjutin next episode.. Q sukaa banget pm-da jung coupel.. Hehe
ReplyDeletehuhuhu.. ngiri liat pasangan nich..c PM so jaim tp keliatan bgt perhatian ma nam da jung hmm..suka suka suka
ReplyDeleteD tunggu episode selanjutnya hwaiting
thanks sinopsisnya
ReplyDeleteMakasih,.makasih,.makasih.,
ReplyDeleteAkhirnya ada episd yg ke10
Semangat terus ya oenni,n shat slalu biar sinopsisnya bisa lanjut teruuuusss hehehehee
Ditunggu sinopsis selanjutnya
Salam kenal
Ai
Wahhh 'Jadilah wanitaku' ternyata itu khayalan,, aishhhh
ReplyDeleteAtau atau itu kelenjutannya?? Thx u anis
.Boucye.
Suka banget lagunya mbak :) mantapp...
ReplyDeleteBtw, donlot lagunya selain d 4shared dmn lagi y, maklum soalnya gaptek sy udh coba bolak balik ttp aja g bs hehehe. Gomawo mbak anis
iya... saya cuma upload di 4shared. Coba log in dulu di 4 shared nya...
DeleteMb anis, silent reader mau komen!!
ReplyDeletemakasii sinopsisnya, paling suka baca disini, cepet updatenya, tulisannya enak dibaca, penempatan gambarnya pas sama critanya, jarang typo. Tetep smangat mbakk!!!
Oh mbakk drama ini bikin aku jatuh cinta. Meski rating ga begitu bagus, tp aku suka bangett... Sptnya bakal nonton berulang2 n ga bosen. Ceritanya sederhana, romantis, lucuu. Chemistry Lee Bum Soo sama Yoona dapet banget, walau beda usia jauh tp sukses bikin chemistry, daebak.. Sampe lupa kl msg2 udh punya pasangan d kehidupan nyata hihi... Aku sll suka drakor yg menceritakan kisah cinta ahjussi-noona, kyk Pengacara Yoon + Im Miah Ri (gentlemans dignity). Gemesiiin gt...
omg suhoooo>_<
ReplyDeletewkwkwkwk eommanya exo tebar pesona
Deletewooooooow.... mbak anis, PM klau dindandanin kya gtu jdi mkin cakep!! gag kya ahjussi lgi, bner" kereeeeeeeennn... aq jdi mkin sukaaaa >3< histeris sndiri di kamar wkwkwk
ReplyDelete