Sunday 16 December 2012

Sinopsis May Queen Episode 24 Part 1

Chang Hee mengejar In Hwa yang akan menemui Presdir Jang untuk memprotes karena Hae Joo kembali bekerja di Cheon Ji.
Chang Hee mengatakan kalau ini keputusan perusahaan jadi tak ada hubungannya dengan In Hwa.
In Hwa berkata seandainya Chang Hee tak bisa mengatakannnya ia akan membantu bicara dengan ayahnya. Ia berusaha membantu tapi kenapa Chang Hee malah menghentikannya. Ia menebak apa ini karena Chang Hee masih memiliki perasaan pada Hae Joo. Chang Hee bilang bukan begitu.
In Hwa melihat jauh di belakang Chang Hee, Hae Joo datang. Hae Joo terlejut melihat In Hwa bersama Chang Hee. Dan yang lebih mengejutkan lagi In Hwa mencium Chang Hee di depannya.
Bukan hanya Hae Joo saja yang melihat bahkan San juga melihatnya. Hae Joo yang shock tertunduk sedih dan menginggalkan tempat itu. San juga pergi dari sana menyusul Hae Joo.
Melihat Hae Joo pergi, In Hwa melepas ciumannya. Chang Hee heran dan menoleh ke belakang, tak ada siapa-siapa. “Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?” tanya Chang Hee.

In Hwa balik bertanya memangnya kenapa, bukankah Chang Hee melakukan itu padanya dua kali. Jadi ia melakukannya dua kali juga. (Emangnya In Hwa udah nyium Chang Hee 2 kali ya?)
Chang Hee mengingatkan kalau keduanya berada di tempat kerja. Ia teringat bukankah In Hwa akan menemui Presdir. In Hwa bilang kalau sekarang sudah tak perlu lagi. Ia sudah menyelesaikannya dengan Hae Joo, setelah ini memangnya Hae Joo bisa apa. In Hwa berkata kalau ia akan memberi tahu keluarganya. Chang Hee tak mengerti memberi tahu keluarga tentang apa.
In Hwa mengaitkan tangan ke lengan Chang Hee dan mengatakan kalau wajah Chang Hee itu seperti karya seni. Ia heran kenapa ia tak pernah menyadarinya. Ia membenarkan sebuah pepatah, dasar dari sebuah lilin itu gelap. In Hwa menggandeng Chang Hee.
San menyebrangi jembatan kapal dengan langkah gemetaran. Ia melihat jauh ke bawah, wajah ketakutannya muncul. Tapi ia harus menyebranyi jembatan itu. Ia berusaha melewati jembatan dengan wajah terkadang menengadah ke atas tak mau melihat ke depan atau bahkan ke bawah.

Dengan kaki gemetaran dan tangan yang berpegangan erat pada pembatas. Ia melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah. Nafas san terengah-engah berusaha melawan phobia-nya.
Untuk apa San bersusah payah melakukan ini. Untuk menemui Hae Joo yang berdiri melamun di atas kapal. Dengan perjuangan yang tak henti San akhirnya bisa menyebrangi jembatan itu.
San memanggil Hae Joo dengan tangan tetap berpegangan pada pembatas. Hae Joo menoleh tersenyum kenapa San ke atas sini. San berkata kalau Hae Joo naik kesini bukankah untuk menghindarinya. Hae Joo berkata kalau sepertinya ia menemukan solusi.

San dengan wajah takut bertanya apa itu, benarkah. Tapi Hae Joo tak yakin apakah akan ada efek sampingnya. Lapisan emas pada aluminium.
San ingin mendiskusikan ini di bawah saja karena pembicaraan seperti ini seharusnya dilakukan di atas tanah. Hae Joo setuju ia segera turun. Hae Joo berjalan cepat.
San melongokan kepala ke bawah, ia memegang dadanya terheran-heran. Hmm sepertinya Hae Joo tak masalah dengan apa yang dilihatnya atau dia tak mau menunjukan wajah sedihnya di depan San.
Ok, Hae Joo dan San pun kembali melakukan penelitian. San menilai kalau sekarang hasilnya lumayan bagus. Ia ingin tahu bagaimana Hae Joo tahu tentang ini.

Hae Joo berkata kalau ia hanya melakukan hal yang sama di tepi baling-baling. Seperti lapisan, seperti kulit. Seperti memakai jaket ketika kedinginan. San merasa kalau ini cara yang bagus, metode ini disebut Hard Anodizing. Hae Joo tak mengerti apa itu.
San menjelaskan kalau itu seperti ketika kau kedinginan tapi kau tak sepenuhnya menghilangkan dingin dan lapar. Tapi kau akan merasa tidak terlalu dingin saat kau kenyang. Baling-baling ini juga seperti itu. Kalau kita melindungi bagian luarnya maka permukaannya akan lebih kuat.

--Anodizing adalah proses pelapisan dengan cara elektrolisis untuk melapisi permukaan logam dengan suatu material ataupun oksida yang bersifat melindungi logam dari pengaruh korosi (karat)--
Hae Joo melihat catatan, ia terkesan ternyata bukan hanya melindungi dari karat tapi ketahanannya juga meningkat. San menilai ini juga bagus, ia menyarankan agar menggunakan metode ini dan mendesign ulang baling-balingnya.
“Kerja yang bagus!” sahut San sambil mengusap kepala Hae Joo. Keduanya tertawa senang.
Chang Hee dan Il Moon berada di ruangan Presdir. Chang Hee mengatakan bahwa akibat insiden ledakan ladang minyak di Indonesia dan kapal pengebor yang bermasalah disaat bersamaan, ia merasa perusahaan memerlukan dana.

Tapi sekarang kondisi perusahaan sedang tak memungkinkan, karena nama perusahaan ikut jatuh sangat mustahil bagi Choen Ji untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Bahkan skenario terburuknya, Cheon Ji terpaksa harus menjual beberapa anak perusahaan. Presdir Jang tak bisa membiarkan itu terjadi. Ia menatap marah Il Moon yang sudah menyebabkan kekacauan. Il Moon menunduk diam.
Chang Hee menambahkan kalau masalah terburuknya sekarang adalah perusahaan minyak Korea sudah tidak mempercayai Cheon Ji untuk mendapatkan lisensi pengeboran. Bahkan mereka akan memberikan lisensi itu pada perusahaan lain.

Presdir tak mengerti apa yang Chang Hee bicarakan. Chang Hee mengatakan karena denda yang Cheon Ji terima dari pemesanan kapal pengebor, image perkapalan Cheon Ji menjadi hancur dan itu tak mudah untuk memulihkannya.
Presdir Jang kembali menatap marah Il Moon, “Kau. Apa kau tahu apa yang sudah kau lakukan pada perusahaan?” Il Moon hanya menunduk. Presdir Jang tak peduli bagaimanapun kita harus mendapatkan azimuth thruster dalam genggaman kita karena hanya itu satu-satunya cara untuk membuat kita bertahan.
Il Moon pun angkat bicara, ia meminta ayahnya jangan khawatir. Ia yang akan melakukannya. Presdir Jang membentak meminta Il Moon tutup mulut, ia menilai putranya tak bisa melakukan apa-apa untuk membantu perusahaan. Ia memperingatkan Il Moon jangan lagi melakukan apapun.
Presdir Jang : “Kang San, si brengsek itu. Karena dia sudah membuatku berada disituasi ini, aku tak akan membiarkannya tetap berada di Noble.”

Chang Hee berkata kalau ia mendengar Presdir perusahaan Noble sangat mempercayai Kang San. Presdir Jang memberi tahu kalau ia sudah memanggil Wakil Presdir perusahaan Noble untuk datang.

Il Moon merasa kalau San itu perlu mengembangkan baling-baling, tapi kalau San dipecat dari Noble apa yang akan kita lakukan.

“Itu sebabnya aku akan membuatnya dipecat.” Bentak Presdir Jang. “Itu semua agar kita bisa bertahan. Azimuth thruster yang dikembangkannya harus berhasil. Jadi kita perlu membuatnya berkonsentrasi menyelesaikan proyek itu!”

Ow ow ow jadi setelah San berhasil dengan azimuth thrusternya, presdir bakal ambil itu baling-baling terus mengadu ke Noble kalau San sudah membuat azimuth thruster tanpa izin Noble kah?
San dan Hae Joo berada di kapal pesiar. Hae Joo melarutkan suplemen untuk San (perlu diketahui suplemen ini juga yang diminum sama Kim Do Jin di A Gentleman’s Dignity lho)
Hae Joo ikut memperhatikan laptop dan merasa kalau ia belum belajar apapun meskipun ia sudah belajar banyak dari San. Karena saat ia melihat rancangan ini ia tak mengerti. San berkata kalau begitu masih terlalu dini untuk Hae Joo menyelesaikan pelatihan Hae Joo bersamanya. Tiba-tiba dua orang datang menemui San.
“Permisi, Ryan Kang!” Salah satu dari mereka adalah orang asing dan memanggil San.
San menoleh dan terkejut, “Mario!” (Dan Mario ini apakah dia Wakil Presdir perusahaan Noble?)
Keduanya bicara dalam bahasa inggris. Mario mengingatkan apa San lupa tujuan Noble mengirim San ke Korea. San menyahut bagaimana mungkin ia lupa.

Mario : “Apa kau tak malu, sebagai pengawas kapal terjadi kerugian sebanyak 10 jt dollar karena kecacatan pada kapal?”
San mengungkapkan kalau dinilai dari jatuh tempo dan tanggal pengiriman, Noble tak akan mengalami kerugian. Kenyataannya Noble malah memperoleh keuntungan dari kompensasi yang akan dibayarkan oleh Cheon Ji.

Mario : “Lalu kenapa kau mengambil alih pabrik baling-baling? Kau ini pegawai dari Noble. Kau disini bukan untuk urusan pribadi.”

San terkejut dengan pernyataan Mario yang mengetahui pabrik pribadinya mengembangkan baling-baling. (Mungkin San mikir tahu dari mana si Mario kalau ia sedang mengambangkan baling-baling di pabriknya sendiri)
Mario meminta San menentukan pilihan, tetap di perusahaan Noble atau meneruskan bisnis San sendiri. San tampak berfikir. Mario berkata kalau ia percaya San akan membuat keputusan yang tepat. Mario menjabat tangan San dan pergi.
Melihar Mario pergi Hae Joo menghampiri San menanyakan ada apa. San tak mengatakannya, ia hanya berkata kalau ia harus ke Chaon Ji. Hae Joo menatap San yang berlalu dengan tatapan penuh tanda tanya.
San menemui Presdir Jang, ia bertanya apa Presdir Jang yang memberi tahu Noble kalau ia menjalankan pabrik baling-baling.

Sambil makan permen karet Presdir Jang menjawab ya. Ia tak bisa menjadi pihak yang selalu diserang oleh San. Bukan hanya sekali dua kali San melakukannya. Jadi ia ingin menunjukan pada San kalau ia juga bisa membuat San dipecat dari Noble.
San tertawa sinis, apa itu sebabnya Presdir Jang mengirimkan buku memorandum padanya. Apa itu untuk memisahkan dirinya dengan kakek.

Presdir Jang berpura-pura tak mengerti apa yang San bicarakan. San menilai kalau Presdir Jang mungkin berhasil dalam satu hal, tapi pada kenyataannya Presdir Jang sedang menggali kuburan sendiri.
Presdir Jang : “Lihat dirimu. Masih muda tapi kau terlalu arogan.”

San berkata seperti yang Presdir Jang tahu kalau ia dibesarkan di luar negeri. Jadi ia tak begitu tahu tentang tata krama terhadap orang tua. San yang jengkel pamit. Presdir Jang tersenyum menahan tawa, tapi sesaat kemudian tawanya hilang.
San menerima telepon dari Jung Woo. Ia pun menemui Jung Woo.
Jung Woo mengatakan kalau ia menggali makam kakaknya. San terkejut Jung Woo berani melakukan itu. Ia menilai Jung Woo menakutkan. Jung Woo berkata kalau alasan San itu benar ia bisa melakukannya lebih dari itu.
San ingin tahu apa yang Jung Woo temukan disana. Jung Woo menunjukan dua peluru yang sudah berkarat. San keget melihatnya. Jung Woo mengatakan kalau ia ingin melakukan analisa terhadap kedua peluru ini.
Di pabrik, Sang Tae terlihat sedang bersih-bersih. Sekertaris Kim menemui kakek. Melihat itu, Sang Tae menguping pembicaraan keduanya. Ia mendekat tapi berpura-pura sedang menyapu.

Kakek menanyakan baling-balingnya bagaimana. Sekertaris Kim mengatakan kalau baling-baling itu sepertinya belum siap. Kakek menilai ini masalah besar belum lagi harga bahan materialnya sangat mahal dan juga biaya sewa laboratorium penelitiannya juga mahal. Ia merasa kalau ini harus cepat diselesaikan.
Kakek melihat Sang Tae sedang menguping, ia tak curiga. “Apa yang kau lakukan disitu? Bukankah kau seharusnya bekerja?”

Sang Tae berkata kalau ia sedang bersih-bersih. Kakek membentak menyuruh Sang Tae cepat bekerja. Sang Tae ogah-ogahan pergi karena ia ingin mendengar lebih banyak lagi tentang baling-baling yang sedang dibuat San. Kakek bertanya pada sekertaris Kim kemana Hae Joo.

Kemanakah Hae Joo.
Hae Joo bersama In Hwa di sebuah restouran. In Hwa bertanya bukankah Hae Joo tahu alasannya ingin menemui Hae Joo. In Hwa mengatakan kalau ia akan menikah dengan Chang Hee.
Hae Joo terkejut, tapi ia memperlihatkan wajah setenang mungkin, “Apa?”
In Hwa heran kenapa respon Hae Joo seperti itu. Ia tahu bukankah Hae Joo sudah putus dengan Chang Hee. Jadi ia merasa tak memerlukan izin dari Hae Joo, “Lucu sekali karena aku menunggu melihat reaksi seperti itu darimu.”
Dengan suara pelan Hae Joo bertanya apa Chang Hee menyetujui pernikahan itu. In Hwa menjawab ya, karena ini juga Chang Hee yang mengatakannya lebih dulu.
In Hwa tahu kalau Hae Joo itu dari dulu memang tak tahu malu, ia merasa sepertinya itu semakin menjadi. Bagaimana bisa Hae Joo berada di sekitar Chang Hee dan berfikir untuk tetap bekerja di perusahaan. Ia menyarankan sebaiknya Hae Joo mengundurkan diri dan tak perlu mempermalukan diri Hae Joo sendiri. Hae Joo bertanya untuk apa ia keluar dari Cheon Ji.

In Hwa heran, untuk apa? Hae Joo merasa kalau In Hwa tak mengerti, tapi impiannya adalah membuat kapal di perusahaan pembuat kapal Cheon Ji. In Hwa tahu itu dan Hae Joo benar-benar tahu caranya menggunakan mimpi itu. Ia menebak kalau Hae Joo mengatakan mimpi itu ketika mendekati San. Ia menilai kalau Hae Joo ini terlalu berterus terang tentang impian Hae Joo.

Hae Joo menilai In Hwa sudah salah paham, ini karena ia harus menafkahi keluarganya. Ia bisa melupakan hal lainnya tapi ini satu-satunya alasan kenapa ia harus tetap berada di Cheon Ji. In Hwa menyahut tentu saja karena memang kenyataannya kalau Hae Joo ini menyedihkan.
Hae Joo berharap kalau perasaan In Hwa tulus terhadap Chang Hee ia berpesan agar In Hwa memperlakukan Chang Hee dengan baik. In Hwa kesal diingatkan seperti itu, ia juga mengingatkan kalau hubungan Hae Joo dan Chang Hee sudah selesai.

Hae Joo tahu, maka dari itu ia berkata seperti ini. Ia merasa kalau Chang Hee adalah orang yang penuh dengan kesedihan dan kegelapan. Ia berharap In Hwa bisa melindungi Chang Hee.
In Hwa makin kesal dan berkata kalau itu bukan urusan Hae Joo. Hae Joo mengerti, ia sudah tahu maksud In Hwa menyampaikan rencana pernikahan dengan Chang Hee. Ia pun pamit dengan perasaan sedih.
Hae Joo menuruni tangga restouran dan melihat dua orang yang dikenalnya pergi bersama-sama keluar dari mobil bergandengan tangan. Il Moon dan Young Joo. Hae Joo terkejut ternyata Young Joo masih berhubungan dengan Il Moon.
Hae Joo pun segera melabrak keduanya. Young Joo kaget bukan main, ia langsung ngibrit kabur.
Dengan santai Il Moon bertanya apa yang dilakukan Hae Joo disini bukankah seharusnya bekerja. Hae Joo sendiri balik bertanya sedang apa Il Moon. Il Moon mengatakan kalau ia dan Young Joo kesini tentu saja untuk makan.
Hae Joo marah apa masuk akal Il Moon dan adiknya datang ke restouran ini untuk makan sambil bergandengan tangan. Il Moon heran kenapa Hae Joo ikut campur dengan percintaannya.

Hae Joo makin marah. Young Joo itu adiknya dan dia masih dibawah umur tapi Il Moon malah berkencan dengan adiknya. Il Moon merasa kalau Hae Joo tak tahu apa-apa tapi menurutnya Young Joo itu sudah cukup dewasa dan Young Joo juga jauh lebih menarik dari Hae Joo.

“Apa kau bilang?” bentak Hae Joo.

“Kenapa?” Il Moon mengatakan kalau Young Joo sukarela menerima keuntungan darinya, “Memangnya kenapa?”
Hae Joo menggertak akan memukul Il Moon. Ia memperingatkan bahwa ia tak akan tinggal diam kalau tahu Il Moon mempermainkan adiknya. Ia tak peduli Il Moon ini seorang Ketua Tim atau Putra Presdir, bukankah Il Moon tahu apa yang akan terjadi kalau ia sudah menggila karena marah.
Il Moon terdiam dengan gertakan Hae Joo. Hae Joo kembali memperingatkan kalau ini terjadi lagi ia tak akan duduk diam saja.

Hae Joo yang marah keluar dari restouran sambil menabrakan badan ke Il Moon. Il Moon yang kesal dengan ancaman Hae Joo membersihkan bajunya dari debu yang mungkin berasal dari tubuh Hae Joo.
Ibu dan Jin Joo tengah membuat makanan. Jin Joo diminta ibu untuk mencicipi makanannya.
Hae Joo yang marah pulang menendang pintu. Ia berteriak mencari Young Joo. Jin Joo mendengar suara kakaknya. Ibu heran ada apa lagi sampai Hae Joo terdengar marah-marah seperti itu.

Hae Joo ke kamar Young Joo tapi ia tak menemukan adiknya. “Chun Young Joo dimana kau!” teriak Hae Joo.
Hae Joo bertanya pada ibunya dimana Young Joo bukankah dia sudah pulang. Ibu heran ada masalah apa. Hae Joo yang sedang marah kembali bertanya dimana Young Joo. Jin Joo menunjuk dimana Young Joo berada, dia di kamar mandi.
Hae Joo menyeret Young Joo dan menjatuhkannya ke ranjang depan. Ia menanyakan kebenaran hubungan Young Joo dengan Il Moon, apa Young Joo pacaran dengan Il Moon. Young Joo mengangguk.
“Apa kau gila? Kapan kau memulainya?” Hae Joo menaboki adiknya. Ibu melerai ia minta penjelasan apa yang terjadi. Hae Joo menyuruh Young Joo menjelaskankannya, kapan Young Joo memulainya.

Young Joo berkata kalau ia memulai hubungan dengan Il Moon ketika Hae Joo menyuruhnya mengembalikan semua yang Il Moon belikan untuknya. Sang Tae bertanya apa Young Joo masih bertemu dengan pria yang membelikan barang-barang mahal itu.

Hae Joo marah apa Young Joo gila. Bukankah Young Joo harus mengikuti ujian masuk kuliah 2 hari lagi.

Young Joo tak mau kenapa mengikuti tes masuk kuliah itu sangat penting, bukankah ia sudah bilang kalau ia akan bertemu pria kaya yang akan mengubah hidupnya. Karena itu cita-citanya.
Hae Joo tak habis pikir apa Young Joo akan terus seperti ini meski Young Joo tahu orang seperti apa Il Moon itu. Apa Young Joo pikir Il Moon itu menganggap Young Joo serius.

Sang Tae terkejut ternyata pria yang dimaksud adalah Il Moon. Young Joo meminta Hae Joo tak perlu khawatir karena ia tak akan ditolak pria seperti Hae Joo.
Hae Joo makin marah dan kembali menabok Young Joo keras. Young Joo tak terima diperlakukan kasar memangnya apa salahnya, Il Moon mengejarnya karena dia suka padanya. Itu sebabnya ia berhubungan dengan Il Moon. Ia memastikan kalau ia tak akan terluka dan ditolak seperti Hae Joo.

Hae Joo akan kembali memukuli Young Joo tapi Young Joo segera kabur masuk kamar. Sang Tae menahan Hae Joo yang kalap. Ibu meminta Hae Joo menahan emosi.
Hae Joo yang masih marah ke kamarnya. Ibu dan Sang Tae menyusulnya. Ibu bertanya orang yang bernama Jang Il Moon apa dia putra pemilik Cheon Ji. Hae Joo membenarkan. Ibu merasa kalau tak ada salahnya Young Joo dan Il Moon berhubungan, ia heran kenapa Hae Joo bersikap begini.

Hae Joo makin bertambah kesal karena ibu menyetujuinya. Ibu menilai kalau Young Joo itu seperti rubah, dia tak akan tersakiti seperti Hae Joo. Hae Joo tak mengerti apa ibunya pantas bicara begitu.
Ibu berkata karena kebetulan ia bicara dengan Hae Joo, ia perlu mengatakan sesuatu. Saat ia bertemu Park Gi Chul kemarin, Gi Chul mengatakan padanya kalau dia akan menikahkan Chang Hee dengan putri keluarga Jang. Ia merasa kalau Young Joo masuk ke keluarga itu bukankah kita bisa membalas dendam pada mereka.

Sang Tae membenarkan bagaimanapun Il Moon akan menjadi kakak iparnya Chang Hee. Hae Joo semakin kesal kenapa ibu dan kakaknya begini.
Sang Tae merasa kalau semua pria memang begitu, mereka selalu jatuh cinta pada wajah yang cantik. Yang dimiliki Young Joo hanya wajah cantik tak ada gunanya Hae Joo menyuruh Young Joo kuliah karena dia itu bodoh. Bukankah buktinya ada disini. Sang Tae menepuk dirinya sendiri. (ya ampun ngaku bodoh nih ceritanya)
Hae Joo tak mengerti dengan jalan pikiran ibu dan kakaknya. Apa kakaknya tak tahu orang jahat seperti apa Il Moon itu.

Sang Tae berkata kalau belakangan ini ia menilai orang dengan prespektif berbeda, ia merasa Il moon itu lebih baik daripada Kang San. Ia menilai kalau seseorang itu setidaknya memiliki perasaan yang sama. Dari yang ia lihat Il Moon membelikan barang-barang mahal pada Young Joo. Bukankah ini semua karena Il Moon tertarik pada Young Joo. Karena itu Il Moon membuka dompetnya.

Ibu membenarkan apa yang dikatakan Sang Tae. Hae Joo makin marah, ia menggebrak lantai membuat ibu dan Sang Tae terhenyak kaget. Apa ibu dan kakaknya ingin melihatnya manjadi gila.
Keluarga Jang dan keluarga Park berada di ruang makan. In Hwa mengumumkan kalau ia akan menikah dengan Chang Jee. Semua terkejut tapi tidak dengan Chang Hee, ia diam saja. Il Moon menilai adiknya sudah gila karena sudah membuat keputusan gegabah.
In Hwa berkata kalau kakaknya sudah bicara tak sopan padanya. Ia sangat waras mengatakan itu. Il Moon menggebrak meja, “Apa ini masuk akal? Kau dan Chang Hee mau apa?”
Presdir Jang meminta semuanya tenang. Ia bertanya pada putrinya apa keputusan ini hanya pemikiran sepihak In Hwa. Chang Hee ikut bicara kalau ia juga berfikiran sama seperti In Hwa.

Il Moon jelas tak setuju bukankah Chang Hee belum lama ini berhubungan dengan gadis miskin. “Apa? Sekarang kau mau menikahi In Hwa? Beraninya kau bicara begitu?”

In Hwa tak mengerti kenapa kakaknya bersikap begitu pada rencana pernikahannya padahal orang tua mereka belum berkata apapun. Park Gi Chul menyahut kenapa mereka semua tidak berbicara dengan tenang saat makan.
“Aku... tak menyetujuinya!” sahut Geum Hee.

In Hwa terkejut dengan keputusan ibunya. Geum Hee beranjak dari tempat duduk menyuruh In Hwa ikut dengannya, ia ingin bicara. In Hwa cemas ia menyusul ibunya. Sementara itu Presdir Jang menyuruh Chang Hee ikut dengannya karena ia juga ingin bicara.
Tinggallah Park Gi Chul dan Il Moon di ruang makan. Gi Chul seperti ingin tersenyum tapi ia menahannya. Jadi kesannya ia seolah bersikap cuek n santai.
Chang Hee dan Presdir Jang berada di ruang kerja. Presdir Jang menanyakan apa Chang Hee tulus dengan keputusan akan menikahi In Hwa. Chang Hee malah balik bertanya apa presdir tadi tak mendengar kalau ia berfikiran sama dengan In Hwa.

Presdir Jang menilai kalau Chang Hee ini bajingan yang kasar. Ia tak tahu bagaimana cara Chang Hee bisa mendapatkan hati In Hwa. Ia merasa putrinya tak tahu apa-apa tentang dunia ini. Ia menebak kalau Chang Hee sudah merayu In Hwa untuk menikah. Presdir ingin tahu apa sebenarnya motif dibalik semua ini.
Chang Hee mengingatkan bukankah Presdir sendiri yang berkata padanya agar menjaga Il Moon dengan baik. Presdir tak mengerti lalu apa hubungannya dengan ini. Chang Hee berpendapat bukankah ia akan lebih baik bekerja kalau ia menjadi bagian dari keluarga Presdir Jang.
Bukan itu maksud Presdir. Ia bertanya apa Chang Hee tulus menyukai In Hwa. Chang Hee diam. Presdir berkata bukankah Chang hee sudah menghabiskan waktu begitu lama bersama Hae Joo. Kalau sekarang Chang Hee memberi tahu menyukai In Hwa, apa Chang Hee pikir ia akan percaya semudah itu.

Chang Hee : “Kalau aku menyukainya mulai sekarang, bukankah tidak apa-apa?”

Presdir Jang terkejut, ia membentak Chang Hee tak bisa seperti itu terhadap putrinya. Chang Hee pun mengancam ia tak yakin kalau ia bisa melindungi Il Moon sampai akhir. Bukankah ia perlu mendapatkan sesuatu.
Chang Hee : “Presdir, anda yang berkata padaku kalau aku bekerja keras dan memikirkan ayah. Maka Presdir akan memberiku kompensasi. Aku tak menginginkan apapun hanya tolong ijinkan aku menikahi In Hwa.”

Presdir Jang menatap marah. Chang Hee pun apa boleh buat kalau Presdir tak menyukai ini Presdir bisa memecatnya. Tatapan Chang Hee menantang nih. Presdri Jang jelas tak mau kehilangan Chang Hee yang ia jadikan sebagai senjata pertahanannya.
In Hwa bicara dengan ibunya di kamar. Geum Hee tak mengerti kenapa In Hwa tiba-tiba bersikap begini. In Hwa heran bukankah ibunya dulu berharap kalau ia dan Chang Hee bisa menikah. Geum Hee berkata itu sebelum ia tahu hubungan Chang Hee dengan Hae Joo.
Geum Hee meminta In Hwa memikirkan hal ini, setelah Chang Hee putus dengan orang yang dipacari selama 15 tahun Chang Hee tiba-tiba ingin menikahi In Hwa, apa itu masuk akal. Tak peduli betapa kekanakannya In Hwa, apa In Hwa pikir Chang Hee tulus menyukai In Hwa.
In Hwa mengingatkan bukankah ibunya pernah bilang kalau ia akan bertemu dengan orang yang lebih baik saat cinta pertama gagal. Ia merasa kalau dirinya berada dalam posisi itu. Dan orang itu adalah Chang Hee. Geum Hee tak mengerti bagaimana In Hwa bisa dengan cepat mengubah hati. Bukankah sebelumnya In Hwa menangis karena menyukai Kang San.

In Hwa kembali mengingatkan bukankah ibunya bilang kalau ia tak boleh terluka terlalu lama. Bukankah ibunya menyuruhnya untuk cepat melanjutkan hidup. Jadi sekarang ia memutuskan untuk melanjutkan hidup dan memulainya dengan Chang Hee. Ia hanya mengikuti saran ibunya tapi kenapa sekarang ibunya begini. In Hwa mengatakan kalau ia benar-benar menyukai Chang Hee oppa. Ia menyesal karena selama 20 tahun ini ia hanya melihat Kang San.
Geum Hee menasehati In Hwa kalau yang namanya terlalu cepat panas maka akan cepat dingin juga. Karena itu sudah biasa dalam emosi manusia. Terlebih lagi, bukankah Hae Joo itu teman In Hwa dan Chang Hee adalah mantan pacar teman In Hwa.

In Hwa berkata kalau mereka (Chang Hee dan Hae Joo) tak akan menikah. Bukankah Ibunya ini tahu bagaimana emosinya. Kalau ibunya menentang pernikahan ini maka ia akan meninggalkan rumah dan memiliki seorang bayi. Geum Hee terhenyak dengan ancaman In Hwa.

Ya ampun ga Chang Hee, ga In Hwa keduanya sama-sama mengancam.
Park Gi Chul dan Il Moon masih di ruang makan. Gi Chul melanjutkan makannya dengan santai. Il Moon muak melihat tingkahnya, ia menebak kalau Gi Chul sudah mengetahui tentang ini. Ia bisa menebak dari raut wajah Gi Chul, “Kau hanya menutup mulutmu. Seperti katak yang memakan lalat!”
Gi Chul tak peduli dengan ocehan Il Moon, ia menikmati makanannya. Il Moon semakin muak melihatnya, ia mengingatkan kalau Gi Chul disini hanya pembantu. Apa masuk akal anak seorang pembantu menikahi putri majikannya. Apa Gi Chul pernah melihat yang seperti itu.

“Pernah!” jawab Gi Chul mengangkat wajahnya menatap Il Moon. Bukankah itu sering diperlihatkan dalam drama TV. Dan ketika ia masih muda ada seorang putri kaya di desa tetangga. Ia menikahi putri itu dan memiliki bayi kemudian hidup dengan baik. Il Moon merasa kalau Gi Chul sedang bercanda dengannya.
Gi Chul menatap tajam Il Moon, “Kau... jangan pernah lagi bicara seperti ini. Jangan coba-coba. Kau si brengsek yang tak dewasa.” Gi Chul mengingatkan kalau semuanya berjalan lancar. Ia akan menjadi keluarga besan Il Moon.
Il Moon mencibir sepertinya Gi Chul berfikir kalau Gi Chul memiliki posisi disini. “Paman, kau pikir kau siapa?” “Apa kau tahu kenapa kau disini? Kalau Chang Hee tak menolongmu kau akan dipenjara.”

Gi Chul meminta Il Moon jangan lupa kalau Chang Hee-lah yang menyelesaikan semua masalah yang Il Moon timbulkan.

Lalu apa kurangnya Chang Hee? Dia bahkan punya posisi yang lebih tinggi dari Il Moon di perusahaan sekarang. Kalau Chang Hee sudah berkata dia akan melakukan sesuatu, maka dia akan terus maju. Ia meminta Il Moon jangan memperumit situasi untuk alasan yang tak jelas, lebih baik Il Moon diam saja. 
Brak... Il Moon melempar mangkuk. Tepat saat itu Presdir Jang dan Chang Hee datang. Il Moon dan Gi Chul langsung terdiam. Il Moon protes apa ini masuk akal, Chang Hee sudah berani menggoda In Hwa tanpa mengenal takut. Presdir berkata kalau itu hak-nya untuk membuat keputusan. Jadi Il Moon diam saja.
Hae Joo ke kamar Young Joo, ia sudah lebih tenang. Young Joo menyembunyikan dirinya dibalik selimut. Hae Joo ingin adiknya berfikir apa menurut Young Joo ia seperti ini karena ia memiliki niat buruk pada Young Joo. Ia mungkin tak mampu membelikan semua yang Young Joo inginkan. Tapi ia akan membelikan Young Joo sesuatu dari penghasilannya. Jadi ia berharap Young Joo jangan menemui Il Moon lagi.
Young Joo membuka selimutnya, ia menangis mengatakan kalau Il Moon itu baik padanya. Dia tak seburuk yang Hae Joo kira.
Hae Joo menasehati kalau orang itu tidak hanya memiliki satu sisi dalam diri mereka. Sisi yang tidak Young Joo ketahui itu sangat buruk di matanya. Jadi jangan lagi berhubungan dengan Il Moon. Bukankah Young Joo tahu kalau ia sangat menyayangi Young Joo. Young Joo mengangguk. Hae Joo ingin Young Joo berjanji padanya tak akan menemui Il Moon lagi.
Young Joo menggeleng ia tak bisa melakukannya. Hae Joo mendesak membuat Young Joo kembali menangis dan menutupi tubuhnya dengan selimut. “Baik aku mengerti. Aku bilang aku mengerti.” kata Young Joo sambil menangis. Hae Joo ikut sedih melihatnya.
Kang San berada didekat kapal pesiarnya. Ia mengingat perbincangannya dengan Mario. Mario memintanya untuk memilih tetap bekerja di Noble atau melanjutkan bisnis San sendiri. San juga mengingat ucapannya pada Hae Joo, ia yakin bahwa Hae Joo akan menjadi orang pertama yang membuat azimuth thruster di Korea.
Kakek datang menemui San, ia memanggil cucunya. San menoleh menatap kakeknya.
Keduanya berada di warung untuk minum-minum. San kesal apa kakeknya mau mati gara-gara minum alkohol. Kakek membenarkan ia sudah hidup terlalu lama. Ia berharap kalau ia bisa mati seperti ini.
San yang kesal berkata kalau kakeknya tak akan mati. Kakeknya hanya akan menyulitkannya saja dengan muntahan kakek.
Kakek menceritakan masa lalunya, “Aku ini yatim piatu karena peperangan. Saat utara menyerang, saat semua menjadi medan perang. Itu saat dimana aku kehilangan orang tua dan keluargaku. Aku bahkan menjadi pengemis di Pasar Internasional Busan.

Karena aku tak berpendidikan aku bahkan menjadi pembantu rumah tangga. Yang membuatku sadar kalau aku bisa belajar berdagang maka setidaknya itu bisa memberi makan untuk diriku sendiri. Itu sebabnya aku belajar mengelas.

Hidupku sangat berat, lalu aku bertemu dnegan putri atasanku, nenekmu. Itu menjadi landasanku. Aku kemudian membangun usaha pembuatan kapal di lahan kosong. Seperti katamu, dulu mungkin aku lebih kejam dari Jang Do Hyun. Aku memperoleh uang dengan menghisap darah orang yang kondisinya lebih buruk dariku.

Ayahmu lahir saat itu. Saat aku tahu kalau dia menikahi seorang pengelas, aku langsung menggila. Aku tak bisa berfikir dengan jujur dan aku berfikir dia lebih rendah dari serangga dibandingkan dengan putraku yang berharga. Saat aku berfikir lebih jauh, dia tak ada bedanya denganku.
Kang San hampir menangis mendengar cerita kakeknya. Kakek mengungkapkan kalau keserakahan manusia itu bisa melebihi besarnya lautan. “Keserakahanku membuat orang tuamu meninggal. Setelah kupikirkan, kau yang tak tahu apa-apa saat mencari tahu tentang ibumu, itu menghancurkan hatiku.” Kakek menangis mengatakannya.

San meminta kakeknya cukup menceritakan itu. Kakek dengan tulus meminta maaf pada San, “Maafkan kakekmu ini!” Kakek menangis. “Tak ada yang perlu dimaafkan. Kakek adalah orang tuaku.” Ucap San.
San kesal melihat kakek menangis, ia meninggikan suaranya meminta kakek berhenti mennagis. Kakek ini bukan anak kecil lagi kenapa orang setua kakek masih menangis. San memelankan suaranya ia merasa kalau orang tuanya meninggal bukan karena kakek.

Kakek masih menangis, San seperti ingin ikut menangis tapi ia malah memarahi kakek yang terus menangis, “Kalau kau terus seperti ini aku akan bunuh diri dengan minum alkohol ini.”
San mengambil mangkuk dan menuangkan minuman. Kakek merebut botol minumannya, “Kenapa kau minum minumanku? Anak ini. Ini punyaku.” Keduanya rebutan minuman. San bilang kalau ia yang bayar bon minumannya. Hmm... akhirnya kakek n cucu berbaikan deh.
Hae Joo di kamarnya sedang menulis sesuatu. Ia teringat kejadian ketika ia melihat In Hwa mencium Chang Hee. Dan juga pernyataan In Hwa yang akan menikah dengan Chang Hee. “Baiklah, kalau kau sudah memutuskan. Hiduplah dengan bahagia. Luka yang kau dapat ketika kita berpacaran. Hapuslah semua itu.” Ucap Hae Joo dengan nada sedih.

Bersambung di part 2

27 comments:

  1. walo ngantuk2 tp paksain baca sinop ni,,penasaran bgt soalny..makasi ya

    nurli

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga nge post sinopsisnya sambil ngantuk2 hehe... makanya ada beberapa piku yang ga ke post, tapi ga masalah lah... sepertinya udah cukup...

      Delete
  2. Bener nich, merem melek baca'y, tp tetep pnsaran abis..!!! Thanks sinop'y...!

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama hehe saya juga nge post nya merem melek... sampai harus ngemut permen malam2 hehe...

      Delete
  3. semakin lama semakin Bagus critanya,,,,,, inie drama belum selesai ya die korea na,,,,
    gomawo chingu sinopsisnya,,,,,,,,,,,SEmangat
    Dian

    ReplyDelete
  4. Baguslah kalau In Hwa menikahi Chang He.,
    Aku pengen tahu nanti Chang Hee, punya rasa penyesalan apa tidak atas apa yang dia lakukan.,

    Backgroud blog diambil di Ep. brp?

    ReplyDelete
  5. Makasih loh mbak anis walaupun ngantuk2 merem melek tetep mau ngepost ep 24/1 *terharu* berjuang demi reader2 ini -ll-

    ReplyDelete
  6. cuma bisa bilang SEMANGAT mba'

    ReplyDelete
  7. semangat ba,,,
    ditunggu part 2 y,,,,

    ReplyDelete
  8. ditunggu part 2nya ya......................

    ReplyDelete
  9. KS pdhal takut setengah mati ditempat tinggi,,demi HJ dibelai-belain deh... Ksihan tp lucu juga.. :D

    Ditunggu lanjutan part2nya ya.. Dah nga sabar liat moment romantisnya HJ nd KS yg dah di upload mba Anis di fesbuk nih.. Hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak KS takut setengah mati tuh sampai kaki n tangannya gemetaran. tapi dia bela2in nyebrang jembatan cuma pengen menghibur n khawatir sama HJ.

      part 2 upcoming ya mbak, sambil recap nilai nih... rapot juga belum diisi. jadi postingannya agak lama.

      Delete
  10. pengen liat kangsan d peluk haejo dari belakang itu eps berapa sih...?
    Semangat yah lanjutin sinopsisnya!!!
    fighting!

    ReplyDelete
  11. itu yg san di peluk haejo dri belakang si san kece bget kyak ada sedikit brewok y hihihihihihi suka suka thanx you mbak
    fighting next episode

    ReplyDelete
  12. mba anis episode 24 part 2 nya mau diposting kapan ya???

    ReplyDelete
  13. semangat mba anis buat sinopsis part 2 nya..

    ReplyDelete
  14. makin menarik z sinops'ya,,pngen cpet liat haejo jatuh cinta sm kangsan :)
    smangath yah mba bikin sinop'ya :)

    ReplyDelete
  15. kapan y min part 2 di post?

    ReplyDelete
  16. Part 2 nya bisa lihat di blogku yak..
    http://nhieshe.blogspot.com

    Terimakasih..^^

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.