Sunday 2 December 2012

Sinopsis May Queen Episode 19 Part 2

Hae Joo yang baru saja keluar dari ruangan Chang Hee tiba-tiba mendapatkan tamparan keras dari Il Moon.
Hae Joo jelas saja marah. Il Moon menuduh Hae Joo yang mengadukan permasalahan penggelapan dana pengemabngan ke ayahnya. “Kau sudah melihatku dipukul. Apa Kau senang? Dasar perempuan pengemis.”
Il Moon akan memukul lagi tapi kali ini dengan tangkas Hae Joo menangkap tangan Il Moon dan memuntirnya hingga membuat Il Moon menjerit kesakitan. Hae Joo menolak tuduhan itu bukan ia yang melakukannya dan andaikata ia yang melakukan itu, Il Moon tak punya hak bicara lagi.

Il Moon menjerit meminta Hae Joo melepaskan tangannya. Hae Joo dengan kesal melepasnya. Hae Joo berkata kalau merasa diri Il Moon terhormat kenapa harus berbohong membuat azimuth thruster, “Apa kau tak berfikir tentang kerugian perusahaan karena hal itu?”
Il Moon marah Hae Joo tak sopan padanya, “Apa sekarang kau tak punya rasa takut? Apa karena Ryan Kang dan ayahku memihakmu kau tak lagi bisa melihat jelas?”

Hae Joo berkata kalau ia bisa melihat dengan jelas jadi kenapa bukan Il Moon saja yang menegakkan diri Il Moon sendiri.

Il Moon : “Hei perempuan jalang apa kau tahu keluarga bodohmu itu membuat keributan di rumah kami? Jangan mengurusi orang lain dan berikan kompensasi pada keluargamu yang miskin.”
Hae Joo tak mengerti apa maksud Il Moon. Il Moon meminta Hae Joo jangan bertanya padanya lebih baik tanyakan pada keluarga Hae Joo sendiri, “Dasar perempuan jalang bodoh, ini sebabnya kau dicampakan pria.” Arghh pengan gampar bolak balik Il Moon,
Presdir Jang mengunyah permen karet dan bergumam kalau kadar gulanya mudah sekali turun. Ada seseorang yang mengetuk pintu ruangannya. Kang San.
San bertanya apa Presdir Jang memanggilnya. Presdir Jang berkata kalau ia mendengar bahwa San sudah tahu kalau azimuth thruster tidak dibuat. San heran dan bertanya apa itu sudah ketahuan, dari mana Presdir tahu, apa dari Park Chang Hee.

San tertawa-tawa menilai Presdir Jang memiliki bakat dalam melihat seseorang. Ia menilai kalau Chang Hee pantas mendapatkan posisi itu karena kemampuan hebatnya.
Presdir Jang berkata meski San tahu segalanya apa menyenangkan mempermalukan dirinya, “Apa kau bahkan melaporkanku pada Noble dan merusak namaku? (Noble, nama perusahaan yang mengirim San menjadi kepala pengawas) San kembali tertawa, “Ah Presdir ini bicara apa? Kapan aku mempermainkan Presdir.”
San langsung duduk santai di kursi. Ia bergumam kalau sofanya sangat nyaman. San berkata ia diam saja karena ia khawatir mengenai hubungan ayah – anak (presdri Jang dan Il Moon. Ditambah lagi semangat Presdir Jang sangat membara. Jadi ia berfikir kalau Presdir Jang pasti bisa mengatasi masalah ini. Presdir Jang menatap sebal sambil terus mengunyah permen karet-nya.
San teringat sesuatu, Tunggu. Kalau Presdir tak bisa melakukannya (mengatasi masalah azimuth thruster) maka Presdir akan terkena penalti dari perusahaannya. Nilainya akan cukup besar, ia jadi sedikit khawatir.
Presdir Jang berkata kalau semuanya akan sesuai dengan rencana awal. Ia akan membeli thruster dari perusahaan Rolls Royce Limited dan menggunakannya. San menilai kalau menggunakan itu akan memakan waktu lama kalau Presdir memesannya sekarang untuk kapal pengebor saat ini.

Presdir tanya berapa lama. San mengira-ngira lamanya pemesanan thruster itu sekitar 10 bulan. Tidak. Kalau dihitung dengan transportasi thrusternya ditambah 15-30 hari total lamanya sekitar 11 bulan. Sedangkan batas waktu serah terima kapal dari perusahannya itu 3 bulan dari sekarang.
San mencoba mengira-ngira menghitung biaya penalti yang harus dibayar Cheon Ji, sekitar 40 juta dollar. San menilai kalau segitu nilainya sama dengan 50 milyar won. Menurutnya nilai segitu bukan hal apa-apa untuk perusahaan pembangunan kapal Cheon Ji. San mengatakannya sambil tertawa-tawa tanpa beban membuat Presdir Jang sebal.

San meminta Presdir Jang jangan terlalu marah pada Il Moon karena siapa tahu ladang minyak di indonesia akan luar biasa menghasilkan. Presdir Jang yang dari tadi diam berkata kalau San ini lumayan pintar membuat orang emosi.
San malah tertawa, “Benarkah? ini mungkin karena aku American Style.” San minta maaf. Ia mohon diri karena ia harus melapor pada perusahaannya. Presdir Jang jelas kesal karena ia harus membayar biaya penalti ke Noble, “Jadi kau mulai menunjukan cakarmu sekarang!”
Geum Hee mengunjungi rumah Hae Joo. Di rumah ibu tengah membersihkan ikan-ikan lautnya. Ibu heran melihat kedatangan Geum Hee ke rumahnya, kenapa Geum Hee ke rumahnya lagi.
Keduanya bicara di dalam rumah. Ibu bertanya apa kedatangan Geum Hee untuk meminta uang ganti rugi kerusakan akibat kericuhan kemarin. Geum Hee bilang kalau masalah itu ibu tak perlu khawatir karena ibu hanya sedang marah pada Chang Hee. Sedangkan Hae Joo adalah teman In Hwa. Ia juga merasa antara dirinya dan Hae Joo memiliki ikatan khusus.
Ibu menatap Geum Hee, ikatan khusus? Ibu bertanya apa Geum Hee memiliki ikatan khusus dengan semua teman putri Geum Hee. Ibu merasa Geum Hee tak perlu berlebihan begitu. Geum Hee ingin bertanya tapi ibu menyela balik bertanya, kenapa? Apa masih ada yang ingin Geum Hee katakan.
Geum Hee memberanikan diri menanyakan apa Hae Joo benar-benar putri kandung ibu. Ibu mulai emosi apa Geum Hee ini tak mengerti kata-kata, apa Geum Hee ini senang mengaduk-aduk pikirannya. Kenapa Geum Hee datang kesini dan mengatakan itu lagi. Sudah berapa kali ia bilang supaya Geum Hee mengerti. 

Geum Hee tahu apa yang ia katakan ini terkesan kasar, tapi alasannya terus bertanya adalah... Ibu menyela dan berkata kalau ia tak ingin mendengar apapun, ibu menyuruh Geum Hee pergi. Geum Hee mengatakan kalau ia melakukan beberapa tes dan diberitahu kalau ia memiliki kemungkinan anak yang bergolongan darah AB. “Bukankah golongan darah Hae Joo juga AB?”
Ibu tak mengerti apa yang Geum Hee bicarakan. Geum Hee menjelaskan kalau golongan darahnya Cis AB dan diberi tahu kalau golongan darah si ayah anak adalah O maka anak tersebut memiliki golongan darah AB. Luka di lehernya juga mirip.

Ibu berusaha menutupi bagaimana mungkin, apa Geum Hee tak mengerti ucapannya. Golongan darahnya B dan ayah Hae Joo A. Tentu saja golongan darah Hae Joo AB. Apa Geum Hee sedang membicarakan golongan darah. Ia tak menyangka ternyata Geum Hee memiliki hidup yang melelahkan.
Geum Hee berkata kalau menurut ibu hal ini tak masuk akal ia tak bisa berkata banyak. Tapi ia sering memikirkan Hae Joo. Ibu menyela waktu itu Geum Hee juga bicara begitu. Meskipun anak Geum Hee sudah meninggal ia mengerti Geum Hee masih merasa kalau dia masih hidup. Tapi di dunia ini apa Geum Hee pikir hanya Hae Joo saja yang punya luka bakar di leher dan bergolongan darah AB. Ibu mengingatkan bukankah Geum Hee memiliki 2 anak lain, Geum Hee seharusnya memikirkan mereka. Bukankah mereka akan marah kalau mereka tahu tentang ini.

Geum Hee menarik nafas dan menitikan air mata, ia minta maaf karena ia juga ingin mengubur ingatannya tentang Yoo Jin dan melanjutkan hidupnya. Tapi ia berharap kalau Yoo Jin masih hidup di suatu tempat. Kalau ia memikirkan tentang Yoo Jin ia merasa bersalah pada almarhum ayah Yoo Jin. Ia merasakan hatinya sakit sekali kalau memikirkan itu.
Ibu menatapnya iba. Ibu bertanya apa pekerjaan ayah Yoo Jin. Geum Hee mengatakan kalau ayah Yoo Jin seorang ahli perminyakan, dia sangat menyayangi Yoo Jin. Yoo Jin adalah putri satu-satunya, ia merasa kalau ia sudah banyak berbuat dosa. Geum Hee menangis tersedu-sedu membuat Ibu kembali menatapnya iba.
Geum Hee pun pulang tapi sesaat ia berbalik untuk melihat ibu yang duduk terdiam. Ibu melamun memikirkan apa yang baru saja Geum Hee katakan.
Ibu di kamar Hae Joo memandang foto suaminya, “Ahli perminyakan. Kalau begitu sudah jelas kalau dia sama sekali bukan putrimu. Tapi kenapa kau bisa sangat menyayangi Hae Joo dan menahan semua kebencianku? Kenapa kau menyayangi dia seperti putrimu sendiri?”
Ibu merasa kalau itu mungkin saja terjadi karena belakangan ini ia memahaminya. “Kau, kenapa kau tak hidup lebih lama? kenapa kau harus pergi secepat itu? dengan begitu kau bisa melihatku memperlakukan dia dengan baik.” Ibu menangis.

(hmm belum tentu donk ya kalau Hong Chul masih hidup apa ibu akan berbuat baik pada Hae Joo. Bukankah hikmah dari meninggalnya Hong Chul adalah ibu semakin sadar kalau Hae Joo sangat menyayanginya dan ia pun menyadari ketulusan Hae Joo)
Park Gi Chul melihat salah satu pelayan sedang melakukan sesuatu pada tanaman disana. Ia menanyakan apa yang sedang dilakukan pelayan itu. Pelayan itu mengatakan kalau sebelum cuaca semakin dingin ia ingin menyelesaikan permasalahan hama.
Pelayan itu teringat sesuatu dan berkata kalau ia mendengar Jaksa Park ditunjuk oleh Presdir Jang untuk duduk diposisi yang tinggi di Cheon Ji.
Gi Chul menyombongkan diri dengan mengatakan kalau itu bukan hal yang spesial hanya saja posisi putranya lebih tinggi sedikit dari Il Moon. Gi Chul menawarkan diri apa mau dibantu. Pelayan itu bilang tak usah, bagaimana mungkin ia meminta tolong pada Gi Chul untuk menyelesaikan pekerjaannya. Gi Chul kembali menyombongkan diri membenarkan perkataan pelayan itu. Ia mengatakan kalau ia tidak lagi berada di posisi rendahan untuk melakukan pekerjaan seperti itu.
Il Moon sampai di depan rumah dan mendengar percakapan keduanya, ia tersenyum remeh melihatnya.

Gi Chul berkata kalau mobilnya kotor sekali jadi ia ingin mencucinya. Pelayan itu berkata kalau ia akan melakukannya, ia menyuruh Gi Chul masuk saja dan tak perlu khawatir. Tentu saja Gi Chul senang, bak seorang majikan ia bergumam kalau pelayan itu sudah bekerja keras.
Il Moon menghampiri keduanya. Ketika Gi Chul berbalik akan pergi ia terkejut melihat kedatangan Il Moon. Il Moon berkata kalau Gi Chul ternyata mengalami perkembangan yang pesat. Wajah Gi Chul langsung berubah tegang, ia bertanya kenapa Il Moon pulang cepat. Il Moon berkata kalau ini karena putra Gi Chul, ia merasa tak nyaman berada di perusahaan.

Gi Chul berkata kalau Il Moon tak sopan berkata begitu pada orang tua. Il Moon mengatakan ia seperti itu karena di matanya ia tak melihat Gi Chul sebagai orang tua. Sejak kapan Gi Chul menjadi orang tua di depannya. Geum Hee sampai di rumah dan melihat keduanya, ia memanggil Il Moon. Ia bertanya apa yang dilakukan Il Moon, ia ingin bicara sebentar dengan Il Moon.
Il Moon dan Geum Hee sampai di dalam rumah. Geum Hee berkata kalau ia ingin bicara dengan Il Moon. Tapi Il Moon mengabaikan perkataan Geum Hee. Ia akan naik menuju kamarnya.
Geum Hee meninggikan suara karena Il Moon mengabaikannya, “Apa kau tak mendengar perkataanku?” Il Moon berbalik mendengar teriakan ibunya dan bertanya kenapa. Geum Hee berkata meskipun ia tak melahirkan Il Moon ia tak bisa lagi menerima sifat kurang ajar Il Moon terhadapnya. Dengan semua kasih sayang yang ia berika pada Il Moon selama ini, ia punya hak penuh mendapatkan balasan kasih sayang dari Il Moon sebagai seorang ibu.
Il Moon : “Jadi? Dengan semua hak itu apa yang ingin kau lakukan?”

Geum Hee mempertanyakan alasan Il Moon bersikap seperti ini padanya, apa salahnya pada Il Moon. Il Moon balik bertanya perbuatan benar apa yang sudah Geum Hee lakukan padanya.

“Apa?” Geum Hee semakin marah.
Il Moon mencibir mengatakan kalau ia merasa Geum Hee sudah melakukan hal bagus, mencuri ayah dari ibunya dan mengambil posisi ibunya. Geum Hee sudah habis kesabaran dan menampar Il Moon.
Il Moon menatap Geum Hee, “Kenapa kau memukulku?” Sekarang bukan hanya ayah tapi Geum Hee juga menganggap dirinya bukan apa-apa. Geum Hee berkata kalau Il Moon itu putranya. Ketika seorang anak bersikap salah, seorang ibu bisa memukul anaknya.
Il Moon membentak kenapa ia menjadi putra Geum Hee. Kalau Geum Hee mau menjadi seorang ibu, temukan saja Yoo Jin dan lakukan itu padanya. Geum Hee kaget darimana Il Moon tahu tentang Yoo Jin. Il Moon balik bertanya memangnya menurut Geum Hee bagaimana. Apa Geum Hee mau mencari tahu lagi apa yang ia tahu. Ia merasa kalau kartu rahasia Geum Hee itu putri Geum Hee yang bernama Yoo Jin. Il Moon berkata apa almarhumah ibunya tak cukup jadi sekarang Geum Hee juga ingin mendepak dirinya dan In Hwa kemudian membawa putri Geum Hee ke dalam keluarga ini.
Il Moon keluar rumah, Geum Hee gemetaran Il Moon mengetahui hal tentang Yoo Jin.
San akhirnya tahu kalau tadi Hae Joo dipukul oleh Il Moon. Ia mengetahui itu dari Ketua Tim Jo. Ketua Tim Jo Min Kyung berkata kalau Direktur Jang berfikir Hae Joo-lah yang mengadukan masalah penggelapan dana pengembangan azimuth thruster kepada Presdir Jang.
San membentak bukankah ia sudah bilang bukan Hae Joo yang melakukannya.
San masuk ke ruangan Chang Hee. Chang Hee yang sedang memeriksa dokumen bertanya apa keperluan San.
San menutup pintu ruangan Chang Hee keras. Ia bertanya apa Chang Hee tahu kalau Hae Joo baru saja ditampar oleh Il Moon.
Chang Hee cuek, ia mengatakan kalau ia sibuk mempelajari pekerjaannya disini ia tak punya waktu untuk mempedulikan tentang pegawai wanita. San tertawa kesal, ia mencengkeram kursi menahan marah.
Ia kemudian menatap marah Chang Hee, “Kau. Apa pada dasarnya kau memang bajingan seperti ini? selama 15 tahun Hae Joo mencintaimu dan menahan semua kesakitannya. Aku merasa kasihan padanya. Aku yang menganggapmu teman, juga bodoh.”

Puih... San meludah di depan Chang Hee. Ia kemudian keluar dari ruangan itu membanting pintu keras-keras.
Chang Hee manahan marah, ia menggenggam keras pensil hingga patah. (Ok Chang Hee marah karena apa ya. Apa karena Hae Joo ditampar oleh Il Moon atau marah karena San meludah di depannya dan menganggap itu melecehkannya)
Hae Joo memandang jauh kapal yang ada di depannya. San datang tapi tak segera menghampirinya, ia berdiri di belakang Hae Joo. Ia merasakan dadanya yang sesak atas semua perlakukan yang dihadapi Hae Joo.
San mendekat ke hae Joo bersikap seolah tak terjadi apa-apa dan bertanya apa yang Hae Joo lakukan disini. Hae Joo berkata kalau ia sedang merenungkan perkataan San. San heran perkatannya yang mana.
Hae Joo : “Azimuth thruster yang bisa memenangkan lautan. Benda yang tak akan goyah meskipun diterpa ombak apapun.”

Menurut Hae Joo orang juga bisa seperti itu, kuat seperti Azimuth Thruster dalam menghadapi ombak kehidupan.

San bertanya apa Hae Joo tak membenci Chang Hee. Hae Joo meminta San jangan berfikir seperti itu. Menurutnya Chang Hee hanya berusaha membuat supaya ia tak mencintai Chang Hee lagi. Ia sudah berpacaran dengan Chang Hee selama 15 tahun, bagaimana mungkin ia tak tahu tentang itu.
San berusaha tak mengungkit masalah ini dan mengajak Hae Joo pergi. Hae Joo ingin tahu mau pergi kemana. San berkata kalau keduanya harus membuat azimuth thruster yang bisa mengalahkan lautan.
San membawa Hae Joo ke kapalnya. hae Joo berkata kalau keduanya tak perlu kesini, ia merasa kalau dirinya sekarang tidak sedang sedih. Hmm Hae Joo mengira San mengajak untuk menghibur Hae Joo.
San menjitak kepala Hae Joo, “Aku kesini bukan karena kau.” San menghela nafas kalau keduanya berada di apartemennya yang gelap ia akan punya pikiran nakal. Itu sebabnya ia mengajak Hae Joo kesini. (hahaha Kang San sompret wakakaka)
Plokk... gantian Hae Joo menggaplok kepala San. San meringis, “Hei.. aku tak memukulmu sekeras itu!”
Hae Joo melihat design buatan San. Ia heran apa San sudah menyelesaikan design-nya. San tersenyum mengangkat kedua tangannya. “Memangnya kau pikir kita akan berperang tanpa senjata?”

Hae Joo tak mengerti apa yang akan San lakukan dengan membuat ini. San berkata tentu saja menjualnya dengan harga yang sangat... sangat... mahal. Hae Joo langsung menebak karena perusahaan pembangunan kapal Cheon Ji tak bisa membuatnya, apa San bisa menjual ini pada mereka. San berkata kalau ia bisa menjualnya kesana. Tapi mereka harus membayarnya dengan harga yang berkali-kali lipat.

Hae Joo melihat kalau design yang San buat ini mirip seperti resep masakan. “Kalau kita tak memiliki bahan-bahannya bukankan kita tak akan bisa memasaknya?”
Bingo... San membenarkan. “Alasan kenapa sampai sekarang kita belum bisa membuat azimuth thruster adalah karena kita tak tahu apa yang ada di dalamnya. Itu adalah rahasia perusahaan yang membuatnya dan pasti itu merupakan informasi rahasia.”
Hae Joo berfikir, “Azimuth thruster itu salah satu tipe baling-baling. Jadi apa kita tak bisa mengacu pada baling-baling pada umumnya?”

San bilang azimuth thruster tak bisa disamakan dengan baling-baling pada umumnya karena materi baling-baling pada umumnya tak bisa mengatasi tsunami atau badai di tengah laut. (azimuth thruster keren)
San meminta Hae Joo menunggu sebentar. Ia mengambil tiga jenis mie. Hae Joo heran untuk apa ini.
San berkata bukankah Hae Joo tahu kalau ini semua terbuat dari tepung terigu. Tapi kenapa yang ini sangat mudah patah kata San mematahkan salah satu jenis mie.
Hae Joo mengambil mie yang lain dan berkata kalau yang ini untuk mie dingin. Mie ini dibuat dari tepung dan kanji kentang, jadi ini kenyal. Itu sebabnya yang ini tak mudah patah seperti mie pada umumnya.
“Kalau begitu yang ini bagaimana?” San mengambil mie yang lain. Hae Joo mengambil mie itu dan berkata kalau mie yang ini mengandung tepung dan soda, itu sebabnya kekenyalannya lebih terasa.
Bingo.. bingo.. bingo.. San berkata kalau yang harus ditemukan mulai sekarang adalah kanji kentang ataupun sodanya. Hae Joo mengerti ini karena kita tak tahu logam apa yang bisa meningkatkan dan memperkuat materi baling-baling yang sudah ada. Apa maksudnya ia dan San harus menemukan bahan apa itu. San tertawa membanggakan diri, ia berkata bukankah sangat jelas sekali kalau Hae Joo ini murid dari seorang ‘guru terbaik di dunia’
Hae Joo tanya Apa yang akan San lakukan kalau San saja tak mengetahuinya. San meraih tangan Hae Joo dan berkata tentu saja keduanya harus membuat sendiri dengan tangan cantik Hae Joo. San berkata kalau kakeknya akan menyediakan semua dana dan lokasi pembuatannya. Hae Joo menatap tangannya, “Dengan tanganku sendiri?”
Tentu saja sahut San. Apa sekarang Hae Joo mengerti kenapa ia menghabiskan waktu dan tenaga untuk memberikan Hae Joo les pribadi. San menepuk bahu menatap Hae Joo, “Kau akan menjadi pekerja ahli yang menciptakan azimuth thruster yang pertama kali di Korea!”
Hae Joo tersenyum tak menyangka kalau ia akan malakukan hal besar. Mata Hae Joo berkaca-kaca terharu.
In Hwa meresmikan butik-nya. (wow Jack Wolfskin. Jaket sponsor drama ini. Sumfah jaketnya keren2)
In Hwa berkeliling di butiknya dan melihat dua manekin yang terpasang seperti akan berciuman. Ia memanggil pegawainya. Ia marah siapa yang mengatur manekin ini dalam pose berciuman.
Pegawainya bingung dan berkata kalau ia hanya meletakannya disana karena display kacanya belum selesai. In Hwa kembali melihat kedua manekin itu dan posisinya ternyata tidak seperti sedang berciuman hahaha. In Hwa pun berusaha menguasai diri dan berkata pada pegawainya harus segea dibereskan. In Hwa melirik kesal karena itu mengingatkannya pada ciumannya dengan Chang Hee. Ternyata In Hwa melihatnya dari salah satu sisi, jadi kesannya ia seperti melihat manekin itu sedang berciuman padahal enggak, hahaha.
In Hwa ke rumah Chang Hee. Ia bertanya pada Gi Chul, Chang Hee ada di rumah kan. In Hwa langsung nyelonong masuk ke kamar Chan Hee dan mengabaikan ucapan Gi Chul yang menyuruhnya menunggu.
In Hwa masuk kamar Chang Hee dan langsung menutup pintu. Ia terkejut melihat Chang Hee bertelanjang dada (ahahay Jae Hee, keren hahaha)
Dengan santai Chang Hee bertanya kenapa. In Hwa marah melihat Chang Hee bertelanjang dada, “Apa kau gila?” ia berbalik badan tak mau melihat. Chang Hee berkata santai kalau yang masuk duluan ke kamarnya itu In Hwa. Ahaha pokoke lucu nih... In Hwa berusaha mamalingkan wajah tapi ia marah-marah sama Chang Hee.
In Hwa langsung keluar kamar. Di luar kamar Gi Chu berkata kalau tadi ia ingin memberi tahu In Hwa tentang Chang Hee yang sedang berganti pakaian. In Hwa marah kenapa Gi Chul baru memberitahukannya sekarang. In Hwa segera pergi dari sana.
Gi Chul tertawa bergumam kalau seharusnya In Hwa memberinya kesempatan untuk mengatakannya.
Di luar rumah Chang Hee, In Hwa berdiam diri sejenak. Ia berusaha mengatur nafasnya. Ia menyentuh dadanya yang tiba-tiba berdegup, “Apa ini? Kenapa bisa begini?” Ia memarahi jantungnya yang berdegup, “Hei waktunya tidak tepat.” In Hwa berbalik menatap rumah Chang Hee. (huwaaa In Hwa hati-hati hehe)
Il Moon minum-minum di bar dengan perasaan sedih. Ia menyandarkan kepalanya ke meja. Young Joo berdiri di depannya, ia kesal karena Il Moon selalu menghubunginya, “Apa ini? dia sudah hampir tertidur.”
Young Joo melihat lebih dekat, “Paman... kau minum berapa banyak?” Mendengar suara Young Joo, Il Moon langsung menegakan kepalanya. “Kau datang?”

Young Joo heran apa Il Moon ini penguntit. Kenapa Il Moon terus menghubungi orang yang membenci Il Moon.
Young Joo duduk di depan Il Moon dan berkata sebenarnya ia akan mengganti nomor ponselnya. Tapi kalau ia mengganti nomor karena Il Moon, hal itu akan membuatnya kehilangan harga diri. Jadi ia membiarkannya saja.
Il Moon menatap Young Joo dan berkata setelah ia melihat-lihat ternyata Young Joo ini sangat cantik. Young Joo jelas kesal dengan omong kosong Il Moon. Young Joo berkata Il Moon dari awal terus mendekatinya karena memang ia cantik dari awal.

Il Moon tertawa dan kembali memberikan jam tangan yang tempo hari tak diterima Young Joo. Il Moon mengatakan kalau waktu itu Young Joo meninggalkan jam tangan ini. Young Joo menegaskan kalau waktu ia bilang kalau ia tak mau menerimanya karena Il Moon berkata hal yang tak masuk akal setelah memberikan itu padanya. Il Moon berkata kalau jam tangan ini sudah menjadi milik Young Joo. Bukankah Young Joo sendiri yang melepaskan label-nya. Ia merasa kalau ia tak bisa memberikan ini pada orang lain.
Young Joo penasaran apa Il Moon memberikan jam padanya tanpa tujuan yang tersembunyi. Ia mengancam kalau nanti Il Moon bicara lain lagi ia akan langsung hwakk... haha. Young Joo berjanji kalau ia akan menggunakan jam tangan itu dengan baik.
Young Joo membawa jam tangan itu dan akan pergi tapi Il Moon meminta Young Joo jangan pergi. Il Moon menatap penuh harap, “Bisakah kau tinggal disisiku sebentar?”

(huwa... sendu banget liat Il Moon disini)

Young Joo kesal, “Kau menyuruhku apa? Keterlaluan.” Young Joo mengatakan kalau ia ini bukan pelayan bar. “Kau sedang minum sekarang, lalu apa kau akan menyuruhku menuangkan minuman untukmu?” Young Joo sudah mengiranya, ia pun akan mengambalikan jam tangan itu.
Il Moon akan berdiri tapi tubuhnya lemas. Ia sempoyongan jatuh terduduk. Il Moon berkata kalau ia tak punya siapapun. Ia meminta Young Joo tetap disini karena ia tak memiliki siapapun yang menemaninya.
Il Moon menyandarkan kepalanya ke meja, “Karena aku snagat kesepian.” Ucapnya. Young Joo pun kembali duduk di depan Il Moon dan berkata kalau ia akan tinggal sebentar selama 5 menit. Young Joo mengambil kembali kotak jam tangannya dan berkata kalau ia tak akan tinggal lebih lama dari itu.
Il Moon mengangkat wajahnya dan tersenyum menatap Young Joo. Ia kemudian kembali menyandarkan kepalanya ke meja. Memejamkan matanya. (kayaknya nangis deh) Young Joo membuka kotak jam tangan dan tersenyum senang. Ia juga meminum minuman Il Moon.
Hae Joo sampai di rumah dan melihat ibunya melamun. Ia heran kenapa ibunya belum membuka warung. Ibu berkata kalau kepalanya pusing. Hae Joo mendengar kalau ibu membewa seluruh keluarga ke rumah Chang Hee, ia ingin tahu kenapa ibunya kesana.
Ibu malah balik bertanya apa Hae Joo sama sekali tak marah dicampakkan seperti sepatu tua setelah 15 tahun. Hae Joo bilang kalau itu urusannya dengan Chang Hee. Kenapa ibunya pergi ke rumah Presdir Jang dan mengacau disana tanpa hasil. Kenapa ibunya membesar-besarkan masalah.
Ibu bertanya memangnya kenapa, apa mereka meminta Hae Joo untuk membayar kerusakan. Ibu membenarkan apa kata orang, bahwa semakin kaya seseorang akan semakin serakah. Ibu menilai kalau keluarga Jang dan Chang Hee begitu rendah dan menjijikan. Ia akan membayar kerusakan itu. Hae Joo tanya bagaimana ibu membayarnya. Ibu menjawab dengan suara pelan, ya dengan cicilan selam 12 bulan. (ya ampun emangnya kredit panci pake dicicil)

Ibu meninggikan suara berkata kalau ia hampir saja membakar rumah itu tapi ia menahan dirinya. Ia heran apa dengan Hae Joo bersikap baik, apa Hae Joo pikir Chang Hee akan tahu. Ia sengaja melakukan keributan itu supaya Chang Hee tak lagi menemui Hae Joo karena semuanya sudah berakhir.

Hae Joo meyakinkan kalau perpisahan antara dirinya dengan Chang Hee terjadi baik-baik. Ibu berkata apa Hae Joo pikir ia tak tahu bagaimana dan penyebab Hae Joo putus dengan Chang Hee. Hae Joo berkata walaupun begitu kalau ibu mendatangi rumah orang itu apa yang akan ibunya dapatkan. Ibu berkata setidaknya ia tidak akan muak karena memendam kemarahan.
Ibu menarik nafas dan berkata pelan ia tahu kalau semua ini terjadi karena ia bukan orang yang kompeten. Kalau saja Hae Joo dibesarkan oleh seorang ibu yang bijaksana dan elegan Hae Joo tak akan mengalami nasib buruk seperti ini.
Hae Joo tak mengerti apa maksud perkataan ibunya, bukankah ibu bilang kalau ibu kandungnya sudah meninggal. Ia bertanya apa ibu yang melahirkannya masih hidup. Ternyata Sang Tae mendengarkan percakapan keduanya. Ia baru saja pulang dari kerja, ia tercengang mendengar perkataan Hae Joo.

Hae Joo memaksa ibu mengatakan padanya, bukankah ibu bilang padanya kalau ibu kandungnya sudah meninggal ketika ayah membawanya. Ibu bilang tak tahu itu hanya ide asal-asalan yang keluar dari mulutnya. Ibu kembali menarik nafas dan berkata bagaimana pun juga ibu kandung Hae Joo pasti akan lebih baik daripada dirinya. Tapi bagi Hae Joo, satu-satunya ibu untuknya hanyalah ibunya yang sekarang bersamanya. Ia tak mengerti kenapa ibu bersikap begini lagi.
Sang Tae sembunyi dibalik tembok mendengarkan perbincangan ibu dan Hae Joo. Tanpa terasa ia menjatuhkan apel yang digengamnya.
Bong Hee dan San betemu. San memuji kalau belakangan ini Bong Hee terlihat semakin cantik. Bong Hee menyombongkan diri kalau banyak pria yang mengatakan itu padanya. Ia bertanya apa yang membawa San datang menemuinya.

San mendengar kalau Bong Hee akan berangkat ke Jepang besok. Bong Hee terkejut San mengetahui ini. Ia berkata kalau San ini benar-benar tertarik dengannya sampai-sampai San tahu tentang semua jadwalnya. San tertawa dan berkata ya sepertinya begitu hehe.
San ingin minta tolong pada Bong Hee, bisakah Bong Hee mencari seseorang yang bernama Akiyama. Dia meninggal diawal tahun 80-an dan sebelumnya dia bekerja di perusahaan pembangunan kapal di Jepang. Bong Hee tertawa heran ada apa ini kenapa tiba-tiba San meminta tolong seperti itu. Memberinya nama seseorang dan memintanya menemukan orang yang sudah meninggal 30 tahun yang lalu.

San berkata kalau Akiyama itu teman Dr Yoon Hak Soo. Bong Hee makin tak mengerti dan terkejut, kakak iparnya? Dan berkata tak ada hal yang tak ia ketahui tentang kakak iparnya. San heran Bong Hee menyebut Hak Soo dengan sebutan kakak ipar. Bong Hee membenarkan kalau Hak Soo itu kakak iparnya. San semakin heran bukankah kakak ipar Bong Hee ini Presdir Jang. Bong Hee kembali membenarkan dan berkata kalau ia juga terkadang bingung.
Bong Hee menjelaskan kalau Yoon Hak Soo adalah mantan kakak iparnya dan Presdir Jang adalah kakak iparnya yang sekarang. San menebak apa istri Presdir Jang itu menikah lagi. Bong Hee mengangguk mengiyakan. San menyahut itu sebabnya istri Presdir mengenal ayahnya. Bong Hee tak mengerti apa maksudnya. San berkata kalau Akiyama itu ayahnya. Ia sangat ingin mencari tahu identitas aslinya. Ia memohon Bong Hee membantunya. Bong Hee juga penasaran ingin tahu.
Sekertaris Choi menghadap Presdir Jang memberi tahu ada masalah. Ia menerima informasi dari kantor kejaksaan bahwa Jaksa Yoon Jung Woo masih mengincar Jang Il Moon.
Presdir Jang bertanya masalah apa lagi, bukankah masalah dengan sub kontraktor sudah diselesaikan oleh Park Chang Hee. Sekertaris Choi berkata sepertinya Jung Woo menginvestigasi tentang penggelapan dana pengambangan. Presdir jelas marah darimana Jung Woo bisa tahu masalah ini.
Bong Hee menemui Jung Woo di kantor kejaksaan. Tapi Jung Woo sedang sibuk dan mengabaikan perkataan Bong Hee. Tentu saja Bong Hee kesal, apa Jung Woo tak mendengarkan perkataannya. Ia bilang kalau ia akan pergi ke Jepang besok. Jung Woo malah menyahut bukankah Bong Hee juga pergi ke Amerika. Bong Hee menahan kesal, apa Jung Woo tak penasaran tentang alasannya pergi ke Jepang. Jung Woo menebak Bong Hee kesana untuk bekerja.
Bong Hee berusaha membuat Jung Woo cemburu, bukankah Jung Woo kenal dengan Tn Watanabe. Pria elit yang bekerja di Kementrian Jepang. Bong Hee mangatakan kalau pria itu melamar akan menikahinya. Ia mungkin saja akan tinggal di Jepang.
Jung Woo mengangkat wajah terkejut, Benarkah? Bong Hee membenarkan, ia semakin menua jadi ia tak bisa terus menunggu seseorang yang tak menginginkannya. Bong Hee terus berusaha ingin membuat Jung Woo cemburu, ia mengatakan kalau Tn Watanabe itu pria tampan dan punya latar belakang keluarga yang bagus ditambah lagi dia pria yang sangat baik. Jung Woo terdiam, Bong Hee tersenyum-senyum.
“Bong Hee-ah?” tanya Jung Woo.
“Ya ada apa.” jawab Bong Hee menebak kalau Jung Woo terpengaruh omongannya.

Jung Woo : “Apa ada yang menggunakan ponsel ‘canon’ di rumahmu?”
Bong Hee heran, canon.
Jung Woo : “Maksudku ponsel dengan identitas palsu, apa tak ada?”
Bong Hee menahan kesal ia dari tadi berusaha memancing perasaan Jung Woo tapi Jung Woo tiba-tiba mengalihkan ke pembicaraan lain. Ia membentak, “Dasar brengsek, tembak saja kau dengan canonball dan mati.” Bong Hee mengobrak-abrik meja Jung Woo. Ia melempar dokumen ke arah Jung Woo karena saking kesalnya hahaha.
Bong Hee akan keluar dari ruangan Jung Woo tapi tiba-tiba pintu terbuka dari luar dukkk hahaha kepentok deh tuh si Bong Hee. Ternyata Hae Joo yang membuka pintu. Hae Joo terkejut ada Bong Hee di belakang pintu yang memegang kepalanya karena terbentur pintu. Ia khawatir apa Bong Hee tak apa-apa. “Apa kau pikir aku bisa baik-baik saja?” Bong Hee keluar ruangan menutup pintu sambil memegangi kepalanya. Ia menutup pintu keras karena masih kesal. haha.
Jung Woo memberi tahu Hae Joo kalau ia mendapatkan informasi dari ke Base Station (stasiun penyimpanan data ponsel) menurut Base station nomor telepon yang mengirim foto tersebut berasal dari sekitar rumah Presdir Jang. Ada rumah lain disekitar sana tapi rumah itu yang memiliki hubungan dengan Hae Joo.
Tiba-tiba tatapan mata Hae Joo tertuju ke satu arah. Ia melihat penjahat (rentenir) yang dulu akan menculik dan menjualnya sedang dibawa petugas dengan tangan terborgol. Jung Woo heran, kenapa? Hae Joo terbata-bata, “Paman... orang itu... dia...”
Penjahat itu berada di ruang interogasi. Jung Woo tanya apa Hae Joo yakin. Hae Joo sangat yakin, ia bertanya pada si penjahat, “Apa kau ingat wajahku? Kau mau menjualku kan?” Bentak Hae Joo.

Panjahat itu diam tak memandang wajah Hae Joo.

“Apa kau tak bisa menjawab?” Bentak Jung Woo sambil melempar dokumen membuat penjahat itu terhenyak kaget.
Penjahat itu terbata-bata kalau ia sudah mengatakan semuanya pada Jaksa itu. Jung Woo tanya siapa, jaksa yang mana. Hae Joo bertanya apa yang penjahat ini bicarakan adalah Jaksa Park Chang Hee. Penjahat itu diam. Jung Woo kembali bertanya apa yang penjahat itu katakan pada Chang Hee. Penjahat itu mengatakan kalau Park Gi Chul memberinya uang, jadi ia melakukannya (akan menjual Hae Joo) Hae Joo berdiri lemas karena terkejut. Ia dan Jung Woo saling memandang terkejut.
Chang Hee terkejut mendengar kalau Wakil Ketua Jaksa Yoon Jung Woo mengetahui tentang permasalahan penggalapan dana pengembangan. Presdir Jang membenarkan, ia juga tak tahu bagaimana ini bisa tejadi. Ia bertanya apa Jung Woo melihat data tentang masalah ini. Chang Hee berkata kalau itu tak mungkin.
Presdir Jang bertanya-tanya darimana Jung Woo tahu tentang penggelapan dana pengembangan ini. Chang Hee berusaha berfikir dan sepertinya ia menebak dari siapa Jung Woo tahu tentang ini.
Park Gi Chul berdiri di depan rumah memandang lautan. “Paman...” tiba-tiba ada yang memanggilnya, siapa? Hae Joo.
Gi Chul terkejut untuk apa Hae Joo datang. Hae Joo marah dan langsung bertanya apa dulu Gi Chul yang menyuruh orang untuk menjualnya. Hae Joo menatap tajam Park Gi Chul yang terdiam.

9 comments:

  1. huft.. keren.., lanjut mb.., smakin menegangkan..

    ReplyDelete
  2. semangat......
    mba buat nulis lanjuatan sinopsis nya -flo-

    ReplyDelete
  3. ayoooooooo.......
    mba semangattttttttt buat bikin lanjutan sinopsis nya ...
    Mmmm....klo nggak salah sisa 19 episode lgi nih yg hrus mba buat sinopsis nya ya :o aku cuman bisa kasih semangat aja buat mba anis ^_^
    ~flo~

    ReplyDelete
  4. terimakasih ya mbak udah mau nglanjutin may queen
    tetep semangat ya .......

    ReplyDelete
  5. hahahaaaa...
    Lucu jg waktu liat si inhwa lngsng masuk kamar changhe n ngeliat changhe nggak pake baju,,n kasian jg waktu ngeliat ilmoon di bar n dia ngomong ma young jo bahwa dia kesepian ~flo~

    ReplyDelete
  6. semakin seruuuuuu bgt,,
    ttp lanjut mb bwt eps selanjutnya.
    makasih,,,

    ReplyDelete
  7. Kaka..sebenar'a sampe berapa ep..???

    @Cintya

    ReplyDelete
  8. wehhhh makin seru.............

    ReplyDelete
  9. Baru kali ini ngikuti drakor yang sampe 38 episode. ngalahin Faith yg cuma 24 episode,tapi tetep yg namanya drakor ceritanya gk garing, selalu bisa bikin kita interest n yang pasti melahirkan inspirasi, kamsahamnida....

    ReplyDelete

Terima kasih sudah menjadi reader blog ini...
Jika ingin men-share link silakan...
Tidak perlu bertanya kapan episode selanjutnya, kalau memang sudah selesai pasti akan langsung diupdate...
DAN MOHON UNTUK TIDAK MENG-COPYPASTE SINOPSIS DARI BLOG INI...

Sapaan di Tahun 2018

Assalamu'alaikum kawan, apa kabarnya? Buat teman-teman muslim Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.